Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah ekonomi kesehatan saat ini adalah tingginya biaya
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi
setiap orang. Semua orang ingin merasa dihargai, ingin dilayani, ingin
mendapatkan kedudukan yang sama di mata masyarakat. Namun pada
kenyataannya yang di alami masyarakat saat ini justru sebaliknya. Hal itu
disebabkan mahalnya biaya pelayanan kesehatan di Indonesia. Seolah-olah
pelayanan kesehatan yang baik hanya diperuntukkan bagi mereka yang memiliki
dompet tebal. Sementara orang-orang kurang mampu tidak mendapatkan
perlakuan yang adil dan proporsional.

Sudah bukan rahasia umum, setiap berobat kita menghawatirkan


akan mahalnya biaya kesehatan. Dan tampaknya masih menjadi permasalahan
utama yang sulit diselesaikan. Hal ini tentu memprihatinkan mengingat banyak
dari warga negara yang masih kesulitan mendapatkan akses kesehatan karena
tidak mampu membayar biayanya yang justru semakin lama semakin mahal.
Bahkan, besarnya jumlah penduduk kelas menengah ke bawah tidak membuat
biaya pengobatan di Indonesia otomatis murah. Sudah banyak kasus pasien yang
tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai, sehingga pada akhirnya
berakhir tidak baik.

Berdasarkan Pasal 28 H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia yang menyatakan bahwa :

“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan”.

Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia menyatakan


bahwa:
“Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak “.

Amanat kedua pasal diatas menunjukan bahwa negara yang harus bertanggung
jawab atas pelayanan kesehatan dan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan bagi
setiap orang termasuk masyarakat miskin.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pelayanan kesehatan ?
2. Apa definisi tingginya harga pelayanan kesehatan ?
3. Apa faktor penyebab tingginya harga pelayanan kesehatan ?
4. Apa dampak tingginya harga pelayanan kesehatan ?
5. Apa solusi terhadap tingginya harga pelayan kesehatan ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pelayanan Kesehatan

Hukum kesehatan merupakan hukum yang secara khusus berisikan


perangkat kaidah maupun keteraturan sikap tindakan yang berkaitan dengan
kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan tindakan yang terkaitan dengan
kesehatan, maka pelayanan kesehatan masuk didalam hukum kesehatan.

B. Defenisi tingginya harga pelayanan kesehatan

Pembangunan kesehatan adalah sebagai bagian dari pembangunan


nasional, dalam pembangunan kesehatan tujuan yang ingin dicapai adalah
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Kesehatan merupakan
faktor utama dalam kehidupan, maka pemerintah harus melakukan tindakan nyata
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Kenyataanya derajat kesehatan
di Indonesia masih rendah, salah satu penyebabnya karena mahalnya biaya
pelayanan kesehatan yang harus dikeluarkan.

Tingkat kemiskinan yang ada di Indonesia menyebabkan masih banyak


masyarakat miskin yang belum mendapatkan akses pelayanan kesehatan. Kondisi
ini tentu tidak sebanding dengan ekonomi masyarakat miskin yang harus
mengeluarkan biaya tinggi untuk memperoleh pelayanan kesehatan. Pemerintah
seharusnya lebih cepat tanggap akan pentingnya kesehatan, sebab kesehatan
merupakan bagian terpenting untuk mencapai kesejahteraan.

Pemerintah seharusnya lebih tanggap dengan kondisi ini, mahalnya biaya


pelayanan kesehatan dapat mengakibatkan kematian. Upaya preventif sebenarnya
sangat perlu dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mencegah timbulnya penyakit,
yang berakhibat pada kematian
C. Faktor penyebab yang mempengaruhi tingginya biaya kesehatan
Beberapa hal yang menjadi penyebab tingginya biaya kesehatan antara lain :
1. Tingkat inflasi
Apabila terjadi peningkatan harga di masyarakat, maka secara
otomatis biaya investasi dan juga biaya operasional pelayanan
kesehatan akan meningkat juga, yang tentu saja menjadi beban bagi
pengguna jasa kesehatan.

2. Tingkat permintaan
Tingkat permintaan pada bidang kesehatan dapat dipengaruhi oleh
faktor :
a. Faktor kuantitas penduduk
Apabila kuantitas penduduk yang membutuhkan pelayanan
kesehatan meningkat, maka biaya yang disediakan harus
meningkat juga.
b. Faktor kualitas penduduk
Apabila kualitas (tingkat pendidikan dan penghasilan yang
lebih baik) penduduk meningkat, tentunya mereka akan
menuntut penyediaan pelayanan kesehatan yang lebih baik
serta membutuhkan biaya yang besar juga.
3. Kemajuan ilmu teknologi
Seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologi dalam
penyelenggaraaan pelayanan kesehatan khususnya pada bidang
kedokteran yang semakin lama semakin canggih dan modern, maka
akan berakibat pada peningkatan dan tingginya biaya yang akan
dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan kesehatan.

4. Perubahan pola penyakit


Perubahan pola penyakit yang pada mulanya berupa penyakit yang
sifatnya akut bergeser menjadi penyakit kronis. Perawatan berbagai
penyakit akut hanya membutuhkan waktu yang singkat, sedangkan
perawatan berbagai penyakit kronis butuh waktu yang sangat lama
sehingga biaya yang dikeluarkan untuk perawatan dan penyembuhan
penyakit kronis ini lebih besar dari pada penyakit akut. Hal ini akan
sangat mempengaruhi tingginya biaya pelayanan kesehatan.

5. Perubahan pola pelayanan kesehatan


Perubahan pola pelayanan kesehatan ini terjadi akibat
perkembangan keilmuan dalam bidang kedokteran sehingga terbentuk
spesialisasi dan subspesialisasi yang menyebabkan pelayanan
kesehatan menjadi terkotak-kotak (fragmented health service) dan satu
sama lain seolah tidak berhubungan. Akibatnya sering terjadi tumpang
tindih atau pengulangan metoda pemeriksaan yang sama dan
pemberian obat-obatan pada satu orang pasien, yang pada akhirnya
berampak pada semakin meningkatnya beban biaya yang harus
ditanggung oleh pengguna jasa layanan kesehatan.

6. Perubahan pola hubungan Dokter – Pasien


Perubahan pola hubungan dokter - pasien yaitu berupa hilangnya
sistem kekeluargaan yang dahulunya mendasari hubungan dokter –
pasien. Dengan adanya perkembangan spesialisasi dan subspesialisasi
serta penggunaan berbagai peralatan yang ditunjang dengan kemajuan
ilmu dan teknologi, mengakibatkan meningkatnya biaya yang harus
dikeluarkan oleh pasien, hal tersebut tentu saja membuat pasien
menuntut adanya kepastian pengobatan dan penyembuhan dari
penyakitnya. Hal ini juga diperberat dengan semakin tingginya tingkat
pendidikan pasien pengguna jasa layanan kesehatan, yang mendorong
semakin kritisnya pemikiran dan pengetahuan mereka tentang masalah
kesehatan. Hal diatas mendorong para dokter sering melakukan
pemeriksaan yang berlebihan (over utilization), demi kepastian akan
tindakan mereka dalam melakukan pengobatan dan perawatan, serta
dengan tujuan mengurangi kemungkinan kesalahan yang dilakukan
dalam mendiagnosa penyakit yang diderita pasiennya. Konsekuensinya
adalah semakin tingginya biaya yang dibutuhkan oleh pasien untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan.

7. Lemahnya mekanisme pengendalian biaya


Lemahnya mekanisme pengendalian biaya pelayanan kesehatan
disebabkan oleh kurangnya peraturan perundang-undangan yang
ditetapkan untuk mengatur dan membatasi pemakaian biaya pelayanan
kesehatan menyebabkan pemakaiannya sering tidak terkendali, yang
pada akhirnya akan membebani penanggung (perusahaan) dan
masyarakat secara keseluruhan.

8. Tingginya bea masuk barang-barang kesehatan


Tingginya bea masuk untuk alat-alat kesehatan ditambah dengan
mahalnya bahan baku obat-obatan menjadi faktor-faktor yang
menyebabkan mahalnya biaya kesehatan di rumah sakit.

9. Penyalahgunaan asuransi kesehatan


Asuransi kesehatan (health insurance) sebenarnya merupakan salah
satu mekanisme pengendalian biaya kesehatan, sesuai dengan anjuran
yang diterapkan oleh pemerintah. Tetapi jika diterapkan secara tidak
tepat sebagaimana yang lazim ditemukan pada bentuk yang
konvensional (third party system) dengan sistem mengganti biaya
(reimbursement) justru akan mendorong naiknya biaya kesehatan.
(Medis Online, 2009).

D. Akibat tingginya biaya pelayanan kesehatan


Dampak yang dapat ditimbulkan apabila tingginya biaya pelayanan
kesehatan antara lain :
a. Banyaknya masyarakat yang enggan untuk berobat ke rumah sakit dan
lebih memilih untuk berobat dengan bahan – bahan herbal/alami.
b. Tingginya tingkat mortalitas, karena pasien berpenyakit yang
seharusnya mendapatkan pelayanan kesehatan, tidak mendapatkan
pelayanan kesehatan yang seharusnya.
c. Menurunnya daya beli masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,
karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun.
d. Distribusi pelayanan kesehatan tidak adil dan merata karena hanya
yang mampu yang dapat merasakan pelayanan kesehatan
e. Produsen pelayanan kesehatan banyak yang bangkrut karena
produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu
membeli.
f. Jurang antara kemiskinan dan kekayaan masyarakat semakin nyata
yang mengarah pada sentimen dan kecemburuan ekonomi.

E. Solusi terhadap tingginya biaya pelayanan kesehatan


Usaha yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi atau mengatasi tingginya
biaya pelayanan kesehatan antara lain :
a) Asuransi Kesehatan
b) Adanya Kartu Jakarta Pintar (KJP)
c) Jamkesmas
d) Meminta keringan pada rumahsakit
e) Meningkatkan program promotif dan prefentif dari pemerintah untuk
mengurangi kondisi sakit, dll.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pemerataan akses dan pemerataan pembiayaan dibutuhkan untuk menjamin
bahwa seluruh penduduk mendapatkan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan
berkualitas. Selain itu pemerintah perlu mencari jalan keluar pengurangan
pembiayaan kesehatan dengan mendorong pemberlakuan asuransi kesehatan.
Kebijakan pelayanan kesehatan dengan sistem asuransi kesehatan sosial dapat
mengurangi beban masyarakat dalam pembiayaan kesehatan. Pelaksanaan
asuransi ini tentunya harus didukung dengan pengendalian yang baik.

B. Saran
Pemerintah seharusnya lebih tanggap dengan kondisi ini, mahalnya biaya
pelayanan kesehatan dapat mengakibatkan kematian. Upaya preventif dan
sebenarnya sangat perlu dilakukan oleh pemerintah untuk dapat mencegah
timbulnya penyakit, yang berakhibat pada kematian
DAFTAR PUSTAKA

Murti, Bhisma. - . Modul Ekonomi Kesehatan.


http://fk.uns.ac.id/static/materi/Ekonomi_Kesehatan_-_Prof_Bhisma_Murti.pdf.
Diakses 21 September 2017.

Rimawati, Eti. 2004. Modul Ekonomi Kesehatan.


http://eprints.dinus.ac.id/6213/1/I_EKONOMI_KESEHATAN.pdf .

Diakses 21 September 2017.

Setyawan, Febri Endra Budi. Desember 2015. Sistem Pembiayaan Kesehatan


(Artikel). Malang : Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah.

Anda mungkin juga menyukai