Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

FUNGSI OTAK DALAM PEMBELAJARAN


Tugas Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Bimbingan dan Konseling Belajar
Yang dibina oleh Bapak Djoko Blasius Boli Lasan

Disusun Oleh :
1. Esti Aulia Putri (180111600054)
2. Dimas Aunul Haqq (180111600061)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
FEBRUARI 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah penulis yang berjudul
“ Fungsi Otak dalam Pembelajaran ” ini tepat pada waktunya. Makalah ini penulis buat dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar yang dibina oleh
Bapak Blasius Boli Lasan. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Selama penyusunan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak sangat penulis
butuhkan demi kesempurnaan penyusunan makalah ini, sehingga penulis dapat memperbaiki
bentuk maupun isi laporan agar kedepannya dapat lebih baik. Penulis pun berharap semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 17 Februari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otak mengatur seluruh fungsi tubuh; mengendalikan kebanyakan perilaku dasar manusia
seperti halnya makan, tidur, dan menghangatkan tubuh. Otak bertanggung jawab atas
penciptaan peradaban, musik, seni, ilmu, dan bahasa. Terdapat seratus miliar neuron atau sel
saraf di dalam otak. Diperkirakan dalam satu otak manusia, jumlah interkoneksi di antara sel-
sel saraf lebih besar dari jumlah atom di alam semesta.
Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa neuron-neuron yang menuju lapisan otak paling
luar harus menempuh perjalanan panjang. Neuron-neuron ini menempel pada sel glial, merayap
dengan kecepatan 60 per sejuta meter setiap jam, dan berhenti di berbagai tempat, tidak
semuanya menuju lapisan terluar otak. Pada saat mencapai daerah yang menjadi tujuannya,
neuron-neuron ini bergabung dengan neuron lain, membentuk koloni-koloni neuron dengan
masing-masing tugas yang khas. Terdapat koloni yang berperan sebagai sistem visual, sistem
pendengaran, dan sebagainya.
Profesor Marian Diamond dalam Rakhmat (2005) mengungkapkan bahwa otak dapat
berubah secara positif jika dihadapkan pada lingkungan yang diberi rangsangan, dan otak akan
dapat menjadi negatif jika tidak diberi rangsangan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka sangat
penting menghadirkan lingkungan yang mampu merangsang siswa untuk dapat mengaktifkan
otaknya. Lingkungan yang merangsang ini perlu dihadirkan dalam kondisi yang bervariasi.
Mekanisme kerja otak sangat memberikan kedudukan yang penting dalam memahami setiap
perubahan tingkah laku belajar yang dilakukan oleh seseorang.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari teori Neurosains?
2. Apa saja struktur - struktur pada otak?
3. Apa fungsi otak sebagai pusat kecerdasan ?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari teori Neurosains.
2. Dapat mengetahui apa saja struktur – struktur pada otak
3. Dapat mengetahui fungsi otak sebagai pusat kecerdasan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Neurosains
Neurosains adalah sistem pendidikan baru yang mempelajari tentang sistim kerja syaraf.
Neurosains secara etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari sistim
syaraf, terutama mempelajari neuron atau sel syaraf dengan pendekatan multidisipliner (Taufiq
Pasiak, 2012). Secara terminologi, neurosains merupakan bidang ilmu yang mengkhususkan
pada studi saintifik terhadap sistem syaraf.
Neurosains juga disebut sebagai ilmu yang mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi
syaraf lainnya. Neurosains merupakan satu bidang kajian mengenai sistem saraf yang ada di
dalam otak manusia. Neurosains juga mengkaji mengenai kesadaran dan kepekaan otak dari
segi biologi, persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran. Bagi teori Neurosains,
sistem syaraf dan otak merupakan asas fisikal bagi proses pembelajaran manusia. Neurosains
adalah suatu bidang penelitian saintifik tentang sistem saraf, utamanya otak.
Neurosains merupakan penelitian tentang otak dan pikiran. Studi tentang otak menjadi
landasan dalam pemahaman tentang bagaimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia luar
dan khususnya apa yang dialami manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi yang lain
(Schneider, 2011). Neurosains dapat membuat hubungan diantara proses kognitif yang terdapat
di dalam otak dengan tingkah laku yang akan dihasilkan. Hal ini dapat diartikan bahwa, setiap
perintah yang diproses oleh otak akan mengaktifkan daerah-daerah penting otak (Harun, 2003).
Kandel (2000) mengatakan “The last frontier of the biological sciences–their ultimate
challenge–is to understand the biological basis of consciousness and the mental processes by
which we perceive, act, learn, and remember.”

B. Struktur-Struktur Otak
Menurut Kushartanti, berat otak kurang lebih 1350 -1400 gram atau lebih kurang 2% dari
berat badan. Tidak ada hubungan langsung antara berat otak dan besarnya kepala dengan
dengan tingkat kecerdasan. Otak bertambah besar, namun tetap berada dalam tengkorak
sehingga semakin lama akan semakin berlekuk-lekuk. Semakin dalam lekukan pertanda
semakin banyak informasi yang disimpan, dan semakin cerdaslah pemiliknya. Ketika anak
memasuki usia 3 tahun, sel otak telah membentuk sekitar 1.000 triliun jaringan
koneksi/sinapsis. Jumlah ini 2 kali lebih banyak dari yang sel-sel yang ada pada orang dewasa.
Setiap rangsangan atau stimulasi yang diterima anak akan melahirkan sambungan baru atau
memperkuat sambungan yang sudah ada (Suyadi, 2014). Eksplorasi otak selama era otak (Brain
Era) yaitu tahun 1990 – 2000 berhasil menunjukkan fakta bahwa otak menyediakan komponen
anatomis untuk aspek rasional (Intelligence Quotient = IQ), aspek emosional (Emotional
Quotient = EQ), dan aspek spiritual (Spiritual Quotient = SQ).
Seperti diketahui bahwa dalam satu kepala memang ada tiga cara berpikir yaitu rasional,
emosional, dan spiritual. Penemuan mutakhir dalam neurosains semakin membuktikan bahwa
bagian-bagian tertentu otak bertanggung jawab dalam menata jenis - jenis kecerdasan manusia.
Kecerdasan matematika dan bahasa berpusat di otak kiri, meskipun untuk matematika tidak
terpusat secara tegas di otak kiri, sedangkan untuk bahasa tepatnya di daerah Wernicke dan
Brocca. Kecerdasan musik dan spasial berpusat di otak kanan. Kecerdasan kinestetik
sebagaimana dimiliki oleh olahragawan berpusat di daerah motorik cortex cerebri. Kecerdasan
intra pribadi dan antar pribadi ditata pada sistem limbik dan dihubungkan dengan lobus
prefrontal maupun temporal (Snell, 1996). Setidaknya ada tujuh jenis kecerdasan yang
dikemukakan oleh Gardner (1999) yaitu: linguistik, matematika, spasial, kinestetik, musik,
antar pribadi, dan interpribadi. Selanjutnya Gardner juga menambahkannya lagi dengan tiga
kecerdasan penting yaitu: kecerdasan naturalis, eksistensia, dan spiritual.
Meskipun eksplorasi telah dilakukan secara mengagumkan, namun masih banyak misteri
yang belum terungkap. Dari apa yang telah terungkap dirumuskan 10 Hukum Dasar Otak
(Dryden, 2001) sebagai berikut:
1. Otak menyimpan informasi dalam sel-sel sarafnya.
2. Otak mempunyai komponen untuk menciptakan kebiasaan dalam berpikir dan berperilaku.
3. Otak menyimpan informasi dalam bentuk kata, gambar, dan warna.
4. Otak tidak membedakan fakta dan ingatan. Otak bereaksi terhadap ingatan sama persis
dengan reaksinya terhadap fakta.
5. Imajinasi dapat memperkuat otak dan mencapai apa saja yang dikehendaki.
6. Konsep dan informasi dalam otak disusun dalam bentuk pola-pola.
7. Alat indra dan reseptor saraf menghubungkan otak dengan dunia luar. Latihan indra dan
latihan fisik dapat memperkuat otak.
8. Otak tak pernah istirahat. Ketika otak rasional kelelahan dan tak dapat menuntaskan
pekerjaan, otak intuitif akan melanjutkannya
9. Otak dan hati berusaha dekat. Otak yang diasah terus menerus akan menjadi semakin bijak
dan tenang.
10. Kekuatan otak juga ditentukan oleh makanan fisik yang diterima otak.

C. Fungsi Otak sebagai pusat kecerdasan


Otak terletak dalam batok kepala dan melanjut menjadi saraf tulang belakang (medulla
spinalis). Berat otak kurang lebih 1400 gram atau kira-kira 2% dari berat badan. Tidak ada
hubungan langsung antara berat otak dan besarnya kepala dengan dengan tingkat kecerdasan.
Otak bertambah besar, namun tetap berada dalam tengkorak sehingga semakin lama akan
semakin berlekuk-lekuk. Semakin dalam lekukan pertanda semakin banyak informasi yang
disimpan, dan semakin cerdaslah pemiliknya.

Secara anatomis, bongkahan otak dapat dibagi menjadi otak besar (cerebrum), otak kecil
(cerebellum), dan batang otak (Brain stem). Pembelajaran sangat berhubungan dengan otak
besar, sedangkan otak kecil lebih bertanggung jawab dalam proses koordinasi dan
keseimbangan, dan batang otak mengatur denyut jantung serta proses pernafasan yang sangat
penting bagi kehidupan. Dalam rangka mengkaji tentang kecerdasan, otak besar akan lebih
banyak dieksplorasi.
Apabila dilihat dari atas, otak besar tampak terbelah dua menjadi otak kiri dan kanan,
Masing-masing belahan mempunyai fungsi yang berbeda. Otak kiri berfungsi dalam hal-hal
yang berhubungan dengan logika, rasio, kemampuan menulis dan membaca, serta merupakan
pusat matematika. Beberapa pakar menyebutkan bahwa otak kiri merupakan pusat Intelligence
Quotient (IQ).

Sementara itu otak kanan berfungsi dalam perkembangan Emotional Quotient (EQ).
Misalnya sosialisasi, komunikasi, interaksi dengan manusia lain serta pengendalian emosi. Pada
otak kanan ini pula terletak kemampuan intuitif, kemampuan merasakan, memadukan, dan
ekspresi tubuh, seperti menyanyi, menari, melukis dan segala jenis kegiatan kreatif lainnya.

D. Sel Saraf
Sel saraf atau neuron merupakan satuan kerja utama dari sistem saraf yang berfungsi
menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang). Jutaan
sel saraf ini membentuk suatu sistem saraf.
Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya terdapat sitoplasma dan inti sel
(nukleus). Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson.
Dendrit berfungsi mengirimkan impuls ke badan sel saraf, sedangkan akson berfungsi
mengirimkan impuls dari badan sel ke sel saraf yang lain atau ke jaringan lain. Akson biasanya
sangat panjang. Sebaliknya, dendrit pendek. Pada ujung akhir dari akson terdapat sinapsis yang
merupakan celah antara ujung saraf di mana neurotransmiter dilepaskan untuk menghantar
impuls ke saraf selanjutnya atau organ yang dituju.
Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit. Kedua serabut saraf
ini berisi plasma sel. Pada bagian luar akson terdapat lapisan lemak disebut myelin yang
dibentuk oleh sel Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann merupakan sel glia utama
pada sistem saraf perifer yang berfungsi membentuk selubung myelin. Fungsi myelin adalah
melindungi akson dan memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut
nodus ranvier, yang dapat mempercepat penghantaran impuls.

Neokorteks terdiri dari 12-15 juta sel saraf, yang disebut neuron. Sel-sel ini dapat
berinteraksi dengan sel-sel lain melalui vibrasi di sepanjang cabang-cabang, yang disebut
dendrit. Interaksi-interaksi ini juga menentukan kemampuan kita untuk belajar.
Kunci penghubung antara dendrit-dendrit adalah suatu zat yang disebut myelin. Myelin
adalah protein lemak yang dikeluarkan oleh otak untuk melapisi hubungan antara dendrit ketika
kita mempelajari suatu informasi baru.
Pada saat terjadinya penghubung pertama, dibutuhkan banyak energi untuk
mendapatkannya. Setelah itu, hal ini menjadi semakin mudah ketika myelin membentuk lapisan
yang lebih tebal. Akhirnya,denagn pengulangan yang cukup, penghubung menjadi cukup
mendapatkan myelin dan mampu beroperasi tanpa usaha ketika penghubung lain sedang dibuat.

E. Gelombang Otak
Otak kita memiliki gelombang-gelombang yang dipancarkan. Hal ini disebabkan oleh
impuls-impuls listrik yang dihasilkan dari otak kita.
Gelombang listrik yang dihasilkan otak bersifat fluktuatif, biasa disebut dengan brainwave.
Dikatakan fluktuatif karena pada satu waktu otak manusia mampu menghasilkan beberapa jenis
gelombang secara bersamaan. Jenis-jenis gelombang otak yang dihasilkan menunjukkan
perbedaan aktivitas atau keadaan seseorang.
Gelombang otak atau Brainwave dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu ;
gelombang alfa, beta, delta, tetha dan gamma. Setiap orang memproduksi keempat jenis
gelombang otak pada waktu-waktu tertentu. Kondisi kesadaran seseorang ditentukan oleh
gelombang otak yang dominan pada suatu waktu tertentu. Pada kondisi kesadaran normal,
gelombang otak yang dominan adalah gelombang beta. Saat seseorang mulai dihipnosis, yang
terjadi adalah gelombang otak yang dominan bergeser dari beta ke alfa. Berdasarkan hasil
penelitian diketahui bahwa kondisi hipnosis berada pada gelombang alfa dan theta. Semakin
dalam seseorang masuk ke dalam kondisi hipnosis (trance), semakin rendah gelombang otaknya
dan akan masuk ke gelombang theta yang dalam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai