Anda di halaman 1dari 6

BAB II

MENGHITUNG BEDA TEKANAN PADA MANOMETER PIPA U

2.1. Tujuan Percobaan


- Menentukan fluida yang memiliki densitas lebih dari air
Syarat:
a. Densitas lebih dari air
b. Bisa dibedakan warnanya
- Menentukan tekanan.
2.2. Tinjauan Pustaka
Suatu zat yang mengalami perubahan bentuk secara kontinyu apabila terkena
tegangan geser (Shear Stress) betapapun kecilnya disebut dengan Fluida. Definisi lain
menyatakan bahwa fluida mempunyai arti dengan zat yang mampu mengalir, sehingga
fluida juga sering disebut zat alir (Sudarja, 2016).
Sifat-sifat yang terdapat dalam aliran fluida merupakan suatu hal yang sangat
menarik untuk diteliti, baik fluida statik maupun fluida dinamik. Fluida zat cair yang
mengalir melalui sebuah pipa dengan panjang tertentu menyebabkan terjadinya kerugian
energi berupa penurunan tekanan (Pressure Drop) disebabkan oleh Mayor Losses akibat
gesekan sepanjang dinding pipa maupun Minor Losses akibat perubahan bentuk lokal
saluran berupa belokan, katup, maupun sambungan pipa dan juga tergantung besar
koefisien gesek pipa tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari yang dijalani, tidak saja menemui kasus untuk aliran
satu fase di sistem pemipaan, kenyataannya sering terjadi aliran Multiphase (dua fase,
tiga fase, atau lebih). Aliran multifase adalah aliran yang fasenya (padat, cair dan gas)
saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya dan setiap hubungan antar fase
pergerakannya saling mempengaruhi. Sedangkan aliran dua fase adalah aliran yang terdiri
dari dua fase yang berbeda, dan merupakan bagian aliran Multiphase (Awaluddin, 2014).
Fluida yang dibahas disini dapat berupa cairan atau gas. Adapun Mekanika Fluida
dapat dibedakan menjadi Mekanika Fluida Statis serta Mekanika Fluida Dinamis.
Mekanika Fluida Statis mempelajari fluida pada saat keadaan diam, sedangkan Mekanika
Fluida Dinamis mempelajari fluida pada saat keadaan bergerak. Dalam kehidupan sehari-
hari, fluida cair selalu berhubungan dengan namanya pipa. Aliran fluida di dalam pipa

53
54

mengalami kerugian-kerugian yang disebabkan oleh adanya gesekan dengan dinding


pipa, perubahan luas penampang, sambungan, katup-katup, belokan pipa, percabangan
pipa, dll. Head Losses merupakan suatu fenomena rugi-rugi aliran di dalam sistem
pemipaan. Head Losses sangat merugikan dalam aliran fluida di dalam sistem pemipaan,
karena Head Losses dapat menurunkan tingkat efisiensi aliran fluida (Pratama, 2014).
Sebuah sistem perpipaan juga dianggap lebih aman dan efisien dibandingkan
dengan jenis transportasi fluida, ataupun gas yang lain. Kebutuhan akan sistem perpipaan
yang efisien maka semakin banyak pula jenis-jenis Fitting atau instalasi pipa yang
berfungsi untuk merubah arah aliran, menyebarkan aliran, membesarkan serta
mengecilkan aliran fluida. Fitting merupakan salah satu pemain utama dalam sistem
perpipaan. Fitting merupakan komponen pipa yang terdiri dari Elbow, Reducer, Flange,
Tee, Miter Bend dan lain-lainnya. Miter Bend adalah jenis Fitting yang yang fungsinya
hampir sama dengan Elbow. Pipa Mitter Bend merupakan belokan pada sistem perpipaan
yang terbuat dari potongan pipa lurus yang disambung sehingga membentuk suatu
belokan (Sihombing, 2017).
Kekuatan fluida yang terjadi substansinya adalah gaya geser, tegangan, dan
kompresi. Menurut definisi, cairan dalam keadaan statis tidak dapat menahan gaya geser
apapun tanpa mengalir. Fluida yang dapat menahan kompresi kekuatan disebut tekanan
(Pressure). Tekanan didefinisikan sebagai gaya normal yang diberikan oleh cairan per
satuan luas (Rahmi, 2018 ).
Manometer merupakan alat pengukur tekanan yang menggunakan kolom cairan
untuk mengukur perbedaan tekanan antara suatu titik tertentu dengan tekanan atmosfer
(tekanan terukur), atau perbedaan tekanan antara dua titik. Manometer yang paling
sederhana adalah piezometer, kemudian manometer pipa U, dan yang lebih rumit adalah
manometer deferensial.
- Piezometer
Alat ini tidak dapat digunakan untuk mengukur tekanan negatif, oleh karena itu
Dikembangkan monometer dengan menggunakan pipa U agar tekanan positif atau
negatif dapat terukur.
55

Gambar 2.1. Piezometer


- Manometer Pipa U biasa
Manometer ini tidak banyak bedanya dengan tabung piezometer, hanya saja
manometer ini berbentuk pipa U (U tube) dimana ujung yang satu melekat pada titik
yang diukur tekanannya sedang ujung yang lain berhubungan langsung dengan
udara luar (atmosfer). Pipa U tersebut diisi dengan cairan yang berbeda dengan
cairan yang mengalir di dalam pipa yang akan diukur tekanannya. Misalnya berat
jenis cairan di dalam pipa adalah Y1 dan berat jenis cairan di dalam manometer
adalah Y2 dimana Y2 > Y1.

Gambar 2.2. Manometer Pipa U


PA = Patm + h2Y2 – h1Y1
Dimana:
PA = tekanan di titik A (N/m2)
Patm = tekanan atmosfer (N/m2)
h1 = beda tinggi fluida 1 dan 2 (m)
h2 = beda tinggi fluida 2 dan atmosfer (m)
Y1,2 = berat jenis fluida 1 dan 2 (N/m3)
56

- Manometer Pipa U Deferensial


Manometer U Deferensial digunakan untuk mengukur tekanan antara dua
tempat pada satu pipa atau antara dua pipa. Manometer diferensial terdiri dari pipa
U dimana kedua ujungnya terletak pada tempat yang diukur, seperti pada Gambar
2.3.

Gambar 2.3. Manometer U Deferensial pada dua pipa


Dengan mengikuti prosedur yang diuraikan untuk monometer sederhana
persamaan untuk perbedaan tekanan antara pipa A dan pipa B adalah:
PA – PB = h2Y2 + h3Y3 – h1Y1
(Zainudin, 2012).
2.3. Tinjauan Bahan
A. Air
- Rumus Kimia : H2O
- Massa Molar : 18,02 g/mol
- Bentuk : cair
- Warna : tidak berwarna
- Titik Didih : 100 °C (212°F)
- Densitas : 1 g/cm3
B. Raksa
- Rumus Kimia : Hg
- Massa Molar : 200,59 g/mol
- Bentuk : cair (cairan berat)
- Warna : silver
- Titik Didih : 356,6 °C (673,88 °F)
57

- Densitas : 13,55 gr/cm3


2.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan: B. Bahan-bahan yang digunakan:
- Manometer Pipa U - Air (H2O)
- Penggaris - Raksa (Hg)
2.5. Prosedur percobaan
A. Menentukan fluida yang memiliki densitas lebih dari air
- Masukkan fluida dalam Beakerglass
- Tambahkan air
- Amati keadaan fluida dan air (bercampur atau tidak)
- Kalau tidak, bisa lanjut ke tahap berikut
B. Menentukan tekanan
- Masukkan fluida dalam pipa U
- Pastikan kedua ujung pipa U telah terhubung dengan selang AFF
- Buka globe valve sehingga air mengalir pada AFF
- Pada saat air mengalir, baca perubahan tinggi fluida pada pipa (yang
perubahannya paling besar)
- Ulangi 3 kali
- Mengulangi langkah diatas dengan menggunakan manometer pipa U pada
instrument pompa

Rumus Perhitungan:

Pa – Pb = R(ρA-ρB) g (SI)
58

2.6. Data pengamatan


Tabel 2.1. Pengamatan manometer pipa U
No. ρa (Hg) ρb (H2O) R (cm) Pa-Pb
Monometer (Kg/m3) (Kg/m3) 1 2 Rata-rata (N/m2)
Manometer
13550 1000 0,2 0,3 0,25 307,68364375
pipa U

2.7. Pembahasan
- Pada percobaan manometer pipa U digunakan raksa karena memiliki densitas
lebih dari air yaitu sebesar 13550 kg/m3, kemudian dialirkan air dengan densitas
1000 kg/m3, sehingga air dan raksa tidak bercampur.
- Pada saat air dialirkan, terjadi perbedaan ketinggian antara fluida dalam pipa
dikarenakan adanya perbedaan tekanan. Sehingga panjang lengan yang satu
dengan lengan yang lainnya berbeda. Dari percobaan didapatkan Rrata-rata sebesar
0,25 cm.
- Perbedaan tekanan pada Pa dan Pb yang dihasilkan adalah 307,68364375 N/m2
2.8. Kesimpulan
- Fluida yang memiliki densitas lebih dari air yaitu raksa yang memiliki densitas
13550 kg/m3 dan memiliki warna silver.
- Tekanan antara air dan raksa diperoleh, (Pa - Pb ) diperoleh sebesar 307,68364375
N/m2.

Anda mungkin juga menyukai