Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENGDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut definisi, bobot jenis adalah perbandingan yang
dinyatakan dalam desimal, dari berat suatu zat terhadap berat dari
standar atau volume yang sama kedua zat mempunyai temperatur
yang sama dan temperatur yang telah diketahui. Dalam farmasi,
perhitungan bobot jenis terutama menyangkut cairan, zat padat dan
air merupakan pilihan yang tepat digunakan sebagai standar karena
mudah didapat dan mudah dimurnikan. ( Ansel H.C, 1989 ).

Bobot Jenis suatu zat adalah perbandingan antara bobot zat di


banding dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya 25̊C). Berat
jenis adalah bilangan murni tanpa dimensi yang dapat di ubah menjadi
kecepatan dengan menggunakan rumus yang cocok. Bobot jenis di
defenisikan sebagai perbandingan bobot zat terhadap air dengan
volume yang sama ditimbang di udara pada suhu yang sama.
(Anonim,1979).

Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering di defenisikan


sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah
volume air yang sama pada suhu 4̊ atau temperatur lain yang tertentu.
Notasi berikut sering di temukan dalam pembacaan berat jenis
25̊/25̊,25̊/4̊ dan 4̊/4̊. Angka yang pertama menunjukkan temperatur
udara dimana zat ditimbang, angka dibawah garis miring
menggunakan temperatur air yang di pakai. Buku-buku farmasi resmi
menggunakan 25̊/25̊ untuk menyatakan berat jenis. Berat jenis dapat
di tentukan dengan menggunakan berbagai tipe piknometer, neraca
mohr-westhpal, hidrometer, dan alat-alat lain. ( Anonim,2006 ).
Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume
benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda
merupakan total massa dibagi dengan total volumenya. Sebuah benda
yang memiliki massa jenis telah tinggi akan memiliki volume yang
lebih rendah. Suatu massa jenis adalah kilogram permeter kubit
(kg/m3). ( Ansel H.C, 1989 ).

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN PERCOBAAN


A. Maksud Percobaan
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami cara
penetapan bobot jenis dan massa jenis.
B. Tujuan Percobaan

Mengetapkan bobot jenis dan massa jenis zat cair yaitu


minyak goreng, gliserol, minyak tanah, kloform, aquades, dan
alkohol dengan menggunakan alat piknometer dan hidrometer.

1.3 PRINSIP PERCOBAAN


A. Piknometer
Penentuan bobot jenis dan massa jenis zat cair yaitu minyak
minyak goreng, gliserol, minyak tanah, kloform, aquades, dan
alkohol dengan penimbangan menggunakan piknometer kemudian
di bandingkan dengan massa air pada suhu 25̊
B. Hydrometer

Penentuan bobot jenis dan massa jenis zat cair yaitu minyak
minyak goreng, gliserol, minyak tanah, kloform, aquades, dan
alkohol dengan menggunakan hydrometer dimana hydrometer
akan mengembang dan terlihat dari nilai pada permukaan zat
terakhir
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DASAR TEORI

a. Massa jenis (kerapatan density) adalah perbandingan antara bobot


zat dibandingkan dengan volume zat pada suhu tertentu (biasanya
25̊C) biasanya dirumuskan sebagai berikut :

massa
ƿ=
volume

𝑚
ƿ= 𝑉

Satuan (SI/MKS) : Kg/m3


Cgs : g/cm3
b. Bobot jenis [spesifik grafity (S)] suatu zat adalah perbandingan
antara bobot jenis suatu zat pada suhu tertentu dan massa jenis
air (biasanya dinyatakan sebagai 25º/25º, 25º/4º, 4º/4º) dengan air.
Biasanya dirumuskan sebagai berikut :

Mx
𝑆𝑥 =
M𝑎

ƿx
𝑆𝑥 =
ƿ𝑎

Keterangan:

Mx= massa zat

ƿx= rho zat

Ma= massa air

Ƿa= rho air


Massa jenis suatu zat adalah kuantitas konsentrasi zat lain
dinyatakan dalam massa persatuan volume. Nilai massa jenis suatu zat
dipengaruhi oleh temperatur. Semakin tinggi temperatur, kerapatan suatu
zat semakin rendah karna molekul-molekul yang saling berikatan akan
terlepas.

Bobot jenis [spesifikGrafik(S)] suatu zat perbandingan antara bobot


suatu zat terhadap bobot zat baku yang volumenya dan suhunya sama.
Sedangkan massa jenis adalah salah satu sifat yang penting dari suatu
bahan. Didefenisikan sebagai massa persatuan volume (Young. 2002).

Berat jenis untuk penggunaan praktis lebih sering didefenisikan


sebagai perbandingan massa dari suatu zat terhadap massa sejumlah
volume air yang sama pada suhu4º atau temperatur lain yang tertentu.
Notasi berikut yang sering ditemukan dalam pembacaan berat jenis yaitu
25º/25º, 25º/4º dan 4º/4º. Angka yang pertama menunjukkan temperatur
udara dimana zat ditimbang. Angka dibawah garis miring menunjukkan
temperatur air yang dipakai (Martin. A 2009).

Bobot jenis menggambarkan hubungan antara bobot suatu zat


terhadap sebagian besar perhitungan dalam farmasi dan dinyatakan
memiliki bobot jenis 1,00. Sebagai perbandingan, bobot jenis gliserin
adalah 1,25 artinya bobot gliserin 1,25 kali bobot volume air yang setara,
dan bobot jenis alkohol adalah 0,9 artinya bobot jenis alkohol 0,9 kali
bobot volume air yang setara (Ansel. 2004).

Penentuan bobot jenis dapat dilakukan dengan menggunakan


piknometer dan hidrometer. Prinsip metode piknometer ini didasarkan
pada penentuan massa cairan dan ruangan yang ditempati tersebut dan
atur suhu piknometer yang telah diisi dengan suhu25ºC. Kurangkan bobot
piknometer kosong dari bobot piknometer yang telah diisi (Martin A. 1990).

Pengetahuan tentang massa jenis dalam sebuah praktikum sangan


penting mengingat bahwa pengetahuan tentang massa jenis akan selalu
kita butuhkan dan selalu kita gunakan dalam praktikum lanjutan atau
dalam pengaplikasiannya dan penelitian. (Bresnick. 2002).

Cara pengukuran bobot jenis pada beberapa cara antara lain :

1. Piknometer, biasanya terbuat dari kaca berbentuk erlenmeyer kecil


dengan kapasitas antara 10ml-25ml.
2. Hidrometer berupa piapa kaca yang ujungnya tertutup dan bagian
bawahnya tertutup dan diberi pemberat pada bagian bawah. Bila
alat ini dicelupkan dalam cairan yang akan diperiksa maka angka
akan menunjukkan bobot jenisnya.
3. Mohr- westphol Balance
Alat ini hampir sama dengan neraca lengan kiri, berisi tabung kaca
dengan pemberatnya (sehinnga bila dicelupkan dalam cairan yang
akan diperiksa akan tenggelam). Selanjutnya lengan kanan berisi
pemberat yang akan ditambah dan dikurangi. Jumlah pemberat
yang berada dalam keadaan kesetimbangan dengan gaya tolak
cair menunjukkan bobot cairan yang dimudahkan sejumlah volume
tabung tersebut.
Prinsip penentuan ini sebenarnya berdasar pada prinsip hukum
archimedes. Bila benda dicelupkan dalam air maka benda akan
mendapat perlawanan ( gaya keatas) sebesar jumlah air yang
dipindahkan.

II .2 URAIAN BAHAN

1. AIR SULING ( Depkes, FI edisi III hal.96)


Nama resmi : AQUA DESTILLATA
Nama lain : Air suling
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai sampel
2. ALKOHOL ( Depkes, FI edisi III hal.65 )
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Ethanol alkohol
Pemerian :Cairan tidak berwarna, jernih, mudah
menguap dan Tidak mudah bergerak,bau
khas ,rasa panas, mudah terbakar
Kelarutan :Sangat mudah larut dalam air, dalam
kloroform p, dan dalam eter p.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari


cahaya, ditempat sejuk, jauh dari nyala api

Kegunaan : Pembilas
3. Glycerol ( Depkes, FI edisi III hal. 271)
Nama resmi : GLYCEROLUM
Nama lain : Glycerol, gliserin
Rumus molekul : C3H8O3
BJ/BM : 1,25/92,10
Pemerian : Cairan seperti sirup, jenuh tidak berwarna,
tidak Berbau, diikuti rasa hangat,
higroskopis, jika di simpan beberapa lama
pada suhu rendah dapat memadat.
Kelaruatan : Dapat bercampur dengan air dengan air
etanol 95% praktis tidak larut dalam
kloroform dalam eter dan dalam minyak
lemak
Kegunaan : Sampel
4. Minyak kelapa ( Depkes, FI edisi III hal.456 )
Nama resmi : OLEUM COCOS
Nama lain : Minyak kelapa
Pemerian : Cairan jernih tidak tidak berwarna, atau
kekuningan, bau khas, tidak tengik.
Kelaruatan : Larut dalam dua bagian etanol (95%) pada
suhu 60ºC sangat mudah larut dalam
kloroform dan dalam eter
Bobot jenis : 0,9
Kegunaan : Zat tambahan ( sebagai sampel)
5. Minyak tanah ( Depkes, FI edisi III hal. 739 )
Nama resmi : OLEUM MIRECACA
Nama lain : Minyak tanah
Bobot jenis : 0.8
Pemerian : Cairan berminyak, jernih tidak berwarna,
bebas atau praktis bebas. Dan berforesensi,
dalam keadaan dingin, tidak berbau, tidak
berasa, dan jika dipanaskan berbau minyak
tanah
Kelaruatan : Tidak larut dalam air dan dalam etanol, larut
dalam minyak menguap, dapat bercampur
dengan minyak serat .
Kegunaan : Sampel.
6. Kloroform (Depkes, FI edisi III hal. 151 )
Nama resmi : CHOLOFORM
Nama lain : Kloroform
BM/RM : 119,38/CHCL3
Bobot jenis : 1,48
Pemerian : Cairan mudah menguap, tidak berwarna, bau
khas, rasa manis dan membakar.
Kelaruatan : Larut dalam etanol mutlak p, mudah larut
dalam eter p, dalam sebagian pelarut organik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tersumbat kaca,
terlindung dari cahaya
Kegunaan : Sampel.
BAB III

METODE PERCOBAAN

III.1 Alat dan bahan


A. Alat
a. Beaker gelas 250 ml
b. Botol semprot
c. Cawan
d. Eksikator
e. Gelas ukur 25ml
f. Gelas ukur 500 ml
g. Hidrometer manual
h. Kain lap
i. Oven
j. Piknoneter 25 ml
k. Timbangan analitik
l. Termometer

B. Bahan
a. Aquadest
b. Alkohol
c. Es batu
d. Gliserol
e. Kloroform
f. Minyak kelapa
g. Minyak tanah
h. Tissue
III.2 Prosedur kerja
A. Mengukur massa jenis menggunakan piknometer
I. a. Dibersihkan piknometer 25 ml hingga tidak
mengandalkan bebas tetesan air. Setelah
dibersihkan dengan aquadest dibilas dengan etanol
95%.
b. Piknometer dipanaskan dalam oven dengan suhu
100ºC selama 10-15 menit. Kemudian dinginkan
dalam eksikator sampai dingin.
c. Kemudian ditimbang piknometer kosong di neraca
analitik.
II. a. Piknometer diisi dengan minyak tanah hinggah penuh
b. Piknometer yang berisi minyak tanah di dinginkan
didalam gelas piala yang berisi es batu hingga
suhu didalam piknometer 25ºC, suhu pada sampul
di dalam piknometer diukur menggunakan
thermometer .
c. Setelah mencapai 25ºC piknometer ditutupkan
dikeringkan dengan kain lap. Kemudian ditimbang
secara teliti menggunakan neraca analitik
d. Diulangi cara kerja pada sampel ke2 dan seterusnya
dimulai dari cara kerja kedua dan seterusnya .
e. Kemudian dihitung mj sampel .
B. Mengukur mj dengan menggunakan hydrometer manual
a. Mengambil gelas ukur 500ml kurang lebih sebanyak 5
buah lalu diisi
dengan masing-masing sampel yang akan dukur
b. Diambil hydrometer langsung dan manual dan dibersihkan
dahulu, lalu dimasukkan hydrometer langsung dan manual
secara bergantian kedalam gelas ukur berisi sampel .
c. Dicatat skala yang tertera pada permukaan cairan sampel
yang dilihat hydrometer lalu diukur suhunya lalu dicatat
d. Dilakukan hal yang sama untuk sampel kedua dan sampel
yang lainnya lalu dihitung mj sampel.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel haward c, shelly j. 2004. Prince pharmaceutical calculatiansi the


pharmacist.hadbook. USA : Lippihcoh Williame and Wilkings
Besari ismail.2005. Kamus fisika. Bandung : Pionis jaya
Bresmick, D. 2002. Intisari fisika, hypoteter. Jakarta : Erlangga
Departemen kesehatan direktorat jenderal pengawasan obat dan
makanan. 1979. Farmakope indonesia edisi III, Departemen
kesehatan : Jakarta
Martin, alfred,2009. Farmasi fisik edisi III. Jakarta : Universitas indonesia
press
Tim Laboratorium fisika, 2018. Penuntun praktikum farmasi fisika.
Akademi farmasi yamasi makassar
Young D. Hugh. Foger A. Freedman,2002. Fisika universitas edisi 10.
Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai