Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan bentuk Gangguan fungsi mental dan kesehatan mental
yang disebabkan karena kegagalan reaksi mekanisme adaptasi dari fungsi-fungsi kejiwaan
terhadap stimulus dari luar dan ketegangan-ketegangan sehingga memunculkan gangguan
fungsi atau struktur dari suatu bagian, organ, atau sistem kejiwaan mental (Erlinafsiah,
2010). Gangguan atau permasalahan jiwa yang banyak terjadi dan banyak dialami oleh
orang- orang yaitu anxietas.
Kecemasan atau anxietas merupakan perasaan umum yang biasanya digambarkan
sebagai kegelisahan atau ketakutan dan setiap orang dapat mengalami kecemasan (Schwab,
2008). Kecemasan yaitu hal yang normal di dalam kehidupan karena kecemasan sangat
dibutuhkan sebagai pertanda akan behaya yang mengganggu. Namun, ketika kecemasan
terjadi terus-menerus, tidak rasional dan intensitasnya meningkat, maka kecemasan dapat
mengganggu aktivitas sehari-hari yang disebut sebagai ganggun kecemasan (ADAA, 2010).
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang signifikan di dunia,
termasuk di Indonesia.
Prevalensi gangguan jiwa menurut WHO tahun 2013 mencapai 450 juta jiwa diseluruh
dunia, dalam satu tahun sesuai jenis kelamin sebanyak 1,1 wanita, pada pria sebanyak 0,9
sementara jumlah yang mengalami gangguan jiwa seumur hidup sebanyak 1,7 wanita dan
1,2 pria. Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang sangat penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari pemerintah, beban
penyakit jiwa di tanah air masih cukup besar . Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yangditunjukkan
dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar 6% untuk usia 15 tahun ke atas
atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat,seperti skizofrenia
adalah 1,7 per 1000 penduduk atau sekitar 400.000 orang. Menurut laporan yang
dituangkan dalam Profil Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 2008, angka
cakupan layanan kesehatan jiwa puskesmas di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
tahun 2007 sebesar 1,57% dari jumlah kunjungan puskesmas. Di Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta, diperoleh data angka cakupan layanan kesehatan jiwa
puskesmas tahun 2011 rata-rata 1,76% dari jumlah kunjungan puskesmas (Laporan Layanan
Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, 2011).
Namun kecemasan membantu juga individu memfokuskan perhatian untuk belajar,
menyelesaikan masalah, berpikir, bertindak, dan melindungi diri sendiri jika masih dalam
batas normal (cemas ringan). Sebaliknya, kecemasan yang berlebihan akan sangat
mengganggu kehidupan individu. Hal ini dikarenakan cemas mempengaruhi seseorang pada
empat hal yaitu secara fisik, diantaranya: detak jantung meningkat, rasa tidak nyaman
diperut (butterflies), gemetar, mual, ketegangan otot, berkeringat, dan nafas pendek; dan
secara kognitif, yaitu sulit konsentrasi, motivasi belajarmenurun, mudah lupa, dan
disorientasi (waktu, orang, dan tempat); selanjutnya secara emosional, yaitu: gelisah,
khawatir, bingung, tidak bisa mengendalikan diri, dan mudah putus asa; dan yang terakhir
secara perilaku, seperti komunikasi inkoheren, menjauhi benda, tempat, atau situasi tertentu,
dan menarik diri dari kehidupan sosial(Videbeck, 2015).
Gejala kecemasan baik akut maupun kronis merupakan komponen utama bagi semua
gangguan psikiatri.Sebagian dari komponen kecemasan itu bisa berupa gangguan pani,
fobia,obsesi, kompulsi,dan sebagainya (Nasir, 2011).Penyebab cemas diantaranya adanya
perasaan takut tidak diterima dalam lingkungan tertentu, adanya pengalaman traumatis,
seperti trauma perpisahan, kehilangan atau bencana alam, adanya frustasi akibat kegagalan
memenuhi kebutuhan fisiologis (kebutuhan dasar) dan adanya ancaman pada konsep
diri(Pieter, 2011).
Berdasarkan hal diatas, kami tertarik untuk mengangkat masalah-masalah ini menjadi
makalah dengan judul “ Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Anxietas”.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang
diberikan untuk klien dengan anxietas.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengertian dari anxietas.
b. Untuk mengetahui etiologi dari anxietas.
c. Untuk mengetahui jenis atau klasifikasi dari anxietas.
d. Untuk mengetahui tanda gejala dari anxietas.
e. Untuk mengetahui rentan respon dari anxietas.
f. Untuk mengetahui pohon masalah dari anxietas.
g. Untuk mengetahui pengkajian pada klien dengan anxietas.
h. Untuk mengetahui diagnose keperawatan pada klien dengan anxietas.
i. Untuk mengetahui rencana tindakan keperawatan pada klien dengan anxietas.

Daftar Pustaka
Erlinafsiah. 2010. Modal Praktik Keperawatan Jiwa. Jakarta : Trans Info Media.
Pieter, H.Z., Janiwarti, B. dan Saragih, NS.M. (2011). Pengantar Psikopatologi untuk
Keperawatan. Jakarta: Kencana.
Nasir, Abdul dan, Abdul,Muhith. 2011. Dasar-dasar Keperawatan jiwa, Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
Videbeck, Sheila L,. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta: EGC.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVINSI_2012/14_Profil_
Kes.Prov.DIYogyakarta_2012.pdf di akses pada tanggal 15 Maret 2018 pukul 18.00
ADAA (Anxiety Disorders Association of America), 2014. Anxiety Disorder in Women:
Settingan Research Agenda. USA: PDF
Schwab, CW, et al. 2008, Trauma: Contemporary Principles and Therapy, Lippincott
Williams and Wilkins, Philadelphia, google books, dibaca 15 Maret 2018.

Anda mungkin juga menyukai