Edit lagi( setelah di edit, tulisan ini harap dihapus
dan segera kirim lagi file edit baru) :
1. Tambahkan Sumber ( meskipun beberapa paragraf sumber sama, namun tetap ditulis sumbernya, namun ditambah pada halaman keberapa) 2. Tambah beberapa gambar Penunjang 3. Baca lagi tulisan, takut ada kata2 yang typo/tidak enak dibaca
2.1 Khasiat Madu Dalam Bidang Kedokteran
A. Menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus beta hemoliticus
Group A sebagai penyebab faringitis.
Kasih judul gambar
Faringitis merupakan infeksi
yang banyak ditemukan pada unit pelayanan primer dan dapat mengenai semua usia. Cara penularan faringitis yang disebabkan oleh virus dan bakteri ini dapat terjadi ketika penderita batuk dan mengeluarkan ludah. Virus dan bakteri pada ludah ini yang dapat menular pada orang disekitar si penderita tersebut. Selain melalui ludah, faringitis yang disebabkan virus dan bakteri dapat ditularkan melalui tangan dan barang-barang pribadi penderita. Misalnya gelas, sendok, dan piring. Bakteri yang menjadi salah satu penyebab tersering dari faringitis adalah Streptococcus beta hemoliticus Group A. Streptococcus beta hemaliticus Group A menginfeksi 5-15% pasien dewasa dan 20-30% pasien anak. Perkembangan bakteri Streptococcus beta hemoliticus Group A bisa dihambat dengan menggunakan bahan alami yaitu madu. ( Sumber, pada halaman....) Madu memiliki zat yang bersifat bakterisidal dan bakteriostatik seperti antibiotik. Madu memiliki kadar gula tinggi yang menyebabkan viskositas madu sangat kental sehingga dapat menghambat perkembangan dari bakteri. Madu juga memiliki kandungan kalium yaitu unsur yang mencegah kelembaban dalam konsentrasi tinggi sehingga bakteri sulit hidup pada madu. Selain itu madu memiliki pH asam yaitu 3,2-4,1 yang dapat mengganggu perkembangan bakteri Streptococcus beta hemoliticus Group A yang hidup pada pH optimal yaitu 7,4-7,6.( Sumber, pada halaman....) Dari penjelasan tersebut, madu dapat dikatakan mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus beta hemoliticus Group A yang menjadi penyebab penyakit faringitis. ( Wineri, Rasyid & Alioes. 2014. Perbandingan Daya Hambat Madu Alami dengan Madu Kemasan secara In Vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus Group A sebagai Penyebab Faringitis. Padang: Universitas Andalas )
3. Mengobati luka bakar
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas. Cedera mayor seperti luka bakar akan mengakibatkan kerusakan pada kulit yang memerlukan pengobatan langsung untuk membantu perbaikan dan regenerasi agar dapat mengembalikan fungsi kulit normal.( Sumber, pada halaman....) Madu bersifat antibakteri, antiseptik menjaga luka, mempercepat proses penyembuhan luka bakar akibat tersiram air mendidih atau minyak panas. Khan et al mendeskripsikan fakta nutrisional madu. Rata-rata madu tersusun atas 17,1% air, 82,4% karbohidrat total, 0,5% protein, asam amino, vitamin dan mineral. Sebagai agen penyembuh luka, madu memiliki 4 karakteristik yaitu : tinggi kandungan gula, kadar kelembaban rendah, asam glukonik (pH 3,2-4,5) dan hidrogen peroksida. Madu juga mengandung enzim invertase untuk katalisator sukrosa, glukosa dan fruktosa. Enzim lainnya adalah glucose oxidase dan catalase yang mengatur produksi hidrogen peroksida. Selain itu, madu juga memiliki kandungan zat antioksidan berupa flavanoid, polyphenol, phenol, dan volatin. Kadar gula yang tinggi dan kadar kelembaban yang rendah akan membuat madu memiliki osmolaritas yang tinggi dan akan menghambat pertumbuhan bakteri.( Sumber, pada halaman....) Kandungan fisik dan kimia dalam madu seperti keasaman dan pengaruh osmotik, berperan besar dalam membunuh bakteri. Dalam Ann Plastic Surgery edisi Februari 2003 dilakukan sebuah uji coba terhadap 60 orang yang terkena luka dengan berbagai jenis tipe luka yang menegaskan penggunaan madu efektif dalam kecepatan penyembuhan luka dan tidak menimbulkan efek samping. Suatu penelitian tentang madu yang dibandingkan dengan asetat mafenide yang merupakan salah satu antibiotik spektrum luas, madu tampaknya memiliki hasil yang lebih baik sebagai pengobatan topikal untuk luka bakar superfisial karena mempercepat proses re-epitelisasi dan mengurangi reaksi inflamasi. Tidak ada efek samping seperti alergi, iritasi, atau toksisitas. Ia juga mencatat bahwa sisa jaringan parut dan depigmentasi berkurang dengan madu. Penelitian ini menunjukkan bahwa madu mengandung hidrogen perioksida dan flavanoids yang dapat menyebabkan efek penyembuhan yang lebih baik dan epitelisasi dari dangkal luka dari beberapa antibiotik topikal lainnya, seperti asetat mafenide. ( Rembulan, Vidianka. 2015. Potency of Honey in Treatment of Burn Wounds. Lampung: Lampung University )
4. Madu sebagai obat penyembuh jerawat
Jerawat dalam bahasa Inggris adalah acne. Jerawat adalah kondisi
abnormal kulit akibat gangguan produksi kelenjar minyak (sebaseus gland) sehingga menyebabkan produksi minyak berlebihan. Keadaan inilah yang memicu terjadinya penyumbatan saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Jerawat yang muncul di bagian muka mengakibatkan perubahan wajah, berupa bengkak, benjol-benjol, bernanah dan menimbulkan rasa sakit. Adanya jerawat tersebut digaruk atau dipencet akan menimbulkan bekas luka bewarna hitam yang sulit dihilangkan. ( Sumber, pada halaman....) Penelitian menunjukkan bahwa madu dapat mengobati jerawat yang timbul di wajah. Madu memiliki senyawa fenol seperti pinocembrin dan flavonoid yang efektif sebagai zat antibakteri. Sifat antibakteri madu membantu mengatasi infeksi pada luka sedangkan aksi anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri yang berpengaruh pada proses penyembuhan. ( Mayuna, Novia Elsa. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Madu dan Air Perasan Jeruk Nipis terhadap Penyembuhan Jerawat. Padang: Universitas Negeri Padang )
5. Pengobatan penyakit lambung
Gambar
Dalam pengobatan penyakit lambung dan alat pencernaan, madu
merupakan obat yang baik di samping itu madu juga merupakan makanan sobat bagi perut kita. Dari berbagai literatur, madu ternyata dapat membantu pencernaan, mungkin hal ini disebabkan karena kandungan madu akan mangan dan besi yang dapat membantu proses pencernaan dan penyerapan bahan pangan. Disamping itu madu juga merupakan obat sembelit (contipasi) yang mujarab. Meskipun keasaman (pH) madu rendah, tetapi madu karena kandungan mineralnya dapat meningkatkan pH dari isi lambung. Mineral-mineral tersebut diantaranya adalah K, Na, Ca dan Mg. Jenis makanan yang dikonsumsi sebaiknya diatur sedemikian rupa untuk menjaga keseimbangan reaksi cairan tubuh (alkalinitas) karena pemupukan asam bebas dapat menyebabkan gangguangangguan fisiologis, alhasil akan menurunkan daya tahan tubuh. ( Sumber, pada halaman....) Madu merupakan sumber potensial bagi alkali, semakin gelap warna madu semakin tinggi kandungan mineralnya, karena itu lebih tinggi daya alkalinitasnya. Karena itu madu mempunyai potensi yang tinggi dalam mengatasi penyakit lambung dan usus yang disebabkan oleh pemupukan asam di lambung. ( Sumber, pada halaman....) Madu telah dicoba dengan hasil baik pengobatan radang usus kecil serta lambung karena madu dapat membantu mengurangi derajat keasaman dan membantu mencegah terjadinya pendarahan lambung. ( Teknologi Pangan Unimus. 2013. Madu, Jenis dan Penggunaannya. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang )
6. Dalam pengobatan paru-paru
Gambar Dalam pengobatan penyakit paru-paru, madu sejak berabad-abad yang lalu telah sangat manjur, bagi tingkat awal penyakit tuberkulosis. Pasien-pasien tuberkulosis yang diberi madu 100 – 150 gram setiap hari, keadaannya sangat membaik, beratnya bertambah, batu menjadi reda, hemoglobin meningkat serta lalu sedimentasi darahnya menjadi lebih lambat. ( Teknologi Pangan Unimus. 2013. Madu, Jenis dan Penggunaannya. Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang )
7. Madu sebagai sumber makanan yang baik
Asam amino, karbohidrat, protein dan beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap oleh sel-sel tubuh. Sejumlah mineral yang terdapat dalam madu seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin, sulfur, 6 besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin, seperti vitamin E dan vitamin C serta vitamin B1, B2 dan B6. ( Mayuna, Novia Elsa. 2013. Pengaruh Pemanfaatan Madu dan Air Perasan Jeruk Nipis terhadap Penyembuhan Jerawat. Padang: Universitas Negeri Padang )