Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

Nefropati kongenital obstruktif merupakan penyebab utama dari end-stage renal disease(ESRD)
pada anak-anak. Hal ini berlawanan dengan ESRD pada orang dewasa, di mana sebagian besar
disebabkan oleh penuaan dan diabetes tipe II. Hidronefrosis, secara klinis, didefinisikan sebagai
pembesaran ginjal yang disebabkan oleh akumulasi urine pada pelvis atau kaliks ginjal yang
disebabkan oleh nefropati obstruktif. Penyebab hidronefrosis yang paling sering ditemui adalah
obstruksi ureteropelvicjunction(UPJ), dengan tingkat insidensi sekitar 1 dari 1000 – 1500 orang.
Obstruksi UPJ merupakan obstruksi fungsional yang disebabkan oleh kelainan pada otot halus
pelvis dan ureter. Obstruksi fisik ureter, seperti pada kompresi UPJ oleh pembuluh darah di
atasnya, juga ditemukan, namun apakah obstruksi tersebut hanya disebabkan oleh penjepitan
dengan pembuluh darah saja atau terdapat komponen fungsional lainnya masih belum diketahui.
Walaupun pembedahan pada obstruksi UPJ cukup efektif dalam mencegah terjadinya lesi ginjal
dalam jangka pendek, terdapat beberapa penelitian terbaru baik dalam manusia maupun dengan
model hewan yang mengusulkan bahwa obstruksi UPJ dapat memberikan modifikasi permanen
(atau jangka panjang) pada parenkim ginjal.

Penyebab lainnya dari nefropati kongenital obstruktif adalah kelainan uretra, seperti katup
posterior atau kelainan kandung kemih seperti kista trigonal. Akan tetapi, kedua penyakit
tersebut merupakan penyakit langka. Oleh karena itu, kami akan fokus terhadap obstruksi UPJ
unilateral dalam tinjauan pustaka ini, karena jenis obstruksi ini merupakan jenis nefropati
obstruksi yang paling sering ditemukan pada anak-anak dan sebagian besar dari pengetahuan
mengenai nefropati obstruktif pada manusia berasal dari penyakit ini. Selain itu, model-model
penelitian dengan hewan dan janin untuk obstruksi UPJ parsial maupun komplit telah dilakukan.
Kami berusaha untuk menggabungkan seluruh informasi yang tersedia mengenai obstruksi UPJ
pada manusia, pada model hewan, dan pada penelitian in vitrountuk menemukan konsep yang
menyatukan teori dari seluruh metode penelitian dan dalam kondisi patologi manusia serta dapat
menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya yang bertujuan untuk lebih mengetahui mengenai
nefropati obstruktif dan drug testing.

Oleh karena respons ginjal dewasa terhadap obstruktif akan berbeda dibandingkan dengan
respons ginjal janin, seluruh penelitian yang dimasukkan ke dalam ulasan ini akan membahas
mengenai obstruksi yang terjadi pada janin atau pada neonatus. Referensi apapun yang meninjau
obstruksi pada orang dewasa akan diberitahukan lebih awal. Di luar itu, seluruh obstruksi yang
disebutkan dalam ulasan ini adalah obstruksi pada janin atau bayi.

Penyebab Obstruksi UPJ

Penyebab obstruksi UPJ pada manusia

Transportasi urine yang efektif akan tergantung dari pembentukan fungsi dan koneksi antara
ginjal dan ureter. Dalam obstruksi UPJ, terdapat kelainan pada perkembangan sel-sel otot halus
yang mengelilingi pelvis dan ureter serta memberikan gelombang peristaltik yang berguna untuk
mengeluarkan urine. Gangguan perkembangan pada pelvis ginjal atau gangguan diferensiasi
otot-otot halus dapat mengakibatkan obstruksi fungsional dan hidronefrosis pada model-model
eksperimental. Selain itu, analisis jaringan yang didapatkan dari UPJ pada pasien-pasien yang
telah menerima pieloplasti (seperti rekonstruksi surgikal atau revisi surgikal pada pelvis ginjal
untuk drainase dan dekompresi ginjal) telah menunjukkan bahwa pada kelainan pada saluran
kemih dapat ditemukan perubahan patologis pada susunan otot-otot halus dan saraf-saraf
pieloureteral. Hipotesis yang menarik sebelumnya telah diusulkan untuk menjelaskan peranan
sel-sel otot halus pada maturasi ginjal pada usia kehamilan trimester akhir. Di dalam janin,
kepala embrio umumnya berada pada pelvis ibu. Pada posisi ini, urine perlu bekerja melawan
gravitasi, dan pada saat peristalsis gagal, hal ini dapat menyebabkan obstruksi fungsional pada
ginjal yang sedang dalam proses perkembangan.

Walaupun mekanisme molekuler penyebab dari kelainan pada perkembangan otot halus ini
masih tidak diketahui, hipotesis tersebut masih merupakan penyebab yang paling mungkin akan
terjadinya obstruksi UPJ. Ulasan ini akan fokus terhadap dampak pada ginjal dalam obstruksi
UPJ, sehingga kami tidak akan mendiskusikan dengan detail mengenai kegagalan perkembangan
sel otot halus pada ureter dan pelvis.

Obstruksi UPJ pada model hewan

Model hewan yang berbeda untuk obstruksi UPJ dapat ditemukan, baik yang bersifat spontan
maupun yang dibuat secara spesifik menirukan obstruksi UPJ pada manusia, masing-masing
dengan kelebihan dan kekurangannya. Terdapat beberapa straintikus yang mampu menghasilkan
lesi yang mirip dengan hidronefrosis kongenital spontan. Walaupun penyebab pasti dari fenotipe
ini masih belum diketahui dengan pasti, model-model tersebut mengalami lesi tersebut dalam
keadaan alami dan merefleksikan kejadian yang kurang lebih sama pada kondisi yang terjadi
pada manusia. Walaupun demikian, infertilitas atau kemampuan reproduksi yang rendah dari
straintikus tersebut membatasi penggunaan model hewan ini.

Obstruksi ureter unilateral (UUO) merupakan salah satu model pembedahan yang paling terkenal
untuk meneliti tentang fibrosis tubulo-interstisial pada tikus dewasa. Walaupun demikian,
dampak dari obstruksi pada ginjal dewasa berbeda drastis dibandingkan dengan dampak
obstruksi pada ginjal yang masih berkembang. Pada ginjal bayi, obstruksi dapat mengganggu
morfogenesis, pertumbuhan, dan maturasi. Oleh karena itu, model yang berbeda untuk obstruksi
ginjal pada bayi telah dibuat pada banyak spesies. Dibandingkan dengan model kongenital,
keuntungan yang dapat diberikan adalah kontrol dari kapan terjadinya, durasi, dan derajat
keparahan dari penyakit. Pada domba, primata, dan marmot, nefrogenesis ginjal selesai sebelum
lahir namun kemudian dilanjutkan perkembangan ginjal. Hal yang sama pada model-model
tersebut juga ditemukan pada manusia. Oleh karena itu, pada model-model hewan tersebut, UUO
perlu dilakukan pada saat masih dalam janin. Walaupun demikian, pembedahan intrauterine
menggunakan opossum(semacam tupai), sebuah hewan marsupial di mana janin dapat ditemukan
di luar uterus. Oleh karena itu, pembedahan dapat dilakukan pada kantung dari ibu hewan
tersebut. Alternatif lainnya penelitian mengenai UUO terhadap neonatus adalah dengan
penggunaan model hewan tikus, kelinci, atau babi. Pada tikus, hanya 10% dari nefrogenesis
selesai sampai pada saat lahir, kurang lebih sama dengan manusia di mana hal yang sama
dilanjutkan pada usia 10 hari (nefrogenesis), yang sisanya dilanjutkan dengan proses maturasi
ginjal. Keuntungan dari penggunaan model hewan pengerat (tikus dan lainnya) adalah
penggunaan hewan transgenik atau gen knockout yang dapat memberikan informasi mengenai
peranan molekul spesifik dalam patofisiologi terjadinya obstruksi dan lebih mudah untuk
menggunakan hewan-hewan tersebut sehingga penelitian memiliki statisticalpoweryang lebih
tinggi. Pada model hewan kelinci, nefrogenesis tidak selesai pada saat lahir dan lanjut selama 2
minggu, sedangkan pada model hewan babi, nefrogenesis baru selesai 3 minggu setelah lahir.
Keuntungan dalam penggunaan model hewan babi adalah ginjal babi yang secara anatomis mirip
dengan manusia. Pada ginjal tikus, ditemukan struktur unipapilar, sedangkan pada babi
ditemukan struktur multipapilar dan memiliki nefron yang pendek, di mana struktur tersebut
kurang lebih sama dengan struktur nefron manusia. Walaupun sangat berguna, pertanyaan yang
perlu dijawab dalam penelitian menggunakan model-model hewan setelah lahir tersebut adalah
apakah ginjal bayi akan memberikan respons yang berbeda terhadap obstruksi dibandingkan
ginjal dalam janin. Perlu diketahui bahwa ginjal akan bekerja lebih keras pada bayi baru lahir
dibandingkan dengan bayi dalam janin, di mana plasenta juga ikut serta dalam melakukan
dialisis darah janin.

Anda mungkin juga menyukai