Disusun Oleh
Clara Yollanda. R, S.Kep
NIM 4006180011
( ) ( )
I. Definisi
II. Etiologi
Intracerebral hemoragik
(ICH)
Anoreksia
Soma sensori korteks
otak : nyeri
sipersepsikan Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
Nyeri Akut
(Corwin, 2009)
VI. Penatalaksanaan
d. Disability
1) GCS setelah resusitasi
2) Bentuk ukuran dan reflek cahaya pupil
3) Nilai kuat motorik kiri dan kanan apakah ada parese atau tidak
3. Secondary Survey
a. Kepala dan Leher
Kepala, inspeksi kesimetrisan muka dan tengkorak, warna dan
distribusir ambut kulit kepala. Palpasi keadaan rambut, tengkorak,
kulit kepala, massa, pembengkakan, nyeri tekan. Leher, inspeksi
bentuk kulit warna, pembengkakan, aringan parut, massa, tiroid.
Palpasi kelenjar limpe, kelenjar tiroid, trakea, mobilitas leher.
b. Dada dan Paru
Inspeksi, dada di inspeksi terutama mengenai postur, bentuk dan
kesimetrisan ekspansi serta keadaan kulit. Inspeksi dada dikerjakan
baik pada saat dada bergerak atau pada saat diem, terutama sewaktu
dilakukan pengamatan pergerakan pernapasan. Pengamatan dada
saat bergerak dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui frekuensi,
sifat dan ritme atau irama pernapasan. Palpasi, dilakukan dengan
tujuan untuk mengkaji keadaan kulit pada dinding dada, nyeri
tekan, massa, peradangan, kesimetrisan ekspansi, dan tactil
vremitus, (vibrasi yang dapat teraba yang dihantarkan melalui
sistem bronkopulmonal selama seseorang berbicara). Perkusi,
perhatikan adanya hipersonor atau ”dull” yang menunjukkan udara
(pneumotorak) atau cairan (hemotorak) yang terdapat pada rongga
pleura. Auskultasi, berguna untuk mengkaji aliran udara melalui
batang trakeobronkeal dan untuk mengetahui adanya sumbatan
aliran udara. Auskultasi juga berguna untuk mengkaji kondisi paru-
paru dan rongga pleura.
c. Kardiovaskuler
Area jantung di inspeksi dan palpasi secara stimultan untuk
mengetahui adanya ketidak normalan denyutan atau dorongan
(heaves). Palpasi dilakukan secara sistematis mengikuti struktur
anatomi jantung mulai area aorta, area pulmonal, area trikuspidalis,
area apikal dan area epigastrik. Perkusi, dilakukan untuk
mengetahui ukuran dan bentuk jantung. Akan tetapi dengan adanya
foto rontgen, maka perkusi pada area jantung jarang dilakukan
karena gambaran jantung dapat dilihat pada hasil foto torak
anteroposterior.
d. Ekstermitas
Beberapa keadaan dapat menimbulkan iskemik pada ekstremitas
bersangkutan, antara lain :
1) Cedera pembuluh darah
2) Fraktur di sekitar sendi lutut dan sendi siku
3) Crush injury
4) Sindroma kompartemen
5) Dislokasi sendi panggul.
Keadaan iskemik ini akan ditandai dengan :
1) Pusasi arteri tidak teraba
2) Pucat (pallor)
3) Dingin (coolness)
4) Hilangnya fungsi sensorik dan motorik
5) Kadang-kadang disertai hematoma, ”bruit dan thrill”
Fiksasi fraktur khususnya pada penderita dengan cedera kepala
sedapat mungkin dilaksanakan secepatnya. Sebab fiksasi yang
tertunda dapat meningkatkan resiko ARDS (Adult Respiratory
Disstress Syndrom) sampai 5 kali lipat. Fiksasi dini pada fraktur
tulang panjang yang menyertai cedera kepala dapat menurunkan
insidensi ARDS.
(Suharyanto, 2009)
B. Analisis Data
Peningkatan Tekanan
Intracranial
Ketidakefektifan Perfusi
Jaringan Otak
Trauma kepala, Fraktur depresi Nyeri Akut
Ds : Klien mengatakan nyeri
tulang tengkorak, Hipertensi,
dibagian kepala, nyeri Malformasi Arteri Venosa,
Aneurisma, Distrasia darah,
dirasakan tidak menyebar,
Obat, Merokok
nyeri dirasakan hilang
Pecahnya pembuluh darah
timbul, nyeri tidak hilang
otak (perdarahan intracranial)
walau sudah diistirahatkan
Intracerebral hemoragik
(ICH)
Do : skala nyeri (1-10)
Darah masuk ke dalam
Klien terlihat meringis
jaringan otak
kesakitan
Darah membentuk massa
atau hematoma
Peningkatan Tekanan
Intracranial
Metabolisme Anaerob
Nyeri Akut
Trauma kepala, Fraktur depresi Ketidakseimbangan
Ds : Pasien mengatakan
tulang tengkorak, Hipertensi, nutrisi kurang dari
mual dan muntah Malformasi Arteri Venosa, kebutuhan tubuh
Aneurisma, Distrasia darah,
Do:
Obat, Merokok
Pasien sudah muntah 3 kali,
Pecahnya pembuluh darah
Penurunan kesadaran,
otak (perdarahan intracranial)
Terpasang NGT
Intracerebral hemoragik
Observasi TTV
(ICH)
TD: 180/90 Mmhg,
Darah masuk ke dalam
N 90x/menit,
jaringan otak
RR 23x/menit
Darah membentuk massa
Suhu 37’C
atau hematoma
Peningkatan Tekanan
Intracranial
Anorexia
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan
Tubuh
Trauma kepala, Fraktur depresi Hambatan Mobilitas
Ds : Pasien mengatakan
tulang tengkorak, Hipertensi, Fisik
tidak bisa melakukan Malformasi Arteri Venosa,
Aneurisma, Distrasia darah,
aktivitas seperti biasanya
Obat, Merokok
dikarnakan tangan dan
Pecahnya pembuluh darah
kakinya terasa kaku dan
otak (perdarahan intracranial)
berat.
Intracerebral hemoragik
Do : Pasien berusaha
(ICH)
melakukan gerakan
Darah masuk ke dalam
mengangkat tangan
jaringan otak
kanannya.
Darah membentuk massa
Kekuatan otot : 4/5
atau hematoma
Rentan gerak : pasif
Penekanan pada jaringan
Peningkatan Tekanan
Intracranial
Kerusakan neuromotorik
(Nanda, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Suharyanto, Toto, Abdul Majid. 2009. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Gangguan Sistem Perkemihan. Jakarta : Salemba Medika
Suyono, Slamet. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI : Jakarta