Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian E-Bussines

Kata e-bussines merupakan kepanjangan dari elektronik bussines.


elektronik ialah alat yang dibuat berdasarkan prinsip elektronika serta hal atau
benda yang menggunakan alat tersebut dan antara lain dapat digunakan pada:

1. elektronik konsumen, alat elektronik untuk penggunaan pribadi dan sehari-hari.

2. media elektronik, sarana media masa yang mempermudahkan alat elektronik


modern.misalnya, radio, tv dan film.

Jadi, e-bussines adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama
seperti perancangan produk, pengelolaan bahan baku, manufaktur, penjualan,
pemenuhan pesanan dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi
komunikasi, dan data yang telah terkomputerisasi.

B. Keuntungan e-bussines

Value (nilai) apa yang sebenarnya ditawarkan oleh e-bussines. Menurut


Charler R. Rieger dan Marry P. Donato setidaknya ada 5 keuntungan yang
ditawarkan oleh e-bussines yakni:

1. efficiency

Sebuah riset memperlihatkan kurang 40% dari total biaya operasional


perusahaan diperuntukan bagi aktivitas penyebaran inforasi ke divisi-divisi yang
terkait.dengan pemanfaatan teknologi informasi maka terlihat bagaimana
perusahaan dapat mengurangi biaya operasional. Contohnya, bagaimana fasilitas
email mengurangi biaya komunikasi pengiriman dokumen.

2. effectiveness
Dengan dimanfaatkan teknologi informasi, pelanggan dapat berhubungan dengan
perusahaan kapan saja, dalam 7 hari seminggu dan 24 jam nonstop.

3. reach

Perusahaan mampu memperluas jangkauan dan ruang gerak perusahaan


untuk ekspansi dengan mudah (menembus batas ruang dan waktu) dan tanpa
memerlukan biaya yang relatif mahal.

4. stucture

Konsep brick and morter menjelma menjadi click and morter telah
mengubah perusahaan dalam pendekatan bisnis.

5. opportunity

Terbukanya peluang yang lebar bagi pelaku bisnis untuk berinovasi


menciptakan produk atau jasa baru akiibat ditemukanya teknologi baru dari masa
ke masa.

C. Faktor Pendorong E-Bussines

Perkembangan implementasi konsep e-bussines di sebuah industri atau


negara sangat dipengaruhi oleh eksternal driving force yaitu:

1. customer ekspectations

Yang diharapkan pada saat ini tidak cukup dipuaslkan dengan baiknya
kualitas sebuah produk, tetapi pelanggan juga mengharapkan adanya pelayanan
pra dan pasca jual yang baik. Spekrtum yang dimaksud antara lain: pemesanan
dapan dilakakuan kapan saja dan dimana saja dan pembayaran pembelian produk
dengan metode yang beragam misalnya kartu kredit, debet maupun layanan
transfer dan adanya fasilitas assuransi.

2. competitive imperatives
Globlisasi telah membentuk sebuah area persaingan dunia usaha yang
sangat ketat.pelanggan akan mudah membandingkan kualitas produk dan
pelayanan antar perusahaan mengembangkan strategi bisnis yang tepat.

3. derugalation

Secara makro deregulasi yang dilakukan pemerintah maupun negara-


negara lain (WTO, APEC, AFTA) telah turut mewarnai bentuk dunia usaha
dimasa datang terutama konsep perdagangan bebas antara negara dan
industri.internet disini dianggap sebagai sebuah arena dimana konsep kompetisi
ssempurna dan pasar terbuka telah terjadi terutama produk-produk dan jasa-jasa
yang dapat digitalisasi.

4. technology

e-bussines adalah kemajuan teknologi informasi yang didominasi oleh


percepatan teknologi komputer dan telekomunikasi. Fungsi dari teknologi
informasi tidak hanya kritikal bagi perkembangan e-bussines tetapi justru menjadi
penggerak dari terbentuknya model-model baru.1

D. Praktek Mal Bisnis

Praktek mal bisnis adalah praktek-praktes bisnis yang tidak terpuji karena
merugikan pihak lain dan melanggar hukum yang ada. perilaku yang ada dalam
praktek bisnis mal sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang ada dalam al
quran. Jenis praktek mal bisnis antara lain:

1. gharar

Jual beli gharar adalah jual beli barang yang masih samar-samar. Gharar
adalah salah satu jual beli yangmengandung unsur penipuan karena dalam
akadnya transaksi yang dilakukan belum jelas. Benda yang dijual belikan belum
jelas wujudnya, misalnya menjual anak kambing yang masih dalam perut
induknya.

1
Steven Alter,informasi system: foundation of bussines, prentice hall,2002.hal.5-7.
2. tidak menipu (al gabn dan tadlis)

Gabn adalah harga yang ditetapkan jauh dari rata-rata yang ada baik lebih
rendah atau lebih tinggi. Sedangkan tadlis adalah penipuan dengan menutupi
kecacatan sebuah barang yang akan dijual saat transaksi terjadi. Penipuan
dilakukan seorang penjual dapat merugikan dirinya sendiri dan juga orang
lain.jika penipuan dilakukan oleh seorang wirausaha muslim maka dia belum
paham tentang bagaimana cara berbisnis yang baik dan sesuai ddengan syariat
islam. Karena dalam hal bisnis kejujuran seorang wirausahawan muslim sangatlah
diutamakan.

3. riba

Riba jual beli (riba fadlal) yaitu kelebihan yang diperoleh dalam tukar
menukar barang. Riba berkaitan juga dengan penetapan harga barang, jika harga
yang ditetapkan pembeli sangat besar maka penjual tidak akan rela untuk
membayar barang tersebut. Jadi dalam penentuan harga harus ada kesepakatan
antar penjual dan pembeli yang dilakukan secara baik dan atas dasar suka sama
suka. Penentuan harga seorang penjual harus tetap menghormati pembeli dengan
memberikan sikap toleran.

3. ihtikar

Ihtikar atau menimbun barang untuk mendapatkan harga yang tinggi


dikemudian hari. Ihtikar tidak diperbolehkan karena akan mengakibatkan
keerugian bagi banyak orang. Penimbunan, membekukan, menahan, dan
menjatuhkannya dari peredaran akan menyebabkan sussahnya pengendalian pasar.
Seseorang yang menimbun harta benda adalah orang yang tidak mengetahui
tujuan untuk apa mencari harta. Agama islam telah mengatur cara tentang
mendapatkan harta dengan cara yang halal . mencari harta yang halal dilakukan
dengan niat, prosees, dan sarana yang sesuai dengan syariat. Islam tidak
menganjurkan seseorang untuk menumpuk harta kekayaan dengan tidak
memanfaatkan fungsinya. Harta akan berfungsi dengan baik jika digunakan
dengan baik jika digunakan dengan benar. Misalnya orang tersebut memiliki
sebidang tanah, dengan memanfaatkan tanah tersebut untuk bercocok tanam maka
fungsi dari tanah digunakan dengan baik. Dangkanmenumpuk harta
denganberharap suatu saat dapat di jual dengan harta lebih tinggi tidak
diperbolehkan. Menjual barang dengan harga lebih tinggi saat barang tersebut
mengalami kelangkaan sama saja dengan menyusahkan orang lain dengan
menahan barang yang dibutuhkan orang tersebut. Kesadaran seseorang dengan
tidak menumpuk hartanya didunia saat hidup dengan memberikan sebagian
hartanya dengan zakat, sodaqoh, dan infaq membuktikan bahwa dia yakin dan
percaya bahwa segala yang dia miliki hanyalah titipan allah wt saja. Ketika dia
meninggal semua harta benda yang dia miliki tidak akan menemaninya di
kuburanya. Jadi manusia dapat mengelola dan menggunakan harta nya sesuai
dengan syariat islam.

5. mengurangi timbangan atau takaran

Perdagangan identik dengan timbangan atau takaran sebagai alat


penjualan. Kecurangan dalam hal timbangan dan takaran dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan dengan cara cepat. Perilaku mengurangi timbangan ini
termasuk dalam penipuan karena mengurangi timbangan adalah hal yang tidak
terpuji dalam praktek bisnis.

Bisnis dengan melakukan jual beli adalah perdagangan yang dilakukkan


didunia, sedangkan bisnis akhirat dilakukan dengan melaksanakan kewajiban
syariat islam yang ada. keuntungan yang akan diperoleh diakhirat lebih utama dari
pada keuntunganyang diperoleh didunia. Wirausaha muslim yang baik harusnya
tetap melakukan ibadah wajibnya pada saat menjalankan usahanya. Tidak ada
alasan untuk meninggalkan ibadah wajib bagi umat muslim bagaimana pun
keadaanya.2

2
Dyas Nur Fajrina,”Analisis Penerapan Bisnis Berbasis Syariah Pada Wirausaha Muslim”,diakses
dari/http://eprints.walisongo.ac.id/4346/1/112411034.pdf, pada tanggal 2 oktober 2018 pukul
14.20. WIB.

Anda mungkin juga menyukai