Anda di halaman 1dari 4

Jurnal

Kardiologi Indonesia
Editorial J Kardiol Indones. 2013;34:1-4
ISSN 0126/3773

Pencitraan Resonansi Magnetik Kardiovaskular


pada Penyakit Jantung Bawaan
Oktavia Lilyasari

P
encitraan merupakan suatu hal yang funda­ pemeriksaan CMR pada anak yang kecil. Diperlukan
mental dalam diagnosis Penyakit Jantung beberapa penyesuaian untuk menghasilkan kualitas
Bawaan (PJB). Pencitraan Resonansi Magne­ gambar yang optimal, karena ukuran struktur jantung
tis Kardi­ovaskular (Cardiovascular Magnetic yang lebih kecil, frekuensi nadi yang lebih cepat,
Resonance/CMR) menjadi teknik penting dalam kesulitan atau ketidakmampuan untuk mengikuti
diagnosis dan tatalaksana penyakit kardiovaskular. komando tahan nafas dan kurangnya kerjasama
Data contagious 3D yang merupakan kekuatan pasien.
CMR sangat efektif memberikan gambaran lengkap Penggunaan klinis CMR tergantung dari usia dan
patologi anatomi PJB sederhana ataupun kompleks. kondisi klinis pasien. Pencitraan Resonansi Magnetik
CMR dapat menyajikan gambar tiga dimensi dengan Kardiovaskular menjadi teknik utama terutama pada
resolusi tinggi dan memungkin­kan untuk rekonstruksi anak-anak yang cukup besar, remaja atau dewasa pada
visualisasi kelainan jantung yang kompleks. kelainan anatomi yang kompleks, dan evaluasi post
Saat ini pencitraan dengan menggunakan CMR operasi.
menjadi tekhnik penting dan adekuat dalam menilai
fungsi ventrikel, aliran dinamis intra kardiak, termasuk
regurgitasi dan stenosis katup, aliran pembuluh Keunggulan dan kelemahan
darah besar, karakterisasi anatomi kelainan bawaan
yang kompleks, terutama yang berhubungan dengan Keunggulan pemeriksaan CMR pada Penyakit Jan­
vena sistemik dan pulmonal, hubungan antar ruang tung Bawaan di antaranya adalah (1) Akses tidak terba­
jantung (atrioventricular connection, ventriculo-arterial tas untuk penilaian anatomi dan fungsi kardiovaskular,
connection). CMR juga dapat mengurangi jumlah tanpa radiasi inonisasi (2) Dapat dilakukan berulang
prosedur kateterisasi diagnostik untuk evaluasi pre dan kali dan dapat dipakai sebagai teknik untuk pengamat­
post tindakan intervensi bedah maupun non bedah, an jangka panjang, (3) Pencitraan resonansi magnetik
sehingga dapat meminimalisasi efek radiasi yang mempunyai keunggulan dalam perhitungan ukuran
ditimbulkan oleh prosedur kateterisasi. ventrikel, fungsi ventrikel dan geometri ruang,
Beberapa kesulitan timbul saat melakukan pengukuran aliran darah, karakteristik jaringan,
penilaian fungsi, viabilitas dan perfusi miokard, dan
(4) Pemeriksaan CMRI dapat dilakukan pada wanita
dengan PJB yang sedang hamil (tanpa menggunakan
Corresponding Address:
dr. Oktavia lilyasari, SpJP. Departemen Kardiologi dan Kedokteran injeksi kontras).
Vaskular FKUI/Pusat Jantung Nasional Harapan Kita. E-mail: okta- Sedangkan kelemahan pemeriksaan CMR pada
via_lilyasari@yahoo.com Penyakit Jantung Bawaan meliputi (1) Gambar cine

Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 34, No. 1 • Januari - Maret 2013 1


Jurnal Kardiologi Indonesia

yang digating ECG dan pemeriksaan pemetaan aliran PJB adalah kemampuan untuk penilaian struktur
dilakukan dengan metode tahan nafas dan tidak secara dan morfologi jantung secara non invasif. Pencitraan
real time, (2) Struktur tipis yang bergerak kadang- Resonansi Magnetik dapat menampilkan gambaran
kadang tidak bisa tervisualisasi dengan baik, (3) anatomi jantung dengan resolusi kontras dan spasial
Diperlukan pengalaman untuk menentukan ketepatan yang tinggi secara cepat dan akurat. Analisis anatomi
velositi dan interpretasi gambar hasil pemeriksaan, jantung kadang-kadang sangat sulit, terutama pada
(4) Alat CMR tidak mudah dipindah-pindahkan kasus PJB yang memerlukan pendekatan segmental
dan tidak tersedia di kamar operasi, (5) Terdapat dan diperlukan deskripsi analisis yang akurat
beberapa kondisi yang merupakan kontra indikasi beberapa komponen seperti struktur vena, atrium,
ataupun diperlukan perhatian khusus untuk menjalani ventrikel, katup atrioventrikular, katup ventrikulo-
pemeriksaan CMR. arterial dan pembuluh darah besar. Kombinasi teknik
black blood dan bright blood serta kombinasi beberapa
potongan pen­citraan jantung dianjurkan untuk
Kapan CMR digunakan? penilaian anato­m i jantung. Sebaiknya penilaian
morfologi jantung, juga disertai dengan penilaian
Sebagai penunjang pemeriksaan non invasif Eko­ fungsi jantung.
kardiokardiografi pada praktek klinik, CMR
digunakan pada keadaan berikut (1) Apabila pe­ Penilaian volume, fungsi dan massa
meriksaan ekokardiografi suboptimal dan tidak ventrikel
mampu menampilkan gambar dan pengukuran
dengan kualitas yang baik untuk informasi tatalaksana Penilaian fungsi jantung meliputi evaluasi fungsi sisto­­lik
klinis, (2) Apabila hasil pemeriksaan ekokardiografi dan diastolik. Pencitraan Resonansi Magnetik ber­sa­
menunjukkan hasil yang masih meragukan seperti ma dengan pemeriksaan ekokardiografi merupakan
pada pengukuran volume dan fraksi ejeksi ventrikel modalitas pencitraan primer untuk penilaian fungsi
pada kasus volume overload, dan kuantifikasi regurgitasi jantung. Pemeriksaan cine MRI dengan menggunakan
katup, maka sebaiknya dilakukan penilaian dengan teknik balanced steady state free precision (b-SSFP)
meng­gunakan CMRI sebelum pengambilan keputus­ merupakan teknik terbaik untuk kuantifikasi volume,
an, (3) Pada kasus yang mana pemeriksaan pencitraan fungsi dan massa ventrikel, sedangkan untuk penilaian
kardiovaskular dapat memberikan informasi yang lebih asumsi geometrik, kuantifikasi volume ventrikel secara 3
efektif, contohnya : evaluasi vena sistemik dan vena dimensi merupakan suatu teknik yang terbaik walaupun
pulmonalis, kuantifikasi volume ventrikel dan fraksi memerlukan waktu pengerjaan yang cukup lama untuk
ejeksi, evaluasi jalur keluar ventrikel kanan (RVOT), analisis dan akuisisi data. Myocardial Tagging merupakan
konduit ventrikel kanan-arteri pulmonalis (RV-PA teknik yang ideal untuk menganalisis deformasi
conduit), dan cabang arteri pulmonalis, kuantifikasi miokardium, komplikasi akibat mekanisme kontraksi
regurgitasi pulmonal, kuantifikasi shunt dengan miokard normal ataupun patologis.
melakukan pengukuran aliran (flow) di aorta ascenden
dan trunkus pulmonalis, evaluasi aorta (aneurisma, Kuantifikasi aliran (shunt quantification)
diseksi, coarctatio), kolateral aorta-pulmonal dan
malformasi arteri-vena, anomali arteri koroner dan Tujuan pemeriksaan CMR pada kondisi kecurigaan
penyakit arteri koroner, termasuk penilaian viabiliti adanya shunt sistemik ke pulmonal antara lain untuk
dan perfusi, deteksi dan kuantifikasi fibrosis miokard menilai anatomi, kuantifikasi shunt dan mengukur
dan edema miokard efek beban volume pada atrium dan ventrikel. Teknik
pemeriksaan dengan CMR menunjukkan hasil yang
berkorelasi baik dengan metode dopler ekokardiografi
Aplikasi Pemeriksaan CMR pada untuk pengukuran volume shunt.
Penyakit Jantung Bawaan Kuantifikasi left to right shunt diukur dengan
menilai rasio aliran pulmonal dan aliran sistemk (Qp/
Anatomi dan morfologi jantung Qs) dengan menggunakan metoda velocity encode cine
CMR, yaitu dengan cara mengukur volume aliran yang
Salah satu kelebihan utama pemeriksaan CMR pada melewati arteri pulmonalis utama dan aorta ascending

2 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 34, No. 1 • Januari - Maret 2013


Lilyasar O: Pencitraan Resonansi Magnetik Kardiovaskular pada Penyakit Jantung Bawaan

proksimal, yang kemudian dikorelasikan dengan stroke Indikasi Pemeriksaan CMR pada PJB berdasarkan Consen­sus
volume ventrikel. Panel Report (Eur Hear Journal 2004 ; 24, 1940-65)
Indication Class
Magnetic Resonance Angiography (MRA)
General indication
1. Initial evalation and follow-up of adult
Merupakan teknik pencitraan vaskular yang cepat congenital heart disease I
dan komprehensif Akuisisi volumetri tiga dimensi Specific indication
dapat dilakukan pada setiap tempat yang dilewati 1. Assessment of shunt size (Qp/Qs)
kontras gadolinium dan disubstraksi dari gambaran 2. Anomalies of the viscero-atrial situs
Isolated situs anomalies II
awal tanpa kontras agar gambaran pembuluh darah Situs anomalies with complex I
menjadi lebih jelas. Gambar Maximum intensity congenital heart disease
projection (MIP) kemudian dibuat setelah proses 3. Anomalies of the atria and venous return
pemeriksaan CMR selesai. Isotropic voxels acquisition Atrial septal defect (secundum and II
primum)
memungkink an rotasi gambar 360 derajat sehingga
Anomalous pulmonary venous return, I
interpretasi dapat dilakukan lebih mudah, akurat dan especially in complex anomalies and
dari berbagai arah. cor triatriatum
Anomalous systemic venous return I
Akuisisi CMR tiga dimensi (3D) Systemic or pulmonary venous I
obstruction following intra-atrial
baffle repair of correction of
Perkembangan teknik akuisisi CMR 3 dimensi anomalous pulmonary venous return
memungkinkan peningkatan visualisasi anatomi 4. Anomalies of the atriventricular valves
jantung. Keuntungan axial multi slice gradient echo Anatomic anomalies of the mitral and II
acquisition untuk menggambarkan anatomi jantung tricuspid valves
Functional valvular anomalies II
kompleks telah banyak digunakan dalam mendiagnosis Ebstein’s anomaly II
PJB. Teknik ini memungkinkan penilaian pada Atriventricular septal defect II
masing-masing potongan, visualisasi volume jantung 5. Anomalies of the ventricles
keseluruhan, rekonstruksi dan multi-planar reformatting Isolated ventricles septal defect III
VSD assaociated with complex abomalies I
secara akurat. Teknik ini juga memungkinkan penilaian
Ventricular aneurysms and diverticula II
pergerakan secara global dan regional Supracristal VSD I
Evaluation of right and left ventricular I
Edema/inflamasi volumes, mass and function
6. Anomalies of the semilunar valves
Isolated valvular pulmonary stenosis III
Triple inversion black blood breath-hold scan dengan and valvular dysplasia
asymmetric TSE (T2-weighted) digunakan untuk Supravalvular pulmonary stenosis II
menilai edema miokard terutama untuk kasus fase Pulmonary regurgitation I
akut miokarditis atau infark miokard. Infiltrasi Isolated valvular aoratic stenosis III
limfosit dan miositolisis yang terjadi pada pasien Subaortic stenosis III
Supravalvular aoratic stenosis I
dengan miokardi­tis akan meningkatkan myocardial 7. Anoamlies of the arteries
free water content. Hal ini akan menyebabkan Malpositions of the great arteries II
pemanjangan waktu relaksasi proton terutama T2 Post-operative follow-up of shunts I
relaxation time, sehingga akan memberikan gambaran Aortic (sinus valsalva) aneurysm I
Aortic coarctation I
hiperdensitas pada daerah miokard yang mengalami
Vascular rings I
edema/inflamasi. Patent ductus arteriosus III
Aortopulmonarywindow I
Contrast Enhancement Coronary artery anomalies in infants Inv
Anomalous origin of coronary arteries I
in adults and childrea
Teknik ini utamanya digunakan untuk mendeteksi Pulmonary atresia I
kerusakan miokardium yang ireversibel (infark atau Central pulmonary stenosis I
fibrosis) yang biasanya terjadi pada kardiomiopati, Peripheral pulmonary stenosis Inv
tetapi kemudian juga digunakan sebagai penunjang Systemic to pulmonary collaterals I

Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 34, No. 1 • Januari - Maret 2013 3


Jurnal Kardiologi Indonesia

dalam menilai karakteristik jaringan, seperti tumor. high contrast antara miokard normal dan miokard
Teknik ini menggunakan cairan kontras gadolinium yang hipoperfusi. Walaupun penilaian perfusi
yang distribusinya terbatas pada jaringan ekstraseluler. semikuantitatif dan kuantitatif memungkinkan untuk
Pada kondisi yang mana integritas membran sel normal dilakukan, tetapi penilaian visual tetap digunakan
dan miokard viabel, jaringan ektraselular akan menjadi dalam melakukan analisis.
minimal, volume distribusi gadolinium akan sedikit,
sehingga tidak ditemukan contrast enhancement pada
miokard yang viabel. Daftar Pustaka

Perfusi Miokard 1. Pennell DJ, Sechtem UP, Higgins CB, et al. Clinical Indications
for Cardiovascular Magnetic Resonance (CMR) : Consensus
Penilaian perfusi miokard dengan CMR merupakan Panel Report. Eur Heart J 2004, 25:1940-65
salah satu pendekatan komprehensif untuk studi pa­ 2. Ntsinjana HN, Hughes ML, Taylor AM The Role of Cardio­
sien dengan penyakit jantung iskemia dan merupakan vascular Magnetic Resonance in Pediatric Congenital Heart
suatu modalitas yang menjanjikan untuk mendeteksi Disease. Journal Magnetic Resonance 2011, 13:51
dan menilai severiti penyakit jantung koroner (PJK). 3. Greenwood J.P. Components of CMR in Cardiovascular MR
Sekuen ultrafast merupakan salah satu teknik ideal Manual. Springer –Verlag London Limited 2011;19:226-71.
untuk penilaian perfusi miokard dengan menggunakan 4. Muthurangu V, Razavi R, Bogaert J, Taylor A.M. Congenital
CMR, yang dapat mencakup seluruh fase mulai dari Heart Disease in Clinical Cardiac MRI. Springer Verlag Berlin
awal pemberian contrast sampai dengan yielding Hiedelberg 2005, 15:449-83.

4 Jurnal Kardiologi Indonesia • Vol. 34, No. 1 • Januari - Maret 2013

Anda mungkin juga menyukai