Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS DATA KONTINYU STUDI EKSPERIMEN

“uji T, uji F, two way anova”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Desain Eksperimen
Dosen Pengampu:
Izzatul Arifah, S.KM., M.P.H.

Disusun oleh:

Brilliant Iris P. J410150016


Munawar Fuadi J410150059
Yuda Fitri Santoso J410150076
Fitria Wulandari J410161026
Rizma Septiyanti J410171183

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2018
A. Summary Excecutive
Uji T merupakan hubungan antara katagorik dengan numerik (perbandingan dua mean
pada dua kelompok) dengan tujuan untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua mean
tersebut sama atau berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan mean
antara dua kelompok data Independen atau dependen. Berdasarkan jurnal yang diperoleh, uji t
dilakukan dalam penelitian eksperimen dengan metode pre-eksperimental design tipe one-
group pretest-posttest design dan desain eksperimen kuasi (quasi experimental design) bentuk
nonequivalent control group design. Metode pengumpulan data dengan observasi, tes, dan
dokumentasi. Instrumen penelitian dengan tes dan lembar observasi. Sampel dalam penelitian
ini diambil dengan teknik sampel jenuh / total sampling atau simple random sampling. Untuk uji
normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan data normal apabila
nilai signifikansi (P) lebih besar dari 0,05 (P>0,05) maka menggunakan uji t (t-test) dalam
analisis datanya. Sedangkan uji homogenitas menggunakan uji F dengan ketentuan data
homogen apabila nilai signifikansi (P) lebih besar dari 0,05 (P>0,05) dan nilai F hitung lebih
kecil dari F tabel (F hitung < F tabel). Analisis data dapat juga menggunakan uji Lilliefors untuk
menguji normalitas data, uji Levene untuk uji homogenitas dan uji independent sample t-test
untuk uji hipotesis. Semua penghitungan tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS
versi 20. Untuk uji normalitas dengan Lilliefors. Kaidah keputusannya yaitu: jika x2 hitung ≥ x2 tabel,
artinya distribusi data tidak normal. Sedangkan jika x2 hitung ≤ x2 tabel, artinya data berdistribusi
normal. Uji homogenitas yang menggunakan uji Levene dengan kaidah keputusannya: jika x2
hitung ≥ x2 tabel , berarti tidak homogen. Sebaliknya jika x2 hitung ≤ x2 tabel, berarti homogen.
Berdasarkan dua jurnal yang diperoleh menunjukan bahwa t table > t hitung yang artinya
adanya pengaruh yang bermakna atau signifikan terhadap suatu kegiatan atau kejadian.

Distribuisi F adalah distribusi sampling yang digunakan untuk pengujian hipotesis pada
analisis varian. Analisis varian merupakan teknik analisis yang membandingkan nilai rata-rata.
Beberapa ketentuan agar analisis varian dapat digunakan sebaik-baiknya maka ada beberapa
ketentuan yang harus diperhatikan, yaitu distribusi dimana sampel diambil harus diasumsikan
berdistribusi normal atau mendekati normal, bila jumlah pengamatan pada setiap kelompok
tidak sama maka penghitungan rata-rata harus dilakukan dengan bebab (weighted mean),
harus diasumsikan bahwa varian populasi pada setiap kelompok adalah sama, dan bila hasil
perhitungan nilai F lebih kecil dari 1 maka tidak bermakna. Berdasarkan jurnal yang diperoleh,
uji F dilakukan dalam penelitian eksperimen dengan metode desain eksperimen acak lengkap
dan Controlled laboratory experiment. Uji homogenitas dilakukan dengan Levene Test.
Pengujian hipotesis dengan one way F test/ANOVA dengan ketentuan Ho ditolak jika F hitung >
F tabel dan Ho diterima jika F hitung < F tabel. Untuk melihat perbandingan antara perlakuan
yang disebabkan dengan penambahan zeolite maka akan dilanjutkan dengan Uji Least
Significant Different. Berdasarkan kedua jurnal yang diperoleh menunjukan bahwa F hitung > F
tabel yang artinya adanya pengaruh yang signifikan terhadap suatu kegiatan atau kejadian.

Penggunaan uji two way anova bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
yang siginifikan (perbedaan yang bermakna) pada nilai rata-rata dari beberapa kelompok data,
dapat juga digunakan untuk mendeteksi apakah terdapat interaksi antara faktor dalam
menentukan variabel terikat (dependen). Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji
ANOVA yaitu: varians homogen (sama), sampel kelompok dependent atau independent
ketegorikal, dan data berdistribusi normal. Uji analisis anova, secara umum dibedakan menjadi
2 macam, yakni uji anova satu faktor (one way anova) dan uji anova dua faktor (two way
anova). Oleh karenanya, uji two way anova disebut juga dengan nama uji faktorial. Sementara
itu selain dapat digunakan untuk mengetahui perbedaan antara beberapa kelompok data
(variabel faktor), uji two way anova. Berdasarkan jurnal yang diperoleh, uji Two way ANOVA
dilakukan dalam penelitian eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen factorial lengkap
seimbang (balanced complete factorial eksperiment ) dengan desain eksperimen factorial 2x2
between subject. Teknik pengambilan samplingnya dengan purposive sampling. Instrumen
yang digunakan dalam penelitian pertama adalah berbentuk kasus untuk variabel negative
framing, dan adverse selection, sedangkan untuk variabel locus of control berbentuk
pernyataan chek list. Teknik pengumpulan data dalam penelitian kedua menggunakan
instrumen kasus dalam bentuk tayangan video yang didesain oleh peneliti untuk variabel
eskalasi komitmen, untuk variabel keefektifan monitoring control disisipkan sebuah memo dari
perusahaan untuk manajer, sedangkan untuk variabel gaya kepemimpinan manajer diberi
beberapa pernyataan dalam bentuk kuesioner. Sebelum melakukan uji analisis data juga
melakukan tahapan diantaranya melakukan Pilot Test. Untuk validitas instrumen peneliti
menggunakan face validity dan validitas isi. Uji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha,
dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha > 0,70. Pengujian normalitas menggunakan one
sample kolmogorov-smirnov. Peneliti menggunakan levene’s test of homogeneity of variance
untuk uji homogenitas. Uji hipotesis dengan uji two way anova dengan kriteria signifikansi jika
Pvalue ≤ 0,05 atau jika Fhitung lebih besar dari Ftabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.
Sedangkan jika Pvalue > 0,05 atau jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka hipotesis ditolak.

B. Tinjauan Teori
1. Uji T
Uji T merupakan hubungan antara katagorik dengan numerik (perbandingan dua mean
pada dua kelompok). Tujuan uji T dua mean dua kelompok adalah untuk membandingkan
(membedakan) apakah kedua mean tersebut sama atau berebeda. Gunanya untuk menguji
kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian yang berupa perbandingan keadaan
variabel dari dua rara-rata sampel/kelompok).
a. Uji Beda Dua Mean Independen
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok sata
Independen. Contoh:
a. Apakah ada perbedaan rata-rata berat badab bayi antara ibu yang merokok dengan
ibu yang tidak merokok
b. Apakah ada perbedaan kadar Hb ibu antara ibu yang menyusui eksklusif dengan
ibu yang tidak menyusui eksklusif.
Syarat yang harus dipenuhi:
a. Distribusi data harus normal
b. Kedua kelompok berbeda (independen)
c. Variabel yang dihubungkan adalah kategorik dengan numerik (hanya dua
kelompok).
Uji Homogenitas Varian
Uji beda dua mean tujuannya adalah huntuk melihat perbedaan variabel kedua
kelompok data. Oleh sebab itu harus diketahui dulu apakah varian kedua kelompok data
yang diuji sama atau tidak, untuk mengetahui varian kedua kelompok digunakan uji F.
𝑆₁²
F= 𝑆₂²

df₁ = n₁ - 1 dan df₂ = n₂ - 1


Pada uji F₁ varian yang lebih besar berfungsi sebagai pembilang dan varian yang lebih
kecil berfungsi sebagai penyebut.
1) Uji Beda Dua Mean Independen Untuk Varian Sama
𝑋₁−𝑋₂ (𝑛1 −1)𝑆 12 +(𝑛2 −1)𝑆₂²
Thitung = 1 1
Sp = √ 𝑛1 +𝑛2 −2
𝑆𝑝 √ +
𝑛₁ 𝑛₂

df = n₁ + n₂ - 2
Keterangan:
X₁ = Rata-rata sampel 1 Sp = Standar Deviasi Pool (gabungan
X₂ = Rata-rata sampel 2 standardeviasi kelompok 1 dan 2)
S₁ = Standart Deviasi kelompok 1
S₂ = Standart deviasi kelompok 2
2) Uji Beda Dua Mean Independen Untuk Varian Berbeda
𝑆₁² 𝑆₂²
𝑋 1 −𝑋₂ [ + ]²
𝑛₁ 𝑛₂
Thitung = df = 𝑆₁² 𝑆₂²
𝑆₁² 𝑆₂² ( )² ( )²
√ 1+ 𝑛₁ 𝑛₂
𝑛 𝑛₂ [ ]+ [ ]
𝑛₁−1 𝑛₂−1

b. Uji Beda Dua Mean Dependen


Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan mean antara dua kelompok data
dependen (subjeknya sama diukur dua kali). Contoh:
a. Apakah ada perbedaan rata-rata berat kadar Hb ibu antara sebelum dan sesudah
melahirkan.
b. Apakah ada perbedaan kadar tekanan darah sistole antara sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas naik tangga.
Syarat yang harus dipenuhi:
a. Distribusi data harus normal
b. Kedua kelompok sama
c. Variabel yang dihubungkan adalah kategorik dengan numerik (hanya dua kelompok)
Uji yang digunakan adalah uji t
𝑑
Thitung = 𝑠
⁄ 𝑛

df = n-1
d (debar) = rata-rata selisih/deviasi pengukuran pertama dan kedua
S = standar deviasi dari nilai d
n = jumlah sampel
2. Uji F
Analisis varian sederhana dalam bidang kedokteran anara lain digunakan untuk
mengetahui: efek berbagai macam obat dan beberapa prosedur pengukuran fungsi organ.
Dalam analisis varian sederhana dibutuhkan suatu metode tersendiri yaitu analisis varian
dan distribusi sampling yang digunakan ialah distribusi “F”. Distribuisi F adalah distribusi
sampling yang digunakan untuk pengujian hipotesis pada analisis varian. Seperti pada
distribusi ×2 , pada distribusi “F” juga terdapat distribusi yang berbeda-beda untuk setip
derajat kebebasan dan kemiringan kurva akan berkurang bila derajat kebebasan pembilang
dan penyebut semakin berkurang.
Konsep dasar analisis varian
Walaupun digunakan istilah analisis varian, tetapi sebenarnya yang dianalisis adalah nilai
rata-rata dari berbagai variabel. Analisis varian merupakan teknik analisis yang
membandingkan nilai rata-rata. Prosedur pelaksanaan analisis varian
1. Hitung estimasi populasi melalui varian antar kelompok
2. Hitung estimasi varian populasi melalui varian dalam kelompok
3. Bandingkan kedua hasil tersebut
4. Hipotesis nol diterima bila nilai F hasil perhitungan lebih kecil daripada nilai F dalam
tabel
Varian antar kelompok
Karena perhitungan dilakukan melalui statistik sampel dengan jumlah kelompok sebesar K,
maka varian antar kelompoknya adalah jumlah selisih antara rata-rata kelompok dan rata-
rata total dioangkatkan dua lalu dibagi dengan jumlah kelompok dan dikurangi satu (derajat
kebebasan)
Rumus:
∑(𝑋ᴋ−𝑋𝑡)²
Sb2 =
𝑘−1

Keterangan:
Xᴋ = rata-rata tiap kelompok
X₁ = rata-rata total
K = banyaknya kelompok
df = k-1
Varian dalam kelompok
Varian dalam kelompok adalah jumlah varian masing-masing kelompok dibagi dengan
jumlah seluruh pengamatan lalu dikurangi dengan banyaknya kelompok.
Rumus:
𝑆₁2 +𝑆₂2 +⋯𝑆ᴋ²
Sw2= 𝑁−𝑘

Bandingkan
𝑆ь²
F = 𝑆ѡ²

Keterangan:
Sь² = varian antar kelompok
Sѡ² = varian dalam kelompok

Ketentuan penggunaan analisis varian

Beberapa ketentuan agar analisis varian dapat digunakan sebaik-baiknya maka ada
beberapa ketentuan yang harus diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
 Distribusi dimana sampel diambil harus diasumsikan berdistribusi normal atau
mendekati normal. Oleh karena itu, analisis varian sebaiknya digunakan untuk sampel
besar.
 Bila jumlah pengamatan pada setiap kelompok tidak sama maka penghitungan rata-rata
harus dilakukan dengan bebab (weighted mean).
 Harus diasumsikan bahwa varian populasi pada setiap kelompok adalah sama
 Bila hasil perhitungan nilai F lebih kecil dari 1 maka tidak bermakna.
3. Uji Anova
Penggunaan uji anova dalam analisis data penelitian pada dasarnya bertujuab untuk
mengetahui apakah ada perbedaan yang siginifikan (perbedaan yang bermakna) pada nilai
rata-rata dari beberapa kelompok data. Beberapa asumsi yang harus dipenuhi pada uji
ANOVA yaitu: varians homogen (sama), sampel kelompok dependent atau independent
ketegorikal, dan data berdistribusi normal. Uji analisis anova, secara umum dibedakan
menjadi 2 macam, yakni uji anova satu faktor (one way anova) dan uji anova dua faktor
(two way anova). Perbedaan antara kedua analisis tersebut, yakni terletak pada jumlah
faktor atau variabel bebas yang dipakai dalam sebuah penelitian. Jika analisis pada uji one
way anova hanya terdiri dari satu faktor saja, maka dalam uji two way anova analisis
mampu digunakan untuk mengukur 2 faktor sekaligus. Oleh karenanya, uji two way anova
disebut juga dengan nama uji faktorial. Sementara itu selain dapat digunakan untuk
mengetahui perbedaan antara beberapa kelompok data (variabel faktor),uji two way anova
dapat juga digunakan untuk mendeteksi apakah terdapat interaksi antara faktor dalam
menentukan variabel terikat (dependen).
Persyaratan dasar uji two way anova
Setidaknya terdapat 4 persyaratan atau prosedur yang harus dipenuhi sebelum
melakukan uji two way anova guna menganalisis data penelitian atau menguji hipotesis.
Adapun 4 persyaratan ini adalah sebagai berikut :
1. Nilai standardized Residual haruslah berdistribusi normal. Inilah syarat pertama yang
harus terpenuhi sebelum melakukan uji two way anova. Oleh karena itu, perlu dilakukan
uji normalitas standardized residual terlebih dahulu untuk mendeteksi apakah nilai
tersebut normal atau tidak. Jika ternyata setelah dilakukan pengujian menunjukkan
hasil tidak normal, maka harus melupakan uji two way anova dan beralih ke statistiknon
parametrik.
2. Populasi-populasi dari varian data adalah sama atau homogen. Cara mendeteksinya
adalah dengan melakukan uji homogenitas. Catatan: uji homogenitas dapat dilakukan
sekaligus pada saat kita melakukan uji two way anova ini.
3. Sampel myang digunakan tidak berhubungan satu sama lain. Maksudnya masing-
masing populasi saling independen di dalam kelompoknya.
4. Persyaratan yang terakhir yaitu berkaitan dengan jenis data yang dipakai. Dimana,
untuk data variabel dependen (variabel terikat) harus berskala interval atau rasio.
Sementara untuk data variabel independen (variabel bebas) adalah berskala
kategorikal.
Berikut adalah langkah-langkah dalam perhitungan ANOVA dua jalur (two way ANOVA):
1. Identifikasi nilai: t (jumlah perlakuan), r (jumlah blog),
2. hitung jumlah pengamatan total (n), yaitu: n = r x t,
3. Hitung jumlah kuadrat total dengan rumus:
4. Hitung jumlah kuadrat perlakuan dengan rumus:

5. Hitung jumlah kuadrat antar blok dengan rumus:

6. Cari harga F-Hitung dengan menggunakan rumus yang tertera pada tabel.
7. Cari harga F tabel dengan mempertimbangkan

a. tingkat signifikansi (α)


b. df1 yaitu df dari MS terbesar
c. df2 yaitu df dari MS terkecil.
8. Bandingkan harga F Hitung dengan F tabel.
a. Bila F Hitung < F tabel, maka Ho diterima, yang berarti rata-rata kedua perlakuan
tidak berbeda secara signifikan
b. Bila F Hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima, yang berarti rata-rata
kedua perlakuan berbeda secara signifikan.

C. Pembahasan
1. Uji T
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement
Divisions (STAD) Berbantuan Job Sheet Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Celana
Anak Kelas X Busana 2 Di SMK N 6 Purworejo” dan “Keefektifan Model Pembelajaran
Course Review Horay Terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar” merupakan dua jurnal yang
menganalisis data menggunakan uji t (t-test). Penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Job Sheet
Terhadap Hasil Belajar Membuat Pola Celana Anak Kelas X Busana 2 Di SMK N 6
Purworejo” yang dilakukan Nur Ikomah (2016) merupakan penelitian eksperimen dengan
metode pre-eksperimental design tipe one-group pretest-posttest design. Populasi
penelitian siswa X Jurusan Tata Busana berjumlah 62 siswa. Pengambilan sampel teknik
simple random sampling diperoleh 31 siswa. Metode pengumpulan data dengan tes dan
dokumentasi. Instrumen penelitian dengan tes, lembar observasi, penilaian unjuk kerja dan
media job sheet. Instrumen penelitian lembar observasi, penilaian unjuk kerja dan media
job sheet menggunakan validitas konstruk dengan judgment experts (penilaian ahli) dan
instrumen tes dengan validitas isi dan diuji coba kepada 31 siswa dengan rumus Product
Moment. Uji reliabilitas untuk penilaian sikap, penilaian untuk kerja dan media job sheet
menggunakan rumus Alpha Cronbach.
Untuk uji normalitas menggunakan rumus Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan
data normal apabila nilai signifikansi (P) lebih besar dari 0,05 (P>0,05). Hasil uji normalitas
sebelum perlakuan diperoleh P > 0,05 (0,857 > 0,05), dan sesudah diberi perlakuan
diperoleh P > 0,05 (0,900 > 0,05) maka data sebelum dan sesudah diberi perlakuan
berdistribusi normal maka menggunakan uji t (t-test) dalam analisis datanya. Sedangkan uji
homogenitas menggunakan uji F dengan ketentuan data homogen apabila nilai signifikansi
(P) lebih besar dari 0,05 (P>0,05) dan nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (F hitung < F
tabel). Hasil uji F sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan diperoleh F hitung < F tabel
(1,475 < 4,17) dan P > 0,05 (0,234 > 0,05) maka data memiliki varians homogen. Analisis
data dengan uji t (t-test)diperoleh hasil t sebesar 24,858 dengan df = 30 dan P = 0,000,
karena nilai T hitung > T tabel(24,858 > 2,042) dan nilai P dibawah 0,05 (P < 0,05), dengan
dk=30 dan p=0,000. Karena nilai T hitung > T tabel dan liap P lebih kecil dari 0,05, maka
menunjukkan “terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
berbantuan job sheet terhadap hasil belajar membuat polacelana anak siswa kelas X
Busana 2 Tata Jurusan Tata Busana di SMK N 6 Purworejo”.
Sedangkan “Keefektifan Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar” yang dibuat oleh Imron Rosyadi (2013) merupakan Penelitian
yang menggunakan desain eksperimen kuasi (quasi experimental design) bentuk
nonequivalent control group design. Pada tahap pertama kelas eksperimen dan kelas
kontrol mendapat perlakuan yang sama yaitu pelaksanaan tes awal. Tes awal digunakan
untuk menghitung kesamaan kemampuan awal antara kedua kelas. Setelah itu
melaksanakan proses belajar mengajar pada kedua kelas tersebut. Populasi dalam
penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri Langgen tahun ajaran 2012/2013 yang
berjumlah 48 orang. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampel jenuh / total
sampling, yaitu siswa kelas VA sebanyak 25 siswa sebagai kelompok eksperimen dan
siswa kelas VB sebanyak 23 siswa sebagai kelompok kontrol. Sampel dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VA dan VB semester 2 SD Negeri Langgen Kabupaten Tegal. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan tes. Bentuk tes yang
digunakan yaitu tes bentuk pilihan ganda yang terdiri atas empat alternatif jawaban dan
masing-masing soal hanya mempunyai poin 1 jika jawabannya benar dan dibuat paralel.
Analisis data menggunakan uji Lilliefors untuk menguji normalitas data, uji Levene untuk uji
homogenitas dan uji independent sample t-test untuk uji hipotesis. Semua penghitungan
tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20. Untuk uji normalitas dengan
Lilliefors. Pengambilan keputusan dan penarikan kesimpulan dilakukan pada taraf
signifikansi 0,05. Kaidah keputusannya yaitu: jika x2 hitung ≥ x2 tabel, artinya distribusi data
tidak normal. Sedangkan jika x 2
hitung ≤ x
2
tabel, artinya data berdistribusi normal. Uji
homogenitas yang menggunakan uji Levene dengan pengambilan keputusan dan
penarikan simpulan diambil pada taraf signifikan 5%. Kaidah keputusannya: jika x2 hitung ≥ x2
tabel , berarti tidak homogen. Sebaliknya jika x2 hitung ≤ x2 tabel, berarti homogen.
Persyaratan yang harus dipenuhi pada analisis data ini menggunakan uji-t yang
menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar antara kedua kelompok yang akan
diperbandingkan. Jika data aktivitas dan hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol berdistribusi normal, komparatif dua sampel, serta bentuk datanya
interval/rasio maka dalam menguji hipotesisnya menggunakan uji statistik independent
sample t-test. Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji pihak kanan.
Dalam uji pihak ini berlaku ketentuan bahwa, bila harga t hitung lebih besar atau sama
dengan (>) harga t tabel, maka Ho diterima dan Ho ditolak. Jika hasil analisis uji normalitas
menunjukkan data berdistribusi normal, maka menggunakan uji independent sample t test.
Jika data yang diuji ternyata berdistribusitidak normal maka analisis akhir cukup
menggunakan uji nonparametris yaitu dengan uji U Mann Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan hasil uji hipotesis aktivitas belajar siswa dengan rumus
independent sample t test menunjukkan bahwa, thitung sebesar 2,601 dan tabel sebesar
2,013 (t hitung > t tabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa
Ada perbedaan yang signifikan aktivitas belajar PKn siswa kelas V antara yang
memperoleh model pembelajaran Course Review Horay dengan yang menggunakan
model konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis untuk hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa, t hitung sebesar 2,674 dan t tabel sebesar 2,013 (t hitung > t tabel),
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa Ada perbedaan yang
signifikan hasil belajar PKn siswa kelas V antara yang memperoleh pembelajaran
menggunakan model kooperatif tipe Course Review Horay dengan yang menggunakan
model konvensional. Hasil dan aktivitas belajar siswa dari penerapan model pembelajaran
Course Review Horay terbukti lebih baik dari pada penerapan pembelajaran konvensional,
sehingga guru perlu mempertimbangkan penerapan model pembelajaran Course Review
Horay pada pelajaran PKn di SD. Jadi berdasarkan dua jurnal diatas menunjukan bahwa t
table > t hitung yang memiliki arti adanya pengaruh yang bermakna atau signifikan
terhadap suatu kegiatan atau kejadian.
2. Uji F
“Desain Eksperimen Pengaruh Zeolit Terhadap Penurunan Limbah Kadmium (Cd)”
dan “Pengaruh Desain Lingkungan Fisik Terhadap Produktivitas Berpikir (Kognisi)” dalam
proses analisis datanya menggunakan uji F.
Pada jurnal pertama ““Desain Eksperimen Pengaruh Zeolit Terhadap Penurunan
Limbah Kadmium (Cd)” Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
zeolit dalam menurunkan kadar limbah kadmium (Cd) dari proses pelapisan logam.
Penelitian ini menggunakan metode desain eksperimen rancangan acak lengkap untuk
mengoptimalkan paduan parameter-parameter dan variabel yang ada dan hal yang
berkaitan dengan penetapan baku mutu limbah agar dapat dibuang ke lingkungan. Sebagai
perlakuan adalah berat zeolit yang terdiri dari empat taraf perlakuan 0 (kontrol), 5, 10,dan
15 gr dengan waktu pengamatan yang dianggap sebagai Blok yakni 6, 12, 18,dan 24
jam,sehingga dalam penelitian ini terdapat 16 satuan percobaan. Dalam RAL blok berlaku
sebagai ulangan. Untuk analisis data dalam menentukan apakah hipotesis diterima atau
ditolak dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel, dengan ketentuan
sebagai berikut : - Apabila F hitung < F tabel maka hipotesis ditolak
- Apabila F hitung > F tabel maka hipotesis diterima
Apabila hipotesis diterima, maka uji telah selesai dilakukan. Namun apabila ditolak maka
akan dilanjutkan dengan Uji Least Significant Different untuk melihat perbandingan antara
perlakuan yang disebabkan dengan penambahan zeolite. Setelah dilakukan eksperimen
dan pengolahan data didapat nilai F Hitung (0.22924) < F (Tabel, α, 0.05 yaitu 3.49) untuk
tingkat kepercayaan 95%, sehingga hipotesis yang diajukan ditolak. Hasil ini
mengemukakan bahwa zeolit memberikan manfaat yang nyata terhadap penurunan kadar
kadmium limbah pelapisan logam dan hal yang sama terjadi pada tingkat kepercayaan
99% F Hitung (0.22924) < F (Tabel, α, 0.01 yaitu 5.95) Hal ini berarti zeolit memberikan
pengaruh yang nyata terhadap penurunan kadar cadmium. Untuk mengetahui perbedaan
antar perlakuan kadmium dalam air sampel maka dilakukan uji Least Significant Difference
(LSD). Hasil Uji Least Significant Difference yang dilakukan terlihat bahwa seluruh
pengajuan ditolak, artinya zeolit memberikan pengaruh terhadap penurunan limbah kadium
(Cd). Maka kadar kadmium yang telah ditetapkan Menteri Negara Lingkungan Hidup No
51/MENLH/10/1995. Tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi kegiatan industri pelapisan
logam dengan nilai toleransi yang boleh dibuang kelingkungan adalah 0.05 mg/l. Serta
disarankan bagi perusahaan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dalam mengatasi
limbah ini, harus ada penggunaan bahan alternatif yang dapat digunakan untuk mengatasi
limbah kadmium agar dapat dibuang ke lingkungan dan sesuai ketetapan kementerian
lingkungan hidup tanpa mengakibatkan polusi dan merusak ekosistem makhluk hidup
lainnya.
Pada jurnal kedua “Pengaruh Desain Lingkungan Fisik Terhadap Produktivitas
Berpikir (Kognisi)” tipe penelitian yang digunakan adalah Controlled laboratory experiment.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 60 orang dari 120 orang responden setelah
dilakukan test intelegensi dengan metode Permainan crossword puzzle dan dikontrol
dengan seleksi subjek penelitian melalui tes kecerdasan umum 5 (TIU 5) dengan nilai rata-
rata adalah 21,916. Tingkat manipulasi pencahayaan sebesar 205 lux, 363 lux, 438 lux,
sedangkan manipulasi tingkat temperatur ruangan sebesar 26 C0,32 C0, 35 C0. Sebelum
melakukan uji hipotesis dengan analisis varian satu jalan (one way F test/ANOVA) maka
peneliti terlebih dahulu melakukan uji kesamaan varian (homogenitas) dengan Levene
Test. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah varian kedua belas kelompok eksperimen
sama. Data yang memenuhi syarat adalah jika varian sama atau subjek berasal dari
kelompok yang homogen. Dari hasil uji homogenitas dengan Levene Test didapatkan hasil
bahwa nilai signifikansi homogenitas adalah 0,395 yang berarti P > 0,05 Hal ini berarti
kedua belas kelompok eksperimen sama. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dapat
dilanjutkan. Kriteria yang menjadi tolak ukur hipotesis ditolak atau diterima adalah sebagai
berikut: 1) Ho diterima dan Ha ditolak bila F hitung < F tabel
2) Ho ditolak dan Ha diterima bila F hitung > F tabel
Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis varian satu jalan (one way
Ftest/ANOVA). Berdasarkan hasil eksperimen dengan taraf signifikansi 5%, maka dapat
disimpulkan ada pengaruh antara desain lingkungan fisik terhadap produktifitas berpikir
(kognisi). Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung lebih besar dari nilai F tabel sebesar 2,262
> 1,995.
3. Two way anova
Dari dua jurnal yang berjudul “pengaruh gaya kepemimpinan manajer dan keefektifan
monitoring control terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan investasi”
dan “Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi Komitmen” ini
dalam proses analisis datanya menggunakan uji Two Way Anova.
Pada jurnal pertama yaitu “Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection
terhadap Eskalasi Komitmen” yang diteliti oleh Arimawan (2014), merupakan penelitian
eksperimen, dan jenis penelitiannya adalah penelitian eksperimen factorial lengkap
seimbang, dengan rancangan eksperimennya adalah eksperimen acak lengkap. Desain
eksperimennya menggunakan desain eksperimen factorial 2x2 between subject. Subjek
penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogjakarta Program
Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2010 dan Akuntansi angkatan 2011. Jumlah populasi
sebanyak 156 orang, yanng terdiri dari 48 prang kelas A dan 47 orang kelas B untuk Prodi
Pendidikan Akuntansi angkatan 2010, sedangkan untuk Prodi Akuntansi angkatan 2011
terdiri dari 44 orang kelas A dan 32 orang kelas B. Teknik pengambilan samplingnya
dengan purposive sampling.
Dalam prosedur pelaksanaan penelitian yaitu dengan setiap kelas dibagikan 4 jenis
kasus secara acak (random), dan setiap subjek hanya mendapat satu jenis kasus. Sebelum
subjek mengisi kasus, peneliti menjelaskan kewajiban subjek dalam eksperimen tersebut
dan menjelaskan perintah-perintah yang ada dalam kasus tersebut secara jelas. Setelah
peneliti menjelaskan, subjek dipersilahkan untuk mengisi kasus, dan setelah kasus
semuanya telah diisi oleh subjek, kasus dikembalikan lagi kepada penleiti, serta subjek
mendapat serta subjek mendapat sedikit tanda terimakasih dari peneliti. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk kasus untuk variabel negative framing,
dan adverse selection, sedangkan untuk variabel locus of control berbentuk pernyataan
chek list.
Sebelum melakukan penelitian yang sebenarnya, peneliti melakukan pilot test kepada
32 subjek penelitian, hasilnya rata-rata subjek penelitian telah mengerti dengan kasus yang
diberikan. Setelah itu peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas, uji normalitas, serta uji
homogenitas sebagai uji prasyarat sebelum melakukan analisis data. Uji hipotesis pada
penelitian ini menggunakan teknik analisis two way anova. Dengan taraf signifikansi 5%,
hipotesis dikatakan dapat diterima apabila Pvalue signifikansi ≤ 0,05, sedangkan hipotesis
akan ditolak apabila nilai Pvalue signifikansi > 0,05.
Data yang didapat setelah melakukan penelitian berjumlah 150 data subjek. Dari 150
data subjek tersebut, sejumlah 28 data subjek tidak lengkap pengisiannya dan tidak lolos
chek manipulation, sehingga didapat data yang dapat dianalisis sejumlah 122 data subjek.
Setelah dianalisis, ternyata data tersebut berdistribusi tidak normal, dan pada akhirnya
peneliti hanya memakai sejumlah 60 data subjek untuk melakukan analisis data.
Dari hasil analisis data didapatkan hasil bahwa dari pengujian hipotesis 1 yaitu
negative framing berpengaruh terhadap eskalasi komitmen dengan nilai yang signifikan
sebesar 0,000 (p≤0,05). Hipotesis 2 yaitu adverse selection berpengaruh terhadap eskalasi
komitmen, dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (p≤0,05). Pada hipotesis 3 yaitu negative
framing dan adverse selection secara bersama-sama berpengaruh terhadap eskalasi
komitmen, dengan nilai signifikan sebesar 0,000 (p≤0,05). Dari hasil pengujian hipotesis 4
yaitu locus of control memoderasi pengaruh negative framing terhadap eskalasi komitmen
didapatkan hasil bahwa locus of control tidak terbukti memoderasi pengaruh negative
framing terhadap eskalasi komitmen dengan nilai signifikansi sebesar 0,926 (p>0,05). Dari
pengujian hipotesis 5 yaitu locus of control memoderasi pengaruh adverse selection
terhadap eskalasi komitmen didapatkan hasil bahwa locus of control tidak terbukti
memoderasi pengaruh adverse selection terhadap eskalasi komitmen dengan nilai
signifikansi sebesar 0,462 (p>0,05). Sedangkan pada pengujian hipotesis 6 yaitu locus of
control memoderasi pengaruh negative framing dan adverse selection secara bersama-
sama terhadap eskalasi komitmen didapatkan hasil bahwa locus of control terbukti
memoderasi pengaruh negative framing dan adverse selection secara bersama-sama
terhadap eskalasi komitmen dengan nilai signifikansi sebesar 0,007 (p≤0,05).
Jika ditinjau dari teori Riyanto (2010), penggunaan uji two way anova dalam
penelitian ini sudah tepat karna, uji ini digunakan untuk menguji variabel bebas yang
berskala kategorik lebih dari 2 kelompok dan 1 variabel terikat berskala interval atau rasio.
Dan juga sebelum melakukan analisis, peneliti sudah melakukan langkah-langkah yang
sesuai dengan persyaratan atau asumsi dalam menggunakan uji two way anova, yaitu
melakukan uji homogenitas terlebih dahulu serta membuktikan apakah data berdistribusi
normal atau tidak, dan juga skala data yang digunakan tiap variabel sudah memenuhi
asumsi. Cara interpretasi hasil uji statistik juga sudah sesuai, hipotesis dikatakan dapat
diterima apabila Pvalue signifikansi ≤ 0,05, sedangkan hipotesis akan ditolak apabila nilai
Pvalue signifikansi > 0,05.
Jurnal yang kedua yang berjudul “pengaruh gaya kepemimpinan manajer dan
keefektifan monitoring control terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan
investasi” yang diteliti oleh Jasrul (2015) ini merupakan jenis penelitian eksperimen factorial
lengkap seimbang (balanced complete factorial eksperiment )sama seperti jurnal pertama,
dengan desain eksperimen factorial 2x2 between subject. Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Magister Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah
Mada. Populasi pada penelitian ini berjumlah 92 mahasiswa. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen
kasus dalam bentuk tayangan video yang didesain oleh peneliti untuk variabel eskalasi
komitmen, untuk variabel keefektifan monitoring control disisipkan sebuah memo dari
perusahaan untuk manajer, sedangkan untuk variabel gaya kepemimpinan manajer diberi
beberapa pernyataan dalam bentuk kuesioner. Sama seperti jurnal pertama, jurnal kedua
pun sebelum melakukan uji analisis data juga melakukan tahapan diantaranya melakukan
Pilot Test yang bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman partisipan terhadap kasus
yang diberikan. Tingkat pemahaman partisipan terhadap kasus yang diberikan dapat
diketahui dari jawaban manipulation check setiap partisipan yang ikut pilot test. Partisipan
dikatakan paham apabila telah menjawab manipulation check dengan persen kebenaran ≥
50% atau menjawab dengan benar ≥ 3 pernyataan dari 6 pernyataan manipulation check
yang disediakan oleh peneliti. Pilot test dilakukan pada 30 mahasiswa angkatan 2011 Prodi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogjakarta. Setelah itu peneliti melakukan
uji validitas dan reliabilitas. Untuk validitas instrumen peneliti menggunakan face validity
dan validitas isi. Face validity yaitu untuk mengukur seberapa kemampuan sebuah
pertanyaan untuk mengukur apa yang seharusnya akan diukur (Riyanto, 2010). Sedangkan
validitas isi untuk mengukur sejauh mana kuesioner atau alat ukur tersebut mewakili semua
aspek yang dianggap sebagai kerangka konsep (Riwidikdo, 2012). Uji validitas pada
variabel gaya kepemimpinan manajer dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item
pernyataan dengan skor total item pernyataan dengan signifikansi 0,05. Sedangkan untuk
uji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha, dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha
> 0,70. Setelah itu lakukan uji normalitas yang bertujuan untuk menguji apakah data primer
yang akan diolah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas menggunakan one
sample kolmogorov-smirnov yaitu dengan menggunakan uji 2 sisi dan taraf signifikansi
0,05. Sebelum melakukan uji analisis dengan uji two way anova peneliti melakukan uji
homogenitas terlebih dahulu yang merupakan syarat untuk melakukan uji two way anova.
Peneliti menggunakan levene’s test of homogeneity of variance untuk uji homogenitas
dengan nilai signifikansi ≥0,05. Pada uji homogenitas didapatkan nilai (0,494>0,05) yang
berarti varian pada penelitian eksperimen ini adalah sama. Setelah itu lakukan uji hipotesis
dengan uji two way anova dengan kriteria signifikansi jika Pvalue ≤ 0,05 atau jika Fhitung lebih
besar dari Ftabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima. Sedangkan jika Pvalue > 0,05
atau jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka hipotesis ditolak.
Pada saat melakukan penelitian, jumlah subjek penelitian yang mengisi kasus
eksperimen ini berjumlah 92 partisipan. Terdapat partisipan yang tidak lolos dalam
manipulation check. Sehingga didapatkan jumlah subjek penelitian 91 partisipan. Pada saat
peneliti melakukan uji normalitas menunjukkan bahwa 91 data partisipan tidak berdistribusi
normal dari residualnya sehingga, data partisipan yang diolah berjumlah 73 partisipan
dengan nilai uji normalitas sebesar (0,113≥0,05) yang berarti data berdistribusi normal.
Pada uji hipotesis dapat diinterpretasikan bahwa gaya kepemimpinan manajer
terbukti tidak berpengaruh terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan
investasi yang berarti hipotesis pertama ditolak dengan nilai signifikansi 0,668 (≥0,05) atau
Fhitung 0,185 lebih kecil dari Ftabel (<3,98). Pada hipotesis kedua yaitu keefektifan monitoring
control terbukti tidak berpengaruh terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan
keputusan investasi dengan nilai signifikansi 0,816 (>0,05) atau nilai Fhitung 0,055 lebih kecil
dari Ftabel (<3,98). Pada hipotesis ketiga gaya kepemimpinan manajer dan keefektifan
monitoring control secara bersama-sama terbukti berpengaruh terhadap eskalasi komitmen
dalam pengambilan keputusan investasi dengan nilai signifikansi 0,044 (≤0,05) atau nilai
Fhitung 4,226 lebih besar dari Ftabel (>3,98).
Berdasarkan teori Riyanto (2010), penggunaan uji two way anova dalam penelitian ini
sudah tepat karna, uji ini digunakan untuk menguji variabel bebas yang berskala kategorik
lebih dari 2 kelompok dan 1 variabel terikat berskala interval atau rasio. Dan juga sebelum
melakukan analisis, peneliti sudah melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan
persyaratan atau asumsi dalam menggunakan uji two way anova, yaitu melakukan uji
homogenitas terlebih dahulu serta membuktikan apakah data berdistribusi normal atau
tidak, dan juga skala data yang digunakan tiap variabel sudah memenuhi asumsi. Cara
interpretasi hasil uji statistik juga sudah sesuai, hipotesis dikatakan dapat diterima apabila
Pvalue signifikansi ≤ 0,05, sedangkan hipotesis akan ditolak apabila nilai Pvalue signifikansi >
0,05.

D. Kesimpulan

Berdasarkan jurnal yang diperoleh, uji t dilakukan dalam penelitian eksperimen dengan
metode pre-eksperimental design tipe one-group pretest-posttest design dan desain
eksperimen kuasi (quasi experimental design) bentuk nonequivalent control group design.
Metode pengumpulan data dengan observasi, tes, dan dokumentasi. Instrumen penelitian
dengan tes dan lembar observasi. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik sampel
jenuh / total sampling atau simple random sampling. Untuk uji normalitas menggunakan rumus
Kolmogorov-Smirnov dengan ketentuan data normal apabila nilai signifikansi (P) lebih besar
dari 0,05 (P>0,05) maka menggunakan uji t (t-test) dalam analisis datanya. Sedangkan uji
homogenitas menggunakan uji F dengan ketentuan data homogen apabila nilai signifikansi (P)
lebih besar dari 0,05 (P>0,05) dan nilai F hitung lebih kecil dari F tabel (F hitung < F tabel).
Analisis data dapat juga menggunakan uji Lilliefors untuk menguji normalitas data, uji Levene
untuk uji homogenitas dan uji independent sample t-test untuk uji hipotesis. Semua
penghitungan tersebut diolah dengan menggunakan program SPSS versi 20. Untuk uji
normalitas dengan Lilliefors. Kaidah keputusannya yaitu: jika x2 hitung ≥ x2 tabel, artinya distribusi
data tidak normal. Sedangkan jika x2 hitung ≤ x2 tabel, artinya data berdistribusi normal. Uji
homogenitas yang menggunakan uji Levene dengan kaidah keputusannya: jika x2 hitung ≥ x2 tabel ,
berarti tidak homogen. Sebaliknya jika x2 hitung ≤ x2 tabel, berarti homogen. Berdasarkan dua jurnal
yang diperoleh menunjukan bahwa t table > t hitung yang artinya adanya pengaruh yang
bermakna atau signifikan terhadap suatu kegiatan atau kejadian.
Berdasarkan jurnal yang diperoleh, uji F dilakukan dalam penelitian eksperimen dengan
metode desain eksperimen acak lengkap dan Controlled laboratory experiment. Uji
homogenitas dilakukan dengan Levene Test. Pengujian hipotesis dengan one way F
test/ANOVA dengan ketentuan Ho ditolak jika F hitung > F tabel dan Ho diterima jika F hitung <
F tabel. Untuk melihat perbandingan antara perlakuan yang disebabkan dengan penambahan
zeolite maka akan dilanjutkan dengan Uji Least Significant Different. Berdasarkan kedua jurnal
yang diperoleh menunjukan bahwa F hitung > F tabel yang artinya adanya pengaruh yang
signifikan terhadap suatu kegiatan atau kejadian.
Berdasarkan jurnal yang diperoleh, uji Two way ANOVA dilakukan dalam penelitian
eksperimen dengan jenis penelitian eksperimen factorial lengkap seimbang (balanced complete
factorial eksperiment ) dengan desain eksperimen factorial 2x2 between subject. Teknik
pengambilan samplingnya dengan purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian pertama adalah berbentuk kasus untuk variabel negative framing, dan adverse
selection, sedangkan untuk variabel locus of control berbentuk pernyataan chek list. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian kedua menggunakan instrumen kasus dalam bentuk
tayangan video yang didesain oleh peneliti untuk variabel eskalasi komitmen, untuk variabel
keefektifan monitoring control disisipkan sebuah memo dari perusahaan untuk manajer,
sedangkan untuk variabel gaya kepemimpinan manajer diberi beberapa pernyataan dalam
bentuk kuesioner. Sebelum melakukan uji analisis data juga melakukan tahapan diantaranya
melakukan Pilot Test. Untuk validitas instrumen peneliti menggunakan face validity dan validitas
isi. Uji reliabilitas menggunakan cronbach’s alpha, dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s alpha
> 0,70. Pengujian normalitas menggunakan one sample kolmogorov-smirnov. Peneliti
menggunakan levene’s test of homogeneity of variance untuk uji homogenitas. Uji hipotesis
dengan uji two way anova dengan kriteria signifikansi jika Pvalue ≤ 0,05 atau jika Fhitung lebih
besar dari Ftabel, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima. Sedangkan jika Pvalue > 0,05 atau
jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel, maka hipotesis ditolak.

E. Daftar Pustaka

Arimawan. 2014. Pengaruh Negative Framing dan Adverse Selection terhadap Eskalasi
Komitmen. https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/2150. Diakses
pada 17 Mei 2018.
Budiarto, Eko. 2001. Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: EGC.

Ikomah, Nur. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Divisions (STAD) Berbantuan Job Sheet Terhadap Hasil Belajar
Membuat Pola Celana Anak Kelas X Busana 2 Di SMK N 6 Purworejo.
http://journal.student.uny.ac.id/jurnal/-artikel/2207/35/81. Diakses Pada 18 Mei
2018.
Jasrul. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Manajer dan Keefektifan Monitoring Control
terhadap eskalasi komitmen dalam pengambilan keputusan investasi.
https://journal.uny.ac.id/index.php/nominal/article/view/6891. Diakses pada 17 Mei
2018.
Pasmawati, Yanti dan Rachmawati. 2014. Pengaruh Desain Lingkungan Fisik Terhadap
Produktivitas Berpikir (Kognisi). http://eprints.binadarma.ac.id/3085/1/04%20%2033-
42%20-
JURNAL%20PENCAHAYAAN%20YANTIedit%20desi%20%28SDH%20EDIT%20A
KHIR%29.pdf. Diakses pada 18 Mei 2018.
Riwidikdo, Handoko.2012. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Riyanto, Agus. 2010. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Rosyadi, Imron. 2013. Keefektifan Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap
Aktivitas dan Hasil Belajar PKN.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jee/article/down-load/2744/2531. Diakses
pada 18 Mei 2018.

Siska, Merry dan Rudy Salam. 2012. Desain Eksperimen Pengaruh Zeolit Terhadap
Penurunan Limbah Kadmium (Cd).
http://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/download/924/-634. Diakses pada 17
Mei 2018.

F. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai