Agen perubahan adalah guru dan kepala sekolah. Sedangkan objek perubahan
adalah institusi kurikulum pembelajaran dan semacamnya. Penyelenggaraan model
MBS yang efektif menurut Wihlstetter dan Smyer (1994) memvalidasi paradigma
model untuk pengembangannya yaitu dengan memberikan kekuasaan sekolah
menetapkan keputusan, kebijakan, dan arah pengorganisasian sekolah yang
bertumpu pada kekuatan anggaran, sarana, dan personal pengelolanya. Model
manajemen berbasis sekolah yang efektif dapat diukur dari keserasian dan
optimalisasi fungsi tugas semua unsur yang terkait dengan manajemen sekolah,
penampilan guru dan personal sekolah yang profesional, lingkungan dengan
perencanaan yang simultan, dan senantiasa memperbaiki sistem pengajaran sebagai
upaya memberi pelayanan belajar yang bermutu serta kesamaan dalam pencapaian
tujuan sekolah. Kewenangan Kepala Sekolah yang proporsional dipandang memiliki
efektivitas tinggi serta memberikan beberapa keuntungan seperti 1) kebijakan dan
kewenangan sekolah membawa pengaruh langsung kepada layanan belajar peserta
didik, kepuasan orang tua peserta didik, dan kinerja guru yang lebih profesional; 2)
memanfaatkan sumber daya sekolah dan lokal secara optimal; 3) melakukan
pembinaan peserta didik yang efektif seperti kehadiran, hasil belajar, tingkat
pengulangan, tingkat putus sekolah, moral guru, dan iklim sekolah; dan 4) adanya
perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru, manajemen
sekolah, rancang ulang program sekolah, dan perubahan perencanaan.
Esensi pengembangan manajemen berbasis Sekolah menurut Sizer (1992)
pembinaan intelektual pemikiran para peserta didik, tujuan umum dan khusus
pembelajaran kaitannya dengan pembinaan keterampilan peserta didik dan
pengetahuan khusus, hubungan khusus antar peserta didik dan guru, pandangan
peserta didik dalam menerima berbagai informasi, eksibisi para peserta didik dari skill
dan pengetahuan yang telah diperoleh, sikap yang santun penuh kepercayaan
(confident), sifat yang generalis tidak sempit atau picik dan mempunyai kemampuan
spesialis yaitu mendalami ilmu pengetahuan tertentu secara lebih khusus, dan biaya
yang dibutuhkan untuk pengembangan sekolah (Wahlstetter dan Smyer, 1994).
Kualitas pengelolaan sekolah bukan saja pada tertib administrasi, melainkan pada
jaminan adanya kreativitas dan inovatif dari setiap guru dan peserta didiknya. Tertib
administrasi selalu dipandang dari sudut ketatalaksanaan atau tata usaha. Jika dilihat
dari ketatalaksanaan Hal ini dapat dikerjakan oleh siapa saja meskipun berpendidikan
lulusan sekolah menengah atau sarjana berbagai bidang ilmu setelah mendapat
penjelasan seperlunya.
Formulasi strategi menggunakan model MBS tentu saja lebih dahulu dilakukan
analisis kebijakan ditingkat sekolah, yaitu melakukan problem sensing atau
menganalisis berbagai problematika yang melingkupi manajemen sekolah,
menstrukturkan masalah, menganalisis masalah tersebut dan menentukan prioritas,
dan menetapkan kebijakan jika dipandang telah memenuhi standar yang
dipersyaratkan. Apakah dengan penerapan model MBS ini akan sangat banyak
kaitannya dengan tingkat prestasi, apakah prestasi prestasi yang menonjol akan
tampak dengan jelas, apakah semangat dan moral kerja seluruh personal sekolah
juga meningkat, dan apakah dukungan pemerintah sesuai dengan prinsip
peningkatan kualitas dan otonomi manajemen sekolah meningkat. Tentu hal inilah
yang akan diuji keberhasilannya, dan pada gilirannya penerapan MBS Ini mendapat
pengakuan dan dukungan dari masyarakat luas.
Nilai ujian akhir sekolah bagi setiap peserta didik yang menamatkan sekolahnya
pada suatu jenjang dan jenis tertentu bukan satu-satunya indikator untuk menentukan
kualitas sekolah, sebab sekolah yang berhasil juga ditentukan oleh faktor-faktor yang
lainnya, seperti bagaimana kegiatan belajar mengajar dilaksanakan, bagaimana
kompetensi guru, dan tenaga kependidikan di sekolah tersebut ditingkatkan,
bagaimana fasilitas dan perlengkapan pembelajaran disediakan sekolah Apakah
mencukupi dan layak pakai, termasuk apakah sekolah dapat melaksanakan kegiatan
ekstrakurikuler dengan baik. Indikator keberhasilan akan berdampak bagi berbagai
aspek yaitu:
Kesimpulan