RAWAT INAP
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Mei 2019
1. Pengertian: Merupakan alur pelayanan kepada pasien TB, untuk kunjungan rawat inap di RS
Sentosa
2. Tujuan: Diketahui urutan kegiatan, sejak pasien TB datang rawat inap s.d pasien TB pulang
dari rawat inap
4. Prosedur :
1. Setiap pasien yang akan memperoleh pelayanan rawat inap di RS Sentosa
wajib melakukan pendaftaran di loket pendaftaran rawat inap
2. Setelah mendaftar pasien akan di antar keruang rawat inap yang sudah
dipesan (isolasi)
3. Dilakukan prosedur penjaringan suspek
4. Dilakukan prosedur penegakkan diagnosis dan penetapan klasifikasi serta tipe
pasien
5. Dilakukan prosedur pengobatan :
a. Untuk pasien TB yang pasca rawat inapkan melanjutkan kontrol di UPK
lain, maka dilakukan perujukan pasien sesuai tata cara perujukan pasien.
b. Untuk pasien TB yang pasca rawat inap akan melanjutkan kontrol di RS
Sentosa, maka dapat diberikan OAT program, dan dibuatkan TB-01
6. Dilakukan konseling dan edukasi mengenai TB, dan pentingnya untuk secara
teratur dan patuh berobat sampai dengan akhir masa pengobatan
7. Pasien pulang keluar dari rawat inap dengan anjuran untuk kontrol rutin
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Mei 2019
4. Prosedur :
1. Setiap pasien TB yang akan memperoleh pelayanan di RS Sentosa wajib
melakukan pendaftaran di loket pendaftaran Poli TB DOTS, dengan dengan
menyerahkan berkas administrasi berupa KTP, kartu BPJS dan rujukan dari
FKTP (bagi pasien JKN).
2. Setelah mendaftar pasien dipersilahkan menunggu di ruang tunggu.
3. Petugas poli melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
4. Dokter di poli DOTS melakukan pemeriksaan dan menilai kebutuhan serta
terapi yang diperlukan pasien
5. Sesuai dengan keluhan pasien, pasien TB-DOTS di lakukan pemeriksaan
sputum
6. Hasil pemeriksaan sputum pasien di serahkan ke dr poli TB-DOTS untuk
melihat hasil pemeriksaan sputum guna menegakkan diagnosa.
7. Bila pasien positif TB, dr memberikan obat TB-DOTS dengan membuat
kartu
TB 0.1 Untuk tinggal di poli TB-DOTS.
TB 0.2 Untuk pasien dibawa pulang.
Dengan mencatat tanggal kunjungan pasien dan jumlah dari dosis obat
TB yang diberikan kepada pasien.
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Februari 2019
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Februari 2019
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Februari 2019
2. Tujuan: Sebagai acuan tata laksana penegakan diagnosis TB pada pasien yang di
curigai menderita TB ( suspek pasien TB ), untuk menemukan pasien TB
PROSEDUR TETAP
PENEGAKAN DIAGNOSIS TB
No Dokumen : No. Revisi : Halaman :
12.N/132/RSS/II/2019 00 2/3
Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (+), dan maka
ditegakkan diagnosis pasien TB, selanjutnya dilakukan
penetapan klasifikasi dan tipe pasien TB, untuk menentukan
regimen pengobatan OAT-nya
Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (-) foto thorax
mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan diagnosis
pasien TB, selanjutnya dilakukan penetapan klasifikasi dan tipe
pasien TB, untuk menentukan regimen pengobatan OAT-nya
Bila hasil pemeriksaan dahak ditemukan BTA (-) foto thorax
tidak mendukung kelainan TB, dan maka ditegakkan diagnosis
bukan pasien TB,
3. Untuk pasienanak, apabila hasil pembobotan :
skor : 6 atau >, ditegakkan diagnosis TB anak
skor : 5, dilakukan evaluasi lebih lanjut
skor : < 5, ditegakkan diagnosis bukan TB anak
ada, BTA
kontak TB takjelas ada, BTA positif
taktahu
Ujituberkulin negatif positif
beratbadan / keadaangizi < 80 % < 60 %
demamtanpasebabjelas ± 2 mgg
Batuk ± 3 mgg
≥ 1 cm, > 1
Pembesaranlnn
taknyeri
pembengkakantulang / sendi ada
ronsen thorax normal mendukungTB
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Februari 2019
BTA (+)
BTA (-)
KASUS TB
ringan
kronis
keparahan
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Ditetapkan oleh
1 Februari 2019 Direktur RS Sentosa
1. Pengertian: Pasien yang di diagnosis TB dan telah di tetapkan klasifikasi serta tipenya,
akan mendapat pengobatan dengan obat anti TB ( OAT ), baik
mempergunakan OAT per resep maupun OAT program
2. Tujuan: 1. Menyembuhkan pasien TB
2. Mencegah kematian
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan resiko penularan
3. Kebijakan: SK Direktur tentang pemberlakuan panduan pelayanan TB DOTS
4. Prosedur : 1. Pasien yang telah didiagnosis TB dan telah ditetapkan klasifikasi serta
tipenya kemudian diberikan pengobatan dengan obat anti TB,
mempergunakan OAT program mau -pun OAT per resep, dengan paduan
regimen yang sesuai.
2. Paduan regimen OAT :
a. kategori-1 : 2 ( RHZE ) / 4 ( RH ) 3
b. kategori-2 : 2 ( RHZE ) S / 1 ( RHZE ) / 5 ( RH ) 3 E 3
c. kategori-anak : 2 ( RHZ ) / 4 ( RH )
d. kategori-sisipan : 1 ( RHZE )
( default ) FDC:
2(HRZE)S/
1 (HRZE)/
5(HR)3 E3
PROSEDUR TETAP
PENGOBATAN PASIEN TB
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Februari 2019
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Februari 2019
4. Prosedur :
1. Perawat pemegang program TB rumah sakit memastikan tempat
rujukan tersebut apakah sudah melaksanakan TB DOTS
2. Perawat pemegang program membuatkan TB 09, fotocopy TB 01,
sisa obat dan diberikan kepada pasien untuk dibawa ke sarana
pengobatan tersebut, lalu dicatat dalam register TB.
3. Perawat pemegang program menghubungi saran pengobatan
tersebut dan melapor kepada wasor kabupaten
4. Pemegang program TB menunggu kiriman TB09 dari fasyankes
rujukan tersebut.
Ditetapkan oleh
SPO Terbit Tanggal Direktur RS Sentosa
1 Februari 2019
1. Pengertian: Pelayanan kasus pasien co infeksi tuberculosis dan HIV / AIDS ( ODHA ),
secara bersama oleh Tim DOTS dan Tim VCT RS Sentosa Bogor
2. Tujuan:
1. Memberikan pelayanan kepada pasien koinfeksituberkulosisdanHIV /
AIDS ( ODHA ), secaraterpadu, profesionaldanmenyeluruh
2. Acuankomunikasidankoordinasi, bagi Tim DOTS maupun Tim VCT,
dalammelakukanpenatalaksanaanpasienkoinfeksituberkulosisdan HIV /
AIDS ( ODHA )
3. Monitoring, pencatatan dan pelaporan pasien koinfeksi tuberculosis dan
HIV / AIDS ( ODHA ), dengan tetap menjamin hak pasien ( voluntary
and confidential )
3. Kebijakan: SK Direktur tentang pemberlakuan panduan pelayanan TB DOTS
4. Prosedur : 1. Pasien tuberkulosis yang di rawat Tim DOTS :
a. Pasien tuberkulosis, yang di rawat oleh Tim DOTS, di klinik rawat
jalan maupun di bangsal rawat inap, apabila di temukan salah satu
atau lebih indikasi terinfeksi HIV / AIDS :
Multi Drug Resistance / MDR
Hasil terapi dengan OAT tidak memuaskan
Perilaku beresiko tertular HIV / AIDS maka pasien di buatkan
surat konsultasi kepada Tim VCT
b. Tim VCT melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang di
konsultasikan oleh Tim DOTS
Apabila pasien sero positif (positif HIV), selanjutnya dilakukan
rawat bersama antara Tim DOTS dengan Tim VCT, dan masuk
dalam registrasi / pencatatan pelaporan bersama Tim DOTS –
Tim VCT
Apabila pasien sero negatif ( negatif HIV ), selanjutnya pasien
dikembalikan kepada Tim DOTS untuk penatalaksanaan
tuberculosis dengan strategi DOTS
2. Pasien ODHA yang di rawat Tim VCT :
a. Pasien ODHA, yang di rawat oleh Tim VCT, di klinik rawat jalan
maupun bangsal rawat inap, apabila di temukan salah satu atau lebih
indikasi terinfeksi tuberkulosis :
Dari 3 minggu
Batuk darah
Pembesaran kelenjar getah bening / limfonodi
Gambaran radiologi thorax mendukung
Gambaran TB ekstra paru maka pasien di buatkan surat
konsultasi kepada Tim DOTS
PROSEDUR TETAP BERSAMA TIM DOTS – TIM VCT UNTUK
PENATALAKSANAAN PASIEN TB DAN HIV