Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTEK KERJA

BATU

POLITEKNIK NEGERI MALANG


2017

1
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau
pembimbing yang telah memberikan persetujuan atas laporan praktek
kerja batu yang disusun oleh :

Nama : KEVIN DWI ARYANTO


NIM : 1731310056
Jurusan / Prodi : TEKNIK SIPIL / D3 TEKNIK SIPIL
Kelas / Nomer : 1B / 15

Malang, Oktober 2017


Menyetujui,DosenPembimbing

MOH.CHARITS,ST.NIP. 19610331 199003 1 001

2
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,


atas rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan
“Praktek Kerja Batu” tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat agar dapat melengkapi tugas praktek
kerja batu dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan
terutama pada para pembaca.Semoga dapat menjadi wawasan yan
g bermanfaat dalam pekerjaan dilapangan.Dengan selesainya
penyusunan laporan ini,saya menyampaikan terima kasih kepada para
instruktur dan pembimbing yang telah mengajarkan materi pada saat di
bengkel maupun saat pengarahan teori di kelas.
Terima kasih juga saya sampaikan kepada para penulis buku
yang kami gunakan sebagai sumber penulisan,serta semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.Saya menyadari bahwa laporan
ini masih belum sempurna dan perlu perbaikan.Oleh karena itu,saya mohon
saran dan kritik dari para instruktur maupun pembaca pada umumnya.

Malang, Oktober 2017


Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul .......................................................................................................i


Lembar Pengesahan..............................................................................................ii
Kata Pengantar......................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
BABI
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang.................................................................................................1
I.2 Tujuan................................................................................................................1
1.3 Manfaat.............................................................................................................1
I.4 Rumusan Masalah ............................................................................2
I.5 Metode............................................................................................2

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perkembangan zaman saat ini yang sangat cepat, terutama pada proses
pembangunan, salah satu yang dibutuhkan adalah dalam pembuatan kontruksi yang
berasal dari kerja batu batu. Kerja batu merupakan salah satu jenis kontruksi yang
termasuk dalam urutan besar dalam bangunan gedung.
Dalam praktek kerja batu ini, sebagian besar pekerjaan yang terdapat dalam
konstruksi gedung meliputi, pemasangan rollag, pemasangan dinding setengah bata,
pemasangan pilar, pemasangan keramik lantai, pemasangan keramik dinding dan
plasteran dinding. Oleh karena itu, sekarang ini banyak sekali diperlukan seseorang
yang terampil dan professional untuk kerja batu.
Maka para mahasiswa harus dilatih dan diajarkan untuk menjadi seorang
engineer yang handal serta professional dengan melalui praktek-praktek
di bengkel.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menguasai teknik kerja batu
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat dalam kerja batu dengan baik dan benar
3. Mengetahui bagaimana keselamatan yang harus diterapkan selama praktek
4. Mengetahui kemampuan para mahasiswa dalam praktek batu di lapangan
5. Untuk melatih keterampilan para mahasiswa dalam praktek kerja batu,
khususnya dalam merencanakan suatu konstruksi bangunan. Agar di dunia kerja
nanti kita sudah mengetahui bagaimana untuk melakukan praktek kerja batu
yang benar, dengan begitu kita dapat menyuruh para bawahan kita dengan
instruksi yang benar juga.

1.3 Manfaat
1. Mengetahui cara membuat konstruksi pada kerja batu.
2. Mengetahui cara membuat rollag, pasangan 1/2 bata, pasangan pilar, plesteran,
acian.
3. Mempunyai wawasan dalam menggunakan peralatan kerja batu.
4. Mengetahui cara memilih bahan bangunan yang baik dan bermutu untuk kerja
batu.

5
1.4 Rumusan Masalah
1. Berapa campuran dalam pembuatan spesi dan plester?
2. Apakah perlengkapan keselamatan kerja itu penting?
3. Bagaimana cara meratakan permukaan dinding?

1.5 Metode
Dalam praktek batu ini pembuatan dan proses pengerjaannya dengan
menggunakan metode manual yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
kemampuan mahasiswa dalam pemasangan batu bata secara manual, sehingga
mahasiswa dapat mengerjakan dengan baik dan benar dalam praktek batu dan
termpil dalam pembuatannya.

6
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian
Kerja Batu (Masonry) merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan pemasangan batu kali (Stone Work) sebagai pondasi rumah atau
bangunan lainnya seperti pasangan batu kali untuk saluran atau dinding penahan
tanah atau pekerjaan pasangan batu kali untuk fungsi lainnya, pekerjaan pasangan
batu bata (bricks Laying) untuk dinding/tembok bangunan rumah tinggal/gedung
atau bangunan lainnya, pekerjaan plesteran dinding/tembok bata (Wall Plastering),
plesteran lantai (Floor Plastering), pekerjaan benangan, setrekan pasangan batu kali
(nat/siar pasangan batu kali), pasangan tegel lantai/keramik lantai (Floor Tiling),
tegel dinding/keramik dinding, pemasangan batu hias/batu lapis/batu tempel/finier
(Vineer), pemasangan glass block, pemasangan super bata (super bricks),
batako/bataton, paving block untuk perkerasan jalan, Flag Stone (batu bendera/batu
pipih lembaran), batu tempel jenis lainnya seperti marmer/marbel, granit, batu hias
untuk pertamanan dan lainnya.

2.2 Alat
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan batu adalah alat ukur jarak/meteran
lipat/meteran gulung, pensil tukang, drum, ember, bak adukan/wadah spesi,
gerobak dorong, ayakan pasir, cangkul, skop, waterpass/slang air waterpass, unting-
unting (lot), sendok spesi, jointer, line bobbyn, palu pemotong bata, tongkat ukur,
jidar, ruskam kayu, ruskam plat, kwas serta ayakan pasir , kwas, sikat lantai serta
sapu lidi maupun sapu ijuk.

2.3 Bahan
Bahan yang digunakan untuk kerja batu adalah bahan yang diambil dari alam,
seperti pasir yang diambil dari sungai atau dari sedimen/endapan di lereng gunung,
batu kali jenis andesit, yang didapatkan dari kali/sungai dengan ukuran tertentu atau
batu gunung jenis andesit beku luar ataubeku dalam yang dipecah/dibelah atau
marmer, granit dan jenis batu lainnya, sedangkan bahan yang dibuat dan diolah
dimana bahan dasarnya diambil dari alam adalah batu kapur yang dibakar dengan
suhu tertentu sehingga menjadi kapur tohor/kapur hidup, batu bata atau batu merah
buatan lokal, batu bata atau batu merah buatan pabrik/industri yang dikenal sebagai
super bata, batako/bataton dimana nama tersebut adalah penamaan bata kongkret
(concrete) atau bata beton, keramik lantai/keramik dinding, glass block, paving
stone/pavior, Portland Cement (PC/Semen Blauw) yang di Indonesia sudah
diproduksi mulai tahun 1960 an oleh pabrik-pabrik besar, baik oleh BUMN maupun

7
oleh Industri besar swasta lainnya, Kapur, Semen Merah/Trass/Pozzolan, Pasir dan
Air yang memenuhi syarat.

2.4 Keselamatan Kerja


1. Pakailah kacamata pelindung dan sepatu kulit.
2. Lokasi pekerjaan usahakan selalu bersih.
3. Jangan bekerja pada lokasi dimana ada genangan air, lantai berminyak, segeralah
bersihkan.
4. Bersihkan peralatan dan lokasi praktek setelah pekerjaan selesai.
5. Mintalah pertolongan untuk mengangkat material yang berat.
6. Gunakan peralatan hanya untuk yang dibutuhkan.

2.5Ikatan Batu Bata


Ikatan batu bata diperlukan agar konstruksi kuat, tahan lama serta memenuhi
syarat sisi estetika arsitektural. Ikatan batu bata dapat disusun dalam ketebalan 1
bata, ¾ bata maupun ½ bata. Pada umumnya, ikatan batu bata dengan ketebalan 1
batu dibangun pada daerah yang memiliki musim dingin, seperti di Eropa dan
Amerika serta di Negara-negara lainnya. Akan tetapi di Indonesia, seperti yang
banyak ditemui pada kota-kota besar, sedang, maupun kota-kota kecil dimana
bangunan-bangunan kurun waktu hingga tahun tujuh puluhan, masih ada yang
menggunakan dinding batu bata dengan ketebalan 1 batu, terutama untuk bangunan
rumah induk. Sedangkan untuk dinding lainnya menggunakan ikatan batu bata
dengan ketebalan ¾ bata dan atau ½ bata. Di Indonesia dan Negara berkembang
lainnya, syarat suatu bangunan, salah satunya adalah hemat biaya, sehingga kurun
waktu tersebut dan oleh karena perkembangan teknologi, hingga sekarang,
bangunan rumah tinggal dan gedung-gedung lainnya, membangun dinding-dinding
batu batanya menggunakan ketebalan ½ bata. Saat ini di Negara-negara maju telah
menggunakandinding batu bata ketebalan ½ batu yang mereka sebut sebagai ikatan
modern oleh karena akibat resesi ekonomi pada Negara-negara maju, sehingga ikatan
batu bata dengan ketebalan ½ batu adalah yang paling ekonomis diantara jeis-jenis
ikatan lainnya.

2.6.1 Jenis-Jenis Ikatan Batu Bata

Berikut ini adalah beberapa jenis ikatan batu batu:

8
BAB III

PENGENALAN ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat
1. Sendok spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai
dari kayu.
Fungsi : kegunaan dari sendok spesi adalah untuk
mengambil spesi dari tempat spesi pada saat
pemasangan bata.
2. Waterpas
Water pass mempunyai bentuk yang berbeda -
beda, ada yang panjang, sedang dan pendek .
Kerangkanya terbuat dari alluminium dan dilengkapi
dengan tabung gels yang diisi cairan ether dan
mempunyai gelembung udara didalamnya berfungsi
untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
3. Line bobbyn, paku dan benang
Alat ini terdiri dari dua
potongan alumunium yang terbuat
sedemikian rupa, yang
dihubungkan dengan benang.
Setiap lapis bata harus dipasang
benang agar pasangan bata rata
(datar/waterpass) dan lurus. Pengait
benang dapat berupa plat tipis
bentuk segitiga yang dapat dikaitkan pada sudut
luar dari pasangan bata atau dari bahan kayu.
Untuk pengait benang yang lain dapat digunakan pin baja atau plastik atau paku
biasa.
Fungsi : alat ini digunakan untuk garis penunjuk pemasangan bata, untuk
memasang benang sebagai patokan kelurusan pasangan bata.
4. Jidar
Fungsi : alat ini berguna untuk meratakan permukaan
pasangan pertama dan mengecek kerataan dua bidang yang
jaraknya besar sebagai acuan kedataran sebelum
menggunakan waterpass.

9
5. Kotak spesi
Kotak ini terbuat dari plat besi dengan bentuk
transparan dan sisinya diberi tangkai agar
mudah mengangkatnya sewaktu memindah-
mindahkannya. Fungsi : kegunaannya untuk
meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap
dipasang.

6. Ember
Alat ini biasa digunakan untuk mengambil air, menakar
perbandingan campuran adukan spesi/mortar maupun untuk
menyediakan spesi/mortar dalam jumlah kecil. Biasanya bahan
yang digunakan adalah dari plastik yang cukup kuat atau dari
bahan karet.

7. Sekop
Alat ini matanya terbuat dari plat besi, matanya lurus
searah dengan gagang pegangannya dan ujung matanya
agak melengkung ke depan pegangannya terbuat dari
kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan yang terbuat dari
besi.
Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah
,dan lain-lain.
8. Meteran
Meteran ini terbuat dari plat baja yang tipis dan
dapat digulung kedalam kotak yang berfungsi sebagai
pelindung.
Fungsi : untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan
tinggi.

9. Ruskam kayu dan besi


Fungsi : meratakan dan menghaluskan spesi
yang telah di tempelkan pada bata, dan alat
untuk melakukan acian.

10. Palu Pemotong Bata


Fungsi : alat ini di gunakan untuk membelah dan
memotong bata sesuai dengan ukuran yang kita
butuhkan. Juga bias di gunakan sebagai alat untuk
merekatkan bata.

10
11. Ayakan Pasir
Alat ini berbentuk empat persegi dilengkapi dengan lubang pegangan
yang dibuat pada sisi yang berhadapan antara saut dengan yang lainnya .
Kegunaan dari ayakan adalah untuk menyaring pasir dan kapur untuk mortal.

12. Cangkul
Alat ini mempunyai mata plat besi dan
gagang yang terbuat dari kayu. Berguna untuk
mengaduk material yang dikerjakan, menggali
tanah dan lain sebagainya.

13. Gerobak Dorong


Alat ini terbuat dari besi yang berfungsi untuk
mengangkat hasil ayakan pasir, dan bisa digunakan
untuk mengangkat bahan-bahan yang lain, seperti bata
dan spesi yang akan digunakan.

3.2 Bahan
1. Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur dengan air
sehinga menjadi tepung. Sifat yang menguntungkan dari kapur adalah
keplastisannya yang tinggi, kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam
adukan, agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan
kapur di lapangan harus pada tempat yang kering dan dalam ruangan yang
beratap sehingga terhindar dari hujan. Kapur diproduksi dengan cara membakar
batu kapur atau cangkang kerang (kalsium karbonat) dalam tungku untuk
menghilangkan karbondioksida dan menyisakan kapur tohor (kalsium oksida).
Sifat umum kapur, sebagai berikut :
1. Kekuatan rendah
2. Berat jenis rata-rata 100 kg/cm³
3. Beralat Hidrolik
4. Tidak menunjukkan pelapukan
5. Dapat terbawa arus

11
2. Pasir
Pasir merupakan material bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan
ada juga yang diproses melalui pengalian. Pasir merupakan butiran- butiran
mineral atau agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0 - 4 mm. Fungsi pasir
dalam pekerjaan pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Pasir yang baik harus
mempunyai syarat - syarat seperti dibawah :
1. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.
2. Bebas dari bahan organic.
3. Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm.
4. Pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Agregat halus harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
5. Pasir yang berasal dari laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus
untuk semua adukan spesi dan beton.

3. Bata
Batu bata merupakan pemisah antar ruangan yang satu dengan lainnya
yang dibangun dalam bentuk pemasangan tembok atau dinding. Batu bata ini
berasal dari tanah liat yan dicetak, dijemur, beberapa hari sesuai dengan aturan
kemudian dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dalam air.
Di Indonesia ukuran batu bata belum ada ukuran yang pasti (standart)
walaupun demikian ada persyaratan mutlak.

Panjang bata = 2x lebar bata + Srar (tebal lapisan perakat vertical)


Lebar bata = 2x lebar bata + Srar (tebal lapisan perakat horisontal)
Tebal bata = (lebar bata – srar)

Ciri – ciri bata yang baik :


1. Permukaan kasar
2. Warnanya merah seragam (merata)
3. Jika dipukul bunyinya nyaring
4. Tidak mudah hancur atau patah
Batu bata dapat dibagi atas tiga tingkat seperti berikut :
1. Batu bata mutu tingkat I : dengan kuat tekan rata – rata lebih besar dari
100 kg/cm² dengan ukuran sama tanpa penyimpangan.
2. Batu bata mutu tingkat II: dengan kuat tekan rata – rata antara 80 – 100
kg/ cm² dengan ukuran menyimpang 10%.
3. Batu bata mutu tingkat III: dengan kuat tekan rata – rata antara 60 – 80
kg/ cm² dengan ukuran menyimpang 20%

12
4. Air
Air merupkan salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam adukan
. Air yang akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti bubur kental
dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain.

13
BAB IV
PEKERJAAN PEMASANGAN
(JOB SHEET)

4.1 Pembuatan Spesi


Langkah-langkah pembuatan spesi yaitu :
1. Ayaklah pasir dan kapur terlebih dahulu.
2. Lalu campur dengan perbandingan 1 kapur : 8 pasir untuk pasangan bata dan
letakkan pada bak spesi. Dalam pekerjaan kontruksi biasanya digunakan 1 Pc :
6 Pasir untuk pasangan dinding biasa.
3. Beri air sesuai dengan kebutuhan sampai spesi siap di gunakan. Dalam
pembuatan adukan ini hendaknya jangan terlalu encer dan jangan terlalu kering,
lebih baik plastis agar batu bata mudah lengket dan tidak mudah lepas.

4.2 Pembuatan Rollag


Rollag dalam kerja praktek batu merupakan pondasi sederhana yang berguna
untuk menyeimbangkan posisi lantai, fungsinya hampir sama seperti sloof namun
rollag tidak sekuat sloof. Pondasi rollag terbuat dari susunan bata yang dirangkai
secara tegak.
Langkah-langkah pembuatan Rollag yaitu:
1. Siapkan adukan spesi yang akan digunakan.
2. Basahi bata dengan air.
3. Pasang kedua bata dengan melintang dengan menggunakan spesi.
4. Ukur kedataran bata dengan waterpass.

5. Lalu pasang bata pada sisi yang berlawanan, ukur pula kedataraannya.
6. Pasang line bobbyn dengan acuan kedua bata tersebut.
7. Pasang bata berikutnya dengan acuan kedataran line bobbyn yang telah di
pasang.
8. Setelah semua terpasang, isi spesi pada sela-sela bata.

9. Setelah selesai bersihkan pasangan dan tempat sekelilingnya.

14
4.3 Pembuatan Dinding 1/2 Bata
Pekerjaan dinding bata merupakan pekerjaan kunci utama dari semua
pekerjaan bangunan maupun pekerjaan tambahan, untuk itu haruslah dikerjakan
dengan sistematis dan cermat. Jika hasil pekerjaan dinding ini tidak bagus
maka akan berdampak buruk terhadap sebagian besar pekerjaan finishing
lainnya.
Beberapa cacat pekerjaan yang sering ditemui pada pekerjaan dinding bata
:
a. Material tidak terkontrol. Pengadaan dan penempatan material tidak diatur
dengan baik sehingga di stock yard / lokasi pekerjaan banyak terdapat
material terbuang (waste).
b. Dinding tidak vertikal (miring).
c. Tebal dinding tidak sama.
d. Sudutan / dinding pertemuan tidak siku.
e. Permukaan dinding tidak rata (gelombang).
f. Dinding / acian retak.

Langkah-langkah pembuatan dindng 1/2 bata yaitu:


1. Siapkan alat-alat yang akan digunakan.
2. Siapkan bata dan spesi.
3. Pasang batu bata diatas lantai pada kedua ujung (A & B) dengan menggunakan
spesi / adukan / luluh setebal 1 cm ± 2mm.

4. Cek tebal dan kedataran bata dengan waterpass.


5. Pasang line bobbyn dengan acuan kedua bata tersebut.
6. Pasang batu bata dengan adukan selurus dan sedatar benang dengan siar / nat
(jarak antara) setebal 1 cm.

7. Selanjutnya pasang batu bata seperti diatas hingga pasangan penuh.


8. Lapisan selanjutnya (lapisan ke II) memasang batu bata ukuran 1/2 batu pada
kedua ujungnya
dan diukur
tegak lurus
kedua sisi dan
datar dengan
waterpass
seperti pada
langkah ke 2

15
(tersebut diatas).
9. Setelah pasangan dalam keadaan datar, lepaskan waterpass dan tongkat ukur,
pasang Line-Bobbyn seperti langkah ke 3.
10. Pasang batu bata utuh dengan spesi hingga penuh

TULANGAN
KOLOM PRAKTIS

4M (MAX)

MORTAR AWAL

BENANG
ACUAN

PAS.BATA

1M
MORTAR

4.4 Plesteran
Plesteran dinding dalam hal ini dinding bata lokal berfungsi untuk memperindah
permukaan dinding bata, agar permukaan rata dan dapat dicat sesuai warna selera.
Selain untuk memperindah permukaan dinding bata, juga berfungsi untuk
melindungi dinding bata dari benturan benda lainnya seperti meja, kursi atau perabot
rumah tangga lainnya dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk melindungi
dinding bata dari pengaruh cuaca, baik panas maupun hujan yang dapat berakibat
timbulnya lumut maupun tumbuhan lainnya. Plesteran dinding juga dapat
dimaksudkan untuk memperkokoh dinding secara keseluruhan dan mempermudah
perawatan.
Langkah-langkah pekerjaan plesteran yaitu:
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas,
siapkan Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-
siku => diagonal) dengan meteran.
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan
tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting
selebar 2 - 5 (umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari
plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala
plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.

16
4. Pasang kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik
benang lurus.
5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan
plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada
permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala plesteran.
6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau
tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran
1 & 3.
7. Isikan plesteran dari bidang kepala plesteran 3 & 2, ratakan dan potong
permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang lurus
dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 3 & 2.
8. Isikan plesteran dari bidang kedua tepi kepala plesteran 1 & 2, ratakan dan
potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang
lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 1 & 3 serta 3 & 2.
9. Ulangi langkah ke-7 seperti tersebut diatas, sehingga seluruh plesteran terisi dan
diratakan yang berpedoman dengan kepala plesteran.

LANGKAH-LANGKAH BERIKUT INI DAPAT JUGA DILAKUKAN DALAM


PEKERJAAN PLESTERAN DINDING.
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas,
siapkan Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-
siku => diagonal) dengan meteran.
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan
tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
3. Lapisi permukaan dinding bata dengan cara mengemprot adukan 1 PC : 3 Pasir
(encer) setebal 2 - 3 mm hingga merata. Pekerjaan kemprotan adalah melempar
adukan ke permukaan dinding hingga menempel dan merata, adukan yang jatuh
ke lantai < 5 %. Selanjutnya pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak
lurus benang unting-unting selebar 2 - 5 ( umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm,
setinggi dari lantai (boleh dari plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila
untuk ruangan, kepala plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan
jarak interval 1 - 1,5 m.
4. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan
tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
5. Setelah kepala plesteran dipasang tegak lurus, isikan seluruh plesteran hingga
rata dan berpedoman pada kepala plesteran. Demikianlah tiga macam langkah
pemasangan plesteran dapat dilakukan.

17
4.5 Acian
Setelah plester telah dilakukan pekerjaan berikutnya yaitu melakukan acian pada
tembok. Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup
pori-pori yang terdapat pada lesteran dengan pasta adukan. Pengerjaan acian ini
dapat sebagai penutup pori-pori plesteran bagian luar/dalam atau kedua-keduanya.

Fungsi acian adalah :


1.Menghaluskan permukaan plesteran agar kelihatan lebih rapi
2.Menutup lubang pori-pori plesteran sehingga permukaan plesteran mudah
diplamir/di cat.
3.Meperindah penampilan

Langkah kerja :
1.Siapkan ½ ember air dan 1 ember kapur
2.Letakkan ayakan diatas ember yang berisi air
3.Ayak kapur diatas ember sampai air didalam ember tertutup
4.Ambil acian dengan sendok spesi selanjutnya ratakan acian ke tembok yang sudah
di plester dengan menggunakan ruskam kayu/besi

18
BAB V
PERHITUNGAN BAHAN dan MATERIAL

Diketahui :
 Panjang pasangan dinding A = 6 bata
 Panjang pasangan dinding B = 6 bata
 Tinggi pasangan = 13 bata
 Perbandingan bahan = 1 kapur : 8 Pasir 5
 Tebal siar = 1 cm 11,5
 Ukuran bata = 5 cm x 11,5 cm x 20,5 cm 20,5
 Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
5.1 Ukuran Bangunan
 Panjang pasangan =1,44 m
 Tinggi pasangan = 0,88 m
 Luas dinding = panjang x tinggi pasangan
= 1,44 x 0,88
=1,267 m2
Luas pasangan = L.dinding A + Rolag + L.dinding B + Rolag
= 1,267 m2 + 0,158 m2 + 1,267 m2 + 0,158 m2
= 2,85 m2
ROLAG :
Panjang pasangan = 1,44 m
Tinggi Pasangan = 0,11
Luas Rolag = Panjang x Tinggi Rolag
= 1,44 m x 0,11 m
= 0,158 m²

5.2 Perhitungan Kebutuhan Bata


Jumlah bata yang diperlukan = Luas pasangan
Luas segmen
= 2,85m2
0,0118 m2
= 241 bata + 30 bata
= 271 bata

19
BAB VI
KESIMPULAN
2.3 Kesimpulan
Dari praktek batu yang telah dilakukan selama 2 pekan dapat disimpulkan beberapa
hal, yaitu:
1. Perbandingan spesi yaitu 1 ember kapur : 8 ember pasir sedangkan
perbandingan plester yaitu 1 ember kapur : 4 ember pasir
2. Perlengkapan keselamatan kerja sangat penting untuk terhindar dari hal yang
berbahaya (zero accident)
3. Cara meratakan permukaan dinding yaitu dengan menggunakan jidar, siku besi
ataupun dengan menggunakan waterpass.

2.4 Saran
Dalam pemasangan pasangan batu bata, plesteran maupun acian dibutuhkan
ketelitian, kejelian dan kesabaran dalam setiap prosesnya kerena dengan itu kita
dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasil yang maksimal atau yang kita
inginkan. Dan, yang paling penting semua yang kita pasang harus benar-benar
diperhatikan kedataran, kerataan, dan kesikuannya.Juga dalam praktikum
hendaknya kita harus menggunakan perlengkapan safety untk melindungi bagian
tubuh kita.

20
Lampiran

( )

() hasil pemasangan keramik lantai () Hasil pemasangan keramik dinding

21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai