Anda di halaman 1dari 4

KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA

Kontruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) adalah merupakan sistem pondasi pertama di


dunia yang mampu mendesak tanah agar bisa berfungsi sebagai struktur. Pada sistem pondasi
lain, tanah hanya bisa berfungsi sebagai pemikul atau sebagai beban/massa pondasi. Tetapi di
Kontruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) yang komposisinya beton bertulang 10 - 20% dan tanah
yang dipadatkan 80 - 90%, tanah benar-benar mampu berfungsi struktural.

Konstruksi sarang laba-laba merupakan salah satu jenis pondasi dangkal, KSLL lebih
dikenal dengan sebutan pondasi rakit (raft foundation). Konstruksi Sarang Laba-Laba
(KSLL) ditemukan pada tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dari ITS dengan Nomor
Paten: ID 0018808. Pondasi KSLL telah diaplikasikan lebih dari 1000 sub struktur/fondasi
diantaranya bangunan: Gedung 2 – 12 lantai, kebandarudaraan, Pelabuhan Laut dan Jalan
Raya. KSLL, telah terbukti keberhasilannya dilapangan pasca gempa bumi dan tsunami
hingga 9SR di NAD, Prestasi tersebut menghantarkan sistem KSLL mendapatkan
penghargaan Pondasi Ramah Gempa dari Departemen Pekerjaan Umum, Kategori Teknologi
Konstruksi 2007 oleh Menteri PU.

KSSL dimaksudkan sebagai sistem kombinasi yang memungkinkan kerja sama timbal
balik dan saling menguntungkan antara sistem pondasi pelat beton pipih menerus yang
dikakukan bagian bawahnya oleh rusuk tegak dan sistem perbaikan tanah di bawah pelat dan
di antara rusuk, sehingga mampu memanfaatkan dan merangkum beberapa kelebihan dari
sistem pondasi dan konstruksi bangunan bawah konvensional menjadi suatu kesatuan.
Konstruksi ini dianggap cocok untuk bangunan di sepanjang jalur patahan gempa yang
mengitari sebagian besar wilayah Indonesia, karena KSLL tidak melawan gempa tapi
mengikuti irama bumi ketika ada gempa, seperti layaknya kapal.

Gambaran mengenai KSSL: rib (rusuk) tegak dan pipih itu disusun, sehingga bagian
atasnya membentuk petak segitiga, dengan hubungan yang kaku. Rusuk ini memiliki fungsi
konstruksi, pengendapan (settlement), dan pengaku. Kemudian, rongga di sela ini diisi
lapisan tanah dan pasir, untuk kemudian dipadatkan secara sempurna. Pemadatan dilakukan
lapis demi lapis, tebal tiap lapis + 20 cm, dan dua sampai tiga lapisan teratas harus
melampaui 95% kepadatan maksimum.
Keunggulan Teknologi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL), antara lain : 

 Sistem pondasi ini memiliki kekakuan (Rigidity) yang tinggi, bersifat monolit dan
kokoh serta aman terhadap penurunan yang menjadikannya pondasi Ramah Gempa
dan telah terbukti pada ratusan gedung di Nanggroe Aceh Darussalam, Papua,
Sumatera Barat dan beberapa wilayah Indonesia lainnya.

 Padat Karya, dapat menyerap tenaga kerja 10 - 15 kali lebih banyak bila dibandingkan
dengan sistem pondasi konvensional, mendukung program pemerintah mengurangi
jumlah pengangguran, sehingga merupakan aktivitas pembuka lapangan kerja..

 Ditinjau dari aspek dampak lingungan, KSLL 100% tidak menimbulkan dampak
lingkungan baik berupa limbah, kebisingan, getaran, kerusakan pada bangunan
sekitarnya dan lain sebagainya.

 Pekerjaan pondasi KSLL memerlukan waktu pelaksanaan yang singkat, karena


memakai sistem ban berjalan dan padat karya yang sederhana dan tidak menuntut
keahlian yang tinggi.

 KSLL efisien terhadap biaya, karena dalam biaya Pembesian rib dan plat cukup
dengan pembesian minimum, 100 kg – 150 kg/m3 volume beton rata-rata 0,2 – 0,45
m3 beton/m2 dan mampu memaksa tanah untuk berfungsi sebagai struktur dengan
komposisi 80 % - 90 % tanah dan 10 % -20% beton.

 KSLL merupakan jawaban dari dilema yang timbul pada pondasi untuk gedung-
gedung yang bertingkat tanggung antara 2 sampai dengan 8 lantai, yang didirikan
diatas tanah dengan daya dukung rendah, letak tanah keras cukup dalam dan
kompresibilitas tanah tinggi.

 Plat KSLL didesain multi fungsi untuk plat fondasi, septic tank, bak reservoir, plat
lantai, fondasi tangga,fondasi kolom praktis dan dinding.

 Rib KSLL berfungsi sebagai penyebar tegangan atau gaya-gaya yang bekerja pada
kolom, pengkaku plat dan penahan perbaikan tanah.
 Pasir pengisi dan tanah yang dipadatkan berfungsi untuk menjepit rib-rib konstruksi
sehingga aman terhadap lipatan dan puntir dan juga menjadi massa dari fondasi dan
penyebar tegangan.

 Untuk gedung yang menggunakan basement, biaya konstruksi basement dapat


dihemat, karena KSLL berfungsi sebagai lantai dan dinding basement.

 Ditinjau dari sudut fungsi dan manfaatnya, KSLL boleh dikatakan adalah sistem
pondasi serba bisa dan multiguna.

 KSLL akan menjadi suatu sistem struktur bawah sangat kaku dan kokoh serta aman
terhadap penurunan dan gempa.

IMPLEMENTASI KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA (KSLL)


Sistem KSLL dapat diimplementasikan dengan berbagai jenis fungsi dan kondisi
bangunan sebagai berikut :

1. Konstruksi pondasi bangunan bertingkat 2-10 lantai


2. Konstruksi landasan pesawat udara/runway, apron, taxyway dan Hanggar
3. Konstruksi pondasi Gudang kelas I
4. Konstruksi pondasi Container yard/terminal peti kemas
5. Konstruksi pondasi menara transmisi tegangan tinggi
6. Konstruksi pondasi menara/tugu, menara air
7. Konstruksi pondasi kolam renang
8. Konstruksi pondasi tangki-tangki minyak
9. Konstruksi Jalan Raya Kelas I
10. Konstruksi pondasi jembatan
11. Konstruksi lantai/pondasi open storage

Potensi dan Kemampuan KSLL untuk ramah gempa telah teruji beberapa kali :

1. Ketika propinsi NAD Desember 2004 dilanda gempa terbesar nomor 3 dalam sejarah
gempa dunia yaitu 9 SR, yang disusul dengan Tsunami yang telah meluluh lantakkan
hampir semua kota besar di NAD. Lebih dari 100.000 (seratus ribu) rumah, gedung
perkantoran, instansi pemerintah, tempat ibadat, dan lain sebagainya hancur lebur. Di
kota Banda Aceh dan di Pulau Simeulue (pusat gempa) terdapat    32 gedung 2 - 4
lantai yang dibangun dengan KSLL. Pasca gempa, ke 32 gedung tersebut tetap berdiri
dengan kokoh tanpa mengalami kerusakan struktural. Sebuah prestasi dengan ratio
keberhasilan 100%.

2. Ketika bulan September 2007, propinsi Sumatera Barat dilanda gempa yang cukup
dahsyat 7,9 SR. Lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) bangunan hancur. Sumatera Barat,
Bengkulu dan sekitarnya terdapat 71 buah gedung yang dibangun dengan KSLL.
100% dari ke 71 buah bangunan tetap kokoh tanpa mengalami kerusakan struktural.
URUTAN PELAKSANAAN KSLL - PONDASI RAMAH GEMPA

1. Pengecoran rib konstruksi dan bongkar bekisting rib konstruksi.


2. Pengisian tanah/pasir pada rongga-rongga rib dan pemadatan per-layer
3. Lantai kerja KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA
4. Pembesian plat KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA
5. Pelaksanaan pengecoran plat beton KONSTRUKSI SARANG LABA-LABA 

Abstrak

Konstruksi laba-laba memiliki kekuatan lebih baik dengan penggunaan bahan bangunan yang
hemat dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate) lainnya, mampu memperkecil
penurunan bangunan karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh pondasi dan mampu
membuat tanah menjadi bagian dari struktur pondasi, berpotensi digunakan sebagai pondasi
untuk tanah lunak dengan mempertimbangkan penurunan yang mungkin terjadi dan tanah
dengan sifat kembang susut yang tinggi, menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan
bersifat padat karya, waktu pelaksanaan yang relatif cepat dan dapat dilaksanakan secara
industri (pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80% tanah dan 20% beton bertulang
dan yang paling penting adalah ramah lingkungan karena dalam pelaksanaan hanya
menggunakan sedikit menggunakan kayu dan tidak menimbulkan kerusakan bangunan serta
tidak menimbulkan kebisingan disekitarnya.

Kesimpulan

Dibandingkan dengan berbagai sistem pondasi lain seperti pondasi cakar ayam, pondasi
sistem pancang dan lain-lain, sistem pondasi sarang laba-laba ini sangat efisien karena tidak
membutuhkan alat berat yang canggih serta tidak membutuhkan tenaga ahli. Sistem ini juga
dapat dipakai untuk daerah-daerah terpencil yang tidak memiliki alat memadai. Konstruksi
laba-laba ini sebenarnya bukan didesain untuk melawan gempa tetapi karena kelebihannya
teknologi ini cukup lentur terhadap goncangan, maka cocok bila diterapkan pada daerah
rawan gempa. Kelebihan lain adalah biaya konstruksi yang lebih ekonomis, mengingat
komposisinya 90 persen tanah, selebihnya beton bertulang dan penghematan waktu
pengerjaan cukup singkat.

Namun, dalam pelaksanaannya, terdapat beberapa kendala, yang bila dikerjakan secara
normatif (tanpa ada inovasi di lapangan) maka target yang ingin dicapai tidak akan terpenuhi.
Curah hujan yang begitu tinggi merupakan kendala yang paling utama karena menyangkut
kinerja di lapangan seperti kondisi tempat konstruksi laba-laba menjadi becek yang
mengakibatkan mobilitas kerja terhambat, tanah dan pasir yang merupakan bagian dari
struktur konstruksi laba-laba menjadi lunak dan sulit untuk dipadatkan sehingga uji
kepadatannya membutuhkan waktu pengeringan.

Anda mungkin juga menyukai