Laporan Analisis Jurnal Keperawatan Komunitas Terkait Dengan Pengkajian Komunitas
Laporan Analisis Jurnal Keperawatan Komunitas Terkait Dengan Pengkajian Komunitas
Disusun oleh :
A. Tujuan
1. Umum
Untuk mengetahui dan memahami instrumen pengkajian komunitas pada
penderita Diabetes Melitus Tipe 2
2. Khusus
a. Agar mahasiswa mampu membuat lembar kuesioner terkait penyakit
Diabetes Melitus Tipe 2
b. Agar mahasiswa mampu membuat lembar pedoman wawancara
terkait penyakit Diabetes Melitus Tipe 2
c. Agar mahasiswa mampu membuat lembar observasi terkait penyakit
Diabetes Melitus Tipe 2
(1) Keuntungan
Keuntungan yang diperoleh dalam pengumpulan data dengan
teknik wawancara, yaitu:
(a) Jawaban diberikan oleh responden secara spontan hingga
jawabannya dapat dipercaya;
(b) Dapat digunakan untuk menilai kebenaran dan keyakinan
terhadap jawaban yang diberikan;
(c) Dapat membantu responden untuk mengingat kembali hal-
hal yang lupa;
(d) Data yang diperoleh berupa data primer.
(2) Kerugian.
Kerugian dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara,
yaitu:
(a) membutuhkan waktu yang lama dengan biaya relatif besar;
(b) mudah menimbulkan bias yang disebabkan oleh
pewawancara, responden dan pertanyaan yang diajukan pada
responden.
(3) Pedoman pelaksanaan wawancara
Pedoman pelaksanaan wawancara sangat dibutuhkan agar
pewawancara dapat melaksanakan tugas dengan baik. Secara
garis besar pedoman pelaksanaan wawancara dapat diuraikan
sebagai berikut.
(a) Pewawancara harus bersikap sopan santun, sabar dan dengan
gaya bahasa yang menarik, tetapi jelas dan sederhana agar
dapat dimengerti oleh responden.
(b) Dalam melakukan wawancara, hendaknya menggunakan
bahasa
(c) Responden, karena dengan demikian pewawancara tidak
dianggap sebagai orang asing dan responden tidak merasa
canggung atau malu untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan.
(d) Pewawancara harus menciptakan suatu suasana psikologis
yang Sedemikian rupa sehingga terjalin suatu kerja sama
yang baik dan saling mempercayai antara responden dan
pewawancara.
(e) Suasana wawancara harus santai.
(f) Wawancara diawali dengan pertanyaan yang mudah
dijawab, karena biasanya pada awal wawancara, responden
merasa tegang.
(g) Keadaan responden pada waktu wawancara harus
diperhatikan, misalnya saat responden sedang sibuk atau
mendapat musibah sebaiknya tidak dilakukan wawancara,
tetapi tunda pada hari yang lain.
(h) Jangan terkesan tergesa-gesa.
2) Angket
Teknik lain dalam pengumpulan data adalah melalui angket.
Pada angket, jawaban diisi oleh responden sesuai dengan daftar
yang diterima, sedangkan pada wawancara, jawaban responden
diisi oleh pewawancara. Untuk pengembalian daftar isian dapat
dilakukan dengan dua cara yakni canvasser, yaitu daftar yang
telah diisi, ditunggu oleh petugas yang menyerahkan dan
householder, yaitu jawaban responden dikirimkan pada alamat
yang telah ditentukan. Keuntungan dalam pengumpulan data
melalui angket, yaitu relatif murah, tidak membutuhkan banyak
tenaga, dan dapat diulang. Kerugiannya adalah:
a) Jawaban tidak spontan;
b) Banyak terjadi nonrespons;
c) Pertanyaan harus jelas dan disertai dengan petunjuk yang
jelas;
d) Pengembalian lembar jawaban sering terlambat;
e) Jawaban sering tidak lengkap terutama bila kalimat
pertanyaan kurang dimengerti;
f) Sering tidak diisi dengan responden, tetapi diisi oleh orang
lain;
g) Tidak dapat digunakan oleh responden yang buta aksara.
Untuk mengatasi kerugian dalam angket dapat dilakukan dengan
cara, mengunjungi dan melakukan wawancara pada nonrespon,
untuk jawaban yang terlambat harus dikeluarkan dan tidak
dianalisis, serta bila nonrespon terlalu banyak, dilakukan
pengiriman ulang daftar isian.
3) Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
menggunakan pertolongan indera mata. Teknik ini bermanfaat
untuk:
a) mengurangi jumlah pertanyaan, misalnya pertanyaan tentang
kebersihan rumah tidak perlu ditanyakan, tetapi cukup
dilakukan observasi oleh pewawancara;
b) mengukur kebenaran jawaban pada wawancara tentang
kualitas air minum yang digunakan oleh responden dapat
dinilai dengan melakukan observasi langsung pada sumber
air yang dimaksud;
c) untuk memperoleh data yang tidak diperoleh dengan
wawancara atau angket, misalnya pengamatan terhadap
prosedur tetap dalam pelayanan kesehatan.
4) Pemeriksaan
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan teknik pemeriksaan.
Pemeriksaan yang dilakukan dapat berupa pemeriksaan
laboratorium, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan radiologis.
Pemeriksaan dapat dilakukan hanya sekali atau berulang-ulang
tergantung pada tujuan. Waktu dan frekuensi pemeriksaan ini
harus ditentukan pada waktu perencanaan sesuai dengan
perkiraan timbulnya insiden. Tempat pemeriksaan dapat
dilakukan di lapangan atau sarana pelayanan kesehatan. Organ
yang diperiksa dapat berupa, seluruh organ, organ tertentu
seperti paru-paru, jantung, kadar gula darah, kadar kolesterol,
dan sebagainya, serta beberapa organ sekaligus, seperti
pemeriksaan jantung dan paru-paru.
2. Pengorganisasian Data
Dalam pengkajian komunitas ada beberapa data yang perlu
dikumpulkan, yaitu data inti komunitas, subsistem komunitas, dan
persepsi. Agar lebih jelas bagi Anda ikutilah uraian tentang data inti
komunitas, subsistem komunitas dan persepsi.
a. Data inti komunitas
Data komunitas ini merupakan data yang dikumpulkan dalam inti
komunitas yang meliputi,
1) Sejarah atau riwayat (riwayat daerah dan perubahan daerah);
2) Demografi (usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan
distribusi etnis);
3) Tipe keluarga (keluarga/bukan keluarga, kelompok);
4) Status perkawinan (kawin, janda/duda, single);
5) Statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia, dan
penyebab kematian);
6) Nilai-nilai dan keyakinan;
7) Agama.
c. Data persepsi
1) Tempat tinggal yang meliputi bagaimana perasaan masyarakat
tentang komunitasnya, apa yang menjadi kekuatan mereka,
permasalahan, tanyakan pada masyarakat dalam kelompok yang
berbeda (misalnya, lansia, remaja, pekerja, profesional, ibu
rumah tangga, dan sebagainya).
2) Persepsi umum yang meliputi pernyataan umum tentang
kesehatan dari komunitas, apa yang menjadi kekuatan, apa
masalahnya atau potensial masalah yang dapat diidentifikasi.
3. Validasi Data
Informasi yang dikumpulkan selama tahap pengkajian harus lengkap,
faktual dan akurat, sebab diagnosa keperawatan dan intervensi
keperawatan didasarkan informasi ini. Validasi merupakan verifikasi
data untuk mengkonfirmasi bahwa data tersebut akurat dan faktual.
Validasi data sangat membantu perawat dalam melaksanakan tugas,
meyakinkan bahwa informasi pengkajian sudah lengkap, serta data
subjektif dan objektif dapat diterima.
4. Analisis komunitas
Dalam melakukan analisis komunitas ada beberapa tahap yang perlu
dilakukan, yaitu kategorisasi, ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.
a. Kategorisasi
Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian data
pengkajian komunitas secara tradisional adalah sebagai berikut.
1) Karakteristik demografi (ukuran keluarga, usia, jenis kelamin,
etnis, dan kelompok ras).
2) Karakteristik geografik (batas wilayah, jumlah dan besarnya
kepala keluarga, ruang publik, serta jalan).
3) Karakteristik sosialekonomi (pekerjaan dan kategori pekerjaan,
tingkat pendidikan, dan sewa atau pola kepemilikan rumah).
4) Sumber dan pelayanan kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas,
Klinik, Pusat Kesehatan Mental, dan sebagainya).
b. Ringkasan
Setelah melakukan kategorisasi data, maka tugas berikutnya adalah
meringkas data dalam setiap kategori. Pernyataan ringkasan
disajikan dalam bentuk ukuran, seperti jumlah, bagan, dan grafik.
c. Perbandingan
Tugas berikut adalah analisis data yang meliputi identifikasi
kesenjangan data, dan ketidaksesuaian. Data pembanding sangat
diperlukan untuk menetapkan pola atau kecenderungan yang ada
atau jika tidak benar dan perlu revalidasi yang membutuhkan data
asli. Perbedaan data dapat saja terjadi, karena kesalahan pencatatan
data. Membandingkan data hasil pengkajian komunitas dengan data
lain yang sama yang merupakan standar yang telah ditetapkan untuk
suatu wilayah kabupaten/kota, atau provinsi atau nasional.
d. Membuat kesimpulan
Setelah data yang dikumpulkan dibuat kategori, ringkasan, dan
dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan secara
logika dari peristiwa, yang kemudian dibuatkan pernyataan diagnosa
keperawatan komunitas.
5. Pendokumentasian Data
Untuk melengkapi tahap pengkajian, perawat perlu mencatat data klien.
Dokumentasi secara akurat sangat penting dan dapat meliputi semua
data yang dikumpulkan tentang status kesehatan klien (komunitas). Data
yang dikumpulkan merupakan kondisi yang benar-benar yang faktual
bukan interpretasi dari perawat (Wahyu W, 2016).
BAB II
INSTRUMEN PENGKAJIAN KOMUNITAS
A. Kuesioner (8 Subsistem)
1. Lingkungan
1) Bagaimana kondisi lingkungan ?
a. Bersih
b. Kotor
3. Ekonomi
4) Apa latar belakang yng paling cocok menurut anda untuk menjadi
presiden dan wakil presiden Indonesia ?
a. Birokrat
b. Militer
c. Politisi
d. Pengusaha
5) Jika anda tidak mengikuti pilpres pada tanggal 17 April 2019 manakah
yang tidak membuat anda memilih calon presiden dan wakil presiden
Indonesia ?
a. Tidak percaya pada janji yang di kampanyekan
b. Tidak ada yang sesuai dengan kriteria anda
c. Ajakan dari orang lain untuk golput
d. Menganggap perubahan presiden tidak merubah nasib anda.
6. Komunikasi
4) Apa yang akan anda lakukan jika anda megetahui ada yang menggunjing
anda dari tetangga ataupun dari lingkungan sekitar yang menyinggung
perasaan anda ?
a. Membiarkan
b. Menerima dan ikhlas
c. Tersinggung
d. Pura-pura tidak tahu
7. Pendidikan
1) Adakah tempat pendidikan dimasyarakat ?
a. Jika ada, apa saja :
1. PAUD
2. TK
3. SD
4. SMP
5. SMA
b. Tidak ada
8. Rekreasi
1) Adakah tempat rekreasi disekitar daerah ?
a. Ada, di :
1) Pantai
2) Pegunungan
3) Taman
b. Tidak ada
c. Lain-lain : ...........
2. PUSKESMAS
1) Berapa banyak penduduk yang menderita penyakit DM tipe 2 di daerah
binaan puskesmas ?
2) Desa manakah yang memiliki populasi terbanyak yang menderita
penyakit DM tipe 2 ?
3) Rata-rata umur berapakah yang menderita penyakit DM tipe 2 ?
4) Apakah sebagian dari penderita DM tipe 2 rajin melakukan pengecekan
gula darah sewaktu ?
5) Berapa banyak pasien yang tidak melakukan pengecekan secara rutin ?
6) Apa saja program-program yang sudah dilakukan oleh petugas
puskesmas terutama untuk menurunkan angka resiko penyakit DM tipe
2?
7) Bagaimana antusiasme masyarakat mengenai program tersebut ?
8) Apakah sebagian masyarakat dapat melakukan program tersebut ?
9) Berapa persenkah masyarakat mengetahui tentang DM tipe 2 ?
10) Berapa persenkah masyarakat yang dapat mematuhi program yang
sedang dilakukan oleh petuas puskesmas ?
11) Setelah program tersebut dilaksanakan, apa saja perubahan yang terjadi
pada masyarakat terutama pada desa yang memiliki populasi penyakit
DM tipe 2 terbanyak ?
12) Apakah bisa dikatakan berhasil pada saat puskesmas melakukan
program pelayanan tersebut pada masyarakat ?
13) Jika program ini berhasil bagaimana strategi keberlanjutan untuk
menurunkan angka resiko penyakit DM tipe 2 ?
14) Apakah petugas puskesmas menjalankan pelatihan terlebih dahulu
sebelum melakukan pelayanan ini ?
15) Apakah para pegawai puskesmas mendukung adanya program
penurunan angka resiko penyakit DM tipe 2
3. Bidan Desa
1) Berapakah orang yang menderita penyakit DM tipe II yang ada di desa
ini?
2) Apakah sebagian dari mereka rajin melakukan pengecekan gula darah
sewaktu di PKD?
3) Apakah banyak pasien yang tidak melakukan pengecekan secara rutin?
4) Apakah ada pasien ibu hamil yang terkena penyakit DM II di desa ini?
5) Berapa banyak ibu hamil yang mengalami penyakit DM tipe II di desa
ini?
6) Bagaimana cara anda mengedukasi ibu hamil yang terkena DM tipe II?
7) Apa saja program di desa ini untuk menurunkan angka resiko DM tipe
II?
8) Bagaimana dengan antusiaseme warga mengenai program tersebut?
9) Apakah sebagian warga tau mengenai apa itu DM II?
10) Berapa persenkah warga yang sekiranya beresiko terkena penyakit DM
tipe II?
11) Apakah warga tau diet apa saja yang harus mereka terapkan?
12) Bagaimana tanggapan warga mengenai penyakit teresebut?
4. Kepala Desa
1) Ada berapakah jumlah penderita DM tipe 2 yang ada didesa ini?
2) Apakah sudah ada program penyuluhan kesehatan masayarakat
mengenai DM tipe 2?
3) Apakah didesa ini sudah mempunyai program-program kususnya
mengenai tingkah kesehataan masyarakat?
4) Apakah sudah ada program pengobatan dari desa untuk warga yang
terkena DM tipe 2?
5) Apakah didesa ini termasuk desa yang banyak penderita DM tipe2?
6) Apa sudah ada program2 desa untuk menurunkan angka penderita DM
tipe 2?
5. KADER
1) Ada berapa banyak penderita penyakit DM tipe 2 yang diketahui di
wilayah kecamatan ini?
2) Apakah dilingkungan penduduk desa bapak/ibu banyak yang terkena
DM tipe 2?
3) Bagaimana cara penanganan yang telah diberikan pada penderita DM
tipe 2?
4) Menurut anda kenapa banyak orang yang terkena DM tipe 2 di wilayah
sini?
5) Apakah diwilayah bapak/ibu sudah diadakan kegiatan prolanis untuk
pasien DM tipe 2?
C. Lembar Observasi
1. Rekreasi
a) Adakah tempat rekreasi didaerah anda?
Ya
Tidak
b) Fasilitas Rekreasi
Pantai
Taman kota
Alun-alun
Kebun binatang
Pilihan lainnya.
c) Peserta Rekreasi
Anak-anak
Remaja
Dewasa
Lansia
2. Lingkungan
a) Kualitas Lingkungan
i. Udara
Bersih
Kotor
ii. Tumbuh-tumbuhan
Ada
Tidak
iii. Perumahan
Padat
Jarang
Tidak ada
iv. Pembatas Daerah
Sungai
Danau
Pegunungan
Dan lain-lain.
v. Binatang Peliharaan
Ayam
Kambing
Sapi
Kucing
Burung
Pilihan lainnya.
vi. Anggota Masyarakat
Sosialis
Individualis
vii. Keadaan Air
Bersih
Kotor
viii. Sumber Air
Sumur
Sungai
Danau
Mata Air
Air PAM
ix. Iklim
Musim Hujan
Musim Kemarau
3. Lembaga Pendidikan
Perguruan Tinggi
Poskamling
Kantor Polisi
Sepeda
Sepeda Motor
Mobil
Kendaraan Umum
Anderson, E., McFarlane, J. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan
Praktik. Jakarta: EGC