Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN PERLINDUNGAN HAK & KEWAJIBAN

PASIEN DAN KELUARGA


RUMAH SAKIT AISYIYAH ST.KHADIJAH PINRANG

Disusun Oleh :

RSA St. Khadijah Kabupaten Pinrang

Alamat : Jl. A. Abdullah No. 1-3


Telp / Fax : (0421) 921406 – 924990
E-Mail : rsa.stkhadijah@yahoo.com
MOTTO

II
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Hak dan kewajiban pasien dan keluarga merupakan elemen dasar


dari semua kontak di rumah sakit, stafnya, serta pasien, dan keluarganya.
Dengan berlakunya peraturan perundang-undangan yang mengatur
secara eksplisit mengenai hak dan kewajiban pasien. Maka rumah sakit
berkewajiban menjamin bahwa ada mekanisme pemenuhan hak dan
kewajiban pasien & keluarga di RSA St. Khadijah pinrang. Peraturan
perundang-undangan dimaksud diantaranya adalah undang-undang
nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, undang-undang 29 tahun 2004
tentang praktek kedokteran dan beberapa peraturan negara lainnya.

Dengan adanya Pedoman Perlindungan Hak & Kewajiban Pasien dan


Keluarga diharapkan dalam proses pelayanan pasien di RSA St.
Khadijah Pinrang dapat sesuai dengan panduan yang berlaku, sehingga
dengan proses pelayanan pasien yang efektif akan menghasilkan
keputusan pelayanan tentang pengobatan pasien yang sesuai dengan
kebutuhan pasien.

Semoga dengan penyusunan panduan ini dapat bermanfaat bagi


pelayanan di RSA St. Khadijah Pinrang

Wassalamua’laikumWr.Wb

Tim Penyusun

III
DAFTAR ISI
Halaman Judul -------------------------------------------------------------------- i
Visi Misi Motto dan Tujuan ----------------------------------------------------- ii
Kata Pengantar ----------------------------------------------------------------------- iii
Daftar Isi ---------------------------------------------------------------------------- iv
SK DIREKTUR RSA ST.KHADIJAH PINRANG nomor 027/RSA-
PDA/KEP/I/2016 tentang Pedoman Perlindungan Hak & Kewajiban
Pasien dan Keluarga di RSA St. Khadijah Pinrang ----------------------- v
BAB I : PENDAHULUAN------------------------------------------------------- 1
A. Latar Belakang --------------------------------------------------- 1
B. Tujuan Pedoman ------------------------------------------------- 2
C. Ruang Lingkup ---------------------------------------------------- 2
D. Batasan Operasional --------------------------------------------- 3
E. Landasan Hukum ------------------------------------------------- 3

BAB II : HAK DAN KEWAJIBAN --------------------------------------------- 4


A. Hak Pasien Menurut Undang-undang nomor 44 tahun
2009 tentang Rumah Sakit------------------------------------- 4
B. Hak Pasien Lainnya----------------------------------------------- 5
C. Kewajiban Pasien dan Keluarga ------------------------------ 6
D. Hak dan Kewajiban dokter/dokter gigi di RS ST.
Khadijah Pinrang -------------------------------------------------- 6
1. Hak dokter ------------------------------------------------------- 7
2. Kewajiban Dokter ---------------------------------------------- 7
E. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit ----------------------------- 9
1. Hak Rumah Sakit ---------------------------------------------- 9
2. Kewajiban Rumah Sakit -------------------------------------- 9
F. Perlindungan Hukum Rumah Sakit --------------------------- 11

BAB III : PEMENUHAN HAK PASIEN DAN KELUARGA ------------- 12


A. Pelepasan Informasi medis kepada kepada keluarga
dan pihak lain ------------------------------------------------------- 12

IV
B. Identifikasi & Menghormati Nilai Kepercayaan Pasien
dan Keluarga ------------------------------------------------------- 13
C. Mengidentifikasi Harapan dan Kebutuhan Pasien ----- 13
D. Tingkat Tanggungjawab RS. ST.Khadijah Pinrang
Terhadap Barang Milik Pasien --------------------------------- 14
E. Melindungi Pasien dari Kekerasan Fisik--------------------- 14
F. Perlindungan atas Kerahasiaan Informasi Medis
Pasien----------------------------------------------------------------- 15
G. Keterlibatan Pasien dan Keluarga dalam Proses
Pelayanan di RS. ST. Khadijah Pinrang --------------------- 16
H. Penjelasan Kepada Pasien dan Keluarga Terkait
Pelayanan dan Pengobatan di RS. ST. Khadijah
Pinrang --------------------------------------------------------------- 16
I. Merespon Penolakan Pelayanan Resusitasi dan
Bantuan Hidup Dasar -------------------------------------------- 17
J. Manajemen Nyeri di RS. St. Khadijah Pinrang dan
Merespon Kebutuhan Unik Pasien di Akhir Hidupnya --- 17
K. Penyampaian Keluhan Pasien dan penanganannya ----- 18
L. Persetujuan dan penolakan Tindakan Kedokteran
(informed consent) ------------------------------------------------ 18
M. Pemberian Kesempatan kedua Kepada Pasien &
Keluarga Untuk memperoleh second opinion -------------- 19
N. Daftar Diagnosa yang Memerlukan Persetujuan
Tertulis---------------------------------------------------------------- 20

BAB IV : KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA ------------------------ 21

BAB V : DOKUMENTASI ----------------------------------------------------- 22

BAB VI : PENUTUP-------------------------------------------------------------- 23

V
RUMAH SAKIT AISYIYAH ST.KHADIJAH
KABUPATEN PINRANG
Jl. A. Abdullah No. 1-3 Tlp (0421) 921406 – 924990 Pinrang SulSel
e-mail : rsa.stkhadijah@yahoo.com

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


Nomor : 027/RSA-PDA/KEP/I/2016

Tentang:
PEDOMAN PERLINDUNGAN HAK & KEWAJIBAN
PASIEN DAN KELUARGA
RUMAH SAKIT AISYIYAH ST.KHADIJAH PINRANG

Direktur Rumah Sakit Aisyiyah St. Khadijah Pinrang setelah :


Menimbang : 1. Bahwa dengan berlakunya peraturan perundang-
undangan yang mengatur secara eksplisit mengenai
hak dan kewajiban pasien, maka rumah sakit
berkewajiban menjamin bahwa ada mekanisme
pemenuhan hak dan kewajiban pasien & keluarga di
RSA St. Khadijah Pinrang.

2. Bahwa sehubungan dengan tujuan poin (1), diperlukan


pedoman yang mengatur tentang hak dan
kewajiban dari pasien dan keluarganya sebagai
acuan dalam rangka memenuhi hak pasien dan
keluarga selama di RSA St. Khadijah Pinrang.

3. Bahwa agar pedoman perlindungan hak & kewajiban


pasien dan keluarga mempunyai kekuatan hukum,
periu ditetapkan melalui Surat Keputusan Direktur
Rumah Sakit Aisyiyah St. Khadijah Pinrang.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009 tentang umah Sakit;


2. Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

VI
3. Undang-Undang RI Nomor 29 tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran;
4. PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
5. PerMenKes no 280/MenKes/Per/III/2008 tentang Rekam Medis

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : PEDOMAN PERLINDUNGAN HAK & KEWAJIBAN


PASIEN DAN KELUARGA RUMAH SAKIT
AISYIYAH ST.KHADIJAH PINRANG.

Pertama : memerintahkan kepada semua unsur dan bagian


terkait di RSA ST.Khadijah Pinrang untuk
melaksanakan pedoman hak dan kewajiban pasien
sebagaimana terlampir.
Kedua : mengamanatkan kepada bagian SPI untuk melakukan
pemantauan, monitoring dan evaluasi atas
pelaksanaan pedoman ini.
Ketiga : keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya,
dan apabila dikemudian hari didapati kekeliruan
dalam surat Keputusan ini, maka akan diadakan
perbaikan dan perubahan seperlunya.

Ditetapkan di : Pinrang
Tanggal : 20 Januari 2016

Direktur,

dr. H. Rifai, MARS


NBM:1012772

VII
Lampiran : Surat Keputusan Direktur RSA St.Khadijah Pinrang
Nomor : 027/RSA-PDA/KEP/I/2016
Tentang : Pedoman Perlindungan Hak dan Kewajiban Pasien dan
Keluarga RSA St.Khadijah Pinrang.

PEDOMAN PERLINDUNGAN HAK & KEWAJIBAN PASIEN


KELUARGA DI RSA ST.KHADIJAH PINRANG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak dan kewajiban pasien dan keluarga merupakan elemen dasar
dari semua kontak di rumah sakit, stafnya, serta pasien, dan
keluarganya. Dengan berlakunya peraturan perundang-undangan yang
mengatur secara eksplisit mengenai hak dan kewajiban pasien. Maka
rumah sakit berkewajiban menjamin bahwa ada mekanisme
pemenuhan hak dan kewajiban pasien & keluarga di RSA St. Khadijah
pinrang. Peraturan perundang-undangan dimaksud diantaranya adalah
undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, undang-
undang 29 tahun 2004 tentang praktek kedokteran dan beberapa
peraturan negara lainnya.
Untuk itu, perlu disusun sebuah pedoman yang menjadi dasar
dalam penerapan hak pasien dan keluarga selama menjalani
perawatan di RS St. Khadijah Pinrang.
B. Tujuan Pedoman
1. Terpenuhinya hak pasien & keluarga di RSA St. Khadijah Pinrang
2. Adanya pedoman bagi staff RSA St. Khadijah Pinrang dalam
rangka memenuhi hak pasien dan keluarga selama di RSA St.
Khadijah Pinrang.

1
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi :
1. Pedoman ini diterapkan kepada semua
pasien/pengunjung/karyawan selama berada dalam lingkungan
RSA St. Khadijah Pinrang.
2. Pelaksana pedoman ini adalah semua karyawan yang bekerja di
rumah sakit (medis dan nonmedis)
D. Batasan Operasional
Istilah-istilah yang disebutkan dalam pedoman ini akan diartikan
sebagaimana telah didefenisikan dalam bab ini, kecuali apabila
konteksnya menghendaki pengertian yang berbeda :
1. Hak adalah kekuasaaan/kewenangan yang dimiliki oleh seseorang
atau suatu badan hukum untuk mendapatkan atau memutuskan
untuk berbuat sesuatu.
2. Kewajiban adalah sesuatu yang harus diperbuat atau yang harus
dilakukan oleh seseorang atau suatu badan hukum
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan di RSA ST.
Khadijah Pinrang, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
4. Dokter adalah tenaga medis yang memberikan pelayanan
kesehatan di RSA St. Khadijah pinrang, mencakup dokter umum,
dokter ahli dan dokter gigi.
5. Rumah sakit adalah rumah sakit Aisiyah St. Khadijah Pinrang yang
menyelengggarakan pelayanan kesehatan.
6. Staff adalah seluruh karyawan yang bekerja di RSA St. Khadijah
Pinrang sesuai regulasi yang berlaku.
7. Informed consent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien
atau keluarga terdekat setelah mendapat penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang
akan dilakukan kepada pasien.
8. Penelitian adalah suatu usaha yang sistematis untuk menemukan
jawaban ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematik, karena harus

2
mengikuti prosedur dan langkah-langkah sebagai suatu kebulatan
prosedur di rumah sakit.
9. Donasi organ adalah pemindahan suatu jaringan atau organ
manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada tubuhnya
sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi
tertentu di rumah sakit.
10. Barang milik pasien adalah benda bergerak yang dibawa pasien
maupun keluarga pasien selama perawatan di rumah sakit.
11. Individu adalah seseorang yang berada di lingkungan rumah sakit.
12. Lokasi terpencil atau terisolasi adalah lokasi di rumah sakit yang
paling sedikit terjadi aktivitas manusia.
E. Landasan Hukum
Landasan hukum yang digunakan di dalam pedoman ini adalah :
1. Undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
2. Undang-undang RI nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Undang-undang RI nomor 29 tahun 2004 tentang praktik
kedokteran.
4. PerMenKes no.290/MenKes/Per/III/2008 tentang persetujuan
tindakan kedokteran.
5. PerMenKes no.280/MenKes/Per/III/2008 tentang rekam medis.

3
BAB II
HAK DAN KEWAJIBAN

Hak dan kewajiban pasien/keluarga sesuai peraturan perundang-


undangan yang berlaku dan mengatur hal tersebut. Diantaranya :

A. Hak Pasien Menurut Undang-Undang Rumah Sakit Nomor 44


tahun 2009 adalah :
1. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di rumah Sakit.
2. Pasien berhak atas informasi tentang hak dan kewajiban pasien.
3. Pasien berhak memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur,
dan tanpa diskriminasi.
4. Pasien berhak memperoleh layanan kesehatan yang bermutu
sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional.
5. Pasien berhak memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi.
6. Pasien berhak mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan
yang didapatkan.
7. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di rumah sakit
8. Pasien berhak meminta konsultasi tentang penyakit yang
dideritanya kepada dokter lain yang memiliki surat izin praktek (SIP)
baik di dalam maupun di luar rumah sakit.
9. Pasien berhak mendapat privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya.
10. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternative tindakan,
resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi dan prognosis terhadap
tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan.

4
11. Pasien berhak memberikan persetujuan atau menolak atas
tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang dideritanya.
12. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis.
13. Pasien berhak menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien yang
lainnya.
14. Pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di rumah sakit.
15. Pasien berhak mengajukan usul, saran, perbaikan atas prilaku
rumah sakit terhadap dirinya.
16. Pasien berhak menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya.
17. Pasien berhak menggugat dan/atau menuntut rumah sakit apabila
rumah sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar baik secara perdata amupun pidana.
18. Pasien berhak mengeluhkan pelayanan rumah sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Hak Pasien Lainnya :


1. Pasien berhak mendapatkan pelayanan kerohanian bila
diperlukan.
2. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap harta yang
dimilikinya.
3. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap kekerasan
fisik.
4. Pasien berhak mendapatkan perlindungan terhadap kerahasiaan
informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatannya.
5. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan edukasi tentang
pelayanan.
6. Pasien berhak menolak atau tidak melanjutkan pengobatan.

5
7. Pasien berhak menolak atau memberhentikan resusitasi atau
bantuan hidup dasar.
8. Pasien dan keluarga berhak dilibatkan dalam pengambilan
keputuan tentang pelayanan.
9. Pasien dan keluarga berhak mendapatkan persetujuan tindakan
(informed consent).
10. Pasien berhak mendapatkan pengelolaan nyeri yang tepat.
11. Pasien berhak mendapatkan pelayanan tahap terminal di akhir
kehidupannya.
12. Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang
pelayanan mereka.

C. Kewajiban Pasien dan Keluarga


Pasien dan keluarga yang berobat di RSA St. Khadijah Pinrang
mempunyai kewajiban :
1. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk menaati segala aturan
dan tata tertib rumah sakit.
2. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter dan
perawat dalam pengobatannya.
3. Pasien berkewajiban memberikan informasi dengan jujur dan
selengkapnya tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter
yang merawat.
4. Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban untuk
melunasi semua biaya dan jasa pelayanan rumah sakit/dokter.
5. Pasien dan atau penanggungjawabnya berkewajiban memenuhi
hal-hal yang telah disepakati/perjanjian yang telah dibuatnya.

D. Hak dan Kewajiban Dokter/Dokter Gigi di RSA St. Khadijah pinrang


Dokter/dokter gigi, selama melakukan praktek klinik di RSA St. Khadijah
Pinrang mempunyai hak dan kewajiban sebagai berikut :

6
1. Hak Dokter
a. Dokter berhak mendapatkan perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
b. Dokter berhak untuk bekerja menurut standar pelayanan serta
berdasarkan hak otonomi clinical appoinment.
c. Dokter berhak untuk menolak keinginan pasien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan, profesi,
dan etika.
d. Dokter berhak memberhentikan jasa profesinya kepada pasien
misalnya hubungan dengan pasien sudah berkembang begitu
buruk sehingga kerja sama yang baik tidak dapat mungkin
diteruskan lagi, kecuali pasien gawat darurat dan wajib
menyerahkan pasien kepada dokter lain.
e. Dokter berhak atas privacy, menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan oleh pasien dengan ucapan atau tindakan yang
melecehkan atau memalukan.
f. Dokter berhak mendapat informasi lengkap dari pasien yang
dirawatnya atau dari keluarganya.
g. Dokter berhak atas informasi atau pemberitahuan pertama
dalam menghadapi pasien yang tidak puas terhadap
pelayanan.
h. Dokter berhak untuk diperlakukan adil dan jujur baik oleh rumah
sakit maupun oleh pasien.
i. Dokter berhak untuk mendapat imbalan jasa atas profesi yang
diberikannya berdasarkan perjanjian dan atau
ketentuan/peraturan yang berlaku di rumah sakit.

2. Kewajiban dokter
a. Dokter wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan
hubungan hukum antara dokter dengan rumah sakit.

7
b. Dokter wajib memberikan pelayanan medis sesuai dengan
standar pelayanan kedokteran dan menghormati hak-hak
pasien.
c. Dokter wajib merujuk pasien ke dokter lain/rumah sakit lain
yang mempunyai keahlian/kemampuan yang lebih baik, apabila
ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau
pengobatan.
d. Dokter wajib memberikan kesempatan kepada pasien agar
senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan dapat
menjalankan ibadah sesuai keyakinannya.
e. Dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya
tentang penderita, bahkan juga setelah penderita itu meninggal
dunia.
f. Dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu
tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain
bersedia dan mampu memberikannya.
g. Dokter wajib memberikan informasi yang adekuat tentang
perlunya tindakan medik yang bersangkutan serta resiko yang
dapat ditimbulkannya.
h. Dokter wajib membuat rekam medis yang baik secara lengkap
dan berkesinambungan berkaitan dengan keadaan pasien.
i. Dokter wajib terus menerus menambah ilmu pengetahuan dan
mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/kedokteran gigi.
j. Dokter wajib memenuhi hal-hal yang telah disepakati/perjanjian
yang telah dibuatnya.
k. Dokter wajib bekerjasama dengan profesi lain yang berkaitan
secara timbal-balik dalam memberikan pelayanan kepada
pasien
l. Dokter wajib memberikan perjanjian tertulis dengan pihak
rumah sakit.

8
E. Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
Rumah sakit Aisyiyah St. Khadijah Pinrang, sebagai pemberi layanan
kesehatan kepada pasien, mempunyai hak dan kewajiban sebagai
berikut :
1. Hak Rumah Sakit
a. Rumah sakit berhak menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi
sumber daya manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit.
b. Rumah sakit berhak menerima imbalan jasa pelayanan serta
menentukan remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
c. Rumah sakit berhak melakukan kerja sama dengan pihak lain
dalam rangka mengembangkan pelayanan.
d. Rumah sakit berhak menerima bantuan dari pihak sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
e. Rumah sakit berhak menggugat pihak yang mengakibatkan
kerugian.
f. Rumah sakit berhak mendapat perlindungan hukum dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan.
g. Rumah sakit berhak untuk mempromosikan layanan kesehatan
yang ada di rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Kewajiban Rumah Sakit
a. Rumah sakit wajib memberikan informasi yang benar tentang
pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.
b. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan
mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan standar
pelayanan rumah sakit.
c. Rumah sakit wajib memberikan pelayanan gawat darurat
kepada pasien sesuai dengan kemampuan pelayanan.
d. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan pelayanan bagi
masyarakat tidak mampu dan miskin.

9
e. Rumah sakit wajib melaksanakan fungsi sosial antara lain
dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien tidak
mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka,
pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti
sosial bagi kemanusiaan.
f. Rumah sakit wajib membuat, melaksanakan, dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan
dalam melayani pasien.
g. Rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis.
h. Rumah sakit wajib menyediakan sarana dan prasarana yang
umum dan layak atara lain tempat ibadah, parkir, ruang tunggu,
sarana untuk orang cacat, wanita menyusui, anak-anak, dan
lanjut usia.
i. Rumah sakit wajib membuat, melaksanakan, dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai acuan
dalam melayani pasien.
j. Rumah sakit wajib melaksanakan sistem rujukan.
k. Rumah sakit wajib menolak keinginanan pasien yang
bertentangan dengan standar profesi dan etika serta peraturan
perundang-undangan.
l. Rumah sakit wajib memberikan informasi yang benar, jelas, dan
jujur mengenai hak dan kewajiban pasien.
m. Rumah sakit wajib menghormati dan melindungi hak-hak pasien.
n. Rumah sakit wajib melaksanakan etika rumah sakit.
o. Rumah sakit wajib memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan
penggulangan bencana.
p. Rumah sakit wajib melaksanakan program pemerintah di bidang
kesehatan baik secara regional maupun nasional.
q. Rumah sakit wajib membuat daftar tenaga medis yang
melakukan praktek kedokteran dan melaksanakan peraturan
intern rumah sakit (hospital by laws).

10
r. Rumah sakit wajib melindungi dan memberikan bantuan hukum
bagi semua petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugasnya
di RSA St. Khadijah Pinrang.
s. Rumah sakit wajib memberlakukan seluruh lingkungan rumah
sakit sebagai kawasan tanpa rokok.

F. Perlindungan Hukum rumah Sakit


1. Rumah sakit dapat menolak mengungkapkan segala informasi
kepada publik yang berkaitan dengan rahasia kedokteran.
2. Pasien dan atau keluarga yang menuntut rumah sakit dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah
melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum.
3. Penginformasian kepada media massa sebagai mana dimaksud
pada ayat (2) memberikan kewenangan kepada rumah sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab
rumah sakit.
4. Rumah sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien
dan atau keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan
yang dapat berakibat kematian pasien setelah adanya penjelasan
medis yang komprehensif.
5. Rumah sakit tidak dapat ditutut dalam melaksanakan tugas dalam
rangka menyelamatkan nyawa manusia.

11
BAB III
PEMENUHAN HAK PASIEN & KELUARGA

A. Pelepasan informasi medis kepada keluarga & pihak lain di RSA


St. Khadijah Pinrang diatur sebagai berikut :
1. Pada kondisi pasien tidak sadarkan diri atau tingkat kesadarannya
menurun atau karena sifat informasi yang bisa berakibat buruk
pada kondisi pasien, maka informasi medis dapat diberikan kepada
keluarga terdekat. Dengan tingkatan : 1. Suami/istri, 2. Anak
kandung, 3. Orang tua kandung/wali/curator, 4. Saudara kandung.
2. Pelepasan informasi kepada pihak asuransi hanya diperkenankan
bagi asuransi yang sudah menjalin kerja sama dengan RSA St.
Khadijah Pinrang. Didahului dengan permintaan tertulis oleh
asuransi, dan diberikan jawaban secara tertulis berupa resume
medis pasien.
3. Pelepasan informasi medis untuk keperluan lembaga negara yang
kompeten (kepolisian, kejaksaan, pengadilan, dinas kesehatan, dll),
hanya dapat diberikan atas permintaan tertulis dari lembaga
tersebut.
4. Pelepasan informasi kepada media massa cetak maupun elektronik
hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari
pasien atau keluarga terdekat.
5. Pelepasan informasi untuk penelitian dan/atau pendidikan harus
mendapat persetujuan tertulis dari pasien dan atau keluarga
terdekat berupa surat kuasa melihat dokumen rekam medis.
Informasi yang diberikan dalam bentuk resume medis tertulis.
6. Pelepasan informasi bagi tenaga kesehatan perujuk pasien
diberikan dalam bentuk jawaban rujukan pasien.
7. Pasien dan atau keluarga yang menuntut rumah sakit dan
menginformasikannya melalui media massa, dianggap telah
melepaskan hak rahasia kedokterannya kepada umum.
Penginformasian kepada media massa sebagaimana dimaksud

12
tersebut memberikan kewenangan kepada rumah sakit untuk
mengungkapkan rahasia kedokteran pasien sebagai hak jawab
rumah sakit.
B. Identifikasi dan Menghormati Nilai Kepercayaan pasien dan
keluarga.
Identifikasi dan menghormati nilai kepercayaan pasien di RSA St.
Khadijah Pinrang diatur sebagai berikut :
1. Rumah sakit mendidik semua staf tentang hak pasien dan
keluarganya bahwa staf dapat mempunyai nilai-nilai dan
kepercayaan yang berbeda dengan pasien yang dilayaninya.
2. Petugas dikonfirmasikan identitas pasien, agama dan
kepercayaannya saat dimulainya pelayanan di RSA St. Khadijah
pinrang, dengan memberikan pertanyaan yang bersifat terbuka.
3. Semua pasien didorong untuk mengekspresikan dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agamanya dengan tetap menghargai
kepercayaan pasien/pihak lain.
4. RSA St. Khadijah Pinrang menyediakan tenaga bimbingan rohani
untuk memfasilitasi kebutuhan keagamaan dan spiritual pasien,
khususnya yang beragama islam. Untuk agama selain islam, RSA
St. Khadijah Pinrang memberikan kesempatan bagi pasien &
keluarga yang mempunyai kebutuhan khusus untuk mendatangkan
tokoh agama sesuai dengan agama dan kepercayaannya ke RSA
St. Khadijah Pinrang, dengan syarat tidak mengganggu pasien lain.
5. Tenaga bimbingan rohani melakukan pelayanan kerohanian islam
baik yang bersifat rutin (konsultasi, bimbingan ibadah saat sakit)
maupun yang bersifat khusus (pendampingan saat sakratul maut,
dan pemulasaran jenazah) atas permintaan keluarga pasien.
C. Mengidentifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien
Identifikasi harapan dan kebutuhan privasi pasien di RSA St.
Khadijah Pinrang diatur sebagai berikut :
1. Identifikasi kebutuhan privasi selama perawatan dilakukan dengan
cara petugas ruangan menanyakan kebutuhan privasi pasien saat

13
assessment keperawatan. Apabila ada permintaan privasi yang
bersifat khusus, kepada pasien/keluarga diberikan formulir
permintaan privasi pasien.
2. Pada saat pemeriksaan, tindakan dan pengobatan, privasi
dilakukan dengan menutupkan sekat/gorden pada setiap bed
pasien.
3. Pada saat transportasi baik antar ruangan di RSA St. Khadijah
Pinrang maupun keluar rumah sakit, privasi pasien dijaga dengan
menutupkan selimut ke tubuh pasien secara penuh kecuali wajah.
D. Tingkat tanggungjawab RSA St. Khadijah Pinrang terhadap
Barang milik pribadi pasien.
1. Petugas rumah sakit mengkomunikasikan kewaspadaan pasien &
keluarga terhadap benda bergerak bawaannya agar terhindar dari
pencurian dan kehilangan.
2. Pada pasien gawat darurat, one day surgery, dan rawat inap yang
tidak mampu melindungi barang-barangnya karena kondisi pasien
lemah dan atau tidak sadar dan tidak didampingi oleh keluarga
maka barang bawaannya dicatat oleh petugas dan barang tersebut
menjadi tanggung jawab rumah sakit.
3. Bagi barang berharga berupa uang yang akan digunakan untuk
biaya pengobatan, dapat dititipkan ke petugas RSA St. Khadijah
Pinrang, dengan mendapat tanda bukti penitipan uang.
4. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
standar prosedur operasional (SPO).
E. Melindungi pasien dari kekerasan fisik
1. Petugas rekam medis mengidentifikasi kelompok pasien yang
lemah dan yang berisiko, yaitu anak-anak, pasien yang cacat, lanjut
usia, pasien koma, dan mereka dengan gangguan mental atau
emosional dan memberikan penanda khusus bagi kelompok
tersebut.

14
2. Daftar kelompok beresiko adalah sebagai berikut :
a. Kasus emergensi.
b. Pelayanan resusitasi.
c. Pelayanan darah dan produk darah.
d. Penyakit menular dan mereka yang daya tahannya menurun
(immune-suprresed).
e. Usia lanjut, mereka yang cacat, anak-anak dan mereka yang
beresiko disiksa.
f. Pasien yang tidak dapat melindungi dirinya sendiri.
3. Setiap orang yang masuk ruang perawatan pasien diluar jam besuk
harus teridentifikasi. Setiap pasien, pengunjung dan karyawan yang
berada di RSA St. Khadijah Pinrang harus menggunakan tanda
pengenal berupa : gelang identifikasi pasien (pasien), kartu
penunggu (penunggu pasien), kartu visitor/tamu (tamu), dan ID card
(karyawan).
4. Petugas keamanan melakukan kontrol keliling setiap waktu yang
sudah ditentukan, dan memantau sisi rumah sakit yang rawan
melalui kamera CCTV.
5. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggung jawab ini diatur dalam
panduan perlindungan terhadap kekerasan fisik dan SPO
penggunaan kamera CCTV.
F. Perlindungan atas kerahasiaan informasi medis pasien.
1. Informasi medis dan kesehatan lainnya, didokumentasikan dan
dikumpulkan dalam dokumen rekam medis, yang bersifat rahasia.
Hanya bisa dilihat dan diakses oleh pihak-pihak yang berhak atas
itu.
2. Informasi medis pasien rawat inap dan rawat jalan dalam bentuk
tulisan di kertas/berkas rekam medis.
3. Informasi medis bersifat rahasia dan informasi medis yang
dikeluarkan, harus dalam bentuk tertulis berupa resume medis
pasien. Dan hanya diberikan kepada yang berhak menerimanya.

15
4. Staf menghormati kerahasiaan pasien dengan tidak
memasang/memampang informasi pada pintu kamar pasien, di
nurse station dan tidak membicarakannya di tempat umum.
G. Keterlibatan pasien dan keluarga dalam proses pelayanan di RSA
ST. Khadijah Pinrang.
1. Pada awal pendaftaran pasien, pasien/keluarga memilih kelas
perawatan.
2. Salah satu cara melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan
tentang pelayanan medis yang diterimanya adalah dengan cara
memberikan informed consent (informasi dan persetujuan tindakan
kedokteran).
3. Pasien dan keluarganya memahami jenis keputusan yang harus
dibuat tentang pelayanannya dan bagaimana berpartisipasi dalam
membuat keputusan tersebut. Pasien/keluarga memberikan
persetujuan dan atau penolakan untuk pelayanan apa, tes,
prosedur dan pengobatan yang perlu persetujuan mereka.
4. Apabila pasien yang tidak mau diberitahu tentang diagnosa atau
untuk berpartisipasi dalam keputusan tentang pelayanannya,
mereka diberi kesempatan dan dapat memilih berpartisipasi melalui
keluarganya, teman atau wakil yang dapat mengambil keputusan.
5. Yang dapat memberikan persetujuan dan terlibat dalam pelayanan
selain pasien sesuai tingkatannya adalah : 1. Suami/istri, 2. Anak
kandung, 3. Orang tua kandung/wali/curator, 4. Saudara kandung.
Petugas, pasien dan keluarga memahami siapa yang dapat,
memberikan persetujuan selain pasien.
H. Penjelasan kepada pasien dan keluarga terkait pelayanan dan
pengobatan di RSA St. Khadijah Pinrang.
1. Penjelasan umum diberikan pada saat pasien memulai perawatan
di RSA St. Khadijah Pinrang, oleh petugas loket pendaftaran, terkait
dengan fasilitas perawatan, tata tertib dan lingkup pelayanan.
2. Penjelasan diberikan oleh dokter yang merawat pasien, baik
pada saat wawancara klinis, sebelum tindakan dilakukan, dan

16
pada saat dilakukan visite dokter. Informasi penting yang
diberikan dicatat secara berkelanjutan selama pasien dirawat
di RSA St. Khadijah Pinrang, di lembar form edukasi pasien di
dokumen rekam medis, diparaf oleh pasien atau keluarga.
3. Penjelasan diberikan oleh petugas kesehatan lainnya yang
melakukan kunjungan ke pasien (perawat/bidan, ahli gizi, dan
farmasi) dicatat dalam dokumen rekam medis pasien.
4. Penjelasan oleh DPJP (Dokter Penanggungjawab Pelayanan)
kepada pasien dan keluarga meliputi : kondisi pasien dan diagnosa,
usulan pengobatan, nama individu yang memberikan pengobatan,
kemungkinan manfaat dan kekurangannya, kemungkinan alternatif,
kemungkinan keberhasilan, kemungkinan timbulnya masalah
selama pemulihan. Kemungkinan hasil yang terjadi apabila tidak
diobati.
I. Merespon penolakan pelayanan resusitasi dan bantuan hidup
dasar .
1. RSA St. Khadijah Pinrang menghormati keinginan dan pilihan
pasien untuk menolak pelayanan resusitasi.
2. Keputusan beserta alasan untuk tidak melakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP) harus dicatat di rekam medis pasien dan di
formulir Do Not Resusitate (DNR). Formulir DNR harus diisi
dengan lengkap dan disimpan di rekam medis pasien.
3. Keputusan harus dikomunkasikan kepada semua orang yang
terlibat dalam perawatan pasien.
4. Ketentuan lebih rinci terkait penolakan tindakan resusitasi diatur
dalam panduan DNR.

J. Managemen nyeri di RSA St. Khadijah Pinrang dan merespon


kebutuhan unik pasien di akhir hidupnya
1. Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang
unik untuk pelayanan yang penuh hormat dan kasih-sayang.
Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan
semua aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan pasien.

17
2. Staf RS (Perawat, dokter & petugas penunjang medis) harus
menyadari, mengakomodir dan merespon kebutuhan unik pasien
pada akhir kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap
gejala primer dan sekunder, manajemen nyeri, respon terhadap aspek
psikologis, sosial, emosional, agama dan budaya pasien dan
keluarganya serta keterlibatannya dalam keputusan pelayanan.

3. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggungjawab ini diatur dalam Panduan


managemen nyeri di RSA. St.Khadijah Pinrang
K. Penyampaian keluhan pasien dan penanganannya
1. Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang
pelayanan yang mereka terima, melalui angket pelayanan
pelanggan, yang diedarkan oleh unit pelayanan pelanggan RSA ST.
KHADIJAH PINRANG bagi pasien rawat Inap maupun rawat jalan.
2. Untuk kemudian keluhan tersebut ditelaah, disampaikan kepada
petugas terkait dan sesegera mungkin diselesaikan.
3. Apabila keluhan menimbulkan konflik, atau dilema lain bagi rumah
sakit dan pasien/keluarga, maka permasalahan harus disampaikan
kepada direksi RSA ST. KHADIJAH PINRANG, untuk kemudian
dilakukan pembahasan bersama guna penyelesaian permasalahan.
4. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggungjawab ini diatur dalam
panduan penyelesaian keluhan pasien.
L. Persetujuan & penolakan tindakan kedokteran (informed consent)
1. Semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapatkan persetujuan dari pasien atau keluarga terdekat;
2. Persetujuan dapat diberikan secara lisan maupun tertulis;
3. Persetujuan tertulis dimintakan apabila tindakan medis yang dilakukan
merupakan tindakan invasif dan tindakan yang beresiko tinggi serta
transfusi darah;
4. Apabila pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri sedangkan harus
dilakukan tindakan medis untuk menyelamatkan nyawanya.
Sedangkan keluarga pasien tidak ada, maka pihak Rumah sakit

18
dapat melakukan tindakan penanganan kegawatdaruratan pasien,
demi keselamatan jiwa pasien. Untuk tindakan lain diluar itu
dilakukan setelah mendapat persetujuan pasien dan/atau keluarga
pasien;
5. Setelah diberi penjelasan, apabila pasien/keluarga menolak dilakukan
tindakan/pemeriksaan/pengobatan selanjutnya, maka petugas
memberikan formulir penolakan tindakan kedokteran yang diisi &
ditandatangani oleh pasien/keluarga terdekat.
6. Ketentuan lebih lanjut terkait tanggungjawab ini diatur dalam
kebijakan dan SPO Persetujuan Tindakan Kedokteran.

M. Pemberian Kesempatan kepada pasien & keluarga untuk memperoleh


second opinion
1. Pasien mempunyai hak untuk meminta pendapat dokter lain
terhadap penanganan penyakitnya. Dokter dimaksud dapat
berasal dari dokter RSA ST. KHADIJAH PINRANG maupun dokter
di luar RSA ST. KHADIJAH PINRANG. Permintaan terhadap
second opinion harus disampaikan secara tertulis kepada Petugas
Ruangan RSA ST. KHADIJAH PINRANG yang merawat pasien.

2. Petugas ruangan merespon permintaan second opinion kepada


dokter lain yang SIPnya ada di RSA ST. KHADIJAH PINRANG. Dan
mengkomunikasikan kepada dokter yang merawat pasien.

3. Apabila pasien & keluarga berkeinginan untuk second opinion kepada


dokter lain yang SIPnya di luar RSA ST. KHADIJAH PINRANG. Maka
petugas ruangan menjelaskan kebebasan pasien & keluarga untuk
meminta second opinion tersebut secara mandiri.

4. Apabila permintaan sampai pada alih rawat dokter, maka petugas


ruangan memberikan form alih rawat dokter kepada pasien &
keluarga untuk ditandatangani.

19
N. Daftar diagnosa yang memerlukan persetujuan tertulis
Daftar diagnosa yang memerlukan persetujuan lisan & tertulis
sebagaimana terdapat dalam kebijakan tersendiri. Yang merupakan
hasil rapat antar unit terkait.

20
BAB IV
KEWAJIBAN PASIEN & KELUARGA

Selama dirawat di RSA St. Khadijah Pinrang, pasien & keluarga berkewajiban
untuk melakukan/memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai berikut:

1. Pasien mempunyai kewajiban memenuhi pembiayaan/pembayaran


terhadap Rumah Sakit atas peiayanan yang diterimanya;
2. Pembiayaan atas peiayanan yang diterima wajib diselesaikan oleh
pasien/keluarga sebelum keluar/lepas perawatan di RSA ST. KHADIJAH
PINRANG;
3. Pasien wajib memberikan informasi yang jujur, jelas dan lengkap tentang
hal-hal yang diketahui/dialami terkait penyakit yang ditangani di RSA ST.
KHADIJAH PINRANG;
4. Apabila terjadi peiayanan yang tidak sesuai akibat ketidakjujuran pasien
dan keluarga, maka akibat ketidakjujuran tersebut menjadi tanggungjawab
pasien dan keluarga.
5. Pasien wajib mentaati tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit selama perawatan;
6. Pasien wajib mentaati advis dokter dan tenaga kesehatan lain yang
berhubungan dengan proses pengobatan dan perawatan baik selama di
RS maupun setelah keluar RS;
7. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diharapkan akibat pelanggaran atas advis
dokter dan advis tenaga kesehatan lain baik selama di RS maupun setelah
keluar RS, maka pasien bertanggungjawab atas ketidaktaatan tersebut.
8. Pasien dan keluarga wajib berupaya menjaga harta benda yang dibawa
selama perawatan di RS, kecuali kondisi pasien tidak sadar & tidak
mampu menjaga harta bendanya, dapat meminta bantuan RSA ST.
KHADIJAH PINRANG melalui bagian keamanan/satpam.

21
BAB V
DOKUMENTASI

Dokumen yang digunakan untuk kelengkapan pelaksanaan pedoman ini adalah

1. SPO Pelayanan Kerohanian;

2. Form permintaan pelayanan kerohanian;

3. SPO Perlindungan Harta Benda pasien;

4. Form Permintaan penyimpanan harta benda pasien;

5. Panduan Perlindungan Terhadap Kekerasan Fisik;

6. SPO Persetujuan Tindakan Kedokteran;

7. Panduan managemen nyeri;

8. Panduan Penolakan Pelayanan Resusitasi (DNR);

9. Panduan penyelesaian keluhan pasien;

10. Daftar tindakan dan pengobatan yang memerlukan persetujuan tertulis;

22
BAB VI
PENUTUP

Dengan dikeiuarkannya pedoman ini maka setiap staf Rumah Sakit agar
senantiasa memperhatikan hak dan kewajiban pasien, dokter, dan Rumah
Sakit sebagai panduan dalam lingkup kerjanya masing-masing.

Pedoman hak dan kewajiban pasien, Dokter, dan Rumah Sakit ini agar
dijalankan sebaik-baiknya di lingkungan RSA St. Khadijah Pinrang.

23
24

Anda mungkin juga menyukai