Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan daerah khatulistiwa dengan beragam morfologi dari dartan

hingga pegunungan. Keberagaman ini dipengaruhi oleh aktivitas pergerakan tiga

lempeng tektonik di Indonesia. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut menyebabkan

terbentuknya jalur gempa bumi, rangkaian gunung api aktif, serta patahan-patahan

yang dapat berpotensi menjadi sumber gempa dan tsunami.

Gempa bumi tersebut tidak dapat dipastikan waktu terjadinya,


tempatnya, besar skalanya, dan dampak yang akan ditimbulkannya. Hal ini
karena sifat gempa bisa terjadi secara tiba-tiba dan kapan saja, mengingat
aktivitas pergerakan ketiga lempeng tektonik secara terus-menerus yang
berpotensi menimbulkan gempa. Banyak dampak yang ditimbulkan dari
gempa. Dampak yang paling besar dan merugikan adalah adanya korban jiwa
dan kerusakan bangunan. Besarnya dampak gempa bumi terhadap kerusakan
bangunan bergantung pada beberapa hal, diantaranya adalah skala gempa,
jarak episentrum, mekanisme sumber, jenis lapisan tanah dilokasi bangunan
dan kualitas bangunan (Heldi, 2011).

Skala gempa yang besar menimbulkan guncangan yang besar pula dan

mengakibatkan bangunan roboh. Bangunan yang roboh menandakan kurang

kokohnya suatu bangunan. Bangunan yang kurang kokoh disebabkan oleh kegagalan

konstruksi, salah satunya konstruksi pondasi. Oleh karena itu, pondasi sarang laba-

laba (KSLL) menjadi solusi yang ditawarkan untuk daerah yang rawan gempa.

Konstruksi ini dirancang untuk mampu mengikuti arah gempa baik horisontal

maupun vertikal karena menggunakan media tanah sebagai bagian dari struktur

1
pondasi. Konstruksi pondasi bangunan berupa beton bertulang menyerupai sarang

laba-laba dan tanah yang dipadatkan. System pondasi pertama di dunia yang mampu

memaksa tanah berfungsi sebagai struktur. Sehingga, di dalam makalah ini akan

membahas lebih detail tentang konstruksi pondasi sarang laba-laba.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan pondasi konstruksi sarang laba-laba ?

2) Apa kelebihan pondasi KSLL dengan pondasi jenis lain pada umumnya ?

3) Bagaimana efektivitas atau keuntungan pondasi KSLL di wilayah rawan

gempa?

1.3 Tujuan

1) Menjelaskan tentang pondasi konstruksi sarang laba-laba(KSLL).

2) Menjelaskan kelebihan pondasi KSLL daripada pondasi jenis lainnya.

3) Menjelaskan efektivitas atau keuntungan dari pondasi KSLL di wilayah

rawan gempa.

1.4 Manfaat Penulisan

1) Agar masyarakat mengetahui bahwa telah ditemukan jenis pondasi yang

tahan terhadap gempa serta menambah wawasan masyarakat tentang

pondasi konstruksi sarang laba-laba.

2) Dapat digunakan para perancang dan teknisi lapangan menghadapi

tantangan pada perencanaan dan pelaksanaan pondasi langsung dimana

besarnya beban disatu pihak dan lemahnya daya dukung tanah dilain pihak.

2
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Relevan

Ketut Swandana mahasiswa teknik sipil universitas lampung 24 juni 2015

mengatakan

Konstruksi Sarang Laba-Laba sudah teruji pada saat gempa di Aceh dan di
Padang dan alhamdulillah semua bangunan yang menggunakan Konstruksi
Sarang Laba-Laba aman dari gempa. Sampai sekarang sudah diaplikasikan di
banyak gedung, gudang, kontainer yard, jalan, dan apron & Taxiway Bandara.
Selain ramah gempa, KSLL juga kokoh, ekonomis dan ramah lingkungan
karena tidak menggunakan alat berat dan sedikit memakai kayu hasil hutan.

Drs.H.Darmili, Bupati Kabupaten Simeulue Nanggroe Aceh Darussalam

mengatakan Konstruksi Sarang Laba-laba, fondasi yang cocok untuk antisipasi

gempa seperti di Kepulauan Simeulue (ke-3 Gempa terbesar di dunia) dan daerah

rawan gempa lainnya. Untuk direkomendasikan para pelaku pembangunan di daerah

Nanggroe Aceh Darussalam, daerah rawan gempa lainnya di Indonesia dan dunia.

KSLL cocok digunakan untuk bangunan dua lantai hingga 12 lantai, Sejak 1987

sudah lebih 1000 bangunan yang menggunakan teknologi KSLL. KSLL sendiri tidak

cocok digunakan pada bangunan yang bentuknya ramping. (Ryantori, 1984)

2.2 Landasan Teori

Bagian paling bawah dari suatu konstruksi dinamakan Pondasi. Fungsi pondasi ini

adalah meneruskan beban konstruksi kelapisan tanah yang berada di bawah pondasi.

3
Suatu perencanaan pondasi dikatkan benar apabila beban yang diteruskan pondasi ke

tanah tidak melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. ( Braja M, Das,1998) .

Bangunan yang mengalami keruntuhan saat terjadi gempa di Bantul menggunakan

sistem pondasi dangkal (perbandingan D/B 4) yang tidak tahan terhadap gempa.

(Bowles, 1991).

Konstruksi sarang laba-laba merupakan sistem pondasi dangkal yang lebih kaku dan

hemat, bila dilihat dari segi materialnya. Kelebihan lain dari sistem ini merupakan

daya tahan horizontal yang cukup bagus. Karena mempunyai kestabilan yang baik,

dimana bila ada gerakan kearah horizontal sistem ini dapat ditahan oleh tahanan

samping, dimana tekanan samping dari sistem ini cukup besar. (Prof . Dr. Ir T Abdul

Aziz Djajaputra, MSCE, 1999)

Konstruksi sarang laba-laba merupakan konstruksi pondasi dangkal yang kaku,

kokoh, menyeluruh tetapi ekonomis dan ramah gempa. Konstruksi ini dirancang

untuk mampu mengikuti arah gempa baik horisontal maupun vertikal karena

menggunakan media tanah sebagai bagian dari struktur pondasi.( Ir. Sutjipto, 1984)

2.3 Metode Penelitian

Metode yang digunakan adalah metode analitis, yaitu dengan mengumpulkan

berbagai referensi bacaan yang bersumber dari ebook dan internet.

4
BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL)

Pondasi KSLL (Konstruksi Sarang Laba-Laba) merupakan kombinasi

konstruksi bangunan konvensional yang merupakan perpaduan pondasi plat beton

pipih menerus yang dibawahnya berupa rib-rib tegak yang pipih dan tinggi serta

sistem perbaikan tanah diantara rib-rib. Kombinasi ini menghasilkan kerja sama

timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang

memiliki kekakuan jauh lebih tinggi dibandingkan sistem pondasi dangkal lainnya.

Dinamakan sarang laba-laba karena pembesian plat pondasi di daerah kolom selalu

berbentuk sarang laba-laba dan bentuk jaringannya yang tarik-menarik bersifat

monolit, yaitu berada dalam satu kesatuan. Hal ini disebabkan plat konstruksi

didesain untuk multi fungsi, seperti septic tank, bak reservoir, lantai, pondasi tangga,

kolom praktis dan dinding. Rib (tulang iga) KSLL berfungsi sebagai penyebar

tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada kolom. Pasir pengisi dan tanah berfungsi

untuk menjepit rib-rib konstruksi terhadap lipatan puntir.

3.2 Kelebihan Pondasi KSLL dari Pondasi Jenis Lain pada Umumnya

Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan pondasi

konvensional yang lain diantaranya, yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik

dengan penggunaan bahan bangunan yang hemat dibandingkan dengan pondasi rakit

5
(full plate) lainnya, mampu memperkecil penurunan bangunan karena dapat membagi

rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian dari

struktur pondasi, berpotensi digunakan sebagai pondasi untuk tanah lunak dengan

mempertimbangkan penurunan yang mungkin terjadi dan tanah dengan sifat kembang

susut yang tinggi, menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan bersifat padat karya,

waktu pelaksanaan yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan secara industri

(pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton bertulang.

3.3 Efektivitas atau Keuntungan Pondasi KSLL di Wilayah Rawan Gempa

Segi Ketahanan Terhadap Gempa

Pondasi KSLL akan menjadi pondasi yang sangat kaku dan kokoh

serta aman terhadap penurunan dan gempa. Pondasi KSLL ini tahan terhadap gempa

karena adanya ketahanan terhadap diferensial settlement dan pengecilan terhadap

total settlement. Ketahanan terhadap diferensial settlement menjadi lebih tinggi

karena bekerjanya tegangan akibat beban sudah merata pada lapisan tanah pendukung

dan penyusunan rib settlement sedemikian rupa (rib-rib diagonal, disamping rib-rib

arah melintang dan membujur), sehingga membagi luasan KSLL menjadi petak-petak

yang tidak lebih dari 200 m, dan menjadikan KSLL memiliki ketahanan yang tinggi

terhadap diferensial sattlement. Total settlement juga menjadi lebih kecil, karena

meningkatkan kepadatan tanah pada lapisan tanah pendukung dibawah KSLL akibat

pemadatan yang efektif pada lapisan tanah perbaikan didalam KSLL dan bekerjanya

tegangan geser pada rib keliling terluar dari KSLL. Perbaikan tanah KSLL memiliki

6
kestabilan yang bersifat permanen karena adanya perlindungan dari rib KSLL.

(Sutjipto, 1984)

Keuntungan dari Segi Ekonomis

Bebagai kelebihan dan kemampuan yang telah disebutkan diatas, membuat

sistem ini mampu menekan biaya pada jumlah yang cukup besar dibandingkan

dengan bangunan dengan sistem pondasi lain. Untuk beban titik atau kolom yang

cukup besar selalu dihasilkan konstruksi beton untuk rib dan plat KSLL, dengan

dimensi pembesian minimum pada umumnya, hanya diperlukan volume beton rata-

rata 0.20-0.45 m, dan untuk pembesian rib dan plat cukup dengan pembesian

minimum 100-150 kg/m. Untuk konstruksi bangunan bertingkat, maka pembiayaan

konstruksi perancah (scaffolding) untuk plat dan balok lantai 2 akan berkurang

sehingga menjadi sama dengan perancah dan acuan untuk lantai 3 dan

seterusnya.Pada umumnya diperoleh penghematan sebesar : (Ibid).

a) 30% untuk bangunan 3-8 lantai.

b) 20% untuk bangunan 2 lantai.

c) 30% untuk bangunan gedung kelas satu.

7
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Suatu bangunan yang roboh menandakan kurang kokohnya suatu bangunan.

Bangunan yang kurang kokoh disebabkan oleh kegagalan konstruksi, salah satunya

konstruksi pondasi.

Konstruksi sarang laba-laba merupakan konstruksi pondasi dangkal yang kaku,

kokoh, menyeluruh tetapi ekonomis dan ramah gempa. Konstruksi Sarang Laba-Laba

ditemukan oleh, Ir. Ryantori dan (Alm) Ir. Sutjipto dan sekarang pemegang patennya

adalah PT. Katama Suryabumi yang telah dikembangkan sejak tahun 1976.

Pembuatan pondasi sarang laba-laba (KSLL) di wilayah rawan gempa merupakan

salah satu solusi untuk mengatasi kerusakan bangunan akibat gempa bumi. Dengan

segala perencanaan biaya dan proyek pembangunan, solusi ini sangat membantu

mengatasi masalah kerusakan bangunan di wilayah rawan gempa, seperti Indonesia.

Sehingga penggunaan pondasi ini pada bangunan berfungsi secara maksimal dan

dapat diterapkan di seluruh bangunan di Indonesia.

8
4.2 Saran

Untuk menghindari bangunan yang roboh pada saat gempa yang diakibatkan

karena kegagalan suatu konstruksi sebaiknya bangunan yang ada di Indonesia

khususnya daerah yang rawan gempa menerapkan pondasi konstruksi sarang laba-

laba. Karena pondasi jenis ini mampu mengikuti arah gempa baik horisontal maupun

vertikal karena menggunakan media tanah sebagai bagian dari struktur pondasi.

Dalam menerapkan system pondasi ini tentunya kita harus mengantongi izin dari

pemilik hak paten PT. Katama Suryabumi.

9
DAFTAR PUSTAKA

Bowles, J.E. 1991. Sifat-Sifat Fisis Dan Geoteknis Tanah. Jakarta: Erlangga.

Das, B.M. 1998. Mekanika Tanah, Prinsip-Prinsip Rekayasa Geotekni. Jakarta: Erlangga.

Fitriati, Yuli. 2014. Pembuatan Pondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba Di Wilayah Rawan
Gempa, (online). (https://nanasuryanacenter.wordpress.com/teknik-sipil/pondasi-
sarang-laba-laba/). diakses 11 Desember 2015.

Heldi. 2011. Dampak Bencana Gempa Terhadap Lingkungan Binaan Bangunan Kuno
Warisan Budaya di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, (Online). (http//dampak-
bencana-gempa-terhadap.html). diakses 1 April 2014.

Ryantori, Ir. & Sutjipto, Ir. 1984. Konstruksi Sarang Laba-Laba. Surabaya: PT. Dasaguna.

Swandana, Ketut. 2015. Konstruksi Sarang Laba-Laba, (online).


(http://www.kompasiana.com/swandana/konstruksi-sarang-laba-laba-manfaat-dan-
fungsinya_552c2e436ea834017d8b45a5). Diakses Desember 2015.

10

Anda mungkin juga menyukai