A. Pendahuluan
anatomi yang diusapkan pada objek glass baik dengan maupun tanpa pewarnaan yang
sediaan berdasarkan lama daya tahan dibagi menjadi 3 yaitu sediaan sementara yang
medium berupa air dan bahan kimia yang mudah menguap. Selanjutnya yaitu sediaan
media gliserin. Dan vketiga yaitu sediaan permanen yang dilakukan melalui proses
sediaan dibedakan menjadi 5 jenis yaitu whole mount atau sediaan tuh, semear (ulas)
yaitu dengan dioleskan pada obyek glass, squash yaitu dengan penekanan sediaan
menggunakan cover glass, section atau fiksasi tumbuhan, dan yang terakhir adalah
Pembuatan sediaan permanen harus diawetkan dengan zat kimia yang cocok.
dehidrasi, clearing dan mounting. Sedangkan teknik yang digunakan pada praktikum
tinggi.
B. Metodologi
dimuali dari persiapan alat dan bahan. Yang harus tersedia utamanya adalah nyamuk
Untuk alat dan bahan yang dibuthkan meliputi beaker glass, killing tube, batang
pengaduk, pipet tetes, objek glass, pinset anatomis, cover glass, mikroskop, jarum
seksi, tissue, larutan kloroform yang digunakan untuk membunuh nyamuk, larutan
KOH (Kalium Hidroksida) 10% yang berguna untuk menipiskan lapisan eksoskeleton
tubuh nyamuk, membuat utuh tubuh nyamuk dan mengeluarkan udara yang ada pada
sel atau jaringan tubuh nyamuk, larutan aquades yaitu zat untuk mencuci atau
washing sebelum/sesudah diberi beberapa macam larutan atau cairan, larutan alkohol
bertingkat (70%, 80%, 90%) fungsinya sebagai zat untuk mendehidrasi atau
menghilangkan kadar air yang terkandung dalam sel atau jaringan pada tubuh
nyamuk. Penggunaan alkohol secara bertingkat bertujuan agar penyerapan kadar air
pada jaringan tubuh nyamuk tidak secara drastis namun secara bertahap, mengingat
jaringan tubuh nyamuk memiliki dinding sel yang sangat kuat selanjutnya yaitu
balsam kanada/ethelan sebagai cairan untuk merekatkan cover glass dengan objek
Langkah pertama yang harus dilakukan yaitu membunuh nyamuk yang sudah
diletakkan dalam beaker glass dengan ditutupi kain kasa dan kapas dengan
menggunakan kloroform, setelah nyamuk mati dimasukkan ke dalam killing tube lalu
direndam dengan larutan KOH 10% sampai tubuh nyamuk benar-benar tenggelam
(tidak terlalu penuh) selama 24 jam dan diberi label nama pembuat. Keesokan
harinya, nyamuk dalam killing tube dicuci dengan aquades dengan cara menyedot
larutan KOH dan membilas nyamuk dengan aquades dengan tetap berada di dalam
killing tube. Setelah sekiranya nyauk telah terbilas dengan baik dikeringkan
menggunakan tissue dan direndam dengan alkohol 70% selama 2 jam. Kemudian
setelah 2 jam dibilas kembali dengan aquades dan direndam lagi menggunakan
alkohol 80% selama 1 jam. Selang 1 jam preparat dalam killing tube dibilas dengan
aquades dan direndam yang terakhir menggunakan alkohol 90% juga selama 1 jam.
dengan aquas dan di letakkan diatas objek glass yang sebelumnya telah dibersihkan
terlebih dahulu. Diposisikan sekiranya dapat terlihat semua bagian tubuh nyamuk, lalu
dikeringkan menggunakan tissue dan yang terakhir ditutup dengan cover glass yang
keempat ujungnya telah di oles dengan ethelan agar menempel pada objek glass.
Cover glass ditekan perlahan di bagian tengah agar tidak sapai pecah dan tidak
merusak struktur tubuh nyamuk yang sudah rapuh. Penekanan dilakukan sampai
pengecekan preparat permanen yang telah dibuat dibawah mikroskop guna diketahui
jenis kelamin nyamuk yaitu betina dikarenakan antena atau kumisnya tipis. Lalu
diberi label spesies nyamuk yaitu nyauk culex sp, jenis kelamin serta nama pembuat.
C. Kesimpulan
dan fungsi dari larutan yang digunakan. Preparat ini apabila hasilnya menunjukkan
gambar yang bagus dan jelas akan dijadikan referensi atau bahan pengamatan preparat
bagi kelas entomologi selanjutnya. Sebagai saran sebaiknya mikroskop ditambah agar
Dorland, W.A Newman. 2002. Kamus Kedokteran Dorland Edisi 29. Jakarta: EGC.
Gaffigan, Thomas dan James Pecor. 1997. Collecting, Rearing, Mounting and Shipping
Mosquitoes. The Walter Reed Biosystematics Unit, Division of Entomology, Walter
Reed Army Institute of Research.
Hariastuti, Nur Ika. 2006. Pengawetan Jentik Nyamuk. Staf Loka Litbang P2B2
Banjarnegara. BALABA, Ed.003, no. 02, Des 2006 : 20
McManus, J.F.A. and R.W. Mowry. 1960. Staining Methods: Histological and
Histochemical. Paul H. Houber Inc. New York
Nelson, C.Riley dan Karin Gestreich . 2001. Permanently mounting Insects and other small
Arthropods on microscope slides. Department of Integrative Biology, Brigham Young
University, Provo, Utah 84602 USA.
Widiyanti, Ni Luh Putu Manik. 2012. Pola Perindukan Nyamuk yang Ditangkap di
Perindukan di Kabupaten Buleleng dan Manfaatnya sebagai Bahan Praktikum
dalamPerkuliahan Zoologi Invertebrata. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas MIPA
Universitas Pendidikan Ganesha.
Lampiran
Preparat nyamuk yang sudah direndam Preparat yang sudah direndam dengan
larutan KOH 10% selama 24 jam dan alkohol 90% dan akan ditempel di objek
larutan alkohol 70% selama 2 jam glass
Perendaman dengan Alkohol 80% selama Penempelan cover glass dengan nail polish
1 jam dan diberi label nama spesies dan pembuat
Hasil pembuatan preparat
permanen spesies Culex sp