Disusun Oleh :
II
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Wassalamua’laikumWr.Wb
Tim Penyusun
III
DAFTAR ISI
Halaman Judul -------------------------------------------------------------------- i
Visi Misi Motto dan Tujuan ----------------------------------------------------- ii
Kata Pengantar ----------------------------------------------------------------------- iii
Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------- iv
SK DIREKTUR RSA ST.KHADIJAH PINRANG nomor 027/RSA-
PDA/KEP/I/2016 tentang Pedoman Perlindungan Hak & Kewajiban
Pasien dan Keluarga di RSA St. Khadijah Pinrang ----------------------- v
BAB I : PENDAHULUAN------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang --------------------------------------------------- 1
B. Tujuan Pedoman ------------------------------------------------- 2
C. Ruang Lingkup ---------------------------------------------------- 2
D. Batasan Operasional --------------------------------------------- 3
E. Landasan Hukum ------------------------------------------------- 3
IV
B. Identifikasi & Menghormati Nilai Kepercayaan Pasien
dan Keluarga ------------------------------------------------------- 13
C. Mengidentifikasi Harapan dan Kebutuhan Pasien ----- 13
D. Tingkat Tanggungjawab RS. ST.Khadijah Pinrang
Terhadap Barang Milik Pasien --------------------------------- 14
E. Melindungi Pasien dari Kekerasan Fisik--------------------- 14
F. Perlindungan atas Kerahasiaan Informasi Medis
Pasien----------------------------------------------------------------- 15
G. Keterlibatan Pasien dan Keluarga dalam Proses
Pelayanan di RS. ST. Khadijah Pinrang --------------------- 16
H. Penjelasan Kepada Pasien dan Keluarga Terkait
Pelayanan dan Pengobatan di RS. ST. Khadijah
Pinrang --------------------------------------------------------------- 16
I. Merespon Penolakan Pelayanan Resusitasi dan
Bantuan Hidup Dasar -------------------------------------------- 17
J. Manajemen Nyeri di RS. St. Khadijah Pinrang dan
Merespon Kebutuhan Unik Pasien di Akhir Hidupnya --- 17
K. Penyampaian Keluhan Pasien dan penanganannya ----- 18
L. Persetujuan dan penolakan Tindakan Kedokteran
(informed consent) ------------------------------------------------ 18
M. Pemberian Kesempatan kedua Kepada Pasien &
Keluarga Untuk memperoleh second opinion -------------- 19
N. Daftar Diagnosa yang Memerlukan Persetujuan
Tertulis---------------------------------------------------------------- 20
BAB VI : PENUTUP-------------------------------------------------------------- 23
V
RUMAH SAKIT AISYIYAH ST.KHADIJAH
KABUPATEN PINRANG
Jl. A. Abdullah No. 1-3 Tlp (0421) 921406 – 924990 Pinrang SulSel
e-mail : rsa.stkhadijah@yahoo.com
Tentang:
PEDOMAN PERLINDUNGAN HAK & KEWAJIBAN
PASIEN DAN KELUARGA
RUMAH SAKIT AISYIYAH ST.KHADIJAH PINRANG
VI
3. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran;
4. PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
5. PerMenKes no 280/MenKes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di : Pinrang
Tanggal : 20 Januari 2016
Direktur,
VII
Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSA St.Khadijah Pinrang
Nomor : 027/RSA-PDA/KEP/I/2016
Tentang : Pedoman Perlindungan Hak dan Kewajiban Pasien dan
Keluarga RSA St.Khadijah Pinrang.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga merupakan elemen dasar
dari semua kontak di rumah sakit, stafnya, serta pasien, dan
keluarganya. Dengan berlakunya peraturan perundang-undangan yang
mengatur secara eksplisit mengenai hak dan kewajiban pasien. Maka
rumah sakit berkewajiban menjamin bahwa ada mekanisme
pemenuhan hak dan kewajiban pasien & keluarga di RSA St. Khadijah
pinrang. Peraturan perundang-undangan dimaksud diantaranya adalah
undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, undang-
undang 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran dan beberapa
peraturan negara lainnya.
Untuk itu, perlu disusun sebuah pedoman yang menjadi dasar
dalam penerapan hak pasien dan keluarga selama menjalani
perawatan di RS St. Khadijah Pinrang.
B. Tujuan Pedoman
1. Terpenuhinya hak pasien & keluarga di RSA St. Khadijah Pinrang
2. Adanya pedoman bagi staff RSA St. Khadijah Pinrang dalam
rangka memenuhi hak pasien dan keluarga selama di RSA St.
Khadijah Pinrang.
1
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi :
1. Pedoman ini diterapkan kepada semua
pasien/pengunjung/karyawan selama berada dalam lingkungan
RSA St. Khadijah Pinrang.
2. Pelaksana pedoman ini adalah semua karyawan yang bekerja di
rumah sakit (medis dan nonmedis)
D. Batasan Operasional
Istilah-istilah yang disebutkan dalam pedoman ini akan diartikan
sebagaimana telah didefenisikan dalam bab ini, kecuali apabila
konteksnya menghendaki pengertian yang berbeda :
1. Hak adalah kekuasaaan/kewenangan yang dimiliki oleh seseorang
atau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan
untuk berbuat sesuatu.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus
dilakukan oleh seseorang atau suatu badan hukum
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di RSA ST.
Khadijah Pinrang, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
4. Dokter adalah tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan di RSA St. Khadijah pinrang, mencakup dokter umum,
dokter ahli dan dokter gigi.
5. Rumah sakit adalah rumah sakit Aisiyah St. Khadijah Pinrang yang
menyelengggarakan pelayanan kesehatan.
6. Staff adalah seluruh karyawan yang bekerja di RSA St. Khadijah
Pinrang sesuai regulasi yang berlaku.
7. Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
akan dilakukan kepada pasien.
8. Penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk menemukan
jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematik, karena harus
2
mengikuti prosedur dan langkah-langkah sebagai suatu kebulatan
prosedur di rumah sakit.
9. Donasi organ adalah pemindahan suatu jaringan atau organ
manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya
sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi
tertentu di rumah sakit.
10. Barang milik pasien adalah benda bergerak yang dibawa pasien
maupun keluarga pasien selama perawatan di rumah sakit.
11. Individu adalah seseorang yang berada di lingkungan rumah sakit.
12. Lokasi terpencil atau terisolasi adalah lokasi di rumah sakit yang
paling sedikit terjadi aktivitas manusia.
E. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan di dalam pedoman ini adalah :
1. Undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
2. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Undang-undang RI nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran.
4. PerMenKes no.290/MenKes/Per/III/2008 tentang persetujuan
tindakan kedokteran.
5. PerMenKes no.280/MenKes/Per/III/2008 tentang rekam medis.
3
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN
4
11. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien yang
lainnya.
14. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di rumah sakit.
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas prilaku
rumah sakit terhadap dirinya.
16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata amupun pidana.
18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
5
7. Pasien berhak menolak atau memberhentikan resusitasi atau
bantuan hidup dasar.
8. Pasien dan keluarga berhak dilibatkan dalam pengambilan
keputuan tentang pelayanan.
9. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan persetujuan tindakan
(informed consent).
10. Pasien berhak mendapatkan pengelolaan nyeri yang tepat.
11. Pasien berhak mendapatkan pelayanan tahap terminal di akhir
kehidupannya.
12. Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang
pelayanan mereka.
6
1. Hak Dokter
a. Dokter berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
b. Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta
berdasarkan hak otonomi clinical appoinment.
c. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, profesi,
dan etika.
d. Dokter berhak memberhentikan jasa profesinya kepada pasien
misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu
buruk sehingga kerja sama yang baik tidak dapat mungkin
diteruskan lagi, kecuali pasien gawat darurat dan wajib
menyerahkan pasien kepada dokter lain.
e. Dokter berhak atas privacy, menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang
melecehkan atau memalukan.
f. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang
dirawatnya atau dari keluarganya.
g. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama
dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap
pelayanan.
h. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur baik oleh rumah
sakit maupun oleh pasien.
i. Dokter berhak untuk mendapat imbalan jasa atas profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau
ketentuan/peraturan yang berlaku di rumah sakit.
2. Kewajiban dokter
a. Dokter wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara dokter dengan rumah sakit.
7
b. Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar pelayanan kedokteran dan menghormati hak-hak
pasien.
c. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain
yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila
ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan.
d. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar
senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat
menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
e. Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal
dunia.
f. Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu
tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain
bersedia dan mampu memberikannya.
g. Dokter wajib memberikan informasi yang adekuat tentang
perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang
dapat ditimbulkannya.
h. Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara lengkap
dan berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
i. Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
j. Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian
yang telah dibuatnya.
k. Dokter wajib bekerjasama dengan profesi lain yang berkaitan
secara timbal-balik dalam memberikan pelayanan kepada
pasien
l. Dokter wajib memberikan perjanjian tertulis dengan pihak
rumah sakit.
8
E. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
Rumah sakit Aisyiyah St. Khadijah Pinrang, sebagai pemberi layanan
kesehatan kepada pasien, mempunyai hak dan kewajiban sebagai
berikut :
1. Hak Rumah Sakit
a. Rumah sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi
sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
b. Rumah sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta
menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
c. Rumah sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain
dalam rangka mengembangkan pelayanan.
d. Rumah sakit berhak menerima bantuan dari pihak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Rumah sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan
kerugian.
f. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
g. Rumah sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan
yang ada di rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Kewajiban Rumah Sakit
a. Rumah sakit wajib memberikan informasi yang benar tentang
pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.
b. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit.
c. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat
kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanan.
d. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan pelayanan bagi
masyarakat tidak mampu dan miskin.
9
e. Rumah sakit wajib melaksanakan fungsi sosial antara lain
dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak
mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka,
pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti
sosial bagi kemanusiaan.
f. Rumah sakit wajib membuat, melaksanakan, dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan
dalam melayani pasien.
g. Rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis.
h. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana yang
umum dan layak atara lain tempat ibadah, parkir, ruang tunggu,
sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, dan
lanjut usia.
i. Rumah sakit wajib membuat, melaksanakan, dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan
dalam melayani pasien.
j. Rumah sakit wajib melaksanakan sistem rujukan.
k. Rumah sakit wajib menolak keinginanan pasien yang
bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan
perundang-undangan.
l. Rumah sakit wajib memberikan informasi yang benar, jelas, dan
jujur mengenai hak dan kewajiban pasien.
m. Rumah sakit wajib menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
n. Rumah sakit wajib melaksanakan etika rumah sakit.
o. Rumah sakit wajib memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penggulangan bencana.
p. Rumah sakit wajib melaksanakan program pemerintah di bidang
kesehatan baik secara regional maupun nasional.
q. Rumah sakit wajib membuat daftar tenaga medis yang
melakukan praktek kedokteran dan melaksanakan peraturan
intern rumah sakit (hospital by laws).
10
r. Rumah sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum
bagi semua petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya
di RSA St. Khadijah Pinrang.
s. Rumah sakit wajib memberlakukan seluruh lingkungan rumah
sakit sebagai kawasan tanpa rokok.
11
BAB III
PEMENUHAN HAK PASIEN & KELUARGA
12
tersebut memberikan kewenangan kepada rumah sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab
rumah sakit.
B. Identifikasi dan Menghormati Nilai Kepercayaan pasien dan
keluarga.
Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien di RSA St.
Khadijah Pinrang diatur sebagai berikut :
1. Rumah sakit mendidik semua staf tentang hak pasien dan
keluarganya bahwa staf dapat mempunyai nilai-nilai dan
kepercayaan yang berbeda dengan pasien yang dilayaninya.
2. Petugas dikonfirmasikan identitas pasien, agama dan
kepercayaannya saat dimulainya pelayanan di RSA St. Khadijah
pinrang, dengan memberikan pertanyaan yang bersifat terbuka.
3. Semua pasien didorong untuk mengekspresikan dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya dengan tetap menghargai
kepercayaan pasien/pihak lain.
4. RSA St. Khadijah Pinrang menyediakan tenaga bimbingan rohani
untuk memfasilitasi kebutuhan keagamaan dan spiritual pasien,
khususnya yang beragama islam. Untuk agama selain islam, RSA
St. Khadijah Pinrang memberikan kesempatan bagi pasien &
keluarga yang mempunyai kebutuhan khusus untuk mendatangkan
tokoh agama sesuai dengan agama dan kepercayaannya ke RSA
St. Khadijah Pinrang, dengan syarat tidak mengganggu pasien lain.
5. Tenaga bimbingan rohani melakukan pelayanan kerohanian islam
baik yang bersifat rutin (konsultasi, bimbingan ibadah saat sakit)
maupun yang bersifat khusus (pendampingan saat sakratul maut,
dan pemulasaran jenazah) atas permintaan keluarga pasien.
C. Mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien
Identifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien di RSA St.
Khadijah Pinrang diatur sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan privasi selama perawatan dilakukan dengan
cara petugas ruangan menanyakan kebutuhan privasi pasien saat
13
assessment keperawatan. Apabila ada permintaan privasi yang
bersifat khusus, kepada pasien/keluarga diberikan formulir
permintaan privasi pasien.
2. Pada saat pemeriksaan, tindakan dan pengobatan, privasi
dilakukan dengan menutupkan sekat/gorden pada setiap bed
pasien.
3. Pada saat transportasi baik antar ruangan di RSA St. Khadijah
Pinrang maupun keluar rumah sakit, privasi pasien dijaga dengan
menutupkan selimut ke tubuh pasien secara penuh kecuali wajah.
D. Tingkat tanggungjawab RSA St. Khadijah Pinrang terhadap
Barang milik pribadi pasien.
1. Petugas rumah sakit mengkomunikasikan kewaspadaan pasien &
keluarga terhadap benda bergerak bawaannya agar terhindar dari
pencurian dan kehilangan.
2. Pada pasien gawat darurat, one day surgery, dan rawat inap yang
tidak mampu melindungi barang-barangnya karena kondisi pasien
lemah dan atau tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga
maka barang bawaannya dicatat oleh petugas dan barang tersebut
menjadi tanggung jawab rumah sakit.
3. Bagi barang berharga berupa uang yang akan digunakan untuk
biaya pengobatan, dapat dititipkan ke petugas RSA St. Khadijah
Pinrang, dengan mendapat tanda bukti penitipan uang.
4. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
standar prosedur operasional (SPO).
E. Melindungi pasien dari kekerasan fisik
1. Petugas rekam medis mengidentifikasi kelompok pasien yang
lemah dan yang berisiko, yaitu anak-anak, pasien yang cacat, lanjut
usia, pasien koma, dan mereka dengan gangguan mental atau
emosional dan memberikan penanda khusus bagi kelompok
tersebut.
14
2. Daftar kelompok beresiko adalah sebagai berikut :
a. Kasus emergensi.
b. Pelayanan resusitasi.
c. Pelayanan darah dan produk darah.
d. Penyakit menular dan mereka yang daya tahannya menurun
(immune-suprresed).
e. Usia lanjut, mereka yang cacat, anak-anak dan mereka yang
beresiko disiksa.
f. Pasien yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri.
3. Setiap orang yang masuk ruang perawatan pasien diluar jam besuk
harus teridentifikasi. Setiap pasien, pengunjung dan karyawan yang
berada di RSA St. Khadijah Pinrang harus menggunakan tanda
pengenal berupa : gelang identifikasi pasien (pasien), kartu
penunggu (penunggu pasien), kartu visitor/tamu (tamu), dan ID card
(karyawan).
4. Petugas keamanan melakukan kontrol keliling setiap waktu yang
sudah ditentukan, dan memantau sisi rumah sakit yang rawan
melalui kamera CCTV.
5. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik dan SPO
penggunaan kamera CCTV.
F. Perlindungan atas kerahasiaan informasi medis pasien.
1. Informasi medis dan kesehatan lainnya, didokumentasikan dan
dikumpulkan dalam dokumen rekam medis, yang bersifat rahasia.
Hanya bisa dilihat dan diakses oleh pihak-pihak yang berhak atas
itu.
2. Informasi medis pasien rawat inap dan rawat jalan dalam bentuk
tulisan di kertas/berkas rekam medis.
3. Informasi medis bersifat rahasia dan informasi medis yang
dikeluarkan, harus dalam bentuk tertulis berupa resume medis
pasien. Dan hanya diberikan kepada yang berhak menerimanya.
15
4. Staf menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak
memasang/memampang informasi pada pintu kamar pasien, di
nurse station dan tidak membicarakannya di tempat umum.
G. Keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses pelayanan di RSA
ST. Khadijah Pinrang.
1. Pada awal pendaftaran pasien, pasien/keluarga memilih kelas
perawatan.
2. Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
tentang pelayanan medis yang diterimanya adalah dengan cara
memberikan informed consent (informasi dan persetujuan tindakan
kedokteran).
3. Pasien dan keluarganya memahami jenis keputusan yang harus
dibuat tentang pelayanannya dan bagaimana berpartisipasi dalam
membuat keputusan tersebut. Pasien/keluarga memberikan
persetujuan dan atau penolakan untuk pelayanan apa, tes,
prosedur dan pengobatan yang perlu persetujuan mereka.
4. Apabila pasien yang tidak mau diberitahu tentang diagnosa atau
untuk berpartisipasi dalam keputusan tentang pelayanannya,
mereka diberi kesempatan dan dapat memilih berpartisipasi melalui
keluarganya, teman atau wakil yang dapat mengambil keputusan.
5. Yang dapat memberikan persetujuan dan terlibat dalam pelayanan
selain pasien sesuai tingkatannya adalah : 1. Suami/istri, 2. Anak
kandung, 3. Orang tua kandung/wali/curator, 4. Saudara kandung.
Petugas, pasien dan keluarga memahami siapa yang dapat,
memberikan persetujuan selain pasien.
H. Penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait pelayanan dan
pengobatan di RSA St. Khadijah Pinrang.
1. Penjelasan umum diberikan pada saat pasien memulai perawatan
di RSA St. Khadijah Pinrang, oleh petugas loket pendaftaran, terkait
dengan fasilitas perawatan, tata tertib dan lingkup pelayanan.
2. Penjelasan diberikan oleh dokter yang merawat pasien, baik
pada saat wawancara klinis, sebelum tindakan dilakukan, dan
16
pada saat dilakukan visite dokter. Informasi penting yang
diberikan dicatat secara berkelanjutan selama pasien dirawat
di RSA St. Khadijah Pinrang, di lembar form edukasi pasien di
dokumen rekam medis, diparaf oleh pasien atau keluarga.
3. Penjelasan diberikan oleh petugas kesehatan lainnya yang
melakukan kunjungan ke pasien (perawat/bidan, ahli gizi, dan
farmasi) dicatat dalam dokumen rekam medis pasien.
4. Penjelasan oleh DPJP (Dokter Penanggungjawab Pelayanan)
kepada pasien dan keluarga meliputi : kondisi pasien dan diagnosa,
usulan pengobatan, nama individu yang memberikan pengobatan,
kemungkinan manfaat dan kekurangannya, kemungkinan alternatif,
kemungkinan keberhasilan, kemungkinan timbulnya masalah
selama pemulihan. Kemungkinan hasil yang terjadi apabila tidak
diobati.
I. Merespon penolakan pelayanan resusitasi dan bantuan hidup
dasar .
1. RSA St. Khadijah Pinrang menghormati keinginan dan pilihan
pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
2. Keputusan beserta alasan untuk tidak melakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) harus dicatat di rekam medis pasien dan di
formulir Do Not Resusitate (DNR). Formulir DNR harus diisi
dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
3. Keputusan harus dikomunkasikan kepada semua orang yang
terlibat dalam perawatan pasien.
4. Ketentuan lebih rinci terkait penolakan tindakan resusitasi diatur
dalam panduan DNR.
17
2. Staf RS (Perawat, dokter & petugas penunjang medis) harus
menyadari, mengakomodir dan merespon kebutuhan unik pasien
pada akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap
gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek
psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan
keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.
18
dapat melakukan tindakan penanganan kegawatdaruratan pasien,
demi keselamatan jiwa pasien. Untuk tindakan lain diluar itu
dilakukan setelah mendapat persetujuan pasien dan/atau keluarga
pasien;
5. Setelah diberi penjelasan, apabila pasien/keluarga menolak dilakukan
tindakan/pemeriksaan/pengobatan selanjutnya, maka petugas
memberikan formulir penolakan tindakan kedokteran yang diisi &
ditandatangani oleh pasien/keluarga terdekat.
6. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggungjawab ini diatur dalam
kebijakan dan SPO Persetujuan Tindakan Kedokteran.
19
N. Daftar diagnosa yang memerlukan persetujuan tertulis
Daftar diagnosa yang memerlukan persetujuan lisan & tertulis
sebagaimana terdapat dalam kebijakan tersendiri. Yang merupakan
hasil rapat antar unit terkait.
20
BAB IV
KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA
Selama dirawat di RSA St. Khadijah Pinrang, pasien & keluarga berkewajiban
untuk melakukan/memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
21
BAB V
DOKUMENTASI
22
BAB VI
PENUTUP
Dengan dikeiuarkannya pedoman ini maka setiap staf Rumah Sakit agar
senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban pasien, dokter, dan Rumah
Sakit sebagai panduan dalam lingkup kerjanya masing-masing.
Pedoman hak dan kewajiban pasien, Dokter, dan Rumah Sakit ini agar
dijalankan sebaik-baiknya di lingkungan RSA St. Khadijah Pinrang.
23
24