OLEH :
NAMA : MARKUS SESI MILLA
NIM : 1623734506
2017
1. Cari artikel yang berhubungan dengan pltg dan pltgu
2. Apa yan bisa kalian teliti lebih lanjut dari artikel tersebut
3. Jelaskan komponen pendukung dan fungsinya
4. Jelaskan beserta gambar bagian-bagian dari turbin dan generator pada pltg dan pltgu
Jawab :
Adapun kekurangan dari turbin gas adalah sifat korosif pada material yang di
gunakan untuk komponen –komponen turbin karena harusbekerja pada temperature
tinggi dan adanya unsur kimia bahan bakar minyak yang korosif(sulfur,vanadium
dll),tetapi dalam perkembangannya pengetahuan material yang terus berkembang hal
tersebut dapat dimulai di kurangi meskipun tidak dapat secara keseluruhan
dihilangkan.dengan tingkat efisien yang rendah hal ini merupakan salah satu dari
kekurangan sebuah turbin gas juga pada perkembangannya untuk menaikan efisiensi
dengan menggunakan antara pembangkit turbin gas dengan pembangkit turbin uap dan
hal ini biasa disebut dengan combined cycle.
B. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU)
PLTGU adalah gabungan antara PLTG dengan PLTU, dimana panas dari gas
buang dari PLTG digunakan untuk menghasilkan uap yang digunakan sebagai fluida
kerja di PLTU. Dan bagian yangdigunakan untuk menghasilkan uap tersebut adalah
HRSG (Heat Recovery Steam Generator).PLTGU merupakan suatu instalasi peralatan
yang berfungsi untuk mengubah energi panas (hasil pembakaran bahan bakar dan udara)
menjadi energi listrik yang bermanfaat. Pada dasarnya, sistem PLTGU ini merupakan
penggabungan antara PLTG dan PLTU. PLTU memanfaatkan energi panasdan uap dari
gas buang hasil pembakaran di PLTG untuk memanaskan air di HRSG (Heat
RecoverySteam Genarator), sehingga menjadi uap jenuh kering. Uap jenuh kering inilah
yang akan digunakanuntuk memutar sudu (baling-baling) Gas yang dihasilkan dalam
ruang bakar pada Pusat Listrik TenagaGas (PLTG) akan menggerakkan turbin dan
kemudian generator, yang akan mengubahnya menjadienergi listrik. Sama halnya dengan
PLTU, bahan bakar PLTG bisa berwujud cair (BBM) maupun gas(gas alam).
Penggunaan bahan bakar menentukan tingkat efisiensi pembakaran dan prosesnya.
Prinsipkerja PLTG adalah sebagai berikut, mula-mula udara dimasukkan dalm kompresor
dengan melalui air filter / penyaring udara agar partikel debu tidak ikut masuk ke dalam
kompresor tersebut.
Padakompresor tekanan udara dinaikkan lalu dialirkan ke ruang bakar untuk
dibakar bersama bahan bakar. Disini, penggunaan bahan bakar menentukan apakah bisa
langsung dibakar dengan udara atau tidak.turbin uap. Jika menggunakan BBG, gas bisa
langsung dicampur dengan udara untuk dibakar. Tapi jikamenggunakan BBM harus
dilakukan proses pengabutan dahulu pada burner baru dicampur udara dandibakar.
Pembakaran bahan bakar dan udara ini akan menghasilkan gas bersuhu dan bertekanan
tinggiyang berenergi (enthalpy). Gas ini lalu disemprotkan ke turbin, hingga enthalpy gas
diubah oleh turbinmenjadi energi gerak yang memutar generator untuk menghasilkan
listrik. Setelah melalui turbin sisagas panas tersebut dibuang melalui cerobong/stack.
Karena gas yang disemprotkan ke turbin bersuhutinggi, maka pada saat yang sama
dilakukan pendinginan turbin dengan udara pendingin dari lubangudara pada
turbin.Untuk mencegah korosi akibat gas bersuhu tinggi ini, maka bahan bakar
yangdigunakan tidak boleh mengandung logam Potasium, Vanadium, dan Sodium.
Adapun sebagai pendukung pusat listrik tenaga gas ini digunakan beberapa alat bantu
(auxiliary equipments) untuk membantu proses siklus turbin gas berjalan dengan baik,
seperti :
1. Air Inlet Section. Berfungsi untuk menyaring kotoran dan debu yang terbawa dalam
udara sebelum masuk ke kompresor. Bagian ini terdiri dari:
o Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya
terdapat peralatan pembersih udara.
o Inertia Separator, berfungsi untuk membersihkan debu-debu atau partikel
yang terbawa bersama udara masuk.
o Pre-Filter, merupakan penyaringan udara awal yang dipasang pada inlet
house.
o Main Filter, merupakan penyaring utama yang terdapat pada bagian dalam
inlet house, udara yang telah melewati penyaring ini masuk ke dalam
kompresor aksial.
o Inlet Bellmouth, berfungsi untuk membagi udara agar merata pada saat
memasuki ruang kompresor.
o Inlet Guide Vane, merupakan blade yang berfungsi sebagai pengatur
jumlah udara yang masuk agar sesuai dengan yang diperlukan.
2. Compressor Section. Komponen utama pada bagian ini adalah aksial flow
compressor, berfungsi untuk mengkompresikan udara yang berasal dari inlet air
section hingga bertekanan tinggi sehingga pada saat terjadi pembakaran dapat
menghasilkan gas panas berkecepatan tinggi yang dapat menimbulkan daya output
turbin yang besar. Aksial flow compressor terdiri dari dua bagian yaitu:
o Compressor Rotor Assembly. Merupakan bagian dari kompresor aksial
yang berputar pada porosnya. Rotor ini memiliki 17 tingkat sudu yang
mengompresikan aliran udara secara aksial dari 1 atm menjadi 17 kalinya
sehingga diperoleh udara yang bertekanan tinggi. Bagian ini tersusun dari
wheels, stubshaft, tie bolt dan sudu-sudu yang disusun kosentris di
sekeliling sumbu rotor.
o Compressor Stator. Merupakan bagian dari casing gas turbin yang terdiri
dari:
Inlet Casing, merupakan bagian dari casing yang mengarahkan
udara masuk ke inlet bellmouth dan selanjutnya masuk ke inlet
guide vane.
Forward Compressor Casing, bagian casing yang didalamnya
terdapat empat stage kompresor blade.
Aft Casing, bagian casing yang didalamnya terdapat compressor
blade tingkat 5-10.
Discharge Casing, merupakan bagian casing yang berfungsi
sebagai tempat keluarnya udara yang telah dikompresi.
3. Combustion Section. Pada bagian ini terjadi proses pembakaran antara bahan bakar
dengan fluida kerja yang berupa udara bertekanan tinggi dan bersuhu tinggi. Hasil
pembakaran ini berupa energi panas yang diubah menjadi energi kinetik dengan
mengarahkan udara panas tersebut ke transition pieces yang juga berfungsi sebagai
nozzle. Fungsi dari keseluruhan sistem adalah untuk mensuplai energi panas ke siklus
turbin. Sistem pembakaran ini terdiri dari komponen-komponen berikut yang
jumlahnya bervariasi tergantung besar frame dan penggunaan turbin gas. Komponen-
komponen itu adalah :
o Combustion Chamber, berfungsi sebagai tempat terjadinya pencampuran
antara udara yang telah dikompresi dengan bahan bakar yang masuk.
o Combustion Liners, terdapat didalam combustion chamber yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya pembakaran.
o Fuel Nozzle, berfungsi sebagai tempat masuknya bahan bakar ke dalam
combustion liner.
o Ignitors (Spark Plug), berfungsi untuk memercikkan bunga api ke dalam
combustion chamber sehingga campuran bahan bakar dan udara dapat
terbakar.
o Transition Fieces, berfungsi untuk mengarahkan dan membentuk aliran gas
panas agar sesuai dengan ukuran nozzle dan sudu-sudu turbin gas.
o Cross Fire Tubes, berfungsi untuk meratakan nyala api pada semua
combustion chamber.
o Flame Detector, merupakan alat yang dipasang untuk mendeteksi proses
pembakaran terjadi.
4. Turbin Section. Turbin section merupakan tempat terjadinya konversi energi kinetik
menjadi energi mekanik yang digunakan sebagai penggerak compresor aksial dan
perlengkapan lainnya. Dari daya total yang dihasilkan kira-kira 60 % digunakan untuk
memutar kompresornya sendiri, dan sisanya digunakan untuk kerja yang dibutuhkan.
o Komponen-komponen pada turbin section adalah sebagai berikut :
o Turbin Rotor Case
o First Stage Nozzle, yang berfungsi untuk mengarahkan gas panas ke first
stage turbine wheel.
o First Stage Turbine Wheel, berfungsi untuk mengkonversikan energi
kinetik dari aliran udara yang berkecepatan tinggi menjadi energi mekanik
berupa putaran rotor.
o Second Stage Nozzle dan Diafragma, berfungsi untuk mengatur aliran gas
panas ke second stage turbine wheel, sedangkan diafragma berfungsi untuk
memisahkan kedua turbin wheel.
o Second Stage Turbine, berfungsi untuk memanfaatkan energi kinetik yang
masih cukup besar dari first stage turbine untuk menghasilkan kecepatan
putar rotor yang lebih besar.
5. Exhaust Section. Exhaust section adalah bagian akhir turbin gas yang berfungsi
sebagai saluran pembuangan gas panas sisa yang keluar dari turbin gas. Exhaust
section terdiri dari beberapa bagian yaitu : (1) Exhaust Frame Assembly, dan
(2)Exhaust gas keluar dari turbin gas melalui exhaust diffuser pada exhaust frame
assembly, lalu mengalir ke exhaust plenum dan kemudian didifusikan dan dibuang ke
atmosfir melalui exhaust stack, sebelum dibuang ke atmosfir gas panas sisa tersebut
diukur dengan exhaust thermocouple dimana hasil pengukuran ini digunakan juga
untuk data pengontrolan temperatur dan proteksi temperatur trip. Pada exhaust area
terdapat 18 buah termokopel yaitu, 12 buah untuk temperatur kontrol dan 6 buah
untuk temperatur trip.
Mula-mula rotor (kompresor dan turbin) di putar oleh alat penggerak awal yaitu
motor listrik. Kemudian kompresor menghisap udara atmosfer dan menaikan tekanan
beberapa kali lipat (1-8) tekanan semula. Udara bertekanan tinggi tersebut masuk ke
dalam ruang bakar dimana ruang bakar itu pula ditempatkan sejumlah bahan bakar dan
dinyalakan oleh busi. Untuk ruang bakar lainnya cukup dengan disambung penyalanya
dan busi hanya menyala beberapa detik saja. Akibat dari pembakaran akan menaikan
suhu dan volume dari gas bahan bakar tersebut, sekali terjadi percikan maka terjadi
pembakaran selama bahan bakar disemprotkan ke dalamnya.
Gas yang yang dihasilkan mempunyai tekanan dan temperatur tinggi kemudian
berekspansi dalam sebuah turbin dan selanjutnya ke atmosfir (melalui saluran
keluaran)untuk Siklus Terbuka. Pembakaran akan terus berlangsung selama aliran bahan
bakar tidak berhenti. Pada saat gas panas masuk ke dalam turbin gas, gas tersebut
memutarkan turbin, kompresor, alat bantu dan generator. Diagram Alir GTG ditunjukkan
oleh gambar 1.2. Komponen–komponen utama sistem GTG adalah sebagai berikut:
1) Cranking Motor adalah motor yang digunakan sebagai penggerak awal
atau start up sistem GTG. Motor cranking mendapat suplai listrik tegangan 6 kV yang
berasal dari switch gear.
2) Filter Udara merupakan filter yang berfungsi untuk menyaring udara bebas
agar udara yang mengalir menuju ke kompresor merupakan udara yang bersih.
3) Kompresor berfungsi mengkompresi udara dalam turbin gas.
4) Ruang bakar, berfungsi sebagai tempat pembakaran di dalam sistem turbin
gas. Dapat berupa ruang bakar tunggal atau terdiri dari ruang – ruang bakar yang
banyak.
5) Turbin, berfungsi untuk mengekspansi gas panas hingga menghasilkan
energi mekanis untuk menggerakkan generator.
6) Generator berfungsi sebagai pembangkit energi listrik dimana di dalamnya
terjadi proses perubahan dari energi mekanik ke listrik.
Sedangkan untuk peralatan pendukung sistem turbin gas, adalah sebagai berikut :
1) Sistem Pelumas (Lube Oil Sistem)
Fungsi utama sistem pelumas ini adalah untuk melumasi bearing–bearing baik
untuk bearing turbin gas maupun bearing generator. Di samping itu juga digunakan
sebagai penyuplai minyak untuk sistem hidrolik pada Pompa Minyak Hidrolik (hydraulic
Oil Pump). Mula–mula sebelum turbin gas dioperasikan, maka Pompa Minyak Pembantu
(AOP = Auxiliary Oil Pump) dihidupkan untuk menyuplai minyak pelumas ke dalam
bearing turbin gas dan generator untuk selanjutnya diputar pada putaran turning gearatau
dalam keadaan pendinginan (on cooldown) pada putaran lebih dari 30 rpm, dengan tujuan
agar ketika pengidupan (start up), gaya geser (friction force) yang terjadi antarametal
bearing dengan poros turbin gas dan generator dapat dikurangi. Kemudian setelah turbin
gas mulai berjalan dan putaran mulai naik sampai putaran normal, maka suplai minyak
pelumas akan diambil alih dari AOP ke Main Lube Oil Pump (MOP), di mana pompa ini
diputar melalui hubungan antara Accessories gear atau Load Geardengan poros turbin
gas.
2) Sistem bahan Bakar (Fuel Oil Sistem)
Sistem pembakaran untuk PLTG/U ini menggunakan minyak HSD (High Speed
Diesel). Pada proses penyaluran bahan bakar, dilakukan melalui instalasi perpipaan yang
menghubungkan tangki penampungan sampai ke ruang bakar. Aliran bahan bakar dari
tangki penampung dipompa dengan transfer pump melalui flowmeter untuk perhitungan
pemakaian. Kemudian untuk mendapakan hasil pembakaran yang maksimal maka
dipasang Main Oil Pump yang terpasang dan berputar melalui hubungan dengan poros
turbin gas dengan Accessories Gear. Dan untuk mengatur jumlah aliran bahan bakar yang
masuk ke ruang bakar diatur dengan Katup Kendali (control valve) yang berfungsi
sebagai governor.
3) Sistem Pendingin (Cooling Sistem)
Ketika minyak pelumas digunakan untuk melumasi bearing – bearing pada turbin
gas dan generator, mengakibatkan temperatur dari minyak pelumas ini menjadi lebih
tinggi, sehingga minyak pelumas tersebut perlu pendinginan. Adapun sebagai media
pendingin minyak pelumas digunakan air melalui sirkulasi di dalam heat exchanger dan
untuk mendinginkan air yang bertemperatur lebih tinggi akibat transfer panas di dalam
heat exchanger, maka air pendingin ini akan didinginkan dengan dihembuskan di kisi –
kisi radiator. Demikian sirkulasi ini berlangsung secara tertutup dan untuk mensirkulasi
air pendingin digunakan Water Cooling Circulating Pump.
4) Sistem Hidrolik (Hydraulic Sistem)
Sistem hidraulik digunakan untuk menggerakkan Main Stop Valve, di mana
didalam mekanisme operasinya untuk membuka dan menutup main stop valve diperlukan
hidrolik yang diambil dari Piping Sistem pelumas turbin gas kemudian dipompa
dengan hydraulic oil pump. Adapun fungsi dari main stop valve adalah untuk
menghentikan laju aliran bahan bakar minyak saat unit terjadi gangguan atau untuk
membuka saluran bahan bakar pada sistem perpindahan bahan bakar (katub utama bahan
bakar).
Turbin uap adalah suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap
menjadi kinetik, energi kinetik ini selanjutnya diubah menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi
reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang digerakannya. Tergantung dari jenis
mekanik yang dipisahkan, turbin uap dapat digerakan pada berbagai bidang industri, dan
untuk pembangkit listrik.
Pengubahan energi potensial menjadi energi kinetik dalam bentuk poros
dilakukan dalam berbagai cara. Turbin uap secara umum diklasifikasikan ke dalam tiga
jenis, impuls, reaksi dan gabungan, tergantung pada cara perolehan pengubahan energi
potensial menjadi energi kinetik akibat semburan uap