Anda di halaman 1dari 6

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL HERBA

ANTING-ANTING (Acalypha indica L) TERHADAP Shigella


disentriae

N
K

PROPOSAL

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan

Program Pendidikan DIII Farmasi

Oleh :

Shinta Widya Sentyakto Putri

NIM : 10272 FA

AKADEMI FARMASI NASIONAL

SURAKARTA
2012

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Disentri merupakan penyakit menular yang sering ditemukan dalam


kehidupan dimasyarakat. Masa inkubasi penyakit ini adalah 1-2 hari pertama ditandai
dengan nyeri perut, demam, dan tinja yang encer. Diare tersebut disebabkan karena
kerja eksotosin yang dihasilkan oleh bakteri Shigella disentriae dalam usus halus.
Jumlah tinja meningkat karena infeksi meliputi ileum dan kolon, tinja ini berkurang
encernya namun sering mengandung lendir dan darah. Tiap gerakan usus disertai
dengan “mengedan” dan tanesmus (spasme rectum), yang menyebabkan nyeri perut
bagian bawah ( Jawetz, Melrich & Adelberg. 1996). Disentri terdiri dari dua jenis
berdasarkan penyebabnya, yakni disentri basiler yang disebabkan oleh basil Shigella
sp dan disentri amuba yang disebabkan oleh parasit Entamoeba histolytica.
(Simanjuntak,1991).
Shigella dysentriae merupakan bakteri pathogen tipe 1 (basil shiga)
memproduksi eksotosin yang dapat mempengaruhi saluran pencernaan dan susunan
saraf pusat. Toksin ini dapat menyerang lapisan usus besar, menyebabkan
pembengkakan, timbul nanah pada dinding usus dan diare berdarah. Shigellosis dapat
memicu terjadinya dehidrasi, asidosis, bahkan kematian pada anak-anak dan orang
tua bahkan pada beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi lain seperti gagal
ginjal (Damayanti, 2007) ( Jawetz, Melrich & Adelberg. 1996). Berdasarkan data dari
WHO tahun 2009, shigellosis adalah endemik di seluruh dunia yang bertanggung
jawab untuk sekitar 120 juta kasus disentri parah dengan darah dan lendir dalam tinja.
Sekitar 1,1 juta orang diperkirakan meninggal akibat infeksi Shigella setiap tahun,
dengan 60% dari kematian yang terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun (WHO,
2009). Sedangkan menurut data WHO tahun 2012 ada 7,1% atau 233 kasus pasien
menderita diare akut, yang disusul dengan 0,2% atau 5 kasus pasien menderita diare
berdarah didaerah Khyber paktunkhwa (WHO,2012). Kebanyakan bakteri penyebab
disentri basiler ditemukan di negara berkembang karena kesadaran akan kesehatan
lingkungan yang masih kurang. Penanganan terhadap kasus yang telah terjadi dapat
dilakukan dengan pemberian bahan-bahan kimia yang mampu mengendalikan
mikroorganisme berbahaya (patogen), seperti antibakteri,
Keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia telah memberikan manfaat
dalam kehidupan sehari-hari, termasuk diantaranya dimanfaatkan sebagai bahan obat
tradisional. Penelitian tentang bahan kimia alam dewasa ini semakin banyak
dieksplorasi untuk pengembangan obat tradisional. Hal tersebut didukung oleh
keanekaragaman struktur kimia yang dihasilkan tanaman. Bahan alam biasanya
mengurangi efek samping yang tidak diinginkan dan mudah didapat. Salah satu bahan
alam di Indonesia yang dijadikan sebagai obat tradisional adalah anting-anting
(Acalypha indica L). Secara empiris, herba anting-anting berkhasiat sebagai
antiradang, antibiotik, peluruh kencing (diuretik), pencahar, dan penghenti perdarahan
(hemostatis). Rebusan seluruh bagian tumbuhan anting-anting yang sudah
dikeringkan sebanyak 30-60 g dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas, dipercaya
dapat mengobati penyakit disentri basiler. (Dalimartha, 2000).
Daun, batang, dan akar anting-anting mengandung saponin dan tannin. Batang
anting-anting mengandung flavonoid sedangkan daun anting anting mengandung
minyak atsiri. (Dalimartha, 2000). Penelitian terdahulu tentang potensi tanaman
anting-anting sebagai antibakteri antara lain penelitian yang dilakukan oleh Somchit,
dkk (2010) terbukti bahwa ekstrak etanol daun anting-anting dapat mengambat
pertumbuhan bakteri Echerichia coli dan Salmonella eteridis, dengan zona hambat
terbesar pada konsentrasi 30 mg/ml. Radji, dkk (2008) melakukan penelitian tentang
potensi antimikroba ekstrak etanol akar tanaman anting-anting terhadap bakteri
Echerichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeroginusae dan Candida
albicans. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Radji,dkk (2008) menunjukan kadar
bahwa ekstrak etanol akar tanaman anting-anting dapat menghambat pertumbuhan
keempat mikroba tersebut. Zamrodi (2011) juga melakukan penelitian uji antibakteri
senyawa aktif tanaman anting-anting dengan menggunakan pelarut etanol, kloroform,
dan n-hexana. Ketiga ekstrak diuji aktivitas antibakterinya terhadap bakteri
Echerichia coli dan staphylococcus aureus. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
bahwa ekstrak dengan aktivitas antibakteri terbaik adalah ekstrak etanol yang
menghasilkan zona hambat terbesar pada konsentrasi tertinggi 125 mg/ml. Sedangkan
berdasarkan uji fitokimia dan identifikasi dengan metode KLT, ektrak etanol tanaman
anting-anting tersebut terbukti mengandung senyawa terpenoid dan flavonoid sebagai
antibakteri.
Berdasarkan penggunaan empiris dan penelitian yang telah dilakukan,
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan tujuan mengetahui pengaruh
ekstrak etanol herba anting-anting terhadap Shigella dysenteriae. Dengan adanya
penelitian ekstrak etanol herba anting-anting terhadap bakteri penyebab disentri
yaikni Shigella dysenteriae. Penelitian ini di harapkan dapat membuka wawasan
masyarakat mengenai herba anting-anting yang dapat menghambat pertumbuhan
Shigella dysenteriae.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ekstrak herba anting-anting dapat menghambat pertumbuhan bakteri


Shigella dysenteriae ?
2. Pada kosentrasi berapakah ekstrak herba anting-anting dapat memberikan
diameter zona hambat yang paling besar terhadap Shigella dysenteriae ?
C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kemampuan ekstrak herba anting-anting dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Shigella dysentriae

2. Mengetahui pada kosentrasi berapa ekstrak herba anting-anting dapat

memberikan diameter zona hambat yang paling besar terhadap Shigella

dysentriae.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Memberikan informasi kepada dunia kesehatan dan masyarakat mengenai


pemanfaatan tanaman obat.

2. Sebagai sumber acuan yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi farmasi.
DAFTAR PUSTAKA

Dalimartha, Setiawan. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Jilid 6. Jakarta : Pustaka Bunda.

Damayanti, erna. 2007. Efek Penghambatan Beberapa Fraksi Buah Mengkudu .


Jurnal. Fakultas Biologi. Universitas Jendral Sudirman.

Jawetz, melrick & adelberg. 1996. Mikrobiologi kedokteran edisi 20. Egc:jakarta

Radji, dkk. 2008. Uji Aktivitas Antimikroba dan Uji Sitotoksik Ekstrak Etanol Akar
Tanaman akar kucing (Acalypha Indica linn), daging buah mahkota Dewa
(Phaleria macrocarpa (sheff) Boerl) dan Sari Buah Merah (Pandanus
conoideus lam). Jurnal. Fakultas MIPA. Universitas Indonesia.

Simanjuntak, C.H. 1991, Epidemiologi Disentri, Cermindunia kedokteran.


Http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/08_epidemiologidisentri.pdf/08_epide
miologidisentri.pdf diakses tanggal 7 Oktober 2012

Somchit, dkk . 2010. In vitro antimicrobial activity of leaves of Acalypha indica Linn.
(Euphorbiaceae). Jurnal. Faculty of Medicine and Health Sciences.
Universiti Putra Malaysia.

WHO. Diarrhoeal Diseases (Updated February 2009),


http://www.who.int/vaccine_research/diseases/diarrhoeal/en/index6.html ,
diakses tanggal 7 oktober 2012

WHO. 2012. Disease Situation In Jalozai IDP’s Camp, Khyber Pakhtunkhwa Week 26
(June 24th To 30th, 2012). Diakses tanggal 7 oktober 2012.

Zamrodi, mohamad. 2011. Uji Fitokimia dan Uji Aktivitas Antibakteri Senyawa Aktif
Tanaman Anting-Anting (Acalypha Indica L.). Skripsi. Fakultas Sains dan
Teknologi. Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim

Anda mungkin juga menyukai