Anda di halaman 1dari 15

Halaman 1

KEMAS 13 (2) (2017) 185-190


Jurnal Kesehatan Masyarakat
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas
EFEK HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT NYERI DI TENAGA
KERJA
Titi Legiati PS ✉ , Ida Widiawati
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung, Bandung, Indonesia
Info Artikel
Sejarah artikel:
Dikirim Agustus 2016
Diterima November 2016
Diterbitkan November 2017
Kata kunci:
hypnobirthing; la-
bor; tingkat rasa sakit
DOI
http://dx.doi.org/10.15294/
kemas.v13i2.6732
Abstrak
Nyeri selama persalinan dapat menyebabkan kecemasan, panik dan berkurangnya
kemampuan uterus untuk berkontraksi,
dengan demikian memperpanjang waktu pengiriman dan mengancam keselamatan
bayi. Hypnobirthing adalah a
manajemen nyeri non-farmakologis yang tidak memiliki efek buruk bagi ibu
dan janin. Hypnobirthing dapat meningkatkan kenyamanan, rileks, mengurangi stres
dan ketakutan selama
bor tanpa kehilangan kesadaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh
hypnobirthing pada tingkat nyeri saat persalinan. Penelitian dilakukan di Bidan
Praktik
Kota Bandung. Desain yang digunakan adalah eksperimen semu dengan One group
pre and post test
teknik. Jumlah sampel adalah 55 responden yang diberi hipnosis dalam persalinan.
Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah quota sampling. Data dianalisis
dengan Mc Nemar. Kembali-
Sult menunjukkan bahwa ada korelasi antara hypnobirthing dan penurunan level
rasa sakit saat persalinan. Kami menyarankan hypnobirthing untuk dimasukkan dalam
manajemen nyeri
subjek dalam kursus perawatan persalinan normal dan sebagai metode alternatif untuk
mengurangi rasa sakit
selama persalinan.
✉ Alamat Korespondensi:
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bandung, Bandung
Email: titi.legiati@gmail.com
pISSN 1858-1196
eISSN 2355-3596
yang merangsang pelepasan katekolamin
dan hormon adrenalin. Katekolamin
akan dirilis dalam konsentrasi tinggi selama
tenaga kerja. Jika ibu ini tidak bisa menghilangkan rasa takutnya
sebelum melahirkan, tubuh akan merespons
pertarungan atau respons terbang. Sebagai akibatnya
Menanggapi, rahim menjadi lebih tegang itu
aliran darah dan oksigen ke otot
rahim berkurang karena arteri
menjadi lebih kecil dan lebih sempit, yang pada akhirnya
menyebabkan rasa sakit. Di sisi lain, santai
kondisi ibu dalam persalinan sebenarnya bisa
memprovokasi hormon endorfin, yang merupakan a
pereda nyeri di tubuh. Latihan relaksasi
akan merangsang sekresi endorfin
hormon setiap saat sehingga sangat dapat membantu
proses pengiriman (Arifin, 2012).
Penelitian sebelumnya Oweis yang dikutip oleh Lally menyatakan
Perkenalan
Nyeri persalinan dapat menyebabkan peningkatan
hormon adrenalin dan noradrenalin atau
hormon epinefrin dan juga hormon epinefrin
yang menyebabkan disregulasi biokimiawi
tubuh, mengakibatkan ketegangan fisik di
ibu. Dampaknya bisa muncul pada perilaku
dari ibu pada saat pengiriman. Ibu
menjadi gelisah, tidak bisa berkonsentrasi,
bahkan mungkin ingin melarikan diri dari hadiah mereka
kondisi yang menyakitkan. Kondisi ini dapat menyebabkan
kecemasan dan ketegangan lebih lanjut, karena itu menciptakan
siklus umpan balik yang dapat meningkatkan emosi
Intensitas dan akhirnya meningkatkan intensitas
rasa sakit (Handayani, 2014).
Selama fase kontraksi dalam persalinan,
Ibu akan mengalami stres dan
secara otomatis melakukan reaksi defensif,

Halaman 2
186
Titi Legiati PS & Ida Widiawati / Hypnobirthing Efek Pada Tingkat Nyeri Dalam
Persalinan
bahwa 92% ibu dalam studinya mengalami
pengalaman yang tidak menyenangkan, termasuk perasaan
ketakutan (66%), persalinan lama (63%), sulit
persalinan (66%) atau persalinan sangat menyakitkan (78%) (Lally,
2008). Ketika ibu dalam proses melahirkan mencapai
fase aktif, sensasi rasa sakit lebih
parah dari fase laten, begitu ibu
mulai merasakan sakit dan mencoba beradaptasi
saya t. Nyeri selama persalinan tidak bisa sepenuhnya
dihilangkan, tetapi dapat dikurangi dengan menggunakan
manajemen nyeri non-farmakologis yang
lebih aman, lebih sederhana dan tidak memiliki efek samping dan
mengacu pada Asuhan Sayang Ibu, dibandingkan dengan
manajemen nyeri farmakologis yang bisa
berpotensi memiliki efek buruk (Wayan, 2015).
Hipnoterapi adalah salah satu pelengkap
terapi digunakan sebagai terapi alternatif yang bisa
dilakukan untuk wanita hamil tanpa menggunakan
terapi farmakologis (Newham, 2014).
Hipnosis atau hipnoterapi di kebidanan,
lebih dikenal sebagai hypnobirthing, adalah hal yang wajar
upaya membangun niat positif ke dalam jiwa /
pikiran bawah sadar selama kehamilan dan persalinan
persiapan (Triana, 2016). The hypnobirthing
Metode dapat memberikan dukungan mental itu
dampak positif psikologis ibu
negara, yang mempengaruhi proses pengiriman. Di
waktu pengiriman, hormon stres, seperti
adrenalin, berinteraksi dengan reseptor beta di
otot rahim dan menghambat kontraksi dan
menunda persalinan yang dibutuhkan ibu dalam persalinan
santai dan letakkan dalam kondisi yang nyaman.
Ketika kondisinya tenang dan rileks, si
alam bawah sadar ibu akan mengatur tubuh
menyelaraskan dan menghasilkan anestesi atau alami
anestesi, yang disebut hormon endorfin
(Indriani, 2015).
Relaksasi dalam kehamilan itu
berlatih secara fisiologis akan memiliki relaksasi
efek yang melibatkan saraf parasimpatis
dalam sistem saraf pusat. Satu dari
fungsi saraf parasimpatis adalah
untuk mengurangi produksi adrenalin
hormon atau epinefrin (hormon stres) dan
meningkatkan sekresi hormon noradrenalin atau
norepinefrin (hormon relaksasi) yang dihasilkan
penurunan kecemasan dan ketegangan pada kehamilan
wanita, menyebabkan mereka menjadi lebih
santai dan tenang sehingga mereka bisa tidur nyenyak
dan nyaman (Wahyuni, 2013). Juga,
hypnobirthing telah terbukti efektif
memberikan kenyamanan saat persalinan. Ibu yang sedang melahirkan
yang menggunakan metode hypnobirthing akan terasa
santai, tenang, dan masih akan bisa mengendalikan
dirinya sendiri (Indriani, 2015).
Triyani (2016), mengatakan bahwa hipnosis memiliki a
peran dalam mengurangi tingkat kecemasan nulipara
wanita hamil di semester ketiga. Ulfa
(2013) mengatakan bahwa ada perbedaan dalam
skor rata-rata nyeri persalinan antara kelompok yang
menggunakan hypnobirthing dan mereka yang tidak menggunakannya
teknik hypnobirthing. Penerapan
Teknik hypnobirthing dalam proses persalinan memiliki
efek pada tingkat nyeri persalinan. Ibu
yang menerima hypnobirthing selama persalinan
mengalami tingkat nyeri persalinan yang lebih rendah dibandingkan
untuk ibu yang tidak menerima hypnobirthing
selama pengiriman (Ulfa, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan efek hypnobirthing pada
tingkat nyeri saat persalinan.
metode
Penelitian dilakukan di Swasta
Praktek Bidan Kota Bandung yang
berlatih hypnobirthing. Itu dilakukan
dari Juni hingga September 2014. Subjek
adalah semua ibu dalam persalinan yang melahirkan di rumah sakit
Praktek Bidan Swasta kota Bandung
yang menerapkan hypnobirthing dan siapa
memenuhi syarat sesuai dengan penyertaan dan
kriteria pengecualian.
Ukuran sampel dalam penelitian ini adalah 55
orang-orang. Kriteria inklusi adalah: kehamilan
usia 38-42 minggu, janin tunggal normal, viable,
kebohongan janin, persalinan normal (fase aktif dan
dilatasi serviks 5-7 cm, tidak punya
obat pereda nyeri lainnya dan dengan a
pengiriman pendamping. Kriteria eksklusi adalah:
ibu memiliki gangguan pendengaran, fase aktif
wanita hamil dengan komplikasi, ibu di
persalinan yang menerima metode pereda nyeri lainnya
Desain penelitian ini adalah kuasi-
eksperimental dengan satu kelompok pre dan post test.
Variabel independen adalah hypnobirthing,
sedangkan variabel dependen adalah tingkat
rasa sakit. Metode pengambilan sampel yang kami gunakan adalah
sampling kuota tempat sampel diambil oleh
menentukan karakteristik tertentu hingga
jumlah kuota yang telah ditentukan.
Data yang diperoleh adalah data primer berdasarkan
hasil pengamatan perilaku klien selama
persalinan dengan menggunakan lembar observasi nyeri
penilaian.

Halaman 3
187
KEMAS 13 (2) (2017) 185-190
Prosedur dimulai setelah memilih
sampel sesuai dengan kriteria inklusi, kemudian
subyek akan diberikan penjelasan tentang
tujuan dan prosedur penelitian
persetujuan dan mereka menandatangani informed consent
lembar yang telah disediakan oleh peneliti.
Tingkat nyeri subjek selama kontraksi
akan diukur selama fase aktif,
dengan dilatasi serviks 5-7 cm dengan cara
observasi menggunakan observasi yang telah ditentukan
lembar. Subjek diberi hypnobirthing oleh a
melatih bidan untuk melakukan hypnobirthing 3 kali dalam
berturut-turut selama 10 menit. Setelah itu tingkat kesakitan
dari subyek akan diukur lagi selama
kontraksi dengan pengamatan menggunakan hal yang sama
lembar observasi digunakan pada pengukuran pertama.
Setelah data dikumpulkan, data
pengolahan dilakukan yang meliputi:
mengedit, mencetak skor, menguji normalitas
data, dan pengkodean. Kami menggunakan komputerisasi
bantuan program termasuk deskriptif
analisis (analisis univariat) dan bivariat sebagai
analisis data. Analisis univariat digunakan untuk
menggambarkan karakteristik variabel penelitian.
Analisis bivariat digunakan untuk menguji efek
hypnobirthing pada tingkat rasa sakit menggunakan Mc
Tes Nemar. Ini adalah bentuk tes statistik yang digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif kohesif.
Nilai signifikansi yang diterjemahkan
perbedaan tingkat rasa sakit sebelum dan sesudah
hypnobirthing ditampilkan jika nilai p <0,05.
Hasil dan Diskusi
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berusia 20-30 tahun dengan 31 orang di Indonesia
kelompok umur itu (56,4%), responden yang
berusia di atas 30 tahun terdiri dari 19 orang
(34,5%) dan responden yang berusia di bawah 20
tahun terdiri dari 5 orang (9,1%). Di
dari segi pendidikan, sebagian besar responden
adalah sekolah menengah atas dengan total
43 responden telah menerima sekolah menengah atas
tingkat pendidikan (78,2%). Perguruan tinggi
responden terdiri dari 6 orang (10,9%),
Responden berpendidikan SMP terdiri
dari 4 orang (7,3%), dan sekolah dasar
responden berpendidikan terdiri dari 2 orang
(3,6%). Responden yang berkebangsaan sunda adalah
48 orang (87,3%), Jawa 4 orang (7,3%)
dan padangnese 3 orang (5,5%). Responden
dengan primipara 34 orang (61,8%),
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Tidak Ada Karakteristik
F
%
1.
Usia
<20 tahun
5
9.1
20-30 tahun
31
56.4
> 30 tahun
19
34.5
2.
pendidikan
Sekolah dasar
2
3.6
Sekolah menengah pertama
4
7.3
SMA
43
78.2
Perguruan tinggi
6
10.9
3.
Etnis
Sunda
48
87.3
Jawa
4
7.3
Padang
3
5.5
4.
Keseimbangan
Primipara
34
61.8
Beraneka ragam
21
38.2
Total
55
100
Sumber: Data Primer

Halaman 4
188
Titi Legiati PS & Ida Widiawati / Hypnobirthing Efek Pada Tingkat Nyeri Dalam
Persalinan
sementara banyak responden sebanyak itu
sebagai 21 orang (38,2%).
Tabel 2 menunjukkan bahwa responden dengan
tingkat nyeri parah sebelum hypnobirthing
yang diberikan sebanyak 50 orang (91,9%)
dan responden dengan tingkat nyeri ringan sebelumnya
hypnobirthing yang diberikan adalah sebanyak 5
orang (9,1%). Responden dengan sakit parah
level setelah hypnobirthing diberikan 12
orang total (21,8%) dan responden dengan
tingkat nyeri ringan setelah hypnobirthing diberikan
sebanyak 43 orang (78,2%).
Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
memiliki tingkat nyeri parah sebelum hypnobirthing
diberikan dan ringan setelah hypnobirthing
diberikan dengan jumlah total 40 orang (72,7%).
Sedangkan responden dengan tingkat nyeri parah
sebelum dan sesudah hypnobirthing diberikan
dan tingkat rasa sakit tetap berat adalah sama
sebanyak 10 orang (18,2%). Responden dengan
tingkat nyeri ringan sebelum dan sesudah hypnobirthing
diberikan dengan tingkat rasa sakit yang parah terdiri dari
2 orang (3,6%). Responden dengan nyeri ringan
level sebelum dan sesudah hypnobirthing diberikan
dengan tingkat nyeri ringan terdiri dari 3 orang
(5,5%). Hasil tes statistik menunjukkan
nilai p = 0,000 yang dapat disimpulkan
bahwa hypnobirthing memiliki pengaruh signifikan
mengurangi tingkat nyeri saat persalinan.
Dalam penelitian ini sebagian besar responden
berusia 20-30 tahun dan memiliki sekolah menengah
tingkat pendidikan, adalah dari etnis Sunda,
dan primipara. Hasil distribusi
frekuensi tingkat rasa sakit menunjukkan bahwa hampir
semua responden memiliki tingkat rasa sakit yang parah sebelumnya
hypnobirthing diberikan. Setelah hypnobirthing
telah diberikan, beberapa responden menunjukkan hal itu
mereka memiliki tingkat nyeri ringan. Berdasarkan lintas
meja, ada perbedaan tingkat rasa sakit sebelumnya
dan setelah hypnobirthing diberikan, dimana
sebagian besar responden yang mengalami sakit parah
tingkat sebelum hypnobirthing diberikan berbalik
memiliki tingkat nyeri ringan setelah hypnobirthing.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa p =
0,000, jadi bisa diasumsikan hypnobirthing
berpengaruh signifikan terhadap penurunan
tingkat nyeri ibu selama persalinan. Disana ada
perbedaan dalam skor rata-rata nyeri persalinan
antara kelompok yang menerima hypnobirthing
dan kelompok yang tidak. Penerapan
Teknik hypnobirthing dalam proses persalinan telah
efek pada tingkat nyeri persalinan. Ibu
yang menerima hypnobirthing saat persalinan mengakibatkan
tingkat nyeri persalinan lebih rendah dibandingkan dengan ibu
yang tidak menerima hypnobirthing saat melahirkan
(Ulfa, 2013).
Tabel 2. Distribusi Tingkat Frekuensi Nyeri Sebelum dan Sesudah Hypnobirthing
Tidak ada variabel
F
%
1. Tingkat rasa sakit sebelum Hypnobirthing
Parah
50
90.9
Ringan
5
9.1
2.
Tingkat rasa sakit setelah Hypnobirthing
Parah
12
21.8
Ringan
43
78.2
Total
55
100
Sumber: Data Primer
Tabel 3. Hubungan Antara Hypnobirthing dengan Tingkat Nyeri
Tingkat Nyeri
setelah hypnobirthing
P
Parah
Ringan
N
%
N
%
N
%
Tingkat nyeri sebelumnya
hypnobirthing
Parah
10
18.2
40
72.7
50
90.9
0,000
Ringan
2
3.6
3
5.5
5
9.1
Total
12
21.8
43
78.2
55
100
Sumber: Data Primer

Halaman 5
189
KEMAS 13 (2) (2017) 185-190
proses dapat dilewati dengan tenang, nyaman dan
rasa sakitnya bisa ditekan (Kuswandi, 2013).
Sejalan dengan hasil penelitian oleh Philips
(2012), yang mengatakan bahwa sebagian besar , wanita yang mendapatkan
hypnobirthing merasa lebih percaya diri, santai,
kecemasan mereka berkurang, lebih fokus dan bisa
lebih baik mengontrol rasa sakit. Haniyah (2013), mengatakan
bahwa hypnobirthing efektif untuk mengurangi
tingkat kecemasan ibu hamil primigravida
dalam menghadapi persalinan. Demikian juga Fajarwati (2012),
mengatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
hipnoterapi untuk mengurangi rasa sakit pada intranatal
ibu pada tahap I persalinan.
Meskipun hypnobirthing mempengaruhi
penurunan tingkat nyeri, dalam penelitian ini ada
masih responden yang tidak mengalami
perubahan tingkat rasa sakit bahkan setelah mereka mengalami
Prosedur hypnobirthing setelah itu tingkat
rasa sakit mereka masih tetap parah, sebanyak
10 orang (18,2%). Ini bisa disebabkan oleh
jumlah responden primipara yang lebih tinggi
dari banyak responden, dan ada
masih responden berumur <20 tahun yang
kondisi emosional masih belum siap
menjalani persalinan. Menurut Magfuroh
(2012) studi, wanita yang lebih muda dari
Usia 20 tahun memiliki intensitas nyeri yang lebih tinggi, ini
karena usia ini memiliki sensor rasa sakit yang lebih intens
dan tingkat nyeri yang lebih tinggi pada primipara
perempuan dari banyak.
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penggunaannya
pre-post test satu kelompok desain sehingga kita bisa
tidak membandingkan kelompok responden yang
tidak diberikan hypnobirthing. Selain itu
sampel dalam penelitian ini misalnya kurang homogen
dalam hal usia dan paritas, masih ada seorang wanita
dengan usia <20 tahun dan perbedaan
paritas misalnya primipara dan multipara.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, itu bisa
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
hypnobirthing dalam mengurangi tingkat rasa sakit
pada ibu dalam persalinan. Dari penelitian ini kami harapkan
bahwa metode hypnobirthing bisa menjadi input
menjadi topik penghilang rasa sakit dalam persalinan normal
kursus perawatan dan hypnobirthing dapat digunakan sebagai
metode alternatif untuk bidan dalam mengurangi
rasa sakit klien selama persalinan.
Referensi
Arifin Zaenal et al. 2012. Hypnobirthing dan
Counter Pressure Untuk Pengurangan Nyeri
Saat perempuan yang sedang dalam kontraksi
selama
pengiriman
berpengalaman
menekankan,
secara otomatis mereka membentuk reaksi defensif,
sehingga merangsang pelepasan katekolamin
hormon dan adrenalin. Katekolamin
akan dirilis dalam keadaan konsentrasi tinggi
selama persalinan. Jika ibu tidak bisa menghilangkan
ketakutannya sebelum melahirkan, tubuhnya akan memberikan
melawan atau merespons penerbangan. Sebagai hasil dari tubuh
responnya, rahim jadi lebih tegang
bahwa aliran darah dan oksigen ke dalam
otot-otot rahim berkurang, karena
karena itu arteri menjadi kecil dan sempit
menyebabkan rasa sakit. Sebaliknya, kondisinya rileks
dapat merangsang hormon endorfin sebagai
penghilang rasa sakit alami dari tubuh. Berlatih
relaksasi dapat merangsang sekresi
endorfin setiap saat sehingga sangat membantu
proses pengiriman. (Arifin, 2012). Tenaga kerja
Nyeri menyebabkan peningkatan adrenalin dan
hormon noradrenalin atau epinefrin dan
tingkat norepinefrin yang menyebabkan biokimia
disregulasi tubuh, mengakibatkan fisik
ketegangan ibu dalam proses persalinan. Efeknya ini
proses fisiologis dapat timbul pada perilaku
dari ibu pada saat pengiriman. Ibu
dalam persalinan menjadi gelisah, tidak dapat berkonsentrasi,
bahkan mungkin ingin melarikan diri dari hadiah mereka
kondisi yang menyakitkan. Kondisi ini dapat menyebabkan
kecemasan dan ketegangan lebih lanjut, menciptakan umpan balik
siklus itu dapat meningkatkan keseluruhan emosi
Intensitas dan akhirnya meningkatkan level
nyeri (Handayani, 2014).
Metode hypnobirthing menyediakan
dukungan mental yang berdampak positif pada
keadaan psikologis ibu, yang
mempengaruhi proses pengiriman. Pada saat
pengiriman, hormon stres, seperti adrenalin,
berinteraksi dengan reseptor beta di dalam rahim
otot dan menghambat kontraksi dan menunda
proses persalinan sehingga ibu membutuhkan persalinan
kondisi santai dan nyaman. Kapan
kondisinya tenang dan santai, sang ibu
alam bawah sadar akan mengatur keharmonisan tubuh
dan menghasilkan zat anestesi yaitu
hormon endorfin. Hypnobirthing
terbukti efektif dalam memberikan kenyamanan selama
pengiriman (Indriani, 2015). Jika ibunya
dalam keadaan tenang (alfa, theta bahkan delta), itu
Tubuh ibu akan secara fisik, mental
dan terhubung secara spiritual, sehingga pengiriman

Halaman 6
190
Titi Legiati PS & Ida Widiawati / Hypnobirthing Efek Pada Tingkat Nyeri Dalam
Persalinan
Pinggang Pada Kala I Persalinan. Jurnal
Terpadu Ilmu Kesehatan , 1 (1)
Fajarwati,
Ambarwati.
2012
Pengaruh
Hypnobirthing Terhadap Penurunan Nyeri
Pada Ibu Intranatal Kala I Di RB Kharisma
Husada Kartasura . Jurnal UMS , 5 (4)
Handayani, R, et al. 2014. Pengaruh Terapi Murottal
Al Qur'an untuk Penurunan Nyeri Persalinan
dan Kemas pada Ibu Bersalin Kala I Fase
Aktif. Jurnal Ilmiah Kebidanan , 5 (2)
Haniyah, S. Suryani, RL. Rini, S. 2013. Efektivitas
Teknik Hypnobirthing Terhadap Penurunan
Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida
Dalam Menghadapi Persalinan Di Kelurahan
Teluk Purwokerto Selatan. Jurnal SHB , 6 (2)
Indriani, Astuti & Noviyanti. 2015. Pengaruh
Hypnobirthing Terhadap Tingkat Nyeri dan
Kemajuan Persalinan pada Ibu Bersalin di
BPM Kota Cimahi. The Aoutheast Asian
Jurnal Kebidanan , 1 (1)
Kuswandi, Lanny. 2013. Hypnobirthing: A Gentle
Cara untuk Melahirkan . Jakarta. Pustaka Bunda
Lally E, dkk. 2008. Lebih Banyak dalam Harapan daripada Harapan
: Tinjauan Sistematik terhadap Perempuan
Harapan Dan Pengalaman Pain Relief
Dalam Buruh. Jurnal Kedokteran BMC , 6.
Magfuroh. 2012. Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Nyeri Persalinan Kala I Fase Aktif
Di Ruang Bersalin Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang .
Newham, James. 2014. Terapi komplementer di
kehamilan: Sarana untuk Mengurangi Kesehatan yang Buruk dan
Tingkatkan Kesejahteraan. Jurnal Reproduksi
dan Psikologi Bayi , 32 (3)
Phillips, J. 2012. Hasil Pengiriman dari An
Program HypnoBirthing Australia.
British Journal of Midwifery , 20 (8): 558-564.
Triana. 2016. Hubungan Minat Ibu dengan Metode
Relaksasi Hypnobirthing. Jurnal Penelitian
Kesehatan Suara Forikes , 7 (2)
Triyani, S. Fatimah, Aisyah. 2016. Pengaruh
Hypnosis Terhadap Tingkat Kecemasan
Ibu Hamil Nullipara Triwulan III Dalam
Persiapan Menghadapi Persalianan. Itu
Jurnal Kebidanan Asia Tenggara , 2 (1)
Ulfa, Yunefit. Fellina. 2013. Pengaruh Hypobirthing
Terhadap Nyeri Persalinan Di Kecamatan
Sungai Tarab Kabupaten Tanah Datar.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Stikes Prima
Nusantara Bukittinggi , 4 (2)
Wahyuni, Ni'mah L. 2013. Manfaat Senam Hamil
Untuk Meningkatkan Durasi Tidur Ibu
Hamil. Jurnal KEMAS, 8 (2): 145-152
Wayan, Ariyani Ni., Dkk. 2015. Penerapan Teknik
Nafas pada Ibu Bersalin Berpengaruh
Terhaddap Ambang Nyeri dan Lama
Persalinan kala I. Jurnal Skala Husada , 12 (1)

Anda mungkin juga menyukai