Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan
unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsur-
unsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta
kemampuan membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari
sepuluh unsur, salah satunya mangan.

Barangkali tidak mudah menjumpai logam mangan, karena logam ini biasanya memang tidak
digunakan dalam keadaan murni melainkan sebagai campurannya. Mangan bersifat metalik
dengan titik leleh kira-kira 1244 0C dan titik didih 1962 0C. Dalam keadaan bebas murni,
logam mangan berwarna putih seperti perak, sangat keras, tetapi mudah patah. Mangan
mudah teroksidasi oleh udara, bereaksi lambat dengan air, dan membentuk berbagai macam
senyawa dengan tingkat oksidasi yang paling bervariasi yaitu dari +2 hingga +7.

Logam mangan sebagian besar (kira-kira 95%) digunakan untuk membuat baja paduan,
misalnya feromangan yang mengandung kira-kira 80% Mn. Baja dengan kandungan ~ 12%
mangan sangat kuat, sehingga dapat digunakan untuk rel kereta api, dan untuk mesin-mesin
berat. Pada proses pembuatan logam paduan, mangan juga mampu mengikat oksigen,
nitrogen, dan sulfur dari campuran logamnya sehingga paduan yang dihasilkan menjadi lebih
kuat. Paduan mangan ini yang terdiri dari atas Cu (84%), Mn(12%), dan Ni(4%), bersifat
tahan terhadap pengaruh listrik dan terhadap perubahan temperatur sehingga sangat cocok
digunakan untuk membuat alat-alat ukur. Sebagai senyawanya, misalnya KMnO4, karena
sifat oksidatornya dapat digunakan untuk desinfektan, pembunuh kuman (germicide) seperti
pada campuran air mandi bagi penderita penyakit kulit, dan juga sebagai deodorant.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah sumber logam mangan di alam ?

2. Bagaimanakah sifat-sifat dari logam mangan dan senyawanya ?

3. Bagaimanakah cara ekstraksi logam mangan ?


4. Bagaimanakah senyawa oksida mangan ?

5. Bagaimankah manfaat dari logam mangan dan senyawanya ?

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui dan memahami sumber logam mangan di alam

2. Untuk mengetahui dan memahami sifat-sifat dari logam mangan dan senyawanya

3. Untuk mengetahui dan memahami cara ekstraksi logam mangan

4. Untuk mengetahui dan memahami senyawa oksida logam mangan

5. Untuk mengetahui dan memahami manfaat dari logam mangan dan senyawanya
BAB II

PEMBAHASAN

A. SUMBER LOGAM MANGAN DI ALAM

Logam mangan reaktif terhadap oksigen maka unsur ini tidak ditemui dalam keadaan
bebas dialam. Batu-batuan kerak bumi mengandung mangan kira-kira 0,11% massa atau
~1066ppm. Mangan merupakan unsur terbanyak yang ke duabelas, dan ke tiga untuk unsur-
unsur transisi setelah besi dan titanium.

Mangan juga terdapat sebagai nodul, yaitu endapan mirip batuan dengan komposisi kira-kira
15-30 % Mn yang dalam bentuk oksidanya bersama-sama dengan oksida-oksida Fe, Co, Cu,
dan Ni. Nodul ini berupa butiran-butiran bola dengan diameter dari beberapa millimeter
sampai dengan 15cm, dan terakumulasi pada dasar larutan, dan yang terbanyak terdapat di
daerah bagian tenggara kepulauan Hawai. Logam mangan dalam mineral pirolusit sudah
dikenal sejak zaman peradaban Mesir kuno (raja Firaun), merupakan mineral utama sebagai
sumber mangan.

Mangan adalah logam yang kurang tahan korosi dibandingkan kromium, karena
oksidanya tidak melindungi. Bilangan oksidasi mangan adalah +2 s/d +7, tetapi yang stabil
dalam larutan adalah +2, berupa ion kompleks Mn(H2O)62+. [1] Mangan terdapat relatif cukup
melimpah di kulit Bumi (0,1% massa). Terutama ditemukan sebagai batu kawi atau pirolusite
(MnO2), dan rodocrosite (MnCO3).[2]

B. SIFAT – SIFAT LOGAM MANGAN

1. Sifat Fisika

Tabel sifat fisika golongan Mn[3]

Karakteristik 25

Konfigurasi elektronik [18Ar] 3d5 4s2

Elektronegativitas 1,5

Kelimpahan / ppm (dalam kerak 1050


bumi)

Densitas / g cm-3 (200C) 7,43

IE1 (kJ mol-1) 717

IE2 (kJ mol-1) 1509

Jari-jari (A0) 1,37


∆H0f (M(g)) (kJ mol-1) 281

Titik didih (0C) 1962

Titik leleh (0C) 1244

∆Hhid(M2+)+ (kJ mol-1) -2740

2. Sifat Kimia

Mangan merupakan unsur yang cukup melimpah, menyusun sekitar 1% dari kerak
bumi. Biji utamanya adalah pirolusit, MnO2, seperti halnya V dan Cr, Mn paling penting
dalam produksi baja, biasanya sebagai aloi besi mangan, fero mangan. Fero mangan dapat
diperoleh melalui reduksi campuran biji pirolusit dan biji besi hematit dengan karbon

MnO2 + Fe2O3 + 5C à Mn + 2Fe + 5CO

Mn berpartisifasi dalam pemurnian besi melalui reaksi dengan sulfur dan oksigen dan
menyingkirkannya melalui pembentukan kerak. Selain itu, Mn menaikkan kekerasan baja.
Baja yang mengandung proporsi Mn yang tinggi sngat ulet dan tahan aus dalam aplikasi
seperti rel kereta api, bulldozer, dan penggaruk jalan.

Mangan dioksida digunakan dalam batrai sel kering, pada kaca dan glasir kramik, dan
sebagai katalis; mangan dioksida juga merupakan sumber utama senyawa mangan. Bila
MnO2 dipanaskan dengan kehadiran alkaki dan bahan pengoksidasi, dihasilkan garam
manganat.

3MnO2+ 6KOH+KClO3à 3K2MnO4+KCl+3H2O

C. EKSTRAKSI LOGAM MANGAN

Mangan pertama kali diisolasi pada tahun 1774 oleh C.W. Scheele dan J.G Gahn (dari
Swedia) dari pemanasan MnO2 batu bara (charcoal) dan minyak, meskipun kemurnian
hasilnya masih rendah. Reduksi pirolusit yang biasanya bercampur dengan oksida besi
Fe2O3 dengan batubara (kokas) dalam tanur listrik menghasilkan feromangan, yang
mengandung kira-kira 80% Mn.

MnO2(s) + Fe2O3(s) + 5 C(s) → Mn (s) + 2 Fe(s) Mn(s) + 2 Fe(s) + 5 CO(g)

Jika mineral pirolusit mengandung silikon, maka unsur ini dapat dihilangkan dengan
penambahan air kapur Ca(OH)2, sehingga silikon akan diubah menjadi kalsium silikatnya.[4]

Sebagian besar baja mengandung ion mangan. Terlibatnya logam ini dalam proses pembuatan
baja sangat menguntungkan karena mangan dapat mengikat belerang, sehingga mencegah
terjadinya FeS yang dapat merapuhkan baja. Selain itu, mangan juga mampu mengikat
oksigen sehingga dapat mencegah terjadinya rongga-rongga (gelembung) pada baja yang
terbentuk setelah proses pendingin dilakukan.

Untuk memperoleh logam mangan murni, pirolusit diolah menurut proses termit. Dalam
proses ini pirolusit (MnO2) dipanaskan agar mengalami reduksi sebagian menjadi Mn3O4.
Reduksi lebih lanjut dengan logam aluminium menghasilkan logam mangan yang dapat
dipisahkan sebagai lelehannya (ingat bahwa Al2O3 mempunyai titik leleh yang jauh lebih
tinggi ~2045 0C). Pemurnian logam mangan lebih lanjut dilakukan secara destilasi.
Persamaan reaksi utama yang terjadi dalam proses ini adalah:

2 MnO2(s) → Mn3O4(s) + O2(g)

3 Mn3O4(s) + 8 Al(s) → 4 Al2O3(s) + 9 Mn(l)

Logam Mn dengan kemurniannya yang tinggi (~99,9 %) telah dapat diisolasi sejak tahun
1930 dengan cara elektrolisis larutan Mn2+.[5]

Bijih mangan dapat diekstraksi dengan penambahan zat pereduksi yang diikuti oleh leaching
asam (Sahoo dan Srinivasa, 1989) atau langsung oleh leaching asam reduktif menggunakan
zat pereduksi asam yang berbeda, yang meliputi asam klorida dan pirit (Kanungo, 1999),
campuran larutan metanol dengan asam sulfat (Momade and Momade, 1999), campuran
alkohol dengan asam klorida (Jana, et al., 1995), asam sulfat dengan oksalat (Sahoo, et al.,
2001), campuran asam sulfat dengan sukrosa (Veglio dan Toro, 1994), dan larutan glukosa
dalam media asam (Trifoni, et al., 2000; Furlani, et al., 2006).[6]

D. SENYAWA OKSIDA MANGAN

Mangan, teknesium, dan renium ketiganya membentuk heptoksida, M2O7. Tetapi,


pembentukan Mn2O7 memerlukan oksidasi lebih dahulu hingga +7. Mangan heptoksida
berupa minyak berwarna hijau dengan titik leleh 5,9°C, yang memiliki sifat yang mudah
meledak dan juga dapat diperoleh melalui reaksi garam manganat(VII) dengan H2SO4pekat.
Mn2O7 secara perlahan dapat melepaskan oksigen dan membentuk MnO2 yang bersifat
eksplosif, serta dapat mengoksidasi hampir semua material organik. Molekul Mn2O7 tersusun
oleh dua bangun tetrahedron MnO4 yang bersekutu pada salah satu sudutnya dan membentuk
jembatan bengkok Mn-O-Mn.

Dari ketiga logam tersebut, hanya mangan yang mempunyai tingkat oksidasi dibawah +4
dalam senyawa oksidanya. Mn3O4 adalah mineral berwarna hitam, yang dapat di buat dari
semua oksida mangan dengan pemanasan hingga suhu ~ 1000°C di udara. Oksida ini
mempunyai struktur spinel, dan supaya lebih informatif dapat diformulasikan sebagai (Mn2+)
(2Mn3+) (O2-)4 atau (Mn2+)t (2Mn3+)o (O2-)4; dalam spinel ini ion-ion Mn2+menempati rongga
tetrahedral dan Mn3+ menempati rongga oktahedral dari suatu kemas rapat kubus pusat
muka.[7] Bilangan oksidasi mangan adalah +2 s/d +7, tetapi stabil dalam larutan adalah +2
yakni berupa ion kompleks Mn(H2O)62+.[8]
Enam oksida mangan yang biasa dikenal banyak orang adalah MnO, Mn2O3, MnO2, MnO3,
Mn2O7, dan Mn3O4. Lima dari oksida-oksida ini mempunyai keadaan oksidasi masing-
masing +2, +3, +4, +6 dan +7, sedangkan yang terakhir Mn3O4 merupakan mangan (II) –
mangan (III) oksida, (MnO.Mn2O3).[9]

Tabel Karakteristik oksida, hidroksid mangan dan beberapa turunannya.[10]

Tingkat Oksida Hidroksida Sifat Ion Nama Warna


oksidasi Ion

+2 MnO Mn(OH)2 Basa Mn2+ Mangan(II) pink


moderat

+3 Mn2O3 Mn(OH)3 Basa Mn3+ Mangan(III) violet


lemah

+4 MnO2 Mn(OH)2 Amfoterik/ MnO3- Manganit coklat


asam
atau lemah
H2MnO3

+6 MnO3 H2MnO4 Asam MnO42- Manganat hijau


moderat

+7 Mn2O7 HMnO4 Asam kuat MnO4- Permanganat ungu

1. MnO : Mangano-oksida tergolong oksid-basa. Dari oksida ini berasal persenyawaan-


persenyawaan mangano, seperti MnSO4, dll. Jika pada garam Mn2+ ditambahkan basa kuat,
maka terbentuklah endapan putih dari Mn(OH)2 dimana O2 dari udara mudah dioksidasi
menjadi MnO2.nH2O yang berwarna coklat.

2. Mn2O3 : manganioksida bersifat juga sebagai oksida-basa, tetapi agak lemah. Dari oksida
ini dapat dianggap berasal persenyawaan-persenyawaan mangani, seperti Mn2(SO4)3, dan
sebagainya.

3. MnO2 :mangandioksida atau batu kawi sesungguhnya adalah oksida indifferen, meskipun
persenyawaan-persenyawaan manganit dapat dianggap berasal dari padanya.

4. MnO3 : mangantrioksida adalah oksida-asam. Dengan basa maka membentuk


persenyawaan manganat, seperti K2MnO4 (berwarna hijau karena ion MnO42- hijau
warnanya).

5. Mn2O7 : manganheptoksida tergolong oksida-asam dari persenyawaan permanganat,


seperti KMnO4 (violet disebabkan warna violet dari ion MnO4).[11]
Beberapa Ion dari Mangan:

· Ion Mangan (II)

Beradasarkan nilai potensial reduksinya, mangan (II) merupakan spesies yang paling stabil.
Mangan (II) dalam senyawa garamnya seperti garam klorida, sulfat dan nitrat, dalam larutan
dapat dinyatakan sebagai ion Mn+2. Penambahan alkali hidroksida kedalam larutan
Mn+2 menghasilkan endapan gelatin putih hingga pink pucat, yang akan segera teroksidasi
dalam udara terbuka menjadi mangan (III) hidroksi , MnO(OH) yang berwarna coklat gelap.

Mn+2 (aq) + 2OH- (aq) à Mn(OH)2 (s)

4Mn(OH)2 (s) + O2(g) à 4MnO(OH) (s) +2H2O

Penambahan SH- memberikan MnS hidrat, yang juga teroksidasi menjadi coklat dalam udara
pada pendidihan tanpa udara materi yang merah muda (salmon pink) berubah menjadi MnS
Kristal hijau. Sulfatnya MnSO4 sangat stabil digunakan untuk analisis Mn, seperti dapat
diperoleh pada penguapan larutan asam sulfat sampai kering. [12]

· Ion Mangan (III)

Mangan (III) terdapat sebagai oksidasinya yaitu Mn2O3 dan MnO(OH) yang terjadi secara
alamiah dialam, tetapi ion Mn3+ dalam larutan tidak stabil mudah tereduksi menjadi Mn+2.
Garam MnCl3 (hitam) misalnya, dapat diperoleh dalam larutannya dari reaksi MnO2 dengan
asam klorida pada temperature tetapi akan terurai pada temperatur diatas 40oC, menurut
persamaan reaksi.

MnO2(s) + 4HCl (aq) à MnCl3 (aq) + 2H2O + ½ Cl2 (g)

MnCl3 (aq) à MnCl2 (aq) + 1/2Cl2(g)

· Ion Mangan(VI)

Mangan(VI) hanya dikenal sebagai spesies manganat, MnO42-, dengan bangun tetrahedron
dan berwarna hijau gelap. Kalium manganat dapat diperoleh dari reaksi lelehan MnO2 dan
basa alkali dengan hadirnya oksidator misalnya udara atau KNO3, menurut persamaan reaksi
berikut:

2 MnO2(s) + 4 KOH (s) + O2 (g) → 2 K2MnO4 (s) + 2 H2O (g)

Dalam larutannya, ion manganat hanya stabil dalam suasana basa sedangkan dalam air
ataupun dalam suasana asam, ion ini akan mengalami disproporsionasi menjadi ion
permanganat dan MnO2.
· Ion Mangan(VII)

Mangan heptoksida, Mn2O7 berupa cairan seperti minyak berwarna hijau yang mudah
meledak dan dapat diperoleh dari reaksi garam manganat(VI) dengan
H2SO4pekat.[13] Mangan (VII) paling baik dikenal dalam bentuk garam dari ion
permanganate. KMnO4 diproduksi melalui oksidasi elektrofilik larutan basa K2MnO4. Ionnya
memilki warna lembayung yang tajam, dan garam kristalnya hampir tampak hitam. Larutan
permanganat tidak stabil secara hakiki, terurai lambat namun cukup teramati dalam larutan
asam.[14]

3MnO4- + 4 H+ → 3 O2 (g) + 2 H2O + 4 MnO2 (s)

E. MANFAAT LOGAM MANGAN DAN SENYAWANYA

1. Ditambahkan pada baja untuk memperkuatnya dan membuatnya lebih tahan saat
dipakai dan dibasahi ia juga ditambahkan pada perunggu.

2. Mangan dioksida digunakan pada sel kering, keramik, dan bahan celupann. Ia juga
digunakan dalam industry sebagai katalis dan alat oksidasi.

3. Mangan sulfat digunakan pada cat,pernis,dan pupuk. [15]

4. Digunakan untuk batu kawi (MnO2).

5. Digunakan untuk pembuatan batu baterai.

6. Untuk menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi.

7. Mangan sendiri bermanfaat memberi warna lembayung pada kaca.

8. Dioksidanya berguna untuk pembuatan oksigen dan klorin, dan dalam pengeringan cat
hitam.

Mangan sangat berguna bagi kesehatan tulang. Mangan sangat efektif dalam meningkatkan
densitas mineral dalam tulang belakang dimana fungsi ini sangat berpengaruh bagi wanita
dalam masa monopause. Mangan juga berperan menjaga atau memonitor aktifitas radikal
bebas dalam tubuh manusia dalam kadar tertentu mangan yang ada dalam tubuh kita bisa
memperkecil efek negatif yang disebabkan oleh radikal bebas da mencegah yang merusak
sel-sel jaringan tubuh ataupun kanker.

Namun mangan juga memiliki bahaya bagi kesehatan, beberapa gejala gangguan kesehatan
bisa di akibatkan oleh berlebihnya kadar mangan, contohnya gangguan ginjal, gangguan
mental, kejang-kejang dan penuruan tingkat intelegensi[16]
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Mangan bersifat metalik dengan titik leleh kira 1244 0C dan titik didih 1962 0C.
Dalam keadaan bebas murni, logam mangan berwarna putih seperti perak, sangat keras, tetapi
mudah patah. Mangan mudah teroksidasi oleh udara, bereaksi lambat dengan air, dan
membentuk berbagai macam senyawa dengan tingkat oksidasi yang paling bervariasi yaitu
dari +2 hingga +7. Konfigurasi elektron Mn adalah [Ar] 3d5 4s2. Dengan menggunakan 2
elektron 4s dan kemudian kelima elektron 3d yang tak berpasangan.

Mangan merupakan unsur yang cukup melimpah, menyusun sekitar 1% dari kerak bumi.
Bijih utamanya ialah pirolusit, MnO2.[17] Karena logam mangan reaktif terhadap oksigen
maka unsur ini tidak ditemui dalam keadaan bebas di alam. Enam oksida mangan yang biasa
dikenal adalah MnO, Mn2O3, MnO2, MnO3, Mn2O7, dan Mn3O4.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini semoga bisa menambah wawasan pembaca,


mengenaiunsur Mangan. Penulis berharap, pembaca tidak hanya puas dengan ilmu yang
sedikit dalam makalah ini, tapi pembaca harus mencari referensi yang lebih lengakap lagi.
Makalah ini saya ambil dari beberapa referensi yang memuat tentang ilmu pengetahuan,
besar harapan saya agar pembaca dapat memberikan saran dan kritikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai