Anda di halaman 1dari 3

PETE-PETE

 Deskripsi

Angkutan kota atau pete-pete adalah sebuah moda transportasi perkotaan yang merujuk
kepada kendaraan umum dengan rute yang sudah ditentukan. Tidak seperti bus yang mempunyai
halte sebagai tempat perhentian yang sudah ditentukan, angkutan kota dapat berhenti untuk
menaikkan atau menurunkan penumpang di mana saja.

Pete-pete adalah tulang punggung utama transportasi penduduk Kota Makassar.


Berdasarkan data dinas perhubungan kota makassar tahun 2011, jumlah pete -pete di kota
makassar sebanyak 4.113 unit kendaraan yang melayani 14 trayek, padahal berdasarkan kajian
MTI, Makassar hanya membutuhkan tidak lebih dari 2.700 unit pete-pete saja akibat kelebihan
jumlah pete-pete itu, terlihat beberapa jalan Kota Makassar tidak hanya semakin semrawut, tapi
juga kian macet. waktu tempuh untuk satu rute menjadi lebih lama.Siapa pun yang pernah ke
Makassar akan mengenal pete-pete, entah ia pernah menaikinya atau sekadar melihatnya menepi
untuk menaikkan atau menurunkan penumpang, atau sekadar menyaksikan pete-pete menyusuri
jalan raya di Kota Daeng1. Tapi tidak, pete-pete tidak hanya terlihat namun juga terdengar sebab
mode transportasi darat warga Kota Coto ini biasanya dilengkapi dengan sound system yang
memuntahkan musik dalam volume yang nyaring.

 Proyeksi

Berdasarkan penelitian yang ada Jenis moda transportasi ini biasaya digunakan
masyarakat untuk aktivitas paling banyak adalah berbelanja yakni sebesar 28% dari jumlah
penduduk, dan pulang sekolah / bimbel sekitar 23%. Sedangkan jenis aktivitas penduduk yang
paling sedikit yaitu pindah moda sekitar 7% dan lain-lain sebanyak 6%. Penduduk yang
melakukan perpindahan moda dari satu moda ke moda transportasi lain dengan tujuan untuk
melanjutkan perjalanan ke tempat selanjutnya. Sedangkan untuk penduduk yang menjawab lain
adalah penduduk yang melakukan aktifitas khusus seperti mengambil barang ataupun menjemput
barang.
 Kondisi Eksisting

sistem transportasi di Kota Makassar dan wilayah sekitarnya yang didominasi oleh
angkutan umum (pete-pete) dinilai tidak efektif dan efisien. Hal tersebut disebabkan oleh terjadi
tumpang tindih trayek, kapasitas layanan jalan mendukung sistem pergerakan, kurang
terjaminnya keselamatan, kenyamanan dan ketepatan waktu perjalanan, rendahnya aksesibilitas
dan kurang optimalnya pelayanan angkutan umum. Dari data terminal pembantu Kota Makassar
2008 memperlihatkan untuk pusat Kota terhadap 8 trayek yaitu trayek Makassar ke
Sungguminasa, Trayek A, B, B1, C, D, H, I, J dan S dengan jumlah armada 2910 unit angkutan
pete-pete, dengan potensi penumpang mencapai 20370 penumpang setiap harinya. Sehingga
daerah pusat kota sangat tinggi dari segi pergerakan angkutan umum. Untuk setiap simpul saat
ini hanya terbatas “ngetem” atau pete-pete menaikkan dan menurunkan penumpang tanpa ada
konsep yang jelas mengenai simpul angkutan umum di Kota Makassar.

Sampai saat ini transportasi umum yang digunakan warga Kota Makassar hanya pete-pete
saja, bahkan tidak jarang kondisi pete-petenya pun sudah tidak layak pakai karena kebanyakan
tidak mengurus perpanjangan izin trayek dan uji kelayakan oprasional kendaraan, karena itu
selain macet, polusi udara juga sulit untuk diatasi. Dapat dilihat di ruas-ruas jalan Kota Makassar
misalnya perintis Kemerdekaan pada jam-jam puncak yaitu pukul 08.00-10.00 jumlah volume
lalu lintas yang melintasi ruas jalan tersebut mencapai 8.000 unit/jam kendaraan (Survey
Volume lalu lintas 2011), dan kebanyakan adalah kendaraan roda 4 (motor) hal ini disebabkan
karena kemudahan pembelian sepeda motor, berbekal uang muka 500 Ribu dan cicilannya pun
perbulan murah. itulah sekilas kondisi transportasi kota Makassar pete-pete yang sudah
melampaui batas motor yang setiap tahunnya bertambah, membuat transportasi Kota Makassar
setiap hari semakin semraut.
 Jumlah Armada dan Panjang Rute Angkutan Umum di Kota Makassar

Anda mungkin juga menyukai