Anda di halaman 1dari 2

MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI PERPAJAKAN DAN PENGARUHNYA

PADA TINGKAT KEPATUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK

Dalan jurnal ini, peneliti menganalisis tingkat kepatuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP)
sebagai subjek pajak/wajib pajak PPN karena berbagai berbagai perubahan UU tentang PPN
mencakup juga berbagai aspek yang terkait erat dengan modernisasi pajak. Selain itu,
kewajiban perpajakan PKP relative mempunyai frekuensi tinggi karena SPT yang bersifat
massa (bulanan) tidak tahunan seperti halnya wajib pajak orang pribadi dan badan. Dan
kemudian belum banyak penelitian sebelumnya yang mengambil PKP sebagai objek
penelitian. Dan alasan berikutnya, mengapa peneliti mengkaji ini, kontribusi PPN terhadap
negara sangatlah signifikan. Sebelumnya penelitian sudah pernah dilakukan, tetapi penelitian
tersebut hanya menguji kepatuhan pada Pajak Penghasilan. Masih terbatas pengujian
kepatuhan yang dilakukan dalam konteks Pajak Penjualan atau Pajak Pertambahan Nilai.

Populasi pada penelitian ini adalah semuan Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang terdaftar
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Padang. Teknik penentuan sampe adalah metode
convenience sampling. Metode ini diambil oleh peneliti mengingat cukup sulitnya untuk
mendapatkan responeden untuk penelitian perpajakan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner.
Kuisioner diberikan kepada repsonden yang ditemui secara langsung atau secara kebetulan
yang sedang berada di KPP Pratama Padang, sehingga apabila responden menemui kesulitan
dapat menanyakan langsung untuk menjawab pertanyaan tersebut. Selain itu, kuisioner juga
disebarkan langsung dengan mendatangi PKP di tempat beroperasi kegiatan usahanya.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari Variabel Independen dan Variabel Dependen.
Variabel independennya yaitu modernisasi system adminitrasi perpajakan dan variable
dependennya yaitu tingkat kepatuhan pengusaha kena pajak. Tingkat kepatuhan pengusaha
kena pajak diukur dari (1) Kepatuhan untuk mendaftarkan diri sebagai pengusaha kena pajak
(PKP), (2) kepatuhan dala perhitungan dan pembayaran pajak terutang, (3) kepatuhan untuk
melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT), (4) kepatuhan dalam pembayaran tunggakan pajak.

Indikator untuk pengukuran variable independen ini meliputi : struktur organisasi,


implementasi pelayanan kepada PKP, strategi organisasi dengan adanya perkembangan
teknologi informasi dan budya organisasi. Untuk menguji validitas data, peneliti menggunakan
korelasi product moment pearson. Lalu untuk menguji realibilitas data dilakukan dengan
menggunakan pendekatan internal consistency reliability yang menggunakan uji Croncbach
Alpha untuk mengidentifikasi seberpa baik item dalam kuisioner berhubungan antara satu
dengan yang lainnya. Selain uji validitas dana uji reabilitas, terhadap data yang diperoleh juga
dilakukan pengujian nirmalitas. Uji normalitas dilakukan dengan du acara yaitu dengan normal
P-P plot dan table Kolmogorov smirnov.

Analisis korelasi digunakan untuk mengukur hubungan antara dua variable yang diuji
dalam penelitian ini. Dan koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variable independen.

Sebelum penyebaran kuisioner, peneliti mencari informasi tentang pengusaha kena


pajak yang ada di Kota Padang dan Kabupaten Padang Pariaman. Kuisioner yang disebar dalam
penelitian ini sebanyak 55 kuisioner, dari total 55 kuisioner tersebut ada 9 kuisioner yang tidak
dikembalikan oleh responden sehingga total kuisioner yang kembali sebanyak 46 kuisioner.
Dari total 46 kuisioner yang kembali terdapat 7 kuisioner yang tidak dapat diolah datanya, hal
ini karena kuisioner tersebut tidak diisi lengkap oleh responden, sehingga total kuisioner yang
dapat diolah dan digunakan untuk tahap analisis berjumlah 39 kuisioner.

Anda mungkin juga menyukai