Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
1. Puskesmas
membedakan jenis kelamin dan golongan umur, sejak dari pembuahan dalam
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi orang yang
kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta jiwa atau lebih,
sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas
masyarakat tentang bagaimana menggali dan menggunakan sumber daya yang ada
secara efektif dan efisien, memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis
materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan
perencanaan yang matang dan realistis, tata laksana kegiatan yang tersusun rapi,
serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat. Pada masa mendatang,
(Effendi, 2009).
menjadi dua yakni upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembang
(Trihono, 2005).
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
upaya kesehatan lingkungan, upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah
ada yaitu upaya kesehatan sekolah, upaya kesehatran oleh raga, upaya perawatan
kesehatan masyarakat, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan gigi dan mulut,
inovasi yakni upaya diluar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai dengan
upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
Untuk itu, dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
spesialistik dan memiliki tenaga spesialis, kedudukan dan fungsi puskesmas tetap
kesehatan strata pertama yang diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha
setiap upaya puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
antara lain adalah upaya kesehatan ibu dan anak (posyandu, polindes dan bina
keluarga balita), upaya pengobatan (posyandu, pos obat desa ), upaya perbaikan
gizi (posyandu, panti pemulihan gizi, keluarga sadar gizi), upaya kesehatan
sekolah (dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, saka bakti
pemakai air bersih, dan desa percontohan kesehatan lingkungan), upaya kesehatan
usia lanjut ( posyandu usila dan panti werda), upaya kesehatan kerja (pos upaya
kesehatan kerja), upaya kesehatan jiwa (posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa
(dana sehat, tabungan ibu bersalin, mobilisasi dana keagamaan) (Trihono, 2005).
diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan. Ada
dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu keterpaduan lintas program
setiap upaya puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh
atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik, baik secara
vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke strata sarana
pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam arti antar sarana
pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular. Pada tahun 1960,
teknologi kuratif dan preventif mengalami kemajuan. Oleh karena itu, timbullah
for all by the Year 2000”, yang sasaran utamanya dalam bidang sosial pada tahun
dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum, baik
sepenuhnya serta biaya yang dapat dijangkau oleh masyarakat dan Negara untuk
(Mubarak, 2009).
tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima pelayanan. Secara khusus, PHC
dilayani, pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani, pelayanan
harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani dan pelayanan
harus maksimal, menggunakan tenaga dan sumber daya lain dalam memenuhi
Dalam pelaksanaan PHC paling sedikit harus memiliki beberapa elemen yaitu
penyediaan air bersih dan sanitasi dasar, kesehatan ibu dan anak termasuk
umum dan ruda paksa serta penyediaan obat-obat esensial (Mubarak, 2009).
2. Masyarakat
yang saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi. Suatu kesatuan
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama.
telah hidup bersama dan bekerja bersama cukup lama, sehingga mereka dapat
mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai suatu kesatuan sosial
kelompok individu yang saling berhubungan, bergantung, dan bekerja sama untuk
masyarakat desa, masyarakat madya dan masyarakat kota. Adapun ciri-ciri dari
hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat, adat istiadat masih dipegang
sangat kuat, sebagian besar memiliki kepercayaan terhadap hal-hal yang gaib,
tingkat buta huruf masih tinggi, masih berlaku hukum tak tertulis yang intinya
diketahui dan dipahami oleh setiap orang, jarang bahkan tidak ada lembaga
sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan sebagian kecil dijual,
Selain masyarakat desa, ada juga yang disebut dengan masyarakat madya.
Adapun ciri-ciri dari masyarakat madya adalah hubungan keluarga masih tetap
dihormati, dan sikap masyarakat mulai terbuka dari pengaruh luar. Timbul
mulai berkurang dan akan timbul kembali apabila telah kehabisan akal, timbul
menengah, tingkat buta huruf sudah menurun, hukum tertulis mulai mendampingi
tinggal untuk keperluan sosial dikalangan keluarga dan tetangga dan kegiatan-
profesi dan keahlian, tingkat pendidikan formal tinggi dan merata, hukum yang
berlaku adalah tertulis, ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar dan gotong
pada hal-hal gaib dan juga saat ini pendidikan masyarakat desa sudah mulai
merata serta masih banyak lagi perubahan yang terjadi (Wahit, 2009).
pemulihan kesehatan terutama untuk ibu dan anak, peningkatan upaya kesehatan
menurun, rasio angka mortalitas proporsional rendah dan umur harapan hidup
angka kematian ibu dan anak menurun, angka kematian karena penyakit menular
memiliki poin penting yaitu rasio antara tenaga kesehatan dan jumlah penduduk
seimbang, distribusi tenaga kerja merata, informasi lengkap tentang jumlah tempat
tidur di rumah sakit, fasilitas kesehatan lain dan sebagainya, informasi tentang
jumlah sarana pelayanan kesehatan diantaranya rumah sakit dan puskesmas rumah
2.2.1. Umur
Jika dilihat dari golongan umur maka ada perbedaan pola penyakit
penyakit infeksi sedangkan pada golongan usia lanjut lebih bnayak menderita
penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker dan lain-lain
(Notoatmodjo, 2005).
psikologis dan sosiologis serta kebutuhan kesehatan individu. Dalam setiap tahap
perkembangan memiliki resiko kesehatan yang khusus dan peran sosial yang
diantaranya (a) mendapatkan pelayanan antenatal yang baik dan teratur, (b)
bayi dan selanjutnya akan mempengaruhi proses tumbuh kembang pada usia
sekolah dasar (6-12 tahun). Pada masa ini ada beberapa masalah kesehatan yang
perlu diperhatikan misalnya ASI eksklusif dan penyapihan yang layak, tumbuh
pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
(Sudarma, 2008).
Masalah kesehatan yang lazim terjadi pada masa anak-anak (6-12 tahun)
adalah kesulitan anak untuk makan karena terobsesi ingin main, asupan gizi yang
tidak seimbang, rentannya fisik anak terhadap berbagai penyakit seperti polio dan
Jenis kelamin adalah ciri khas tertentu yang dimiliki oleh mahluk hidup,
dalam hal ini manusia. Jenis kelamin sering dibagi ke dalam dua kategori, dengan
wanita. Dalam studi epidemiologi, jenis kelamin juga menjadi salah satu bagian
contoh, penyakit kanker serviks hanya dijumpai pada wanita, sedangkan kanker
penyakit infeksi. Hal ini disebabkan oleh tahap-tahap kehidupan yang dilaluinya,
mulai dari remaja (haid), dewasa (mengandung dan melahirkan) sampai masa tua
2.2.3. Agama
pendapat mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata yaitu, “a” yang berarti
tidak dan “gama” yang berarti pergi/kacau jadi arti agama tidak pergi dan tidak
kacau, tetap di tempat, diwarisi turun temurun. Agama memang mempunyai sifat
dikatakan bahwa agama adalah segala aktivitas hidup manusia dalam usahanya
dengan suatu kuasa yang diyakini bersifat supranatural dan mengatasi dirinya
bentuk konkret dalam sikap hidup dan tindakan. Dengan demikian, beragama
tidak sekedar meyakini sesuatu, tetapi bertindak sesuai dengan apa yang
bakti dan keterhubungan manusia dengan kuasa yang disembah, sebagai ibadah
(rasa bakti) kepada kuasa yang disembah, agama melibatkan seluruh segi
terhadap sesama manusia dan lingkungannya. Salah satu unsur yang menjadi
dasar bagi seluruh bangunan keagamaan adalah keyakinan, dengan dasar tersebut
menjadi landasan kehidupan agama menjadi sesuatu yang betul-betul pribadi dan
tidak mungkin diganggu gugat atau dipaksakan oleh orang lain, termasuk oleh
sebuah Negara miskin menjadi Negara kaya. Bersama dengan input lainnya,
mengingat biaya dalam jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup
mahal. Keadaan ekonomi ini yang akan dapat mempengaruhi dalam sistem
kondisi status sosial ekonomi pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Semakin
pria maupun wanita, oleh karena itu status sosial ekonomi berhubungan dengan
2.2.5. Pendidikan
dan kemampuan individu atau masyarakat. Ini berarti bahwaa pendidikan adalah
formal yang ada di indonesi adalah tingkat sekolah daasar, sekolah lanjutan
tinggi. Tingkat pendidikan sangat menentukan daya nalar seseorang yang lebih
secara rasional dalam menanggapi informasi atau setiap masalah yang dihadapi.
berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah dalam rangka
2.2.6. Budaya
kepercayaan, seni, moral, hukum, adat dan kesanggupan serta kebiasaan yang
diperoleh manusia sebagai anggota sebuah masyarakat. Atau dengan kata lain
konsep dari suatu sistem serta peraturan dan makna, yang pernyataannya
pakaian dan bahasa tubuh. Konsep tentang kehidupan, sakit dan bentuk
agama, bentuk keluarga, sakit dan bentuk kemalangan lain yang mempunyai
dengan itu pula seseorang selalu mengelak dari pada menggunakan kenyataan
berarti budaya merupakan satu kumpulan manusia, pada masa tertentu, senantiasa
yang asli dapat dipisahkan dari kontek ekonomi. Misalnya seseorang bertindak
seperti makan hanya sebagian dari makanan, tinggal di rumah yang sempit dan
tentang sifat-sifat hakiki alam semesta dan akan adanya sesuatu yang supranatural
(di atas alam, mengenai ke Tuhanan), sampai dengan makanan khusus yang kita
makan dan alat-alat yang kita pakai untuk makan, kita berpikir dan bertindak
mereka. Jelas bahwa praktik diet dan kebersihan dapat mempengaruhi timbulnya
juga resiko timbulnya penyakit, misalnya memotong tali pusat bayi baru lahir
menentukan bagaimana penyakit ini terjadi atau apa yang merupakan penyebab
suatu kondisi tidak enak. Tidak sukar menemukan contoh pengaruh kebudayaan
kebudayaan yang mempunyai lima kategori dasar untuk penyakit, tetapi hanya
dua yang dikonsultasikan kepada dokter modern yaitu obstruksi usus dan terkena
panas atau dingin berlebihan. Tiga yang lain adalah terkena ‘angin yang jahat’,
‘gangguan emosi yang hebat’ dan ‘ketularan orang yang tidak bersih’ secara ritual
kebudayaan kita, tidak sedikit orang percaya bahwa ada penyakit yang ‘dibikin’
oleh dukun, disantet dan sebagainya dan banyak yang percaya akan ‘masuk
angin’, ‘kena angin jahat’, ‘kemasukan’ roh orang lain atau roh jahat yang
menguasai orang itu, dan sebagainya yang hanya dapat disembuhkan dengan cara-
cara tertentu atau oleh dukun. Sering orang yang terkena penyakit pergi sekaligus
adalah kematian akibat ilmu sihir pada orang-orang yang percaya akan hal itu.
Orang yang percaya bahwa ia telah terkena sihir, tidak mau makan atau minum
3. Minat
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri semakin kuat atau
diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.
Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sifatnya sementara (tidak dalam
waktu yang lama) dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan
minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Jika
seseorang kurang berminat, dapat diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih
besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan
(Slameto, 2003).
berbuat, biasanya dimulai dari rangsangan eksternal misalnya uang atau makanan
seseorang untuk melakukan pekerjaan tertentu dapat diamati dari perasaan senang
atau gembira melakukan pekerjaan tersebut, rasa puas melakukan pekerjaan dan
perasaan bila bekerja di tempat tersebut sehingga tidak terlintas untuk pindah
(Slameto, 2003).
Wittig (dalam Sukadji, 2001) menjelaskan minat sebagai ”any area that
dari Blair, Jones dan Simpson (dalam Pintrich and Schunk, 2002) yang
menyatakan minat sebagai suatu perasaan suka atau tidak suka terhadap suatu
kegiatan.
yang terarah secara intensif kepada suatu objek yang dianggap penting. Hurlock
yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Bila mereka
melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, maka mereka merasa berminat. Ini
berkurang. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa minat ialah kecenderungan yang
terarah secara intensif, keinginan yang besar pada suatu obyek yang
melakukan sesuatu yang diinginkannya sehingga bisa memberi kepuasan pada diri
individu tersebut.
Hurlock (1999) menyatakan bahwa semua minat memiliki dua aspek, yaitu
aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif ini meliputi perhatian seseorang
terhadap hal-hal yang berhubungan dengan minatnya, selain itu aspek kognitif
berkaitan dengan minat. Individu akan menganggap bidang tersebut sebagai suatu
hal yang dapat menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan akan merasa yakin
bahwa waktu dan usaha yang dihabiskannya dengan kegiatan yang berkaitan
dengan minatnya akan memberi kepuasan dan keuntungan pribadi. Dan bila
menetap, melainkan lebih kuat. Konsep yang membangun aspek kognitif minat
didasarkan atas pengalaman pribadi, dan apa yang dipelajari dirumah, sekolah,
masyarakat, dan dari berbagai jenis media massa. Dari sumber tersebut, individu
belajar apa saja yang akan memuaskan kebutuhan mereka dan yang tidak.
kognitif minat dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat.
Seperti halnya aspek kognitif, aspek afektif berkembang dari pengalaman pribadi
dan sikap orang yang penting, seperti : orang tua, guru, dan teman sebaya,
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan minat tersebut, serta dari sikap yang
dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu.
Walaupun kedua aspek, baik kognitif maupun afektif penting peranannya dalam
menentukan apa yang akan dan yang tidak dikerjakan oleh individu, dan jenis
penyesuaian pribadi dan sosial mereka, aspek afektif lebih penting karena dua
alasan. Pertama, aspek afektif mempunyai peran yang lebih besar dalam
memotivasi tindakan daripada aspek kognitif. Suatu bobot emosional positif dari
minat akan memperkuat minat itu dalam tindakan, Selain itu, aspek afektif bila
a. Minat tidak dibawa sejak lahir. Minat timbul dari perasaan senang terhadap
suatu objek. Slameto (dalam Djamarah, 2002) menyatakan bahwa minat dapat
ditumbuhkan dan dikembangkan pada diri seorang anak didik. Caranya ialah
b. Minat dapat berubah-ubah. Untuk seorang anak yang sangat muda, lamanya
minat dalam kegiatan tertentu sangat pendek. karena minat yang terdapat
dalam kegiatan untuk kepentingan diri sendiri lebih daripada untuk mencapai
sesuatu hasil tertentu, sehingga ia mudah dikacaukan dan mudah tertarik pada
kegiatan lain. Tidak demikian halnya terhadap orang yang lebih tua, mereka
maupun objek.
d. Objek minat itu dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat juga
kesehatan di puskesmas
kesehatan, yaitu :
a. Pelayanan Kesehatan
kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain
pada umumnya melalui upaya rawat jalan, rawat inap dan rujukan. Pelayanan
puskesmas dapat dilihat dari sikap yang diberikan oleh petugas kepada pasien.
pelayanan kesehatan.
b. Jarak puskesmas
Jarak dalam hal ini diartikan secara fisik yaitu berapa jauh lokasi tempat
tinggal dengan pelayanan kesehatan atau jarak yang harus ditempuh oleh
pasien. Diharapkan dari lokasi yang mudah dijangkau tersebut maka jumlah
c. Biaya
Biaya adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pasien untuk
Pelayanan kesehatan yang terlalu mahal tidak akan dapat dijangkau oleh
semua pemakai jasa pelayanan kesehatan, dan karenanya tidak akan memuaskan
pemakaian jasa pelayanan itu. Karena biaya pengobatan erat kaitannya dengan
(Azwar,1996).
d. Keyakinan
adalah sesuatu yang didapatkan dengan kata lain orang tidak lahir dengan
didapatkan dari mereka yang paling berpengaruh dalam hidup seseorang, orang
dapat mengajak (kerja sama) tokoh (model Peran) yang dianggap sangat
e. Pengobatan lain
suatu penyakit adalah kuman-kuman, maka diberi obat (antibiotic dan lain-lain)
yang telah terbukti dapat mematikan kuman-kuman itu. Tetapi tidak semua
kesehatan yang bersifat promotif, baik untuk sasaran bayi, anak, remaja, ibu
hamil, ibu menyusui, bapak maupun yang sudah lanjut usia. Pelayanan kesehatan
minimal yang mungkin dilakukan oleh puskesmas yaitu, promosi kesehatan yang
gedung puskesmas. Kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana dan
(Trihono, 2005).