Anda di halaman 1dari 2

BAB III

PEMBAHASAN

Persiapan yang perlu dilakukan untuk kasus-kasus yang akan dilakukan anestesi meliputi

persiapan alat, penilaian dan persiapan pasien, serta persiapan obat anestesi yang diperlukan.

Penilaian dan persiapan penderita diantaranya meliputi :

1. Penilaian klinis penanggulangan keadaan darurat

2. Informasi penyakit

a. anamnesis/alloanamnesis kejadian penyakit

b. riwayat alergi, hipertensi, diabetes mellitus, operasi sebelumnya, asma,

3. makan minum terakhir (mencegah aspirasi isi lambung karena regurgitasi atau muntah pada

saat anestesi)

Pada kasus ini, pasien digolongkan pada ASA II emergency karena pasien dengan penyakit

sistemik ringan sedang dapat menjadi buruk karena bisa terjadi ileus obstruksi.Anestesi yang

dilakukan adalah general anestesi.

Pada premedikasi pasien diberikan fentanyl agar pasien tidak nyeri. miloz : 2.5 mg IV

agar pasien tenang dan tidak cemas. ondancentron 4 mg, ranitidin 50 mg, dengan tujuan untuk

mengurangi mual dan muntah pasca bedah. Sebelum pembedahan sebaiknya lambung dalam

keadaan kosong sehingga bila terjadi reflek muntah, tidak terjadi aspirasi asam lambung. Mual dan

regurgitasi dikarenakan terjadinya hipoksia selama anestesi, anestesi yang terlalu dalam tekanan

tinggi karena lambung penuh atau akibat tekanan dalam rongga yang tinggi.

Pengobatan medikasi pada kasus ini diberikan Propofol 140 mg sebagai induksi,

Atracurium 75 mg sebagai musclerelaxan. Untuk pemeliharaan diberikan Isoflurane vol2%

N0 : O2 = 2 : 3 liter/menit N2 adalah sebagai maintenance anestesidan mrupakan

weak anestesi. dilakukan intubasi dengan menggunakan ETT no.7,5.Selama operasi berlangsung

diberikan cairan kristaloid RL dan gelofusine sebagai pengganti kebutuhan cairan. Kebutuhan
cairan pemeliharaan pada operasi besar:Maintainance : 8cc/kgBB/jam x 70= 560/jam selama 3

lebih masa operasi.

Setelah operasi selesai pasien

Anda mungkin juga menyukai