PENDAHULUAN
profesional. Kata seminar berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah
tempat menanam benih". Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik
yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar
atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal.
Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di
mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan
pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem
kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis. Perlu dicatat bahwa di beberapa
universitas Eropa, sebuah seminar dapat berarti kelas kuliah yang besar, khususnya
ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa memperhatikan jumlah hadirin
Topics
Mary Parker Follet ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan
efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan
perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara
benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal. Manajemen belum memiliki definisi
yang luas dan diterima secara universal. Fungsi manajemen adalah elemen-elemen
dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
dan mengendalikan.
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia yang
suatu perusahaan. Menurut Stanton (2001), definisi pemasaran adalah suatu sistem
memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai suatu
kesetiaan. Kesetiaan ini timbil tanpa adanya paksaan, tetapi timbul dari kesadaran
sendiri pada masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan kepuasaan
praktisi bisnis, loyalitas merupakan konsep yang tampak mudah dibicarakan dalam
konteks sehari-hari, tetap menjadi lebih sulit ketika dianalisis makananya. Dalam
yang tinggi.
kali.
loyalitas merek pada konsumen disebabkan oleh adanya pengaruh kepuasan dan
(2008:6) adalah kelekatan pelanggan pada suatu merek, took, pabrikan, pemberi jasa,
atau entitas lain berdasarkan sikap yang menguntungkan dan tanggapan yang baik,
seperti pembelian ulang. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ada
Loyalitas adalah respon perilaku pembelian yang dapat terungkap secara terus
alternative dari sejumlah merek sejenis dan merupakan fungsi proses psikologis.
Perlu ditekankan bahwa hal tersebut berbedad dengan perilaku membeli ulang,
yang lama melalui suatu proses pembelian yang terjadi secara berulang-ulang.
orang yang membeli, khusunya yang membeli secara teratur dan berulang-ulang.
Pelanggan merupakan seseorang yang terus menerus dan berulang kali datang ke
suatu tempat yang sama untuk memuaskan keinginannya dengan memiliki suatu
produk atau mendapatkan suatu jasa dan membayar produk atau jasa tersebut.
Menurut Gremler dan Brown (dalam Ali Hasan, 2008:83) bahwa loyalitas
pelanggan adalah pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa,
tetapi juga mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa,
yang loyal adalah pelanggan yang sangat puas dengan produk atau jasa tertentu
dikenal.
keterkaitan dan keterlibatan yang tinggi pada pilihannya, dan bercirikan dengan
Dick dan Basu (dalam Ali Hasan, 2008:84) menyatakan definisi loyalitas
lebih bersifat operasional yang menyebutkan bahwa loyalitas sebagai sebuah konsep
terhadap produk atau jasa perusahaan (merek) didefinisikan sebagai sikap menyenagi
yang akan dibeli dan dari siapa. Pembeliannya bukan merupakan peristiwa acak.
Selain itu, loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu dan mensyaratkan bahwa
tidakan kurang dari dua kali (Jill Griffin, 2003:5). Terakhir, unti pengambilan
lebih dari satu orang. Pada kasus demikian, keputusan pembelian dapat menunjukkan
kompromi yang dilakukan seseorang dalam unit dan dapt menjelaskan mengapa ia
terkadang tidak loyal pada produk atau jasa yang paling disukainya.
konsistensi yang tinggi, namun tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa,
tetapi juga mempunya komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan yang
Hill (1996 ;332) menjelaskan bahwa tingkatan loyal terbagi atas 6 tingkat, yaitu :
1) Suspect
Bagian ini termasuk semua pembeli produk atau jasa dalam pemasaran, jadi
suspects adalah menyadari akan produk atau jasa perusahaan atau tidak mempunyai
2) Prospects
perusahaan.
3) Customers
Suatu tipe pembelian produk (walaupun dalam kategori ini termasuk beberapa
4) Clients
5) Advocates
Partners adalah hubungan yang sangat erat antara konsumen dengan supplier
expressed over time by some decisions making unit. Dari kalimat ini terlihat loyalitas
lebih ditujukan kepada suatu perilaku yang ditujukan dengan pembelian rutin,
lebih mahal)
sedikit)
perusahaan.
e. Word of mouth yang lebih positif, dengan asumsi bahwa konsumen yang
Karakteristik dari pelanggan yang loyal menurut Griffin (1995: 31) antara lain,
Untuk dapat menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus melalui
beberapa tahapan. Proses ini berlangsung lama dengan penekanan dan perhatian yang
berbeda untuk masing-masing tahap karena setiap tahap mempunyai kebutuhan yang
dalam setiap tahap tersebut, perusahaan memiliki peluang yang lebih besar untuk
kepuasan sehingga memberikan dasar yang baik untuk melakukan suatu pembelian
kembali terhadap barang yang sama dan membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke
mulut”.
1. Metode Penelitian
menguji pengaruh antar variable dalam hal ini adalah faktor-faktor yang
sampel siapa saja yang bertemu dengan peneliti dan dianggap cocok sebagai
responden yang terkumpul adalah 112 responden. Analisa Data dilakukan dengan
2. Hasil Penelitian
berikut
besar.
loyalitas pelanggan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
pembelian yang konsisten terhadap produk atau jasa sepanjang waktu dan ada sikap
yang baik untuk merekomendasikan orang lain untuk menjadi produk. Indikasi
pelanggan dan juga terdapat beberapa tahap untuk mengukur besar kecilnya loyalitas
serta ada beberapa faktor keloyalitasan konsumen terhadap suatu produk barang
maupun jasa dan juga terdapat beberapa jenis loyalitas pelanggan untuk mengetahui
pelanggan tersebut bertipe seperti apa untuk keloyalitasannya dan juga terdapat
tingkatan pelanggan untuk menuju loyalitas serta terdapat beberapa cara untuk
mengukur loyalitas.
perusahaan tersebut harus sering melakukan inovasi agar konsumen tidak jenuh dan
tidak akan beralih keproduk lain yang sejenis dan juga untuk menerapkan jenis
konsumen yang loyalitas harus dengan pengamatan yang lama dan juga dengan
spesifikasi khusus.