Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN KEJANG DEMAM

DI RUANG PAVILIUN V RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA

Disusun Oleh:

NERS A9 GERBONG 02

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

KESEHATAN TENTANG KEJANG DEMAM DI RUANG

PAVILIUN V RUMKITAL DR. RAMELAN SURABAYA

Topik : Kejang Demam

Sasaran : Keluarga Pasien di Ruang Pav V

Tempat : Ruang Tunggu Pav V

Hari/Tanggal : Sabtu, 09 Maret 2019

Jam : 09.00 – 09.30 WIB

Waktu : 30 menit

A. LATAR BELAKANG
Kejang demam merupakan kelainan neorologis yang paling sering ditemui

pada anak, terutama pada golongan anak umur 6 bulan sampai 4 tahun (Wulandari

&Erawati, 2016). Serangan kejang demam pada anak yang satu dengan yang lain

tidaklah sama, tergantung nilai ambang kejang masing-masing. Oleh karena itu,

setiap serangan kejang harus mendapat penanganan yang cepat dan tepat, apalagi

kejang yang berlangsung lama dan berulang.Sebab, keterlambatan dan kesalahan

prosedur bisa mengakibatkan gejala sisa pada anak, bahkan bisa menyebabkan

kematian (Fida&Maya, 2012).


Kejang yang berlangsung lama biasanya disertai apneu (henti nafas) yang

dapat mengakibatkan terjadinya hipoksia (berkurangnya kadar oksigen jaringan)

sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang


mengakibatkan kerusakan sel neuron otak. Apabila anak sering kejang, akan

semakin banyak sel otak yang rusak dan mempunyai risiko menyebabkan

keterlambatan perkembangan, retardasi mental, kelumpuhan dan juga 2-10%

dapat berkembang menjadi epilepsi (Mohammadi, 2010).


Sebenarnya banyak hal yang bisa dilakukan ibu dalam mengatasi demam

pada anak sebelum terjadi kejang dan selanjutnya membawa ke rumah sakit.

Mengukur suhu dan memberi obat penurun panas, kompres air hangat (yang

suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan anak) dan memberikan cairan

yang cukup dapat menurunkan suhu tubuh anaK. Ibu harus menyadari bahwa

demam merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya kejang, dikarenakan

adanya peningkatan suhu tubuh yang cepat (Raftery, 2008).


C. SASARAN
Keluarga pasien di ruang pav V
D. MATERI
1. Apa pengertian kejang demam?
2. Bagaimana jenis-jenis kejang demam?
3. Bagaimana penyebab kejang demam?
4. Apa saja tanda dan gejaka dari kejang demam?
5. Bagaimana komplikasi dari kejang demam?
6. Bagaimana penanganan kejang demam?
E. METODE
1. Penyuluhan
2. Tanya jawab

F. MEDIA
1. Leaflet
2. Lembar balik
G. Kegiatan Penyuluhan

Tahap Kegiatan Kegiatan Waktu


Penyuluh Peserta
Pembukaan  Mengucapkan salam,  Memperhatikan 5 menit

memperkenalkan diri dan mendengarkan

dan menentukan penyaji

kontrak waktu
 Menyampaikan

tujuan penyuluhan

 Menyampaikan

pokok-pokok materi

penyuluhan.
Pengembangan Menjelaskan tentang :  Memperhatikan 10 menit

1. Apa pengertian kejang dengan seksama

demam?
2. Bagaimana jenis-jenis
 Menyampaikan
kejang demam?
3. Bagaimana penyebab pertanyaan

kejang demam? setelah


4. Apa saja tanda dan
penyampaian
gejaka dari kejang
materi
demam?
5. Bagaimana komplikasi

dari kejang demam?


6. Bagaimana penanganan

kejang demam?
Penutup  Melakukan evaluasi  Memperhatikan 5 Menit

dengan menanyakan dan menjawab

kembali materi- pertanyaan dari

materi yang telah penyaji

disampaikan

 Menyampaikan

kesimpulan

 Menyampaikan

salam dan
terimakasih

H. Setting Tempat

2
1 4

3
4 4

Keterangan :

1= Pintu masuk

2= Moderator/ Observer/ Penyaji

3= Audience

4= pintu kamar

H. Pembagian Peran
1. Moderator : Ridho Fajar

: Membuka dan menutup acara

Memperkenalkan anggotanya

2. Penyaji : Yunita Sovia


: Membuat acara pengajaran

Menjelaskan tentang materi masalah kejang demam


3. Observer : Siti Qomaria, Nasa fasalino, Ika,

: Memantau jalannya penyuluhan

3. Notulen : Maria Valent, Risma, sekti


: Menulis seluruh pertanyaan dan membuat kesimpulan
4. Fasilitator : Fifin Erwiyana, Nurul Azizah, Risca, Lens J, Amelia, Titis
: Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan

I. Evaluasi
a. Kriteria Struktur
1) Peserta dapat hadir, minimal 5 orang.
2) Kegiatan dilakukan di ruang tunggu pengunjung pasien
3) Pengorganisasian kegiatan dilakukan sebelum dan saat kegiatan

berlangsung.
b. Kriteria Proses
1. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan.
2. Peserta konsentrasi dan fokus mendengarkan materi.
3. Peserta dapat mengajukan beberapa pertanyaan.

c. Kriteria Hasil
1. Secara verbal dapat memahami tentang pengertian kejang demam

2. Secara verbal dapat memahami jenis-jenis kejang demam

3. Secara verbal dapat memahami penyebab kejang demam

4. Secara verbal dapat memahami tanda dan gejala kejang demam


5. Secara verbal dapatmemahami komplikasi dari kejang demam
6. Secara verbal dapat memahami penanganan kejang demam
MATERI PENYULUHAN
KEJANG DEMAM

A. Definisi Kejang Demam

Kejang merupakan suatu perubahan fungsi pada otak secara mendadak dan

sangat singkat atau sementara yang dapat disebabkan oleh aktifitas yang abnormal

serta adanya pelepasan listrik serebal yang sangat berlebihan. Kejang Demam

adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal di

atas 38°C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Bararan& Jaumar 2013).

Menurut Wulandari& Erawati (2016) Kejang demam merupakan kelainan

neorologis yang paling sering ditemukan pada anak , terutama pada golongan

anak umur 6 bulan sampai 4 tahun.

B. Klasifikasi Kejang Demam

Klasifikasi kejang demam dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Kejang demam sederhana

Kejang demam yang derlangsung singkat kurang dari 15 menit, dan

umumnya akan berhenti sendiri.Kejang berbentuk tonik dan klonik,tanpa gerakan

fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam.

2. Kejang demam kompleks


Kejang lama lebih dari 15 menit, kejang fokal atau persial, kejang berulang

atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam ( Wulandari & Erawati, 2016)

C. Etiologi Kejang Demam

Penyebab kejang demam Menurut Risdha (2014) yaitu: faktor-faktor

perinatal, malformasi otak kongenital.

1. Faktor genitika

Faktor keturunan dari salah satu penyebab terjadinya kejang demam, 25-50%

anak yang mengalami kejang demam memiliki anggota keluarga yang pernah

mengalami kejang demam.

2. Penyakit infeksi

a. Bakteri : penyakit pada traktus respiratorius, pharingitis, tonsillitis, otitis

media.

b. Virus : varicella (cacar), morbili (campak), dengue (virus penyebab

demam berdarah).

c. Demam

Kejang demam cenderung timbul dalam 24 jam pertama pada waktu sakit

dengan demam tinggi.

d. Gangguan metabolisme

Gangguan metabolisme seperti uremia, hipoglikemia, kadar gula darah

kurang dari 30 mg% pada neonates cukup bulan dan kurang dari 20 mg%

pada bayi dengan berat badan lahir rendah atau hiperglikemia.

e. Trauma.

Kejang berkembang pada minggu pertama setelah kejadian cedera kepala


f. Neoplasma,toksin.

Neoplasma dapat menyebabkan kejang pada usia berapapun, namun

mereka merupakan penyebab yang sangat penting dari kejang pada usia

pertengahan dan kemudian ketika insiden penyakit neoplastik meningkat.

g. Gangguan sirkulasi.

h. Penyakit degeneratif susunan saraf.

D. Manifestasi Klinis Kejang Demam

Menurut Wulandari & Erawati (2016) manifestasi kejang demam yaitu:

1. Kejang demam menpunyai kejadian yang tinggi pada anak yaitu 3 4%

2. Kejang biasanya singkat, berhenti sendiri, banyak dialami oleh anak laki-

laki

3. Kejang timbul dalam 24 jam setelah suhu badan naik diakibatkan infeksi

disusunan saraf pusat seperti otitis media dan bronkitis

4. Bangkitan kejang berbentuk tonik-klonik

5. Takikardi: pada bayi, frekuensi sering di atas 150-200 kali permenit.

E. Komplikasi

Kompikasi kejang demam menurut Waskitho (2013) adalah

1. Kerusakan neorotransmiter

Lepasnya muatan listrik ini demikian besarnya sehingga dapat meluas

keseluruh sel ataupun membrane sel yang menyebabkan kerusakan pada

neuron.

2. Epilepsi
Kerukan pada daerah medial lobus temporalis setelah mendapat serangan

kejang yang berlangsung lama dapat menjadi matang dikemudian hari

sehingga terjadi serangan epilepsy yang sepontan.

3. Kelainan anatomi di otak

Serangan kejang yang berlangsung lama yang dapat menyebabkan

kelainan diotak yang lebih banyak terjadi pada anak berumur 4 bulan

sampai 5 tahun.

4. Kecacatan atau kelainan neorologis karena disertai demam.

F. Penatalaksanaan kejang demam

Penatalaksanaan kejang demam menurut Wulandari & Erawati (2016) yaitu:

1. Penatalaksanaan keperawatan

a. Saat terjadi serangan mendadak yang harus diperhatikan pertama kali

adalah ABC ( Airway, Breathing, Circulation.

b. Setelah ABC aman.

Baringkan pasien ditempat yang rata untuk mencegah terjadinya

perpindahan posisi tubuh kearah Danger.

c. Kepala dimiringkan dan pasang sundip lidah yang sudah dibungkus kasa

d. Singkarkan benda-benda yang ada di sekitar pasien yang bisa

menyebabkan bahaya.

e. Lepaskan pakaian yang mengganggu pernapasan

f. Bila suhu tinggi berikan kompres hangat

g. Setelah pasien sadar dan terbangun berikan minum air hangat


h. Jangan diberikan selimut tebal karena uap panas akan sulit akan

dilepaskan

2. Penatalaksanaan dirumah

Ketika anak Anda kejang, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah

tenangkan diri Anda dan jangan panik. Setelah itu, Anda bisa memulai melakukan

hal-hal berikut pada anak Anda:

a. Posisikan anak Anda berbaring dengan posisi menghadap ke samping

untuk mencegah supaya air liur atau muntah tidak masuk ke saluran napas.

b. Letakkan alas seperti bantal di bawah kepala anak.

c. Tempatkan anak di alas yang datar dan tidak ramai orang, serta jauhkan

anak dari benda-benda yang membahayakan seperti benda-benda yang

terbuat dari kaca.

d. Longgarkan pakaian anak agar lebih nyaman untuk bernapas.

e. Jika anak Anda demam, berikan obat penurun panas yang dimasukkan

lewat anus (jika tersedia di rumah).

f. Selalu ingat durasi kejang anak Anda, info ini penting untuk dokter dalam

mendiagnosis kejang pada anak.

g. Ketika kejang usai, anak mungkin bisa merasakan kantuk atau masih

belum sadar. Terus awasi anak hingga anak terbangun dan sadar

sepenuhnya.

h. Berikan waktu istirahat untuk anak Anda usai kejang.

i. Segera bawa anak Anda ke rumah sakit untuk penanganan dan diagnosis

lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Bararah, T dan Jauhar, M. 2013. Asuhan Keperawatan Panduan Lengkap Menjadi

Perawat Profesional. Jakarta : Prestasi Pustakaraya

Ridha N. 2014. Buku Ajar Keperawatan Pada Anak. Jakarta: Pustaka Pelajar

Waskitho, Punguh A. 2013. Asuhan keperawatan hipertermi. Jakarta : Selemba

Medika

Wulandari,D & Erawati M. 2016. Buku ajar keperawatan anak. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Anda mungkin juga menyukai