Anda di halaman 1dari 48

MODUL II

STATISTIKA DESKRIPTIF

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum


1. Praktikan dapat melakukan penyajian data.
2. Praktikan dapat menghitung ukuran pemusatan, ukuran
penyebaran, ukuran lokasi, dan ukuran pola distribusi data dengan
menggunakan rumus data tunggal dan kelompok.

1.2 Landasan Teori


Pengertian Statistik Deskriptif
Istilah statistik berasal dari bahasa latin “status” yang artinya
suatu negara. Suatu kegiatan pengumpulan data yang ada
hubungannya dengan kenegaraan, misalnya data mengenai penduduk,
data mengenai penghasilan dan sebagainya, yang lebih berfungsi untuk
melayani keperluan administrasi. Secara kebahasaan, statistik berarti
catatan angka-angka (bilangan) perangkaian data yang berupa angka-
angka yang dikumpulkan, ditabulasi, dikelompokkan, sehingga dapat
memberi informasi yang berarti mengenai suatu masalah, gejala atau
peristiwa (depdikbud, 1994).
Menurut Sutrisno Hadi (1995) statistik adalah untuk
menunjukkan kepada pencatatan angka-angka dari suatu kejadian atau
kasus tertentu. Selaras dengan apa yang didefinisikan oleh Sudjana
(1995:2) bahwa statistik adalah kumpulan fakta berbentuk angka yang
disusun dalam daftar atau tabel dan atau diagram, yang melukiskan
atau menggambarkan suatu persoalan.
Statistika beda halnya dengan statistik, statistika yang dalam
bahasa Inggris “statistics” (ilmu statistik), ilmu tentang cara-cara
mengumpulkan, mentabulasi dan menggolongkan, menganalisis dan
mencari keterangan yang berarti dari data yang berupa angka.
Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan cara-cara mengumpulkan, mentabulasi, menggolong-
golongkan, menganalisis, dan mencari keterangan yang berarti dari
data yang berupa bilangan-bilangan atau angka, sehingga dapat ditarik
suatu kesimpulan atau keputusan tertentu.
Dengan demikian, didalamnya terdiri dari sekumpulan prosedur
mengenai bagaimana cara:
1) Mengumpulkan data
2) Meringkas data
3) Mengolah data
4) Menyajikan data
5) Menarik kesimpulan dan interpretasi data berdasarkan kumpulan
data dan hasil analisisnya

Dua ukuran penting yang sering di pakai dalam prngambilan


keputusan adalah:
1. Mencari central tendency (kecenderungan terpusat) seperti mean,
median, modus dan lainnya.
Sembarang ukuran yang menunujukkan pusat segugus data
yang telah diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar atau
sebaliknya dari terbesar sampai terkecil, disebut ukuran lokasi
pusat atau ukuran pemusatan. Ukuran pemusatan yang paling
banyak digunakan adalah mean, median dan modus.
a. Rumus Rataan Hitung (Mean)
Rata-rata hitung atau mean memiliki perhitungan
dengan cara membagi jumlah nilai data dengan banyaknya
data. Rata-rata hitung disebut dengan mean.
1) Rumus mean dari data tunggal
∑𝑛
𝑖=1 𝑥1
Mean = 𝑛
2) Rumus mean untuk data yang disajikan dalam distribusi
frekuensi.
∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖
x̄ =
∑ 𝑓𝑖
Dengan: fi xi = frekuensi untuk nilai xi yang bersesuaian
xi = data ke-i

b. Rumus Modus
1) Data yang belum dikelompokkan
Modus dari data yang belum dikelompokkan adalah
ukuran yang memiliki frekuensi tertinggi. Modus
dilambangkan Mo.
2) Data yang telah dikelompokkan
Rumus Modus dari data yang telah dikelompokkan
dihitung dengan rumus:
𝑏1
𝑀𝑜 = 𝑏 + 𝑝 ( )
𝑏1 + 𝑏2
Dengan : Mo= Modus
L= Tepi bawah kelas yang memiliki frekuensi
tertinggi (kelas modus)
P= Interval kelas
b1= Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas interval terdekat sebelumnya
b2= Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas interval terdekat sesudahnya
c. Rumus Median ( Nilai Tengah )
1) Data yang belum dikelompokkan
Untuk mencari nilai median, data harus dikelompokan
terlebih dahulu dari yang terkecil sampai yang terbesar lalu
dicari data yang berada di tengah misal terdapat 21 data,
yang berarti memiliki median pada data ke 11. Jika jumlah
datanya genap contohnya 20, maka data ke 10 dan ke 11
ditambahkan dan dibagi 2.
2) Rumus Data yang Dikelompokkan
𝑖
4
𝑛 −𝐹
𝐾𝑖 = 𝑏 + 𝑝 ( )
𝑓
Dengan : Ki= Kuartil ke-i
i = 1,2,3
b = Tepi bawah kelas K1
p = interval kelas
F = Frekuensi kumulatif kelas sebelumnya
f = Frekuensi kelas Ki
n = jumlah frekuensi

2. Mencari ukuran dispersi seperti standard deviation, variance.


a. Variance
Variance dari sejumlah observasi adalah rata-rata
kuadrat deviasi data dari rata-ratanya. Rumus untuk variance
sampel adalah:
∑(𝑥𝑖−𝑥)2
S² = 𝑛−1

b. Standard deviation
Standar deviasi adalah akar (positif) dari variance.
Rumus untuk standar deviasi dari suatu sampel adalah:
S = √𝑠 2
3. Mencari ukuran Central tendency dan dispersion
Selain central tendency dan dispersion, ukuran lain yang di
pakai adalah skewnees dan kurtosis untuk mengetahui
keruncingan/kelandaian data.
a. Skewness
Skewness dihitung dan dilaporkan sebagai angka yang
mungkin positif, negatif atau nol. Skewness nol
mengindikasikan distribusi simetrik. Skewness positif
mengindifikasikan distribusi yang condong kekanan. Skewness
negatif mengindifikasikan distribusi yang condong ke kiri.
Rumus dari Skewness adalah :

𝑛 𝑥𝑖 – x̄ 3
𝑆𝑘 = ∑( )
(𝑛 − 1)(𝑛 − 2) 𝑠

b. Kurtosis
Kurtosis adalah pengukuran keruncingan distribusi.
Semakin besar kurtosis, semakin keruncingan akan
didistribusikan. Kurtosis di hitung dan dilaporkan baik sebagai
absolute maupun nilai relative. Nilai absolute selalu angka
positif.
Rumus dari kurtosis adalah:

𝑛(𝑛+1) 𝑥𝑖 –x̄ 4
Kc= ∑( )
(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑛−3) 𝑠

4. Jenis Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif terbagi 2, yaitu:
a. Data tunggal
b. Data berkelompok
Diagram batang sangat cocok untuk menggambarkan
perkembangan nilai-nilai dari suatu objek penelitian dalam
jangka waktu tertentu. Biasanya, diagram batang disusunun
secara vertikal. Apabila pada diagram histogram diperoleh
diagram seperti segi empat, itu dinamakan polygon frekuensi.
Poligon frekuensi dibentuk dengan memplotkan frekuensi kelas
terhadap titik tengah kelas. Poligon frekuensi merupakan
bangun bersisi banyak yang tertutup. Untuk menutup polygon
frekuensi kita memerlukan sebuah selang kelas tambahan yang
ditambahkan pada kedua ujung sebaran, masing-masing
dengan frekuensi nol.
BAB 2
PENGUMPULAN DATA

2.1 Data Proporsi Kelas A


Data kelas A diambil dari data proporsi dengan jumlah 36.
Tabel 2.1 Data proporsi kelas A
No Urut Jenis
NIM Berat Badan
Sampel Kelamin
47 201610140311010 L 45,4
1 201610140311013 P 59,7
7 201610140311047 P 52,0
2 201610140311042 L 68,4
3 201610140311009 L 66,2
4 201610140311011 L 76,4
5 201610140311031 L 58,3
6 201610140311024 P 56,7
8 201610140311022 L 54,7
40 201610140311040 L 68,0
9 201610140311034 L 71,7
37 201610140311052 L 47,6
10 201610140311008 L 75,3
11 201610140311057 P 76,2
27 201610140311004 L 106,1
12 201610140311035 L 94,7
13 201610140311003 L 104,3
19 201610140311032 L 59,4
36 201610140311060 P 45,7
20 201610140311020 L 69,0
21 201610140311014 P 50,4
23 201610140311038 L 99,0
24 201610140311027 L 61,0
25 201610140311025 L 57,3
26 201610140311017 P 50,1
27 201610140311004 L 106,1
28 201610140311006 L 53,2
29 201610140311029 L 69,9
30 201610140311071 L 53,1
37 201610140311016 P 75,2
31 201610140311012 P 43,6
32 201610140311030 L 52,4
33 201610140311023 L 51,6
34 201610140311007 L 59,6
Tabel 2.1 Data proporsi kelas A (lanjutan)
No Urut Jenis
NIM Berat Badan
Sampel Kelamin
35 201610140311052 L 47,6
44 201610140311050 L 90,7

2.2 Data Proporsi Kelas B


Data kelas B diambil dari data proporsi dengan jumlah 39.
Tabel 2.2 Data proporsi kelas B
No Urut Jenis
NIM Berat Badan
Sampel Kelamin
47 201610140311119 L 112,1
1 201610140311073 P 66,5
7 201610140311093 P 48,9
2 201610140311088 P 57,0
3 201610140311083 L 70,1
4 201610140311084 L 63,0
5 201610140311068 L 87,7
8 201610140311091 P 65,7
40 201610140311116 L 64,4
9 201610140311108 L 58,3
37 201610140311096 L 52,1
10 201610140311107 P 41,4
11 201610140311082 L 49,9
27 201610140311087 L 63,6
12 201610140311115 P 55,5
13 201610140311092 L 57,1
19 201610140311080 L 53,5
36 201610140311117 L 97,8
20 201610140311069 L 53,1
21 201610140311090 P 56,2
23 201610140311100 P 46,7
24 201610140311103 P 42,9
25 201610140311078 L 53,0
26 201610140311104 L 74,8
27 201610140311087 L 63,6
28 201610140311063 P 90,6
29 201610140311111 L 56,3
30 201610140311118 P 43,7
37 201610140311096 L 52,1
31 201610140311066 L 67,4
Tabel 2.2 Data proporsi kelas B (lanjutan)
No Urut Jenis
NIM Berat Badan
Sampel Kelamin
32 201610140311074 L 90,7
33 201610140311105 P 49,7
34 201610140311077 L 56,9
35 201610140311101 P 45,0
44 201610140311109 P 71,1
52 201610140311106 P 60,8
53 201610140311095 P 57,5
55 201610140311079 L 57,1
51 201610140311076 P 58,4

2.3 Data Proporsi Kelas C


Data kelas C diambil dari data proporsi dengan jumlah 36.
Tabel 2.3 Data proporsi kelas C
No Urut Jenis
NIM Berat Badan
Sampel Kelamin
41 201610140311159 L 69
1 201610140311151 P 48,3
7 201610140311122 L 60,7
2 201610140311163 P 46,9
3 201610140311173 L 70,4
4 201610140311175 L 66,8
5 201610140311125 L 51,8
6 201610140311141 P 59
8 201610140311142 P 55,7
40 201610140311168 L 77
9 201610140311148 L 65,3
37 201610140311131 P 52
10 201610140311127 P 40,1
11 201610140311146 P 51,1
27 201610140311135 L 80,5
12 201610140311167 L 64,3
13 201610140311144 L 70,5
19 201610140311177 L 62,7
36 201610140311123 L 59,4
20 201610140311154 P 54,6
21 201610140311174 P 48,2
23 201610140311134 L 53,7
24 201610140311170 L 75,6
25 201610140311180 L 109,1
Tabel 2.3 Data proporsi kelas C (lanjutan)
No Urut Jenis
NIM Berat Badan
Sampel Kelamin
26 201610140311139 P 94,4
27 201610140311135 L 80,5
28 201610140311160 P 61
29 201610140311178 L 57,5
30 201610140311121 P 49,6
37 201610140311131 P 52
31 201610140311164 P 58,8
32 201610140311145 L 61,8
33 201610140311176 L 85,4
34 201610140311138 L 58,9
35 201610140311124 P 45,7
44 201610140311129 P 50,4
BAB 3
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

3.1 Cara Manual


Data yang diambil dai data proporsi, akan diolah dengan
menggunakan cara manual.
3.1.1 Kelas A
A. Data Tunggal
Berikut merupakan data yang telah kami urutkan berdasarkan
berat badan terkecil ke terbesar dari data kelas A.

Tabel 2.4 tabel data tunggal kelas A

No Urut Jenis Berat


No NIM
Sampel Kelamin Badan
1 31 201610140311012 P 43,6
2 47 201610140311010 L 45,4
3 36 201610140311060 P 45,7
4 37 201610140311052 L 47,6
5 35 201610140311052 L 47,6
6 26 201610140311017 P 50,1
7 21 201610140311014 P 50,4
8 33 2016101s40311023 L 51,6
9 7 201610140311047 P 52
10 32 201610140311030 L 52,4
11 30 201610140311071 L 53,1
12 28 201610140311006 L 53,2
13 8 201610140311022 L 54,7
14 45 201610140311055 P 56,6
15 6 201610140311024 P 56,7
16 25 201610140311025 L 57,3
17 5 201610140311031 L 58,3
18 19 201610140311032 L 59,4
19 34 201610140311007 L 59,6
20 1 201610140311013 P 59,7
21 24 201610140311027 L 61
22 3 201610140311009 L 66,2
23 40 201610140311040 L 68
Tabel 2.4 tabel data tunggal kelas A (lanjutan)

No Urut Jenis Berat


No NIM
Sampel Kelamin Badan
24 35 201610140311040 L 68
25 2 201610140311042 L 68,4
26 20 201610140311020 L 69
27 29 201610140311029 L 69,9
28 9 201610140311034 L 71,7
29 37 201610140311016 P 75,2
30 10 201610140311008 L 75,3
31 11 201610140311057 P 76,2
32 4 201610140311011 L 76,4
33 44 201610140311050 L 90,7
34 12 201610140311035 L 94,7
35 23 201610140311038 L 99
36 13 201610140311003 L 104,3
37 27 201610140311004 L 106,1

1. Ukuran Pemusatan
Ʃ𝑋𝑖 2395,1
a. Mean = x̄ = = = 64,73
𝑛 37

b. Modus = Mo = 47,6 dan 68 (nilai yang paling sering muncul)


c. Median
𝑁+1 37+1
Letak= = = 19
2 2

Me = 59,6(nilai tengah)
2. Ukuran Penyebaran
a. R = Xmax – Xmin = 106,1 – 43,6 = 62,5
∑( xi−x̄ )2 10008,86
b. Variansi sampel 𝑠 2 = = = 278,02
𝑛−1 36

c. Simpangan baku sampel (𝑠) = √𝑠 2 = √278,02 = 16,67


3. Ukuran Letak
a. Kuartil 1
1
Letak Q1 = 4 𝑥 (37 + 1) = 9,5
Nilai Q1 =52,1+ 0,5 (52,4-52)=52,5

Maka kuartil 1 terletak pada data ke 9,5 = 52,5

b. Kuartil 2

2
Letak Q2 = 4 𝑥 (37 + 1) = 19

Maka kuartil 2 terletak pada data ke 19= 59,6

c. Kuartil 3

3
Letak Q3 = 4 𝑥 (37 + 1) = 28,5

Nilai Q3 =71,7+ 0,5 (75,2-71,7)=73,45

Maka kuartil 3 terletak pada data ke 28,5 = 73,45

d. Desil 5

5
Letak D5 = 𝑥 (37 + 1)= 1,9
10

Nilai D5 =43,6+0,9 (45,4-43,6)=45,22

Letak D5 = 1,9 , berarti data ke 1,9 yaitu 45,22

e. Desil 7
7
Letak D7 = 𝑥 (37 + 1)=26,6
10

Nilai D7 =69+0,6(69,9-69)=69,54

Letak D7 = 26,6 , berarti data ke 26,6 yaitu 69,54

f. Persentil 10

10
Letak P10 = 𝑥 (37 + 1) = 3,8
100

Nilai P10 =45,7+0,8(47,6-45,7)= 47,22

Letak P10 = 3,8 , berarti data ke 3,8 yaitu 47,22


g. Persentil 90

90
Letak P90 = 𝑥 (37 + 1) = 33,3
100

5
𝑛−𝐹 33,3−32
Nilai P90= Tb + c (100𝑓 ) = 87,5 + 11 ( )
2

= 875 + 7,15 = 94,65


h. Persentil 99

99
Letak P99 = 𝑥 (37 + 1) = 36,63
100

50
𝑛−𝐹 36,63−34
Nilai P99 = Tb + c (100𝑓 ) = 98,05 + 11 ( )
3

= 98,05 + 9,643 = 107,693

4. Ukuran Pola Distribusi Data


a. Skewness ( Kemiringan )
𝑛 𝑥𝑖 –x̄ 3 37
𝑆𝑘 = (𝑛−1)(𝑛−2) ∑ ( ) = x 36,961= 1,085
𝑠 (37−1)(37−2)

b. Kurtosis ( Keruncingan )
𝑛(𝑛+1) 𝑥𝑖 –x̄ 4 37(38)
Kc= ∑( ) = 𝑥 17,467 = 0,535
(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑛−3) 𝑠 (36)(35)(34)

Analisa: Pada data tunggal kelas A didapatkan skewnes


sbernilai positif sehingga nilai Mean > Modus. Dan
Kurtosis > 0 maka akan termasuk dalam Leptokurtis
5. Diagram Batang Daun Kelas A
Tabel 2.5 Diagram batang dan daun kelas A

Frekuensi Steam Leaf


12 4 3.6 5.4 5.7 7.6
0.1 0.4 1.6 2.0 2.4 3.1 3.2 4.7 6.6 6.7 7.3
9 5 8.3 9.4 9.6 9.7
11 6 1.0 6.2 8.0 8.0 8.4 9.0 9.9
0 7 1.7 5.2 5.3 6.2 6.4
2 8 0.7 4.7 9.0
3 9 4.3 6.1

B. Data Kelompok
Berikut merupakan data yang telah kami kelompokkan
berdasarkan data dari data tunggal kelas A.

Yang pertama harus di buat adalah table distribusi frekuensi.

1. Range

R = Xmax – Xmin, R = 109,1-43,6= 65,5

2. Kelas
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 37 = 1 + 5,17 = 6,17 = 6 atau 7
3. Interval Kelas
65,5
P= = 10,61 yaitu 10 atau 1
6,17

Tabel 2.6 Distribusi frekuensi kelas A

KELAS INTERVAL Fi Xi Xi^2 Fi.Xi Fi.Xi^2


43,6 - 54,6 12 49,1 2410,81 589,2 28929,72
54,7 - 65,7 9 60,2 3624,04 541,8 32616,36
65,8 - 76,8 11 71,3 5083,69 784,3 55920,59
76,9 - 87,9 0 82,4 6789,76 0 0
88 – 98 2 93 8649 186 17298
98,1 - 109,1 3 103,6 10732,96 310,8 32198,88
JUMLAH 37 459,6 37290,26 2412,1 166963,55
1. Ukuran Pemusatan
Ʃ𝐹𝑖𝑋𝑖 2412,1
a. Mean = x̄ = = = 65,19
Ʃ𝐹𝑖 37
𝑑1 12−0
b. Modus = Mo = Tb + c (𝑑1+𝑑2) = 43,55 + 11 ((12−0)+(12−9))
12
= 43,55 + 11 (12+3) = 52,35

1 1
𝑛−𝐹 37−12
c. Median Me = tb + c ( 2
) = 54,65 + 11( 2
)
𝑓 9

6,5
= 54,65 + 11( 9 ) = 62,594

2. Ukuran Penyebaran
a. Range= data terbesar - data terkecil = 109,1-43,6= 65,5
∑ f ( Mi−xi ) 2 2865,76
b. Variansi= 𝜎 2 = = = 77,453
𝑁 37

c. Simpangan baku sampel (𝑠) = √𝑠 2 = √77,453 = 8,8


3. Ukuran Letak
a. Kuartil 1

1
Letak Q1 = 4 𝑥 37 = 9,25

1 1
𝑛−𝐹 37 – 0
Q1 = Tb + c ( 4
) = 43,55 + 12( 4
)
𝑓 12

9,25 − 0
= 43,55 + 11( ) = 52,029
12

b. Kuartil 2
2
Letak Q2 = 4 𝑥 37 = 18,5

2 2
𝑛−𝐹 37 −0
Q2 = Tb + c (4 ) = 54,65 + 11(4 )
𝑓 9
18,5
= 54,65 + 11( )= 77,26
9

c. Kuartil 3
3
Letak Q3 = 4 𝑥 37 = 27,75
3 3
𝑛−𝐹 37 − 21
Q3 = Tb + c ( 4
) = 65,75 + 11( 4
)
𝑓 11
27,75 − 21
= 65,75 + 11( ) = 72,5
11

d. Desil 5
5
Letak D5 = 𝑥 37= 18,5
10

5 5
𝑛−𝐹 37 − 12
D5 = Tb + c ( 10
) = 54,65 + 11( 10
)
𝑓 9

18,5 − 12
= 54,65+ 11( )= 62,594
9

e. Desil 7

7
Letak D7 = 𝑥 37 = 25,9
10

Letak D7 = 25,9

7 7
𝑛−𝐹 37 − 21
D7 = Tb + c ( 10
) = 65,75 + 11( 10
)
𝑓 9

25,9 − 21
= 65,75 + 11( )= 71,38
9

36,9 − 39 − 2,1
= 76,85 + 12( )= 76,85 + 12( ) = 51,65
1 1

f. Persentil 10

10
Letak P1 = 𝑥 37 = 3,7
100

Letak P1 = 3,7

10 10
𝑛−𝐹 37 − 0
P10 = Tb + c (100𝑓 ) = 43,55 + 11(100 12 )

= 46,941

g. Persentil 90

90
Letak P90 = 𝑥 37 = 33,3
100
Letak P90 = 33,3

90 90
𝑛−𝐹 37 − 32
P5 = Tb + c ( 100
) = 87,5 + 11( 100
)
𝑓 2

= 94,65

h. Persentil 99

99
Letak P99 = 𝑥 37 = 36,63
100

Letak P99 = 36,63

99 99
𝑛−𝐹 37 − 34
P1 = Tb + c (100𝑓 ) = 98,05 + 11(100 )
3

= 107,693

4. Ukuran Pola Distribusi Data


a. Skewness ( Kemiringan )

1 𝑘
∑𝑖=1 𝑓𝑖(𝑀𝑖−𝑥𝑖)3 4443,866
𝛼3 = 𝑛 𝑠3
= 99024,62 = 0,0448

b. Kurtosis ( Keruncingan )

1 𝑘
∑𝑖=1 𝑓𝑖(𝑀𝑖−𝑥𝑖)4 231114,86
𝛼4 = 𝑛 𝑠4
= 4581323,54 = 0,0504
5. Grafik Data Kelompok Kelas A
a. Grafik histogram dan poligon

14

12

10

0
43,6 - 54,6 54,7 - 65,7 65,8 - 76,8 76,9 - 87,9 88 - 98 98,1 - 109,1

Grafik 2.1 Histogram data kelompok kelas A

Interpretasi:
Pada grafik diatas dapat diketahui interval kelas paling tinggi
jumlah datanya adalah 43,6 – 54,6 dengan frekuensi 12 data
ini mengikuti perhitungan kelompok yang terdapat di
perhitungan cara manual Modus yang didapat sebesar 52,35.
b. Grafik Ogive

Ogive
40
35
30
25
20
15
10
5
0
43,6 - 54,6 54,7 - 65,7 65,8 - 76,8 76,9 - 87,9 88 - 98 98,1 - 109,1

Fi frek kurang dari frek lebih dari

Grafik 2.2 Ogive data kelompok kelas A


Interpretasi:
Pada grafik ogive ini untuk mengetahui frekuensi komulatif sesuai
dengan interval kelas dan frekuensi komulatifnya . Series 1
adalah frekuensi komulatif lebih dari frekuensi , Series 2 adalah
frekuensi kurang dari.
3.1.2 Kelas B
A. Data Tunggal
Berikut merupakan data yang telah kami urutkan berdasarkan
berat badan terkecil ke terbesar dari data kelas B.

Tabel 2.7 tabel data tunggal kelas B

No Urut Jenis Berat


No NIM
Sampel Kelamin Badan
1 10 201610140311107 P 41,4
2 24 201610140311103 P 42,9
3 30 201610140311118 P 43,7
4 35 201610140311101 P 45
5 23 201610140311100 P 46,7
6 7 201610140311093 P 48,9
7 49 201610140311120 L 49,6
8 33 201610140311105 P 49,7
9 11 201610140311082 L 49,9
10 37 201610140311096 L 52,1
11 37 201610140311096 L 52,1
12 25 201610140311078 L 53
13 20 201610140311069 L 53,1
14 19 201610140311080 L 53,5
15 37 201610140311080 L 53,5
16 12 201610140311115 P 55,5
17 21 201610140311090 P 56,2
18 29 201610140311111 L 56,3
19 34 201610140311077 L 56,9
20 2 201610140311088 P 57
21 13 201610140311092 L 57,1
22 55 201610140311079 L 57,1
23 53 201610140311095 P 57,5
24 9 201610140311108 L 58,3
Tabel 2.7 tabel data tunggal kelas B (lanjutan)

No Urut Jenis Berat


No NIM
Sampel Kelamin Badan
25 51 201610140311076 P 58,4
26 52 201610140311106 P 60,8
27 4 201610140311084 L 63
28 27 201610140311087 L 63,6
29 27 201610140311087 L 63,6
30 40 201610140311116 L 64,4
31 8 201610140311091 P 65,7
32 1 201610140311073 P 66,5
33 31 201610140311066 L 67,4
34 3 201610140311083 L 70,1
35 44 201610140311109 P 71,1
36 26 201610140311104 L 74,8
37 5 201610140311068 L 87,7
38 28 201610140311063 P 90,6
39 32 201610140311074 L 90,7
40 36 201610140311117 L 97,8
41 47 201610140311119 L 112,1

1. Ukuran Pemusatan
Ʃ𝑋𝑖 2515,3
a. Mean= x̄ = = = 61,34
𝑛 41

b. Modus=Mo = 52,1 53,5 57,1 dan 63,6


(nilai yang paling sering muncul)
c. Median
𝑁+1 41+1
Letak= = = 21
2 2

Me = 57,1(nilai tengah)
2. Ukuran Penyebaran
a. Range= R = Xmax – Xmin = 112,1 – 41,4 = 70,7
b. Variansi Sampel

∑( xi − x̄ )2 2 9490,34 2
𝑠2 = 𝑠 = 𝑠 = 237,25
𝑛−1 40
c. Simpangan Baku Sampel

∑( xi − x̄ )2 9490,34
𝜎 = √ =√ = √2515,3 = 15,214
𝑛 41

3. Ukuran Letak
a. Kuartil 1
1
Letak Q1 = 4 𝑥 (41 + 1) =10,5

Nilai Q1 =52,1+ 0,5 (52,1-52,1)=52,1


Maka kuartil 1 terletak pada data ke 10,5 = 52,1
b. Kuartil 2
2
Letak Q2 = 4 𝑥 (41 + 1) == 21

Nilai Q2 =57,1+ 0 (57,1-57,1)=57,1


Maka kuartil 2 terletak pada data ke 21= 57,1
c. Kuartil 3
3
Letak Q3 = 4 𝑥 (37 + 1) = 31,5

Nilai Q3 =65,7+ 0,5 (66,5-65,7)=66,1


Maka kuartil 3 terletak pada data ke 31,5 = 66,1
d. Desil 5
5
Letak D5 = 𝑥 (41 + 1)= 21
10

Nilai D5 =57,1+0 (57,1-57,1)=57,1


Letak D5 =21 , berarti data ke 21 yaitu 57,1
e. Desil 7
7
Letak D7 = 𝑥 (41 + 1)=29,4
10

Nilai D7 =63,6+0,4(64,4-63,6)=63,9

Letak D7 = 29,4 , berarti data ke 29,4 yaitu 63,9

f. Persentil 10
10
Letak P10 = 𝑥 (41 + 1)=4,2
100

Nilai P10 =45+0,2(6,7-45)= 45,34


Letak P10 =4,2 , berarti data ke 4,2 yaitu 45,34
g. Persentil 90
90
Letak P90 = 𝑥 (41 + 1)= 37,8
100

Nilai P90 =87,7+0,8(90,6-87,7)=90,02


Letak P90 = 37,8 , berarti data ke 37,8 yaitu 90,02
h. Persentil 99
99
Letak P99 = 𝑥 (41 + 1) =41,58
100

Nilai P99 =112,1+0,58(0-112,1)= 47,08


Letak P99 = 41,58 , berarti data ke 41,58 yaitu 47,0
4. Ukuran Pola Distribusi Data
a. Skewness ( Kemiringan )
𝑛 𝑥𝑖 –x̄ 3 41
𝑆𝑘 = (𝑛−1)(𝑛−2) ∑ ( ) = x 57,531= 1,537
𝑠 (41−1)(41−2)

b. Kurtosis ( Keruncingan )

𝑛(𝑛+1) 𝑥𝑖 –x̄ 4 41(42)


Kc=(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑛−3) ∑ ( ) = (40)39)(38)x83,453= 2,442
𝑠

B. Data Kelompok

Berikut merupakan data yang telah kami kelompokkan


berdasarkan data dari data tunggal kelas B.

Yang pertama harus di buat adalah table distribusi frekuensi.


1. Rentang
R = Xmax – Xmin, R = 119-41,4= 77,6
2. Kelas
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 41 = 1 + 5,32 = 6,32 = 6 atau 7
3. Interval Kelas
77,6
P= = 12,27 yaitu 12 atau 13
6,32
Tabel 2.8 Distribusi frekuensi kelas B

KELAS INTERVAL Fi Xi Xi^2 Fi.Xi Fi.Xi^2


41,4 - 52,4 11 46,9 2199,61 515,9 24195,71
52,5 - 63,5 16 58 3364 928 53824
63,6 - 74,6 8 69,1 4774,81 552,8 38198,48
74,7 - 85,7 1 80,2 6432,04 80,2 6432,04
85,8 - 96,8 3 91,3 8335,69 273,9 25007,07
96,9 - 107,9 1 102,4 10485,76 102,4 10485,76
108-119 1 113,5 12882,25 113,5 12882,25
JUMLAH 41 561,4 48474,16 2566,7 171025,31

1. Ukuran Pemusatan
Ʃ𝐹𝑖𝑋𝑖 2566,7
a. Mean= x̄ = = = 62,60
Ʃ𝐹𝑖 41
𝑑1 11−0
b. Modus= Mo = Tb + c (𝑑1+𝑑2) = 52,45 + 12 ((11−0)+(16−8))
11
= 52,45 + 12 (11+8) = 200,95
1 1
𝑛−𝐹 41−11
c. Median= Me = tb + c ( 2
) = 52,45 + 12( 2
)
𝑓 16
9,5
= 52,45 + 12( 16 ) = 59,57

2. Ukuran Penyebaran
a. Range= R = Xmax – Xmin = 119 – 41,4 = 77,6
∑ f ( Mi−xi ) 2 10343,63
b. Variansi= 𝜎 2 = = = 252,28
𝑁 41

c. Simpangan Baku

∑ f ( Mi − xi ) 2 10343,63
𝜎 = √ = √ = √252,28 = 15,88
𝑁 41

3. Ukuran Letak
a. Kuartil 1
1
Letak Q1 = 4 𝑥 41 = 10,25

Berarti data Q1 berada pada data ke 11

1 1
𝑛−𝐹 41 – 0
Q1 = Tb + c (4 ) = 41,35 + 12(4 )
𝑓 11
10,25 − 0
= 41,35 + 12( ) = 52,53
11

b. Kuartil 2
2
Letak Q2 = 4 𝑥 41 = 20,5

Berarti data Q2 berada pada data ke 21

2 2
𝑛−𝐹 41 −11
Q2 = Tb + c ( 4
) = 52,45 + 12( 4
)
𝑓 16

20,5 − 11
= 52,45 + 12( )= 59,57
16

c. Kuartil 3
3
Letak Q3 = 4 𝑥 41 = 30,75

Berarti data Q3 berada pada data ke 31

3 3
𝑛−𝐹 41 − 27
Q3 = Tb + c (4 ) = 63,55 + 12( 4 )
𝑓 8

30,75 − 27
= 63,55 + 12( ) = 69,17
8

d. Desil 5
5
Letak D5 = 𝑥 41
10

Letak D5 = 20,5 , berarti data D5 berada pada data ke 21

5 5
𝑛−𝐹 41 − 11
D5 = Tb + c (10 𝑓 ) = 52,45 + 12(10 )
16

20,5 − 11 9,5
= 52,45+ 12( )= 52,45+ 12( 16 ) = 59,57
16

e. Desil 7
7
Letak D7 = 𝑥 41
10

Letak D7 = 28,7

Berarti data D7 berada pada data ke 29

7 7
𝑛−𝐹 41 − 27
D7 = Tb + c ( 10
) = 63,55 + 12( 10
)
𝑓 8
28,7 − 27 1,7
= 63,55 + 12( )= 63,55 + 12( 8 ) = 66,1
8

f. Persentil 10

10
Letak P1 = 𝑥 41 = 4,1
100

Letak P1 = 1,1

Berarti data P1 berada pada data ke 1,1 atau 2

10 10
𝑛−𝐹 41 − 0
P1 = Tb + c (100𝑓 ) = 41,35 + 12(100 11 )

1,1−0 1,1
= 41,35 + 12( )= 41,35 + 12( 11 )= 45,82
11

g. Persentil 90

90
Letak P90 = 𝑥 41
100

Letak P90 = 36,9

Berarti data P90 berada pada data ke 37

90 90
𝑛−𝐹 41 − 36
P5 = Tb + c ( 100
) = 85,75 + 12( 100
)
𝑓 3

36,5 − 36 0,5
= 85,75 + 12( )= 85,75 + 12( 3 )= 89,35
3

h. Persentil 99

99
Letak P99 = 𝑥 41 = 40,59
100

Letak P99 = 40,59

Berarti data P99 berada pada data ke 41


99 99
𝑛−𝐹 41 − 40
P1 = Tb + c ( 100
) = 107,5 + 12( 100
)
𝑓 1
40,59 − 40 0,59
= 107,5 + 12( )= 107,5 + 12( )= 114,58
1 1

4. Ukuran Pola Distribusi Data


a. Skewness ( Kemiringan )
1 𝑘
∑𝑖=1 𝑓𝑖(𝑀𝑖−𝑥𝑖)3 5594,12
𝛼3 = 𝑛 = = 3,488
𝑠3 1603,8
b. Kurtosis ( Keruncingan )
1 𝑘
∑𝑖=1 𝑓𝑖(𝑀𝑖−𝑥𝑖)4 293721,98
𝛼4 = 𝑛 = = 15,6459
𝑠4 18873,004
5. Grafik Data Kelompok Kelas B
a. Histori dan Poligon

2.3 Grafik Histogram dan Poligon kelas B

Interpretasi:
Pada grafik diatas dapat diketahui interval kelas paling tinggi
jumlah datanya adalah 52,5-63,5 dengan frekuensi 16 data ini
mengikuti perhitungan kelompok yang terdapat di perhitungan
cara manual Modus yang didapat sebesar 59,39.
b. Ogive

2.4 Grafik ogive kelas B

Interpretasi:

Pada grafik ogive ini untuk mengetahui frekuensi komulatif


sesuai dengan interval kelas dan frekuensi komulatifnya . Series
1 adalah frekuensi komulatif lebih dari frekuensi , Series 2
adalah frekuensi kurang dari.

5. Diagram Batang dan Daun Kelas B


Tabel 2.9 Diagram batang daun kelas B

Frekuensi Steam Leaf


11 4 1.4 2.9 3.7 5.0 6.7 8.9 9.6 9.7 9.9
2.1 2.1 3.0 3.1 3.5 3.5 5.5 6.2 6.3 6.9
16 5
7.0 7.1 7.1 7.1 7.5 8.3 8.4
8 6 0.8 3.0 3.6 3.6 4.4 5.7 6.5 7.4
1 7 0.1 1.1 4.8
3 8 7.7
1 9 0.6 0.7 7.8
1 11 2.1
3.1.3 Kelas C
A. Data Tunggal
Berikut merupakan data yang telah kami urutkan berdasarkan
berat badan terkecil ke terbesar dari data kelas C.
Tabel 2.10 tabel data tunggal kelas C

No Urut Jenis Berat


No NIM
Sampel Kelamin Badan
1 10 201610140311127 P 40,1
2 2 201610140311163 P 46,9
3 21 201610140311174 P 48,2
4 1 201610140311151 P 48,3
5 30 201610140311121 P 49,6
6 11 201610140311146 P 51,1
7 5 201610140311125 L 51,8
8 37 201610140311131 P 52
9 37 201610140311131 P 52
10 23 201610140311134 L 53,7
11 20 201610140311154 P 54,6
12 8 201610140311142 P 55,7
13 29 201610140311178 L 57,5
14 31 201610140311164 P 58,8
15 34 201610140311138 L 58,9
16 6 201610140311141 P 59
17 36 201610140311123 L 59,4
18 7 201610140311122 L 60,7
19 28 201610140311160 P 61
20 32 201610140311145 L 61,8
21 19 201610140311177 L 62,7
22 12 201610140311167 L 64,3
23 9 201610140311148 L 65,3
24 4 201610140311175 L 66,8
25 41 201610140311159 L 69
26 3 201610140311173 L 70,4
27 13 201610140311144 L 70,5
28 24 201610140311170 L 75,6
29 40 201610140311168 L 77
30 27 201610140311135 L 80,5
31 27 201610140311135 L 80,5
32 33 201610140311176 L 85,4
33 26 201610140311139 P 94,4
34 25 201610140311180 L 109,1
1. Ukuran Pemusatan
Ʃ𝑋𝑖 2152,6
a. Mean= x̄ = = = 63,31
𝑛 34

b. Modus= Mo = 52 dan 80,5 (nilai yang paling sering muncul)


c. Median
𝑁+1 34+1
Letak= = = 17,5
2 2

Me = Data ke-17+ 0,5(data ke-18 – data ke-17)


= 59,4+0,5(60,7-59,4)
= 60,05(nilai tengah)
2. Ukuran Penyebaran
a. R = Xmax – Xmin = 109,1– 40,1 = 69
∑( xi−x̄ )2 6967,49
b. Variansi Sampel= 𝜎 2 = 𝜎2 = 𝜎 2 = 211,13
𝑛−1 34

c. Simpangan Baku Sampel

∑( xi − x̄ )2 6967,49
𝜎 = √ =√ = √211,13 = 14,315
𝑛 34

3. Ukuran Letak
a. Kuartil 1
1
Letak Q1 = 4 𝑥 (34 + 1) =8,75

Nilai Q1 =52+ 0,75 (52-52)=52

Maka kuartil 1 terletak pada data ke 8,75 = 52

b. Kuartil 2

2
Letak Q2 = 4 𝑥 (34 + 1) = 17,5

Nilai Q2 =59,4+ 0,5 (60,7-59,4)=60,05

Maka kuartil 2 terletak pada data ke 17,5=60,05


c. Kuartil 3

3
Letak Q3 = 4 𝑥 (34 + 1) = 26,25

Nilai Q3 =70,4+ 0,25 (70,5-70,4)=70,42

Maka kuartil 3 terletak pada data ke26,25= 70,42

d. Desil 5

5
Letak D5 = 𝑥 (34 + 1)=17,5
10

Nilai D5 =59,4+0,5(60,7-59,4)=60,05

Letak D5 =17,5 , berarti data ke 17,5 yaitu 60,05

e. Desil 7
7
Letak D7 = 𝑥 (34 + 1)=24,5
10

Nilai D7 =66,8+0,5(69-66,8)=67,9

Letak D7 = 24,5 , berarti data ke 24,5 yaitu 67,9

f. Persentil 10

10
Letak P10 = 𝑥 (34 + 1)=3,5
100

Nilai P10 =48,2+0,5(48,3-4,2)= 48,25

Letak P10 =3,5 , berarti data ke 3,5 yaitu 48,25

g. Persentil 90

90
Letak P90 = 𝑥 (34 + 1)= 31,5
100

Nilai P90 =80,5+0,5(85,4-80,5)=82,9

Letak P90 = 31,5 , berarti data ke 31,5 yaitu 82,9


h. Persentil 99

99
Letak P99 = 𝑥 (34 + 1) =34,65
100

Nilai P99 =109,1+0,65(0-109,1)= 38,18

Letak P99 = 34,65 , berarti data ke 34,65 yaitu 38,18

4. Ukuran Pola Distribusi Data


a. Skewness ( Kemiringan )
𝑛 𝑥𝑖 –x̄ 3 34
𝑆𝑘 = (𝑛−1)(𝑛−2) ∑ ( ) = x 69,833= 1,230
𝑠 (34−1)(34−2)

b. Kurtosis ( Keruncingan )
𝑛(𝑛+1) 𝑥𝑖 –x̄ 4 34(35)
Kc= ∑( ) =(33)(32)(31)x 52,74= 1,925
(𝑛−1)(𝑛−2)(𝑛−3) 𝑠

5. Digram Batang dan Daun


Tabel 2.11 Digram batang daun kelas C

Frekuensi Steam Leaf


6 4 0.1 6.9 8.2 8.3 9.6
14
5 1.1 1.8 2.0 2.0 3.7 4.6 5.7 7.5 8.8 8.9 9.0 9.4
7
6 0.7 1.0 1.8 2.7 4.3 5.3 6.8 9.0
4
7 0.4 0.5 5.6 7.0
2
8 0.5 0.5 5.4
0
9 4.4
1
10 9.1

C. Data Kelompok
Berikut merupakan data yang telah kami kelompokkan
berdasarkan data dari data tunggal kelas B.
Yang pertama harus di buat adalah table distribusi frekuensi.
1. Ukuran Pemusatan
a. Range,R = Xmax – Xmin= R = 117,7 – 40,1 = 77,6
b. Kelas
K = 1 + 3,3 log n
K = 1 + 3,3 log 34 = 1 + 5,05 = 6,05 = 6 atau 7
c. Interval Kelas
77,6
P= = 12,82 yaitu 12 atau 13
6,05

Tabel 2.12 Distribusi rekuensi kelas B

KELAS INTERVAL Fi Xi Xi^2 Fi.Xi Fi.Xi^2


40,1 - 51,1 6 45,6 2079,36 273,6 12476,16
51,2 - 62,2 14 56,7 3214,89 793,8 45008,46
62,3 - 73,3 7 67,8 4596,84 474,6 32177,88
73,4 - 84,4 4 78,9 6225,21 315,6 24900,84
84,5 - 95,5 2 90 8100 180 16200
95,6 - 106,6 0 101,1 10221,21 0 0
106,7 - 117,7 1 224,4 50355,36 224,4 50355,36
JUMLAH 34 664,5 84792,87 2262 181118,7

1. Ukuran Pemusatan
Ʃ𝐹𝑖𝑋𝑖 2262
a. Mean= x̄ = = = 66,52
Ʃ𝐹𝑖 34
𝑑1 14−6
b. Modus= Mo = Tb + c (𝑑1+𝑑2) = 51,15 + 12 ((14−6)+(14−7))
8
= 51,15 + 12 (8+7) = 57,55

c. Median
1 1
𝑛−𝐹 34 − 6
Me = tb + c (2 ) = 51,15 + 12 (2 )
𝑓 14

11
= 51,15 + 12 (14) = 60,57

2. Ukuran Penyebaran
a. Range= R = Xmax – Xmin = 117,7 – 40,1 = 77,6
∑ f ( Mi−xi ) 2 47975,56
b. Variansi= 𝜎 2 = = = 1411,04
𝑁 34

c. Simpangan Baku

∑ f ( Mi − xi ) 2 47975,56
𝜎 = √ = √ = √ 1411,04 = 37,56
𝑁 34
3. Perhitungan Letak
a. Kuartil 1
1
Letak Q1 = 4 𝑥 (34 + 1) =8,75

Nilai Q1 =52+ 0,75 (52-52)=52

Maka kuartil 1 terletak pada data ke 8,75 = 52

b. Kuartil 2
2
Letak Q2 = 4 𝑥 (34 + 1) = 17,5

Nilai Q2 =59,4+ 0,5 (60,7-59,4)=60,05

Maka kuartil 2 terletak pada data ke 17,5=60,05

c. Kuartil 3

3
Letak Q3 = 4 𝑥 (34 + 1) = 26,25

Nilai Q3 =70,4+ 0,25 (70,5-70,4)=70,42

Maka kuartil 3 terletak pada data ke26,25= 70,42

d. Desil 5

5
Letak D5 = 𝑥 (34 + 1)=17,5
10

Nilai D5 =59,4+0,5(60,7-59,4)=60,05

Letak D5 =17,5 , berarti data ke 17,5 yaitu 60,05

e. Desil 7
7
Letak D7 = 𝑥 (34 + 1)=24,5
10

Nilai D7 =66,8+0,5(69-66,8)=67,9

Letak D7 = 24,5 , berarti data ke 24,5 yaitu 67,9


f. Persentil 10

10
Letak P10 = 𝑥 (34 + 1)=3,5
100

Nilai P10 =48,2+0,5(48,3-4,2)= 48,25

Letak P10 =3,5 , berarti data ke 3,5 yaitu 48,25

g. Persentil 90

90
Letak P90 = 𝑥 (34 + 1)= 31,5
100

Nilai P90 =80,5+0,5(85,4-80,5)=82,9

Letak P90 = 31,5 , berarti data ke 31,5 yaitu 82,9

h. Persentil 99

99
Letak P99 = 𝑥 (34 + 1) =34,65
100

Nilai P99 =109,1+0,65(0-109,1)= 38,18

Letak P99 = 34,65 , berarti data ke 34,65 yaitu 38,18

4. Ukuran Pola Distribusi Data


c. Skewness ( Kemiringan )
1 𝑘
∑𝑖=1 𝑓𝑖(𝑀𝑖−𝑥𝑖)3 114724
𝛼3 = 𝑛 𝑠3
= 22825,38 = 5,026

d. Kurtosis ( Keruncingan )
1
∑ f( Mi−xi )4 18332101
𝛼4 = n = 647476,77 = 28,31
𝑆4
5. Grafik Data Kelompok Kelas C
a. Grafik Histogram dan poligon

2.5 Grafik Histogram dan Poligon kelas C

Interpretasi:
Pada grafik diatas dapat diketahui interval kelas paling tinggi
jumlah datanya adalah 51,2 – 62,2 dengan frekuensi 14 data
ini mengikuti perhitungan kelompok yang terdapat di
perhitungan cara manual Modus yang didapat sebesar 57,55
b. Grafik Ogive

40
35
30
25
20
15
10
5
0
40,1 - 51,1 51,2 - 62,2 62,3 - 73,3 73,4 - 84,4 84,5 - 95,5 95,6 - 106,6 106,7 -
117,7

Fi kurang lebih

2.6 Grafik Ogive kelas C


Interpretasi:
Pada grafik ogive ini untuk mengetahui frekuensi komulatif
sesuai dengan interval kelas dan frekuensi komulatifnya . Series
1 adalah frekuensi komulatif lebih dari frekuensi , Series 2
adalah frekuensi kurang dari.
2.7 Pengolahan Data Menggunakan Software
Data yang diambil dai data proposal, akan diolah dengan
menggunakan cara software minitab.
Berikut adalah langkah-langkahnya:
1. Mengisi kolom sesuai dengan hasil data proporsi pada modul 1,
seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Mengisi kolom populasi, sampel, dan berat badan

2. Setelah itu, klik kolom C4 lalu pilih menu stat pilih option Basic
Statistic lalu pilih Store Description Statistic…
Gambar 2.2 Store Descriptive Statistic

3. Akan muncul dialog box, selanjutnya pada variables pilih Berat


Badan.

Gambar 2.3 Kotak dialog Store Descriptive Statistic

4. Lalu klik pada Button Statistic dan akan muncul dialog box dan
beri tanda pada option yang dibutuhkan seperti pada gambar
Gambar 2.4 Statistic yang dipilih

5. Setelah itu, akan muncul hasil Mean, Variasi, dll sesuai dengan
option yang tadi telah dipilih

Gambar 2.5 Hasil metode software

6. Selanjutnya untuk grafik, pilih menu stat lalu Display Descriptive


Statistic…

Gambar 2.6 Display Descriptive Statistic


7. Lalu akan muncul dialog box lalu pilih Berat Badan pada Variables.
Lalu klik Graphs.

Gambar 2.7 Dialog box Display Descriptive Statistic

8. Akan muncul dialog box, pilih option sesuai dengan gambar lalu klik
OK

Gambar 2.8 Dialog box pada Graphs


Berikut grafik yang diperoleh dengan metode software
1. Kelas A

Grafik 2.7 Histogram poligon Kelas A

Interpretasi:
Pada grafik diatas grafik tunggal kelas A diketahui Grafik
tersebut menggambarkan distribusi data dengan mean 64,73
dengan n sebanyak 37 serta standart deviasi 16,67 ,polygon
yang terbentuk tidak mengikuti histogram karena ini grafik data
tunggal.
Grafik 2.8 Boxplot kelas A

Interpretasi:
Box atau diagram yang berarti adalah nilai tengah data.
Menurut grafik diatas, maka nilai Q1= 52,5, nilai Q2= 59,6, dan
nilai Q3= 73,45

2. Kelas B

Grafik 2.9 Histogram poligon kelas B


Interpretasi:
Pada grafik diatas grafik tunggal kelas B diketahui Grafik
tersebut menggambarkan distribusi data dengan mean 61,34
dengan n sebanyak 41 serta standart deviasi 15,214 ,polygon
yang terbentuk tidak mengikuti histogram karena ini grafik data
tunggal.

Grafik 2.10 Boxplot kelas B

Interpretasi:
Box atau diagram yang berarti adalah nilai tengah data.
Menurut grafik diatas, maka nilai Q1= 52,1, nilai Q2= 57,1, dan
nilai Q3= 66,1. Data-data yang nilai kurang dari 52,1*IQR
terhadap Q1 dan nilai yang lebih dari 66,1*IQR terhadap Q2,
biasa disebut data pencilan (outlier).
3. Kelas C

Grafik 2.11 Histogram poligon kelas C

Interpretasi:
Pada grafik diatas grafik tunggal kelas C diketahui Grafik
tersebut menggambarkan distribusi data dengan mean 63,31
dengan n sebanyak 34 serta standart deviasi 14,315 ,polygon
yang terbentuk tidak mengikuti histogram karena ini grafik data
tunggal.

Grafik 2.9 Boxplot kelas C


Interpretasi:
Box atau diagram yang berarti adalah nilai tengah data.
Menurut grafik diatas, maka nilai Q1= 17,5, nilai Q2= 60,05,
dan nilai Q3= 70,42.

Dibawah ini hasil ukuran pemusatan, ukuran penyebaran, dan


ukuran lokasi yang dicari dengan menggunakan software :
Tabel 2.13 Hasil perhitungan menggunakan software

Kelas A Kelas B Kelas C


Mean 64,7324 61,3488 63,3118
Variansi 278,024 237,259 211,136
Kuartil 1 52,2 52,1 52
Median 59,6 57,1 60,05
Kuartil 3 73,45 66,1 70,425
Interquartile
21,25 14 18,425
range
Minimum 43,6 41,4 40,1
Maximum 106,1 112,1 109,1
Range 62,5 70,7 69
Skewness 1,08501 1,53784 1,23042
Kurtosis 0,535147 2,44251 1,92591
N nonmissing 0 0 0
Cumulative N 37 41 34
Percent 100 100 100
Cumulative
97.29 100 100
percent

Interpretasi:
Metode Penyajian data dengan menggunakan bantuan software
sangat memudahkan penenliti untuk menyajikan data baik itu
secara grafis maupun numeric. Seperti yang kami lakukan pada data
sampel hasil proporsi ketiga kelas. Dimana, penyajian data secara
grafis ditunjukkan adanya grafik histogram, histogram polygon dan
boxplot. Sedangkan untuk numerik dapat dilihat hasilnya pada tabel
2.13.
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Praktikan mampu melakukan penyajian data statistic descriptive data
tunggal dan data kelompok dalam dua bentuk yaitu :
a. Grafis
1) Histogram
Histogram adalah grafik dari distribusi frekuensi suatu
variabel, yang tampilannya berupa balok.
2) Pie Chart
Diagram yang dimana sebuah lingkaran yang dibagi menjadi
beberapa sektor. Tiap sektor menyatakan besarnya
presentase atau bagian untuk masing – masing kelompok.
3) Poligon
Poligon adalah grafik dari distribusi frekuensi tergolong suatu
variabel, yang tampilannya berupa garis – garis patah yang
diperoleh dengan cara menghubungkan puncak masing –
masing nilai kelas.
4) Ogive
Ogive adalah bentuk gambar dari distribusi frekuensi kumulatif
suatu variabel.
5) Diagram Batang Daun (Steam and Leaf)
Diagram batang daun memperlihatkan nilai – nilai
pengamatan asli. Di diagram ini ditampilkan bilangan –
bilangan sebagai batang dan di sebelah kanannya ditulis
bilangan sisanya.
b. Numerik
Penyajian data secara numerik terdiri :
1) Central Tredency (ukuran pemusatan) merupakan pusat
sekumpulan data.
a) Mean atau nilai tengah populasi secara umum merupakan
jumlah seluruh nilai – nilai data dibagi dengan banyaknya
data.
b) Modus merupakan nilai yang terjadi palin gsering atau
yang mempunyai frekuensi paling tinggi dari suati
populasi.
c) Median suatu populasi yang telah diurutkan dari yang
terkecil sampai terbesar atau dari yang terbesar sampai
ke terkecil jika pengamatan ganjil maka median berada di
tengah – tengah, sedangkan jika data genap maka median
terletak antara rata– rata pengamatan.
2) Dispersion (ukuran penyebaran) untuk mengetahui seberapa
jauh pengamatan – pengamatan yang kita peroleh menyebar
dari rata – ratanya.
a) Range adalah beda antara pengamatan terbesar dan
terkecil dalam kumpulan data.
b) Standar baku merupakan suatu ukuran yang
menunjukkan deviasi standar pengamtan terhadap rata –
ratanya.
c) Varians adalah kuadrat dari standar deviasi.
3) Fractile (ukuran lokasi)
a) Kuartil adalah nilai – nilai yang membagi sebuah populasi
pengamatan menjadi empat bagian besar,.
b) Desil adalah nilai – nilai yang membagi populasi
pengamtan menjadi sepuluh bagian yang sama.
c) Persentil adalah nilai – nilai yang membagi segugus
pengamatan menjadi seratus bagian yang sama.
4) Skewness
Skewness menunjukkan kemiringan dari sebuah data yang
ditampilkan dalam bentuk histogram.
a) Simetris adalah bentuk sebaran yang dapat dilipat
sepanjang sumbu tegak sehingga kedua belahannnya
saling menutupi.
b) Menjulur positif adalah bentuk sebaran yang menjulur ke
kanan.
c) Menjulur negatif adalah bentuk sebaran yang menjulur ke
kiri.
5) Pengukuran Keruncingan (kurtosis)
Kurtosis merupakan derajat keruncingan atau kedataran dari
suatu distribusi relatif terhadap distribusi normal.
a) Leptokutis jika kurva puncak relatif tinggi. Jika k>0
b) Platikurtis jika kurva yang puncaknya rata. Jika k=0
c) Mesokurtis jika kurva yang tidak terlalu runcing atau tidak
terlalu datar. Jika k<0
2. Praktikan mampu menghitung ukuran pemusatan yang terdiri dari
mean, modus, dan median. Dapat menghitung ukuran penyebaran
yang terdiri dari range, standar baku, dan variansi. Dapat
menghitung ukuran lokasi yaitu kuartil, desil, dan presentil,
menghitung skewness dan kurtosis. Misalnya data yang kita masukan
adalah data dari kelas A. Berikut perhitungan data pengamatan dari
kelas A bisa dilihat di subab 3.1.1.
DAFTAR PUSTAKA

Sujana. Metode Statika. Edisi ke 6, 1996 Bandung: Tarsito

Modul Praktikum, 2013 : Laboratorium Statistik Industri, Fakultas


Teknologi Industri, Teknik Industri Universitas Bung Hatta, Padang

Anda mungkin juga menyukai