Anda di halaman 1dari 3

Di era perkembangan dan kemajuan bidang informasi dan teknologi telah mempengaruhi

peradaban manusia melebihi jangkauan pemikiran manusia sebelumnya. Pengaruh ini terlihat
pada pergeseran tatanan social, ekonomi, dan politik yang memerlukan keseimbangan baru antar
nilai-nilai, pemikiran dan cara-cara kehidupan yang berlaku pada konteks global dan local. Sifat
pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai sangat beragam dan canggih, sehingga
diperlukan sumber nilai atau orientasi dasar yang disertai dengan kemampuan mengakses,
memilih dan menilai pengetahuan serta mengatasi situasi yang ambigu dan antisipatif terhadap
ketidakpastian.

Pancasila sebagai ideology bangsa harus dapat dijadikan acuan yang mengakomodir dan
mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga setiap warga
negara dapat mengimbangi sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.

Nilai-nilai Sila Kelima Pancasila dalam Konteks Pengembangan Ilmu

Sila kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan social dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Nila-nilai keadilan haruslah merupakan suatu dasar yang harus
diwujudkan dalam hidup bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu
mewujudkan kesejahteraan, mencerdaskan dan melindungi seluruh warganya dan wilayahnya.
Realisasi dan perlindungan keadilan dalam hidup bersama dalam suatu negara berkebangsaan
mengharuskan negara untuk menciptakan suatu peraturan perundang-undangan. Negara
Indonesia sebagai negara hukum yang berkeadilan social harus mengakui dan melinduni hak-hak
asasi manusia yang tercantum dalam tiga ayat dalam pasal 31 UUD 1945, yakni :

1. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

2. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.

3. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang


meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
Landasan nilai keadilan untuk pengembangan ilmu antara lain :

a. Objektif yaitu memandang masalah apa adanya, terlepas dari perasaan, keinginan,
emosi, sistem keyakinan.

b. Rasional, yaitu menggunakan akal sehat yang dapat dipahami dan diterima oleh yang
lain

c. Logis, yaitu berfikir dengan menggunakan azas logika, konsisten, implikatif

d. Metodologis, yaitu cara khas berfikir dan bertindak (induktif, deduktif, sintesis,
hermeneutic intuitif)

e. Sistematis, yaitu tahapan langkah prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain

Tujuan diikutsertakannya nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar
pengembangan ilmu diantaranya :

 Mewujudkan kesejahteraan dan peningkatan harkat dan martabat manusia

 Ilmu pengetahuan dan teknologi pada haketkatnya tidak bebas, namun terikat dengan
nilai Pancasila.

Sila keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia mengimplementasikan pengembangan


iptek haruslah menjaga keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan diri seniri, dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta
manusia dengan alam lingkungannya.

Nilai Keadilan dalam Pancasila dijadikan landasan etika dalam pegembangan iptek
diamana iptek harus terbuka untuk masyarakat, dan berdampak langsung kepada kondisi hidup
masyarakat dan iptek seharusnya membantu penciptaan masyarakat yang semakin adil.

Hakikat Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan iptek yang terdapat pada sila kelima,
yaitu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia memberikan arahan agar selalu diusahakan
tidak terjadinya jurang (gap) kesejahteraan di antara bangsa Indonesia. Ilmuwan dan ahli teknik
yang mengelola industri perlu selalu mengembangkan sistem yang memajukan perusahaan,
sekaligus menjamin kesejahteraan karyawan. Selama ini, pengelolaan industri lebih berorientasi
pada pertumbuhan ekonomi, dalam arti keuntungan perusahaan sehingga cenderung
mengabaikan kesejahteraan karyawan dan kelestarian lingkungan. Situasi timpang ini disebabkan
oleh pola kerja yang hanya mementingkan kemajuan perusahaan. Pada akhirnya, pola tersebut
dapat menjadi pemicu aksi protes yang justru merugikan pihak perusahaan itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai