Anda di halaman 1dari 1

Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan salah satu komoditas budidaya ikan air tawar di Indonesia.

Hingga saat ini, sebagian besar benih ikan nila diperoleh dari hasil pemijahan alami. Penelitian ini
dilaksanakan bertujuan untuk mendapatkan dosis ovaprim dan prostaglandins (PG) F2α pada pemijahan
buatan ikan nila dan teknik pemijahan buatan yang tepat pada ikan nila. Induk yang digunakan
berukuran 189-307 gram (betina) dan 183-375 gram (jantan). Induk dipelihara di dalam akuarium
60×40×40 cm3 selama dua hari sebelum disuntik. Penyuntikan dilakukan sebanyak dua kali yaitu, pukul
20.00 WIB dan 08.00 WIB. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan
lima perlakuan dan tiga kali ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol (K); 0,3 mL/kg ovaprim + 0,1 mL/kg
PGF2α (A); 0,5 mL/kg ovaprim + 0,1 mL/kg PGF2α (B); 0,8 mL/kg ovaprim + 0,1 mL/kg PGF2α (C); dan 1
mL/kg ovaprim + 0,1 mL/kg PGF2α (D). Hasil terbaik yang didapat dalam penelitian ini diperoleh dari
perlakuan C (0,8 mL/kg ovaprim + 0,1 mL/kg PGF2α), yakni nilai derajat ovulasi sebesar 100%, jumlah
telur yang diovulasikan (JTYD) tertinggi sebanyak 802 butir/ekor, dan nilai derajat pembuahan tertinggi
sebesar 81%. Berdasarkan hasil penelitian diketahui pemijahan buatan pada ikan nila dapat dilakukan
dengan penyuntikan pertama 0,8 ml/kg ovaprim pada induk betina, 0,1 ml/kg ovaprim untuk induk
jantan, dan penyuntikan kedua 0,1 mL/kg PGF2α pada induk jantan dan betina.

Anda mungkin juga menyukai