PENDAHULUAN
merupakan salah satu perdarahan dari uterus yang tidak ada hubungannya dengan
sebab organik, dimana terjadi perdarahan abnormal di dalam atau di luar siklus haid
endometrium. Perdarahan fungsional dapat terjadi pada setiap umur antara menarch
dan menopause. Tetapi kelainan ini lebih sering dijumpai sewaktu masa permulaan
Dua pertiga dari wanita-wanita yang dirawat di rumah sakit untuk perdarahan
pubertas, akan tetapi karena keadaan ini biasanya dapat sembuh sendiri, jarang
sekresi atau nonsekresi sangat penting dalam hal menentukan apakah perdarahan
Diagnosis dari PUD (Perdarahan Uterus Disfungsi) baru dapat ditegakkan bila
penyebab organik dan fungsional lain (seperti kehamilan, infeksi maupun tumor)
dari perdarahan abnormal tersebut sudah disingkirkan. Karena itu diagnosis PUD
sering digunakan untuk mengatasi perdarahan uterus yang berat, tetapi saat inicara
1
tersebut bukan merupakan pilihan yang utama, terutama pada wanita yang masih
ingin memiliki anak. Dilatasi dan kuretase juga dapat dilakukan sebagai upaya
pengobatan, namun di Indonesia cara ini tabu dilakukan pada wanita yang belum
menikah, karena himen sangat tinggi nilainya, oleh karena itu usaha pengobatan
secara hormonal menjadi salah satu pilihan walaupun pemberiannya harus diawasi
adanya perubahan pada siklus menstruasi normal baik dari interval atau panjang
siklus, durasi maupun jumlah perdarahan. Hal ini sering dijumpai pada wanita pada
usia reproduksi (Singh S, et. al. 2013). Berdasarkan data yang didapatkan di
(Prawirohardjo S, 2011).
yang sesuai. Tatalaksananya pun juga beragam sesuai dengan penyebab dan
patofisiologi yang mendasarinya. Oleh karena itu, penulis merasa perlu untuk
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
adanya perubahan pada siklus menstruasi normal baik dari interval atau panjang
siklus, durasi maupun jumlah perdarahan. Siklus menstruasi yang normal biasanya
memiliki interval atau panjang selama 28±7 hari, durasi selama 4±3 hari, dan
Perdarahan uterus abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik dalam
hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak,
sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan (Badziad, A. dkk, 2011).
seperti menoragia yaitu durasi menstruasi yang lebih lama dari tujuh hari atau
yaitu perdarahan dengan durasi yang lebih pendek atau jumlah perdarahan yang
lebih sedikit dari menstruasi normal, oligomenore yaitu siklus menstruasi dengan
interval lebih lama dari 35 hari (Hoffman BL, et. al. 2012).
Terminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau
3
Perdarahan uterus abnormal dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu
perdarahan yang iregular dengan jumlah perdarahan yang bervariasi dari sedikit
(tidak terjadinya menstruasi selama lebih dari tiga bulan), oligomenore, metroragia,
dan perdarahan uterus disfungsi (perdarahan uterus abnormal yang terjadi tanpa
karakteristik perdarahan yang regular tetapi dengan durasi yang lebih lama dan
jumlah perdarahan yang lebih banyak. Yang termasuk perdarahan ovulasi yaitu
2.2 Epidemiologi
wanita pada usia reproduksi.1 Menurut penelitian Lee et al., keluhan ini banyak
terjadi pada masa awal terjadinya menstruasi. Sebanyak 75% wanita pada tahap
remaja akhir memiliki gangguan yang terkait dengan menstruasi. Penelitian yang
2009).
4
2.3 Etiologi
abnormalitas struktur uterus dan tidak berkaitan dengan abnormalitas struktur yang
Penyebab perdarahan iregular berkaitan dengan usia dan usia reproduktif (The
royal A, 2007).
Kelompok Usia
Ektropion servikal
Polip endometrium
Endometrium hiperplasia
Uterine fibroid
Endometriosis
Trauma / operasi
5
Sebab-sebab organik yaitu perdarahan dari uterus, tuba, dan ovarium
1. Serviks uteri, seperti polipus servitis uteri, erosio prosionis uteri, ulkus
tuba.
permukaannya terdiri dari selapis sel kolumnar yang bersilia dengan kelenjar
sekresi mukosa rahi yang berbentuk invaginasi kedalam stroma selular. kelenjar
dan stroma mengalami perubahan yang siklik, bergantian antara pengelupasan dan
superfisial yang akan mengelupas setiap bulan dan lapisan basal yang tidak ikut
aktif setelah periode haid sampai terjadi ovulasi, kemudian kelenjar endometrium
(Prawirohardjo, 2014).
6
Perempuan merupakan salah satu yang mempunyai siklus reproduksi bulanan
1. Fase folikuler
2. Fase ovulasi
3. Fase luteal
Ketiga fase ini dikendalikan oleh sistem hormonal hipotalamus hipofisis serta
ovarium dan organ akhir yang dipengaruhi olehkombinasi hormon estrogen dan
hipotalamus mengontrol siklus tetapi ia sendiri dapat dipengaruhi oleh senter yang
lebih tinggi di otak misalnya kecemasan dan stres. hipotalamus memacu kelenjar
hipofisi dengan menyekresikan GnRH suatu dekade peptide yang disekresi secara
ginadotropin hipofisi memacu sintesis dan pelepasan FSH dan LH. FSH adalah
hormon glikoprotein yang memacu pematangan folikel selama fase folikular dari
siklus. FSH juga membantu LH memacu sekresi hormon sterodi terutama estrogen
oleh sel granulosa dari folikel matang. LH juga termasuk glikoprotein. LH ikut
dalam steroidogenesis dalam folikel dan berperan penting dalam ovulasi yang
tergantung pada mid cycle surge dari LH. Produksi progesteron oleh korpus luteum
juga dipengaruhi oleh LH. FSH dan LH dan dua hormon glikoprotein lainnya yaitu
7
dibentuk oleh dua subunit protein rantai alfa dan beta. Siklus haid terdiri dari dua
umumnya berkisar antara 10-14 hari. Selama fase ini didapatkan proses
jumlah dari sel granulosa. Sel granulosa tempat ekslusif dari reseptor
dan mengawali tanda dari reseptor LH. Setelah terlihat reseptor LH, sel
8
menghambat pelepasan FSH. Karena folikel dominan mulai
dari folikel lain untuk mencapai preovulasi tingkat folikel the Graaf
pada waktu itu disekresi oleh folikel dominan, yang dipersiapkan untuk
ovulasi.
b. Fase Ovulasi
dari folikel. Folikel primer primitif berisi oosit yang tidak matur (sel
folikel yang terpilih, oosit matur dan terjadi ovulasi, folikel yang
c. Fase Luteal/Post-ovulasi
atau folikel de Graff pada proses ini disebut sebagai lutenisasi. Ruptur
pemisah dari sel granulosa luteal dan theka luteal rusak, dan hari kedua
9
postovulasi, pembuluh darah dan kapiler menembus ke lapisan sel
LH oleh sel theka lutein dan granulosa lutein. Selama luteinisasi, sel
hipofisis anterior.
10
a. kelenjar berkelok-kelok, stroma longgar
akibat edema mengandung banyak protein/
nutrisi
b. menjelang ovulasi sel kelenjar semakin
tinggi dan berbentuk pseudo epithel bertatah
3. Phase sekresi tetap sehingga perubahan
menstruasi bersumber phase proliferasi
4. Arteria spiralisnya menjadi:
a. lebih panjang dari bagian kompakta,
sehingga mempunyai bentuk spiral
(berkelok-kelok)
b. membentuk kapiler sampai permukaan
endometrium yang akan didestruksi
sitotrophoblas untuk mendapatkan nutrisi
endometrium
5. Keberadaan art spiralis sangat unik:
a. mengalami vasokonstriksi sebagai tanda
mulai inisiasi menstruasi
b. membatasi hilangnya darah menstruasi
c. dalam situasi hamil mempertahankan aliran
darah menuju retroplasenter sirkulasi.
Post ovulasi, fase 1. folikel menjadi korpus rubrum dan korpus
luteal luteum mengeluarkan hormon kombinasi:
a. estrogen dan progesteron
b. mengubah phase prolifersi menjadi phase
sekresi endometrium
2. umur korpus luteum terbatas dan sejak hari 7-8
mulai penurunan sekresi estradiol-estrogen dan
progesteron menyebabkan persiapan menstruasi:
a. transportasi growth betha berperanan:
- memadatkan bagia kompakta
endometrium
- progesteron berfungsi pada endometrium
11
yang menyebabkan terjadinya menstruasi
b. endometrium mengalami vakuolisasi
penampungan perdarahan menstruasi
sebelum sampai manifestasi kliniknya.
3. perubahan arteia endometrium
a. art lurus memberikan aliran bagian basal
endometrium tidsk ikut dslsm proses
menstruasi
b. arteria spiralis yang berasal dari art arkuatus
ikut serta dalam proses menstruasi
c. setelah cukup memberikan vaskularisasi
tekanan intravaskular meningkat
menyebabkan hambatan aliran darah menuju
endometrium
4. endometrium dapat mengeluarkan bioaktif
a. endothelin 1 bioaktif vasokontriksi vaskuler
b. interleukin 8 menarik neutrophil
c. monocyte chemotactic protein 1 dirangsang
transforming growt factor 1 terjadi infiltasi
leukosit menuju endometrium, infiltrasi
implamasi
d. interleukin 15 merangsang pembentukan
natural killer cell
5. darah art spiralis diatur endometrium dengan
pengeluaran vasoaktif material
a. menyebabkan kerusakan endothel pembuluh
darah, mengeluarkan prostaglandine
didahului pelepasan asam arakhidonik
b. PGF2 sebagai vasokonstriktor aktif
menyebabkan ishemia endometrium
kompakta diikuti ekstravasasi perdarahan
c. PGE 2 dan PGI2 (prostasiklin) merupakan
vasodilatator sehingga endometrium
12
mengalami silih berganti vasokonstriksi dan
dilatasi menyebabkan proses deskuamasi
Mulainya 1. perdarahan mulai dari arterioli dan vena,
perdarahan pecahnya pembuluh darah arterioli menimbulkan
menstruasi perdarahan hematoma
2. hematoma mendorong bagian kompakta
endometrium dan sampai pecah
3. pecahnya endometrium dari pengaruh hormonal
4. perdarahan menstruasi berhenti bila terjadi:
a. vasokonstriksi pembuluh darah
b. pembentukan trombus ujung pembuluh darah
c. epithelisasi sejak hari ke-5 menstruasi dan
berakhir hari ke 9-10
5. darah menstruasi mengalami hemolisis sehingga
encer tanpa gumpalan darah.
2.5 Patofisiologi
Endometrium terdiri dari dua lapisan yang berbeda yaitu lapisan fungsionalis
Lapisan basalis berfungsi sebagai reservoir untuk regenerasi pada saat menstruasi
(Prawiroharjo, S. 2011).
Uterus divaskularisasi oleh dua arteri uterina. Di lateral bawah uterus, arteri
uterina pecah menjadi dua cabang yaitu arteri vaginalis yang mengarah ke bawah
dan cabang asenden yang mengarah ke atas. Cabang asenden dari kedua sisi uterus
membentuk dua arteri arkuata yang berjalan sejajar dengan kavum uteri. Kedua
13
arteri arkuata tersebut membentuk anastomose satu sama lain, membentuk cincin
yang melingkari kavum uteri. Arteri radialis merupakan cabang kecil arteri arkuata
yang berjalan meninggalkan arteri arkuata secara tegak lurus menuju kavum uteri.
Arteri radialis memiliki fungsi untuk memperdarahi miometrium lalu pada saat
memasuki lapisan endometrium, arteri radialis memberi cabang arteri yang lebih
kecil ke arah lateral yaitu arteri basalis. Arteri basalis memiliki fungsi untuk
menjadi arteri spiralis. Arteri spiralis sangat peka terhadap stimulus hormon dan
2011).
Sebelum terjadinya menstruasi, pada arteri ini terjadi peningkatan statis aliran
darah, kemudian terjadi vasodilatasi dan perdarahan dari arteri spiralis dan dinding
kapiler. Maka dari itu darah menstruasi akan hilang melalui pembuluh darah
iskemi dan nekrosis endometrium. Jaringan nekrotik tersebut lalu luruh saat
ekstrim, yaitu pada masa perimenarchal dan perimenopausal. Pada masa tersebut
banyak. Mekanisme anovulasi tidak diketahui secara pasti, tetapi diketahui bahwa
14
dengan peningkatan dan melebar pembuluh darah dan supresi arteri spiralis.
menjadi besar, berdinding tipis, dan melengkung. Perubahan tersebut yang menjadi
mengurangi tonus pembuluh darah. Efek tidak langsung dari estrogen melalui
kehilangan menstruasi berat, dengan 90% dari kerugian pada 3 hari pertama seperti
dan gonadotropin dan profil steroid tidak berbeda dengan yang terlihat pada siklus
menstruasi normal. Penurunan kadar estrogen dan progesteron pada akhir fase
utama terdapat dalam mengontrol proses volume darah yang hilang selama
dapat meningkat saat fase sekresi akhir pada wanita yang menderita perdarahan
uterus disfungsional. Salah satu faktor yang berperan dalam membatasi kehilangan
15
(PG) di endometrium dipengaruhi oleh kadar steroid yang bersirkulasi. PGF2α
merupakan salah satu substansi poten untuk mencegah agregrasi platelet dan
formasi plak hemostatik. Peningkatan reseptor PGE2 dan PGI2 menjadi faktor
2.6 Klasifikasi
sehingga mekanisme umpan balik negatif tidak terjadi. Akibatnya kadar FSH
dan LH akan tetap meningkat, walaupun tidak dicapai lonjakan LH. Dengan
berlebihan, maka pada suatu saat akan timbul gangguan vaskularisasi di lapisan
Kenaikan estrogen pada keadaan ini tidak mampu memacu terjadinya lonjakan
LH, sehingga ovulasi tidak terjadi. Akan tetapi mekanisme umpan balik negatif
16
kadar estrogen secara mendadak, yang mengakibatkan terkelupasnya lapisan
1. Menoragia (hipermenorea)
2. Hipomenorea (kriptomenorea)
Yaitu perdarahan menstruasi yang sedikit, dan terkadang hanya berupa bercak
darah. Obstruksi seperti pada stenosis himen atau serviks mungkin sebagai
17
3. Metroragia (perdarahan intermenstrual)
darah, dan dapat dilacak dengan memantau suhu tubuh basal. Polip
4. Polimenorea
Yaitu periode menstruasi yang terjadi terlalu sering. Hal ini biasanya
menstruasi.
5. Menometroragia
Yaitu perdarahan yang terjadi pada interval yang iregular. Jumlah dan durasi
dari kehamilan.
6. Oligomenorea
didiagnosis bila tidak ada menstruasi selama lebih dari 6 bulan. Volume
18
7. Perdarahan kontak (perdarahan post-koitus)
Perdarahan post-koitus harus dianggap sebagai tanda dari kanker leher rahim
kontak yang lebih sering yaitu servikal eversi, polip serviks, infeksi serviks
dkk, 2011).
pada kondisi perdarahan uterus abnormal kronik atau tanpa riwayat sebelumnya
Perdarahan yang telah terjadi lebih dari tiga bulan. Kondisi ini biasanya tidak
Pendarahan dapat terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama
setiap siklus.
Investigasi dan manajemen PUA pada wanita umur reproduktif tidak hamil
19
Federation of International Gynecology and Obstetrics (FIGO) telah
(FIGO, 2011).
Sistem klasifikasi dasar terdiri dari 4 kategori etiologi yang dapat terdefinisi
secara visual anatomik (PALM) dan 4 etiologi yang tidak berhubungan dengan
Gambar. Sistem klasifikasi dasar (FIGO Working Group on Menstrual Disorder, 2011)
terdapat 9 kategori utama disusu sesuai dengan akronim “PALM COEIN” yakni ;
20
ovulatory dysfunction, endometrial, iatrogenik, dan not yet classified (FIGO
“COEIN” merupakan kelinan non strruktural yang tidak dapat dinilai dengan
berdasarkan pertimbangan bahwa seorang pasien dapat memiliki satu atau lebih
A. Polip (PUA-P)
Gejala :
menyebabkan PUA.
Diagnostik :
endometrium
B. Adenomiosis (PUA-A)
21
Gejala :
- Nyeri haid, nyeri saat snggama, nyeri menjelang atau sesudah haid,
uterus abnormal.
Diagnostik :
miometrium.
C. Leiomioma (PUA-L)
miometrium
Gejala :
abdomen
22
Diagnostik :
lainnya.
dan subserosum.
lapisan endometrium
Diagnostik :
23
E. Coagulopathy (PUA-C)
perdarahan uterus
Diagnostik :
uterus
Diagnostik :
yang bervariasi
(PUD)
24
G. Endometrial (PUA-E)
Diagnostik :
aktifitas fibrinolitik
endometrium
H. Iatrogenik (PUA-I)
breakthrough bleeding.
25
- Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain yang jarang atau
Manifestasi klinis yang terjadi pada perdarahan uterus abnormal adalah sebagai
Adanya perubahan pola dalam siklus menstruasi berupa interval yang normal
teratur tetapi jumlah darah dan durasinya lebih dari normal merupakan
menoragia. Interval yang tidak teratur dengan jumlah perdarahan dan durasi
yang lebih dari normal merupakan metroragia. Banyak gangguan yang bersifat
(menometroragia).
2. Perdarahan pascakoitus
pada wanita berusia 20 - 40 tahun serta pada mereka yang multipara. Lesi yang
26
dijumpai pada perdarahan pascakoitus biasanya jinak. Berdasarkan observasi
bahwa seperempat dari kasus tersebut disebabkan oleh eversi serviks. Penyebab
lain yang dapat mendasari diantaranya polip endoserviks, servisitis, dan polip
endometrium.
trachomatis. Menurut penelitian Bax et al., risiko relatif infeksi klamidia pada
wanita dengan pendarahan pascakoitus adalah 2,6 kali lebih tinggi daripada
pascakoitus dapat berasal dari neoplasia serviks atau saluran kelamin. Pada
neoplasia intraepitel serviks dan kanker yang invasif, epitel menjadi tipis dan
rapuh sehingga mudah lepas dari serviks. Pada wanita dengan perdarahan
yang invasif sebanyak 5%, dan kanker endometrium sebanyak kurang dari 1%.
Dalam studi lain, Jha dan Sabharwal melaporkan bahwa sejumlah perempuan
dengan kolposkopi. Sebagian besar wanita dengan perdarahan yang tidak dapat
3. Nyeri pelvis
kehamilan. Nyeri yang dirasakan saat berhubungan seksual dan nyeri nonsiklik
jarang dirasakan pada wanita dengan perdarahan uterus abnormal. Jika nyeri ini
27
dirasakan, maka penyebabnya adalah kelainan dari struktural atau infeksi.
adanya korelasi nyeri panggul yang meningkat seiring dengan adanya invasi
Perdarahan dapat terjadi setiap waktu dalam siklus haid, perdarahan dapat
Keadaan ini paling sering dijumpai pada masa menars atau pada masa
1. Perdarahan Ovulatoar
masa mendekati haid. Jika karena perdarahan yang lama dan tidak teratur
siklus haid tidak dikenal lagi, maka kadang-kadang bentuk kurve suhu
28
b. Insufiensi korpus luteum dapat menyebabkan premenstrual spotting,
dibuat, apabila hasil biopsi endometrial dalam fase luteal tidak cocok
2. Perdarahan anovulatoar
anamun hal ini paling sering terdapat pada masa pubertas dan pada masa
29
normal disebabkan oleh gangguan atau terlambatnya proses menstruasi
lancar. Bila pada masa pubertas kemungkinan keganasan kecil sekali dan
ada harapan bahwa lambat laun keadaan menjadi normal dan siklus haid
menjadi ovulator, pada seorang wanita dewasa dan terutama dalam masa
adanya penyakitpenyakit tersebut diatas. Dalam hal ini stress yang dialami
2.8 Diagnosis
30
kelainan hemostasis pada pasien dan keluarganya. Perlu ditanyakan siklus
2. Pemeriksaaan fisik
31
Kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi suatu
bersangkutan. Selain itu perlu juga ditanyakan kehidupan keluarga serta latar
penggunaan kontrasepsi, medikasi saat ini dan tindakan bedah yang pernah
menegakkan diagnosa pada gadis tidak perlu dilakukan kuretase. Pada wanita
a. Pemeriksaan Ginekologi
b. Penilaian Ovulasi
amenorea.
diperlukan.
32
c. Penilaian Endometrium
dilakukan pada:
kanker endometrium
nulipara
33
penggunaan histeroskopi adalah diagnosis dan terapi dapat
dilakukan bersamaan.
e. Penilaian Miometrium
adenomiosis.
3. Pemeriksaan penunjang
pada regio pelvis dapat juga digunakan untuk menentukan lokasi fibroid dan
tumor.
34
c. Dilatase dan kuretase (dilatation and curettage, D&C), jarang dilakukan
saat ini untuk mendiagnosa PUD, karena dilakukan di bawah anestesi umum
A. dkk, 2011).
35
2.9 Penatalaksanaan
diobati, sebaliknya sasaran dari pengelolaan adalah untuk mengurangi gejala pada
suatu derajat dimana perdarahan uterus tidak lagi mengganggu aktifitas pasien dan
b. Menghentikan perdarahan
1. Kuret (tidak perlu MRS, kecuali bila akan dilakukan transfusi). Prosedur
2. Obat-obatan
36
Pil Kombinasi. Tujuannya untuk mengkondisikan endometrium
hari atau nomisteron 3x1 tablet selama 7-10 hari. Bila ada
mengatur siklus haid. Untuk ini dapat diberikan pil oral selama 3-6 bulan, atau
progesteron 2x1 tablet selama 10 hari, dimulai pada hari ke-14 sampai hari ke-
37
15 haid. Ketika perdarahan tidak dapat dikontrol oleh pengobatan hormonal,
mengurangi gejala PUD. Jika hal itu gagal, dilakukan pelepasan endometrium
dari lapisan uterus, tetapi tetap mempertahankan uterus. Prosedur ini kadang-
merupakan pengobatan yang umum untuk PUD yang telah berlangsung lama
pada wanita yang telah punya anak. Pemberian preparat besi juga penting untuk
1. Asam Traneksamat
akan diubah menjadi plasmin yang berfungsi untuk memecah fibrin menjadi
fibrin degradation products (FDPs). Oleh karena itu obat ini berfungsi sebagai
agen anti fibrinolitik. Obat ini akan menghambat faktor-faktor yang memicu
mengurangi jumlah darah haid hingga 20-50 persen. Pemberian AINS dapat
dimulai sejak haid hari pertama dan dapat diberikan untuk 5 hari atau hingga
38
haid berhenti. Efek samping : gangguan pencernaan, diare, perburukan asma
1. Estrogen
Sediaan ini digunakan pada kejadian perdarahan akut yang banyak. Sediaan
yang digunakan adalah EEK, dengan dosis 2.5mg per oral 4x1 dalam waktu 48
jam. Pemberian EEK dosis tinggi tersebut dapat disertai dengan pemberian obat
jam sesuai dengan kebutuhan. Mekanisme kerja obat ini belum jelas,
progestin aka n lebih baik. Efek samping berupa gejala akibat efek estrogen
endometrium yang atrofi. Dosis yang dianjurkan pada saat perdarahan akut
39
dapat diberikan secara kontinyu, namun dianjurkan setiap 3-4 bulan dapat
dibuat perdarahan lucut. Efek samping dapat berupa perubahan, mood, sakit
kepala, mual, retensi cairan, payudara tegang, deep vein thrombosis, stroke dan
serangan jantung.
3. Progestin
Obat ini akan bekerja menghambat penambahan reseptor estrogen serta akan
40
setiap 2 hari hingga perdarahan berhenti. Pemberian dilanjutkan untuk 14 hari
4. Androgen
Danazol adalah suatu sintetik isoxazol yang berasal dari turunan 17a-etinil
menekan produksi estradiol dari ovarium, serta memiliki efek langsung terhada
tinggi 200mg atau lebih per hari dapat dipergunakan untuk mengobati PUD.
suara.
Obat ini bekerja dengan cara mengurangi konsentrasi reseptor GnRH pada
hipofisis melalui mekanisme down regulation terhadap reseptor dan efek pasca
41
estrogen dan progestin dosis rendah (add back therapy). Efek samping :
toleransi
palpitasi
(SOPK)
endoserviks
42
BAB III
RINGKASAN
adanya perubahan pada siklus menstruasi normal baik dari interval atau panjang
siklus, durasi maupun jumlah perdarahan. Siklus menstruasi yang normal biasanya
memiliki interval atau panjang selama 28±7 hari, durasi selama 4±3 hari, dan jumlah
Perdarahan uterus abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik dalam
hal jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak,
sedikit, siklus haid yang memanjang atau tidak beraturan (Badziad, A. dkk, 2011).
Terminologi menoragia saat ini diganti dengan perdarahan haid banyak atau
dalam hal jumlah, frekuensi, dan lamanya yang terjadi baik di dalam maupun di luar
siklus haid, merupakan gejala klinis yang semata-mata karena suatu gangguan
43
Kecurigaan terhadap salah satu penyakit tersebut hendaknya menjadi suatu dorongan
Selain itu perlu juga ditanyakan kehidupan keluarga serta latar belakang
kontrasepsi, medikasi saat ini dan tindakan bedah yang pernah dialami. Pemeriksaan
haid supaya normal kembali, bila didapatkan anemia (Hb < 8 gr%), dilakukan
kecuali bila akan dilakukan transfusi). Prosedur dilakukan pada wanita yang telah
44
DAFTAR PUSTAKA
Hoffman BL et al. Williams Gynecology. 2nd ed. United States: The McGraw-
Munro MG, Crihley HO, Broder MS, Fraser IS. FIGO Classification System
2011.
45
Sianipar O et al. Prevalensi Gangguan Menstruasi dan Faktor-faktor yang
Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur. Maj
Sweet MG, Schmidt TA, Weiss PM, Madsen KP. Evaluation and
(1):35–43
46