BATU
1
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, para instruktur atau
pembimbing yang telah memberikan persetujuan atas laporan praktek
kerja batu yang disusun oleh :
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat menguasai teknik kerja batu
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat dalam kerja batu dengan baik dan benar
3. Mengetahui bagaimana keselamatan yang harus diterapkan selama praktek
4. Mengetahui kemampuan para mahasiswa dalam praktek batu di lapangan
5. Untuk melatih keterampilan para mahasiswa dalam praktek kerja batu,
khususnya dalam merencanakan suatu konstruksi bangunan. Agar di dunia kerja
nanti kita sudah mengetahui bagaimana untuk melakukan praktek kerja batu
yang benar, dengan begitu kita dapat menyuruh para bawahan kita dengan
instruksi yang benar juga.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui cara membuat konstruksi pada kerja batu.
2. Mengetahui cara membuat rollag, pasangan 1/2 bata, pasangan pilar, plesteran,
acian.
3. Mempunyai wawasan dalam menggunakan peralatan kerja batu.
4. Mengetahui cara memilih bahan bangunan yang baik dan bermutu untuk kerja
batu.
5
1.4 Rumusan Masalah
1. Berapa campuran dalam pembuatan spesi dan plester?
2. Apakah perlengkapan keselamatan kerja itu penting?
3. Bagaimana cara meratakan permukaan dinding?
1.5 Metode
Dalam praktek batu ini pembuatan dan proses pengerjaannya dengan
menggunakan metode manual yang bertujuan untuk mengetahui seberapa
kemampuan mahasiswa dalam pemasangan batu bata secara manual, sehingga
mahasiswa dapat mengerjakan dengan baik dan benar dalam praktek batu dan
termpil dalam pembuatannya.
6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian
Kerja Batu (Masonry) merupakan pekerjaan yang berhubungan dengan
pekerjaan pemasangan batu kali (Stone Work) sebagai pondasi rumah atau
bangunan lainnya seperti pasangan batu kali untuk saluran atau dinding penahan
tanah atau pekerjaan pasangan batu kali untuk fungsi lainnya, pekerjaan pasangan
batu bata (bricks Laying) untuk dinding/tembok bangunan rumah tinggal/gedung
atau bangunan lainnya, pekerjaan plesteran dinding/tembok bata (Wall Plastering),
plesteran lantai (Floor Plastering), pekerjaan benangan, setrekan pasangan batu kali
(nat/siar pasangan batu kali), pasangan tegel lantai/keramik lantai (Floor Tiling),
tegel dinding/keramik dinding, pemasangan batu hias/batu lapis/batu tempel/finier
(Vineer), pemasangan glass block, pemasangan super bata (super bricks),
batako/bataton, paving block untuk perkerasan jalan, Flag Stone (batu bendera/batu
pipih lembaran), batu tempel jenis lainnya seperti marmer/marbel, granit, batu hias
untuk pertamanan dan lainnya.
2.2 Alat
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan batu adalah alat ukur jarak/meteran
lipat/meteran gulung, pensil tukang, drum, ember, bak adukan/wadah spesi,
gerobak dorong, ayakan pasir, cangkul, skop, waterpass/slang air waterpass, unting-
unting (lot), sendok spesi, jointer, line bobbyn, palu pemotong bata, tongkat ukur,
jidar, ruskam kayu, ruskam plat, kwas serta ayakan pasir , kwas, sikat lantai serta
sapu lidi maupun sapu ijuk.
2.3 Bahan
Bahan yang digunakan untuk kerja batu adalah bahan yang diambil dari alam,
seperti pasir yang diambil dari sungai atau dari sedimen/endapan di lereng gunung,
batu kali jenis andesit, yang didapatkan dari kali/sungai dengan ukuran tertentu atau
batu gunung jenis andesit beku luar ataubeku dalam yang dipecah/dibelah atau
marmer, granit dan jenis batu lainnya, sedangkan bahan yang dibuat dan diolah
dimana bahan dasarnya diambil dari alam adalah batu kapur yang dibakar dengan
suhu tertentu sehingga menjadi kapur tohor/kapur hidup, batu bata atau batu merah
buatan lokal, batu bata atau batu merah buatan pabrik/industri yang dikenal sebagai
super bata, batako/bataton dimana nama tersebut adalah penamaan bata kongkret
(concrete) atau bata beton, keramik lantai/keramik dinding, glass block, paving
stone/pavior, Portland Cement (PC/Semen Blauw) yang di Indonesia sudah
diproduksi mulai tahun 1960 an oleh pabrik-pabrik besar, baik oleh BUMN maupun
7
oleh Industri besar swasta lainnya, Kapur, Semen Merah/Trass/Pozzolan, Pasir dan
Air yang memenuhi syarat.
8
BAB III
3.1 Alat
1. Sendok spesi
Alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai
dari kayu.
Fungsi : kegunaan dari sendok spesi adalah untuk
mengambil spesi dari tempat spesi pada saat
pemasangan bata.
2. Waterpas
Water pass mempunyai bentuk yang berbeda -
beda, ada yang panjang, sedang dan pendek .
Kerangkanya terbuat dari alluminium dan dilengkapi
dengan tabung gels yang diisi cairan ether dan
mempunyai gelembung udara didalamnya berfungsi
untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan.
3. Line bobbyn, paku dan benang
Alat ini terdiri dari dua
potongan alumunium yang terbuat
sedemikian rupa, yang
dihubungkan dengan benang.
Setiap lapis bata harus dipasang
benang agar pasangan bata rata
(datar/waterpass) dan lurus. Pengait
benang dapat berupa plat tipis
bentuk segitiga yang dapat dikaitkan pada sudut
luar dari pasangan bata atau dari bahan kayu.
Untuk pengait benang yang lain dapat digunakan pin baja atau plastik atau paku
biasa.
Fungsi : alat ini digunakan untuk garis penunjuk pemasangan bata, untuk
memasang benang sebagai patokan kelurusan pasangan bata.
4. Jidar
Fungsi : alat ini berguna untuk meratakan permukaan
pasangan pertama dan mengecek kerataan dua bidang yang
jaraknya besar sebagai acuan kedataran sebelum
menggunakan waterpass.
9
5. Kotak spesi
Kotak ini terbuat dari plat besi dengan bentuk
transparan dan sisinya diberi tangkai agar
mudah mengangkatnya sewaktu memindah-
mindahkannya. Fungsi : kegunaannya untuk
meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap
dipasang.
6. Ember
Alat ini biasa digunakan untuk mengambil air, menakar
perbandingan campuran adukan spesi/mortar maupun untuk
menyediakan spesi/mortar dalam jumlah kecil. Biasanya bahan
yang digunakan adalah dari plastik yang cukup kuat atau dari
bahan karet.
7. Sekop
Alat ini matanya terbuat dari plat besi, matanya lurus
searah dengan gagang pegangannya dan ujung matanya
agak melengkung ke depan pegangannya terbuat dari
kayu dan pada pangkalnya diberi lapisan yang terbuat dari
besi.
Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah
,dan lain-lain.
8. Meteran
Meteran ini terbuat dari plat baja yang tipis dan
dapat digulung kedalam kotak yang berfungsi sebagai
pelindung.
Fungsi : untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan
tinggi.
10
11. Ayakan Pasir
Alat ini berbentuk empat persegi dilengkapi dengan lubang pegangan
yang dibuat pada sisi yang berhadapan antara saut dengan yang lainnya .
Kegunaan dari ayakan adalah untuk menyaring pasir dan kapur untuk mortal.
12. Cangkul
Alat ini mempunyai mata plat besi dan
gagang yang terbuat dari kayu. Berguna untuk
mengaduk material yang dikerjakan, menggali
tanah dan lain sebagainya.
3.2 Bahan
1. Kapur
Kapur berasal dari pembakaran batu kapur, kemudian ditabur dengan air
sehinga menjadi tepung. Sifat yang menguntungkan dari kapur adalah
keplastisannya yang tinggi, kapur berfungsi sebagai bahan pengikat dalam
adukan, agar kapur tetap mempunyai daya ikat yang baik, maka penyimpanan
kapur di lapangan harus pada tempat yang kering dan dalam ruangan yang
beratap sehingga terhindar dari hujan. Kapur diproduksi dengan cara membakar
batu kapur atau cangkang kerang (kalsium karbonat) dalam tungku untuk
menghilangkan karbondioksida dan menyisakan kapur tohor (kalsium oksida).
Sifat umum kapur, sebagai berikut :
1. Kekuatan rendah
2. Berat jenis rata-rata 100 kg/cm³
3. Beralat Hidrolik
4. Tidak menunjukkan pelapukan
5. Dapat terbawa arus
11
2. Pasir
Pasir merupakan material bangunan yang berasal dari sungai, gunung dan
ada juga yang diproses melalui pengalian. Pasir merupakan butiran- butiran
mineral atau agregat yang halus dan mempunyai gradasi 0 - 4 mm. Fungsi pasir
dalam pekerjaan pasangan adalah sebagai bahan pengisi. Pasir yang baik harus
mempunyai syarat - syarat seperti dibawah :
1. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.
2. Bebas dari bahan organic.
3. Mempunyai gradiasi yang berkisar antara 0,25 mm s/d 4 mm.
4. Pasir terdiri dari butir-butir tajam dan keras. Agregat halus harus bersifat
kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca.
5. Pasir yang berasal dari laut tidak boleh digunakan sebagai agregat halus
untuk semua adukan spesi dan beton.
3. Bata
Batu bata merupakan pemisah antar ruangan yang satu dengan lainnya
yang dibangun dalam bentuk pemasangan tembok atau dinding. Batu bata ini
berasal dari tanah liat yan dicetak, dijemur, beberapa hari sesuai dengan aturan
kemudian dibakar sampai matang, sehingga tidak dapat hancur lagi bila
direndam dalam air.
Di Indonesia ukuran batu bata belum ada ukuran yang pasti (standart)
walaupun demikian ada persyaratan mutlak.
12
4. Air
Air merupkan salah satu bahan tambahan yang digunakan dalam adukan
. Air yang akan digunakan untuk membuat adukan menjadi seperti bubur kental
dan juga sebagai bahan untuk menimbulkan reaksi pada bahan lain.
13
BAB IV
PEKERJAAN PEMASANGAN
(JOB SHEET)
5. Lalu pasang bata pada sisi yang berlawanan, ukur pula kedataraannya.
6. Pasang line bobbyn dengan acuan kedua bata tersebut.
7. Pasang bata berikutnya dengan acuan kedataran line bobbyn yang telah di
pasang.
8. Setelah semua terpasang, isi spesi pada sela-sela bata.
14
4.3 Pembuatan Dinding 1/2 Bata
Pekerjaan dinding bata merupakan pekerjaan kunci utama dari semua
pekerjaan bangunan maupun pekerjaan tambahan, untuk itu haruslah dikerjakan
dengan sistematis dan cermat. Jika hasil pekerjaan dinding ini tidak bagus
maka akan berdampak buruk terhadap sebagian besar pekerjaan finishing
lainnya.
Beberapa cacat pekerjaan yang sering ditemui pada pekerjaan dinding bata
:
a. Material tidak terkontrol. Pengadaan dan penempatan material tidak diatur
dengan baik sehingga di stock yard / lokasi pekerjaan banyak terdapat
material terbuang (waste).
b. Dinding tidak vertikal (miring).
c. Tebal dinding tidak sama.
d. Sudutan / dinding pertemuan tidak siku.
e. Permukaan dinding tidak rata (gelombang).
f. Dinding / acian retak.
15
(tersebut diatas).
9. Setelah pasangan dalam keadaan datar, lepaskan waterpass dan tongkat ukur,
pasang Line-Bobbyn seperti langkah ke 3.
10. Pasang batu bata utuh dengan spesi hingga penuh
TULANGAN
KOLOM PRAKTIS
4M (MAX)
MORTAR AWAL
BENANG
ACUAN
PAS.BATA
1M
MORTAR
4.4 Plesteran
Plesteran dinding dalam hal ini dinding bata lokal berfungsi untuk memperindah
permukaan dinding bata, agar permukaan rata dan dapat dicat sesuai warna selera.
Selain untuk memperindah permukaan dinding bata, juga berfungsi untuk
melindungi dinding bata dari benturan benda lainnya seperti meja, kursi atau perabot
rumah tangga lainnya dan yang tak kalah pentingnya adalah untuk melindungi
dinding bata dari pengaruh cuaca, baik panas maupun hujan yang dapat berakibat
timbulnya lumut maupun tumbuhan lainnya. Plesteran dinding juga dapat
dimaksudkan untuk memperkokoh dinding secara keseluruhan dan mempermudah
perawatan.
Langkah-langkah pekerjaan plesteran yaitu:
1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas,
siapkan Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-
siku => diagonal) dengan meteran.
2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan
tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku).
3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting
selebar 2 - 5 (umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari
plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala
plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m.
16
4. Pasang kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik
benang lurus.
5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan
plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada
permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala plesteran.
6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau
tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran
1 & 3.
7. Isikan plesteran dari bidang kepala plesteran 3 & 2, ratakan dan potong
permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang lurus
dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 3 & 2.
8. Isikan plesteran dari bidang kedua tepi kepala plesteran 1 & 2, ratakan dan
potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang
lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 1 & 3 serta 3 & 2.
9. Ulangi langkah ke-7 seperti tersebut diatas, sehingga seluruh plesteran terisi dan
diratakan yang berpedoman dengan kepala plesteran.
17
4.5 Acian
Setelah plester telah dilakukan pekerjaan berikutnya yaitu melakukan acian pada
tembok. Pekerjaan mengaci pada plesteran tembok merupakan pekerjaan menutup
pori-pori yang terdapat pada lesteran dengan pasta adukan. Pengerjaan acian ini
dapat sebagai penutup pori-pori plesteran bagian luar/dalam atau kedua-keduanya.
Langkah kerja :
1.Siapkan ½ ember air dan 1 ember kapur
2.Letakkan ayakan diatas ember yang berisi air
3.Ayak kapur diatas ember sampai air didalam ember tertutup
4.Ambil acian dengan sendok spesi selanjutnya ratakan acian ke tembok yang sudah
di plester dengan menggunakan ruskam kayu/besi
18
BAB V
PERHITUNGAN BAHAN dan MATERIAL
Diketahui :
Panjang pasangan dinding A = 6 bata
Panjang pasangan dinding B = 6 bata
Tinggi pasangan = 13 bata
Perbandingan bahan = 1 kapur : 8 Pasir 5
Tebal siar = 1 cm 11,5
Ukuran bata = 5 cm x 11,5 cm x 20,5 cm 20,5
Ukuran bata standar = 5 cm x 11 cm x 23 cm
5.1 Ukuran Bangunan
Panjang pasangan =1,44 m
Tinggi pasangan = 0,88 m
Luas dinding = panjang x tinggi pasangan
= 1,44 x 0,88
=1,267 m2
Luas pasangan = L.dinding A + Rolag + L.dinding B + Rolag
= 1,267 m2 + 0,158 m2 + 1,267 m2 + 0,158 m2
= 2,85 m2
ROLAG :
Panjang pasangan = 1,44 m
Tinggi Pasangan = 0,11
Luas Rolag = Panjang x Tinggi Rolag
= 1,44 m x 0,11 m
= 0,158 m²
19
BAB VI
KESIMPULAN
2.3 Kesimpulan
Dari praktek batu yang telah dilakukan selama 2 pekan dapat disimpulkan beberapa
hal, yaitu:
1. Perbandingan spesi yaitu 1 ember kapur : 8 ember pasir sedangkan
perbandingan plester yaitu 1 ember kapur : 4 ember pasir
2. Perlengkapan keselamatan kerja sangat penting untuk terhindar dari hal yang
berbahaya (zero accident)
3. Cara meratakan permukaan dinding yaitu dengan menggunakan jidar, siku besi
ataupun dengan menggunakan waterpass.
2.4 Saran
Dalam pemasangan pasangan batu bata, plesteran maupun acian dibutuhkan
ketelitian, kejelian dan kesabaran dalam setiap prosesnya kerena dengan itu kita
dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasil yang maksimal atau yang kita
inginkan. Dan, yang paling penting semua yang kita pasang harus benar-benar
diperhatikan kedataran, kerataan, dan kesikuannya.Juga dalam praktikum
hendaknya kita harus menggunakan perlengkapan safety untk melindungi bagian
tubuh kita.
20
Lampiran
( )
21
22
23
24
25