Kategori :
Sahabat Muhammad Rasulullah SAW
Jumat, 09 Mei 2008 @ 22:38:55
Mus'ab bin Umair lahir dan besar dalam keluarga kaya raya. Ia dimanjakan dengan
kemewahan, kasih sayang dan perhatian dari kedua orangtuanya. Ia senantiasa
menggunakan pakaian termahal dan sepatu paling modis yang hanya bisa dipenuhi
oleh keluarga kaya dan paling berpengaruh.
Sebagai pemuda, ia sangat dibanggakan oleh bangsa Quraisy. Bukan hanya karena
ketampanan dan gayanya, melainkan juga karena kecerdasannya. Meski masih
remaja, ia telah mendapatkan keistimewaan sehingga bisa menghadiri pertemuan-
pertemuan yang digelar bangsawan Quraisy.
Di antara penduduk Mekkah saat itu, isu yang tengah berkembang adalah
mengenai Muhammad, yang dikenal di kalangannya sebagai Al Amin (yang dapat
dipercaya) -- Muhammad menyatakan diri bahwa Allah telah mengirimnya sebagai
pengirim kabar baik dan pemberi peringatan.
Mus'ab pun pergi dan meninggalkan segala kekayaan dan kemewahan yang selama
ini ia nikmati. Ia menanggalkan segala kemewahan dan berpakaian layaknya orang
biasa. Ia bertekad menggunakan segenap potensinya untuk mengembangkan ajaran
Islam.
Sepuluh tahun berlalu sejak Rasulullah mengenalkan ajaran Islam untuk pertama
kalinya, namun sikap orang Quraisy tetap sama. Mereka masih memusuhi Islam
dan bersikap kasar terhadap para pengikutnya. Suatu hari Rasulullah meminta
Mus'ab untuk pergi ke Yasrib untuk mengajarkan Islam kepada beberapa orang
yang telah menganut Islam. Ia juga diminta mempersiapkan Madinah sebelum
umat Islam berhijrah kesana.
Mus'ab dipilih Rasulullah untuk tugas ini dan ia terpilih dari sekian banyak sahabat
yang jauh lebih tua darinya. Ia dipiliha karena ia memiliki wibawa lebih tinggi
daripada sahabat yang lain. Selain itu, ia juga berasal dari kalangan bangsawan
dengan perilakunya yang baik dan kecerdasannya. Pengetahuannya tentang ayat-
ayat dalam Alquran dan kemampuannya untuk menyampaikannya dengan sangat
indah telah menjadi salah satu alasan penunjukannya.
Mus'ab datang ke Madinah dan menjadi tamu dari Saad bin Ibnu Zurarah dari suku
Khawarij. Bersama-sama, mereka mendatangi umat dan mengajarkan Islam serta
ayat-ayat suci Alquran. Lewat tangannya, banyak penduduk Yasrib yang kemudian
memeluk Islam. Bahkan, Usaid bin Khuydar, tokoh yang begitu membenci Islam,
berhasil diyakinkannya dan menjadi Muslim.
Bukan hanya Usaid, Mus'ab juga berhasil mengislamkan Saad bin Muaz dan Saad
bin Ubadah yang merupakan petinggi Yasrib. Dengan masuk Islamnya ketiga
orang tersebut, banyak penduduk Yasrib yang merupakan pengikut ketiga orang ini
mengikuti jejak pimpinan mereka.
Pada perang Uhud, Rasulullah memanggil Mus'ab bin Umair atau dikenal sebagai
Mus'ab al Khair (yang baik) untuk membawa panji Islam. Dalam pertarungan,
nyawa Rasulullah terancam. Dengan semangat membara, di satu tangan Mus'ab
memegang panji Islam, sementara tangan lainnya memegang senjata dan
membasmi musuh. Tiba-tiba, seorang pria Quraisy berkuda mendekatinya dan
memenggal tangan kanannya. Sambil mengucap nama Allah, Mus'ab pun terjatuh
dan panji yang dibawanya ikut jatuh.
Usai peperangan, Rasulullah dan para sahabat mengunjungi medan perang. Ketika
mereka menemukan tubuh Mus'ab, air matanya bercucuran. Syuhada itu tewas
mempertahankan keagungan agamanya.