1. Jelaskan mengenai definisi dari “Standar, Kode dan Spesifikasi” dan berilah beberapa
contoh untuk ke tiga istilah tersebut diatas.
Jawaban:
Kode merupakan suatu standard yang berisikan kondisi dan persyaratan yang berhubungan
dengan bidang khusus (a particularly subject) dan mengindikasikan bahwa prosedur yg
digunakan telah sesuai dengan persyaratannya. Kode ini harus diikuti (mandatory) karena
menyangkut kepentingan umum yang mengarah kepada kebijakan otoritas pemerintahan.
Contoh:
Spesifikasi ialah suatu standar yang berisikan penjelasan yang rinci dan akurat tentang
persyaratan teknis dari material, produk, sistem atau jasa. Contoh:
Application code /
Application Welding standard
standard
BS EN 287 (part
BS 2633 BS EN 288 (part 3) 3)
BS 4677 BS EN 288 (part 4) BS EB 287 (part 2)
Process pipe-work ANSI/ASME ASME IX ASME IX
B31.3 ASME IX ASME IX
BS 2971 BS EN 288 (part 3) BS 4872/BS EN
287
AWS D1.1
AWS D1.1 AWS D1.1
Structural AWS D1.2
AWS D1.2 AWS D1.2
BS EN 287
fabrication BS 5135 BS EN 288 (part 3)
BS EN 287
BS 8118 BS EN 288 (part 4)
BS 4872
4. Apa yang dimaksud WPS? Mengapa WPS harus dibuat dalam pengelasan? serta
sebutkan beberapa isi dari WPS.
Jawaban:
5. Apa yang dimaksud dengan PQR? Mengapa PQR harus dibuat? dan sebutkan isi dari
dolumen PQR.
Jawaban:
PQR (Production Qualification Record) adalah catatan atau rekaman dari semua parameter
essential variable pada saat test coupon dilaksanakan. PQR hanya dibutuhkah untuk WPS
yang membutuhkan kualifikasi. Sebuah kupon tes diwelding dan PWHT diperlakukan sesuai
dengan WPS. Dan hasil weldingan diuji melalui berbagai non destruktif test, mekanik test,
tes korosi dan metalografi seperti yang dipersyaratkan oleh spesifikasi yang berlaku oleh
kode dan standard international. PQR adalah catatan dari parameter pengelasan yang
sebenarnya digunakan selama pengelasan kupon pengujian dan hasil pengujian laboratorium.
Hal-hal yang diatur dalam PQR meliputi:
6. Jelaskan 3 (tiga) variabel yang ada di WPS dan sebutkan contoh dari masing variabel-
variabel tersebut.
Jawaban:
Variabel Esensial adalah variabel dasar yang sangat mempengaruhi proses pengelasan.
• Base metal
• Filler metal
• Joint design
• Welding process
Variabel Non-esensial adalah variabel yang memberi sedikit pengaruh atau tidak sama sekali
pada sifat mekanis hasil lasan. Variabel tersebut meliputi:
• Arc Voltage
• Welding Amperage
• Travel speed
Supplementary Essential Variable / Additional Variable adalah variabel jika terdapat kondisi
yang akan merubah ketangguhan dari sambungan las, HAZ, atau logam induk. Variabel
tersebut adalah hasil uji impak.
7. Jelaskan mengenai persyaratan Pengujian Impak hasil lasan di WPS. Kapan variable
tersebut masuk di “Essential Variabel” dan Kapan harus masuk di “Additional
Variable”.
Jawaban:
Dalam pengujian impak hasil lasan dibuat test coupon dan dilakukan pengelasan dengan
parameter yang sesuai yang tercantum dalam WPS dan diseuaikan dengan kondisi
pengelasan sesungguhnya pada lapangan. Kemudian mencatat semua variabel esesnsial,
nonesensial, dan additional variable sesuai dengan kondisi lapangan. Setelah itu test coupon
dipotong dan dijadikan specimen uji impak, biasanya yang dipakai adalah V-notch Charpy
Impact test.
Kapan variable tersebut masuk di “Essential Variabel” dan Kapan harus masuk di
“Additional Variable”
Suatu additional variabel menjadi variabel esensial ketika welding procedure qualification
membutuhkan tes impak. Kebutuhan akan tes impak ini ketika kombinasi dari material,
ketebalan, dan suhu mempengaruhi ketangguhan dari material, kemudian WPS harus
dikualifikasi menggunakan tes impak.
P-Number adalah penandaan oleh ASME Boiler and Pressure Code untuk mengkategorikan
komposisi kimia dan kemampulasan dari logam yang digunakan untuk fabrikasi dari
barangpenahan tekanan. F-Number adalah klasifikasi untuk logam pengisi. A-Number
mengidentifikasi komposisi kimia.
D1.1
Spec Grade UNS P G KSI
group
Type 316-
A-167 S31603 S8 SG1 70 U
L
9. Bandingkan pengkodean untuk posisi pengelasan berdasarkan standar USA dan
Eropa serta gambarkan skematis nya, menggambar gambar skematik
Jawaban:
Tujuan WPS:
Variabel-variabel di atas merupakan faktor yang menentukan kualitas hasil lasan, sifat-sifat
mekanis dan produktifitas proses. Efisiensi proses pengelasan sangat ditentukan oleh
pengetahuan operator dan engineer yang membuat welding procedure specification dan
mengkomunikasikan persyaratan-persyaratan lasan kepada welder. WPS penting untuk
mengkomunikasikan kepada welder, supervisor dan inspector mengenai syarat lasan yang
diinginkan.
Kemampuan welder untuk melaksanakan WPS tergantung pada welder qualification test
(D1.1-96 paragraf C4.1.2). seorang inspector harus memastikan bahwa pengelasan dilakukan
sesuai dengan WPS, mengawasi teknik yang digunakan oleh welder (D1.1-96, paragraph
6.5.4). inspector tidak boleh mengubah WPS, melainkan mereka harus memastikan bahwa
semua prosedur diikuti dengan baik (D1.1-96, paragraph 6.3.1). Structural Welding Code-
Steel D1.1-96 membutuhkan WPS untuk setiap proses fabrikasi (D1.1-96, paragraph 5.5).
Setiap fabricator dan penegak bertanggung jawab untuk mengembangkan WPS (D1.1-96,
paragraph 4.1.1.1.4.6).
Ketidaksesuaian antara WPS dengan proses dapat mengakibatkan deposisi lasan tidak
memenuhi persyaratan yang diminta oleh kode atau spesifikasi pekerjaan. Apabila diperoleh
hasil lasan yang tidak diinginkan maka harus dilakukan koreksi yang dapat mengakibatkan
peningkatan biaya.
Prequalified WPS merupakan hal-hal yang dibuat oleh komite AWS D1 sebagai acceptable
performance dan tidak memasukkannya ke pengujian kualifikasi apa prosedur pengelasan.
Persyaratan kode yang dibebaskan oleh prequalifikasi adalah nondestructuive testing dan
mechanical testing. Agar WPS dapat diprekualifikasi, haru dipenuhi kondisi berikut ini :
• Prosedur pengelasan yang harus diprekualifikasi hanya SMAW, SAW, GMAW
(kecuali GMAW-s) dan FCAW (D1.1-96, paragraph 3.2.1).
• Kombinasi dari base metal/filler metal harus diprekualifikasi sebagaimana pada
D1.1-96, paragraph 3.3, tabel 3.1
• Temperatur minimum preheat dan interpass harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph
3.3, tabel 3.2
• Persyaratan khusus untuk setiap jenis pengelasan harus dikontrol. Pengelasan fillet
harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.9, pengelasan plug dan slot harus sesuai
dengan D1.1-96, paragraph 3.10, dan pengelasan groove harus sesuai dengan D1.1-
96, paragraph 3.11, 3.12 dan 3.13. Preparasi dari dimensi groove diatur pada D1.1-
96, gambar 3.3 dan 3.4.
Status kualifikasi awal harus sesuai dengan parameter procedural sebagaimana terdapat pada
D1.1-96, tabel 3.7, dan termasuk diameter maksimum elektroda, arus maksimum, root pass
thickness maksimum, fill pass thickness maksimum, single-pass filler weld size maksimum
dan single pass weld layer maksimum (D1.1-96, table 3.3).
Langkah awal saat membuat prequalified WPSs adalah membuat welding parameter yang
sesuai untuk aplikasi umum. Ketebalan material yang digunakan menentukan ukuran
elektroda dan kuat arus. Filler metal spesifik yangdipilih akan menunjukan persyaratan
kekuatan dari sambungan. Bila parameter yang diharapkan telah diperoleh, maka perlu
dilakukan penilaian bedasarkan kode pada D1.1-96 yang mengandung persyaratan-
persyaratan bagi prekualifikasi. Apabila ada parameter yang menyimpang dari persyaratan
ini, seorang kontraktor dapat melakukan dua hal :
1. Prosedur persiapan disesuaikan dengan batasan pada prekualifikasi, atau
2. Melakukan pengujian kualifikasi terhadap WPS
Langkah selanjutnya adalah menulis dokumen dari syarat-syarat WPS yang telah
diprekualifikasi.