Case Report

Kista Ovarium

SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK
TAHUN 2019
Tinjauan Pustaka
Loading…..
 PENDAHULUAN
Kista adalah suatu jenis tumor yang penyebab pastinya sendiri belum
diketahui, berupa kantong abnormal yang berisi cairan. Pada wanita organ
yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.

Kista ovarium merupakan suatu tumor baik kecil maupun yang besar, kistik
atau padat, jinak atau ganas yang berada di ovarium
(Winkjosastro. H, 2011).

Gambar : Kista Ovarium

 PATOLOGI
(schorge et.al, 2008).

Setiap hari ovarium normal

membentuk beberapa kista kecil

Folikel de Graff.

Folikel yang ruptur akan menjadi korpus

folikel dominan dengan diameter lebih
luteum, yang pada saat matang memiliki
dari 2.8 cm akan melepaskan oosit
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista
mature.
ditengah-tengah.

Bila tidak terjadi fertilisasi pada oosit,

bila terjadi fertilisasi, korpus luteum mula-
korpus luteum akan mengalami
mula akan membesar kemudian secara
fibrosis dan pengerutan secara
gradual akan mengecil selama kehamilan
progresif.
 FAKTOR RESIKO

Faktor resiko terjadinya kista ovarium (Winkjosastro. H, 2011).

• Riwayat kista ovarium sebelumnya

• Siklus menstruasi yang tidak teratur
• Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas
• Menstruasi dini
• Tingkat kesuburan
• Hipotiroid atau hormon yang tidak seimbang
• Terapi tamosifen pada kanker mamma
 GEJALA KLINIS

Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak spesifik (Schorge et.al, 2008).

1. Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:

• Gangguan haid
• Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau
sering berkemih.
• Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.
• Nyeri saat bersenggama.
2. Pada stadium lanjut:
• Asites
• Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga perut
• Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan
• Gangguan buang air besar dan kecil.
• Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.
 PEMERIKSAAN USG

Dari gambaran USG dapat terlihat : (Schorge et.al, 2008).

 Akan terlihat sebagai struktur kistik yang bulat (kadang-kadang oval) dan
terlihat sangat echolucent dengan dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi
belakang kista nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya.
 Kista ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler (bersepta-
septa).
 Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal echoes)
di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam kista.
 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Pemeriksaan Beta-HCG
2. Pemeriksaan Darah Lengkap, Untuk sebuah penyakit keganasan, dapat
diperkirakan melalui LED.
3. Urinalisis penting untuk mencari apakah ada kemungkinan lain, baik batu
saluran kemih atau infeksi
4. Pemeriksaan Tumor Marker spesifik pada keganasan ovarium adalah CA125.

PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI

Untuk memastikan tingkat keganasan dari tumor ovarium. Pemeriksaan ini

biasanya dilakukan bersama dengan proses operasi, kemudian sampel difiksasi
dan diperiksa dibawah mikroskop
 PENATALAKSANAAN

1. Observasi dan Manajemen Gejala

2. Pembedahan
Indikasi umum operasi pada tumor ovarium melalu screening
USG umumnya dilakukan apabila besar tumor melebihi 5cm baik
dengan gejala maupun tanpa gejala.
KASUS
 IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S S
• Suami : Tn. N S
• Umur : 39 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Ngronggot
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Tgl. MRS/ Jam : 24 Februari 2019 / 16.00 WIB
• Ruang : Kemuning
• Diagnosis : Kista Ovarium
ANAMNESIS
• Keluhan Utama:
Nyeri perut bagian bawah kanan

• Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien datang ke RSUD Nganjuk pada tanggal 24
Februari 2019 jam 16.00 dengan nyeri perut bagian
bawah kanan yang berlebihan sejak 3 bulan yang lalu,
pasien mengatakan pertama kali merasakan keluhan
seperti ini saat menstruasi sejak kurang lebih tahun
2011. pasien mengatakan siklus menstruasi tidak
teratur. selai itu pasien juga mengeluh seringkali nyeri
saat bersenggama.
 13

ANAMNESIS

• Riwayat Penyakit Dahulu:

Hipertensi (-), Diabetes (-), Penyakit Jantung (-),
Asma (-)

• Riwayat Sosial:
Pasien tidak merokok serta tidak minum alkohol.

• Riwayat alergi:
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi
makanan ataupun obat.
ANAMNESIS
• Riwayat Perkawinan:
Pasien menikah 2 kali, lama 8 bulan

• Riwayat Kontrasepsi:
Pasien mengatakan tidak menggunakan KB

• Riwayat Menstruasi: menstruasi tidak teratur dan terasa nyeri.

Pertama kali menstruasi umur 12 tahun
 15

VITAL SIGN
Keadaan umum : Cukup
Tensi : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
Suhu Axila : 36,6 derajat celcius

• Tinggi badan : 155 cm

• Berat Badan : 60 kg
 Pemeriksaan fisik
• Kepala / Leher : dalam batas normal

• Thorax : dalam batas normal

Cor : S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+/+), Rhonki (-), Wheezing (-)

• Abdomen :
 Inspeksi : jejas (-), striae (-)
 Auskultasi : BU (+)
 Palpasi : nyeri tekan (+) regio iliaca dextra
 Perkusi : tympani (+)

• Ektremitas : Akral hangat (+), edema (-)

Pemeriksaan penunjang

• Pemeriksaan laboratorium tanggal 25 Februari 2019 Jam 17.04

Hemoglobin 13.2 g/dL 11,7 – 15,5

 Pemeriksaan USG

• Hasil USG : Ukuran Normal

Parenkim Normal

• Adnexa Diagnosis : Massa kistik Ø 5,83 x 6,28 cm

• Kesimpulan : Kista Ovarium
• Saran : Laparatomi
 Laporan Operasi

• Dilakukan tanggal 25/ 02/ 2019 jam 10.25 – 11.25

• Diagnosis Pra-bedah : kista ovarium dextra

• Diagnose pasca bedah : kista ovarium dextra
• Nama tindakan operasi : salpingo oophorectomy
• DIAGNOSA AKHIR
Post Laparatomi Kista Ovarium Dextra

• PENATALAKSANAAN POST OPERASI

▫ Cek Hb, target ≥ 8
▫ infus RL : D5 = 2 : 3
▫ inj. Ketorolac 3x30 mg
▫ inj. Vit C 2 x 1 amp
▫ terapi oral : asam mefenamat 3 x 500 mg
 21

FOLLOW UP
• Tanggal : 24-02-2019 , jam 16.00

S : pasien mengeluh nyeri perut bagian bawah saat mau

haid  MRS
O : KU: baik
TD : 110/60 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
Suhu : 36˚C
A : kista ovarium
P : kolab dengan tim medis
Lapor dr. Sonia Sp.OG
- dulcolac tab. 3 x 1
- dulcolac sup. jam 18.00 dan jam 22.00
- persiapan OP dilanjutkan
 22

FOLLOW UP
• Tanggal : 25-02-2019 , jam 12.00

S : keluhan nyeri post OP

O : K/U : baik
TD : 107/ 78 mmHg
Nadi : 90 x/mnt
A : post laparatomi kista ovarium dekstra
P : - Cek Hb, target ≥ 8
- infus RL : D5 = 2 : 3
- inj. Ketorolac 3x30 mg
- inj. Vit C 2 x 1 amp
- terapi oral : asam mefenamat 3 x 500 mg
 23

FOLLOW UP
• Tanggal : 25-02-2019 , jam 20.00

S : nyeri luka bekas operasi

O : KU baik
TD : 100/70 mmHg
N: 85 x / menit
S : 37,10C
A : post laparatomi kista ovarium dekstra
P : Observasi KU+ Melanjutkan terapi
 24

FOLLOW UP
• Tanggal : 26-02-2019 , jam 06.00

S : nyeri luka bekas operasi

O : KU baik
TD : 120/60 mmHg
N: 86 x / menit
S : 37,10C
A : post laparatomi kista ovarium dekstra
P : terapi dilanjutkan
 25

FOLLOW UP
• Tanggal : 26-02-2019 , jam 12.00

S : nyeri luka bekas operasi sudah berkurang

O : KU baik
A : post laparatomi kista ovarium dekstra
P : Observasi KU dan terapi dilanjutkan
 26

FOLLOW UP
• Tanggal : 26-02-2019 , jam 20.00

S : keluhan (-)
O : KU: baik
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 89 x/menit
Suhu : 36˚C
A : post laparatomi kista ovarium dekstra
P : terapi dilanjutkan
 27

FOLLOW UP
• Tanggal : 27-02-2019 , jam 06.00

S : nyeri saat buang air kecil

O : KU baik
TD : 100/70 mmHg
N: 80 x / menit
S : 36,50C
A : post laparatomi kista ovarium dekstra
P : Observasi KU+ Melanjutkan terapi
 28

FOLLOW UP
• Tanggal : 27-02-2019 , jam 12.00

S : Keluhan saat buang air kecil terasa nyeri

O : KU baik
TD : 110/70 mmHg
N: 82 x / menit
S : 36.50C
Flatus (+), BU (+)
Luka jahit kering, pus (-), darah (-)
A : H +2 post laparatomi kista ovarium dekstra
P : - rawat luka
- KRS
- ciprofloxacin 2 x 500 mg
- asam mefenamat 3 x 500 mg
- ranitidin 2 x 150 mg
 29

TERIMAKASIH

BAGIAN SMF ILMU OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NGANJUK
TAHUN 2019 ©2018