BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ibu paska Seksio Sesarea adalah ibu yang melahirkan janin dengan
minggu.
mengenai cara insisi yaitu insisi abdomen, insisi uterus, cara pelahiran
1. Insisi Abdomen
berikut:
1) Kulit
2) Jaringan subkutan
5) M.oblikus internus
6) Fasia transversalis
7) Jaringan pretoneum
8) Peritoneum
Anik, 2014)
berikut:
1) Insisi Vertikal
janin.
11
panjang sisi.
12
Gambar 2.1
Inisi Vertikal dan Insisi Transversal
Gambar 2.2
Seksio Sesarea Klasik
2.1.8 Etiologi
c. Komplikasi pre-eklamsi
f. Bayi besar
g. Plasenta previa
14
a. Gawat janin
c. Primigravida tua
f. Kehamilan kembar
2.1.4 Patofisiologi
sectio caesarea
2.1.5 Penatalaksanaan
8. Persetujuan ditandatangani
2. Pemantauan EKG
4. Elektrolit
5. Hemoglobin / Hematokrit
6. Golongan darah
7. Urinalisis
(Tucker & Susan Martin 1998 dalam Nurarif & Kusuma, 2015).
17
hitungan awal merupakan masa nifas. Masa ini penting sekal untuk
terus di pantau karna ini adalah masa pembersihan rahim sama halnya
seperti haid.
1. Uterus
2. Lokia
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Lokia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada masa
nifas:
19
persalinan.
yang lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbetuk serum dan
d) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-
sel desidua.
3. Endometrium
kasar akibat pelepasn desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari
4. Serviks
5. Vagina
6. Payudara (mamae)
fisiologis.
7. Sistem pencernaan
untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, di mana pada masa ini
8. Sisitem Perkemihan
9. Sistem Muskuloskeletal
a. Oksitosin
b. Prolaktin
Suhu
semula.
Tekanan darah
tanpa pengoobatan.
1. Taking in period
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan
meningkat.
3. Letting go period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai secara
dirinya.
25
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Keluhan Utama
1) Riwayat Genekologi
a) Riwayat Menstruasi
b) Riwayat Perkawinan
2) Riwayat Obstetri
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
all, 2013).
4) Pola Aktivitas
Anik, 2015).
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2015).
30
2) Tanda-tanda Vital
2011).
3) Antropometri
all, 2013).
a) Kepala
(Doenges, 2001).
b) Wajah
c) Mata
d) Telingga
e) Hidung
f) Leher
g) Dada
h) Abdomen
j) Genetalia
- Atas
- Bawah
5) Analisa Data
bahwa diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada ibu post partum
nutrisi postpartum.
9. Konstipasi.
napas (mucus dalam jumlah berlebihan), jalan nafas alergik (respon obat
anastesi)
Tabel 2.1
9. Berikan 9. Meningkatkan
bronkodilator bila ventilasi dan
perlu pengeluaran sekresi
Tabel 2.2
Nyeri Akut
Tabel 2.3
Tabel 2.4
menerus
16. Tidak
mengisap
payudara
terus menerus
Faktor yang
berhubungan
1. Deficit
pengetahuan
2. Anomly bayi
3. Bayi
menerima
makanan
tambahan
dengan puting
buatan
4. Diskontinuitas
pemberian
ASI
Tabel 2.5
8. Menerapkan 8. Untuk
kateterisasi mengurangi
intermiten, sesuai spastisitas
kandung kemih
dan gejala
perkemihan dan
terkait yaitu
frekuensi,
urgensi,
inkontinensia
dan nokturia.
9. Merujuk ke 9. Spesialis
spesialis kontinensia
kontinensia, sesuai membantu
membuat
rencana asuhan
individual
untuk
memenuhi
kebutuhan
spesifik klien
47
dengan
menggunakan
teknik dan
produk
kontinensia
terbaru.
Tabel 2.6
tidur beristirahat
pasangan dengan baik
tidur
2. Kendala
lingkungan 8. Monitor/catat 8. Mengetahui dan
3. Kurang kebutuhan tidur menoleransi
privasi pasien setiap hari kebutuhan dan
4. Pola tidur dan jam. kesiapan tidur
tidak
menyehatkan
Kondisi terkait
1. Imobilisasi
Tabel 2.7
Resiko Infeksi
statis
Tabel 2.8
9. Konstipasi
Tabel 2.9
Konstipasi
pada lansia
6. Borbogirigmi 6. Identifikasi faktor 6. Mendeteksi dini
7. Darah merah penyebab dan penyebab
pada feses kontribusi konstipasi
8. Perubahan konstipasi
pada pola
defekasi 7. Dukung intake 7. Merangsang
9. Penurunan cairan eliminasi dan
frekuensi mencegah
defekasi konstipasi
10. Penurunan defekasi
volume feses
11. Distensi 8. Kolaborasi 8. Membantu
abdomen pemberian laktasif mengembalikan
12. Keletihan fungsi usus
13. Feses keras
dan berbentuk 9. Pantau tanda-tanda 9. Melihat
14. Sakit kepala dan gejala perkembangan
15. Bising usus konstipasi gejala
hiperaktif konstipasi
16. Bising usus
hipoaktif 10. frekuensi, bentuk, 10. Melihat adanya
17. Tidak dapat volume dan warna perubahan
defekasi
18. Peningkatan 11. Memantau bising 11. Bising usus
tekanan usus biasanya tidak
abdomen terdengar
19. Tidak dapat setelah prosedur
makan pembedahan
20. Feses cair
21. Nyeri pada 12. Konsultasikan 12. Melanjutkan
saat defekasi dengan dokter rencana
22. Massa tentang penurunan / selanjutnya
abdomen kenaikan frekuensi
yang dapat bising usus
diraba
23. Massa rektal 13. Pantau tanda-tanda 13. Mengetahui
yang dapat dan gejala adanya
diraba pecahnya usus dan komplikasi lain
24. Perkusi /atau peritonitis
abdomen
pekak 14. Jelaskan etiologi 14. Mengetahui
25. Rasa penuh masalah dan penyebab pada
rektal pemikiran untuk pasien
26. Rasa tekanan tindakan untuk
rektal pasien
27. Sering flatus
28. Adanya feses 15. Mendorong 15. Melunakan
lunak, seperti meningkatkan feses dan
pasta di dalam asupan cairan, merangsang
rektum kecuali peristaltik
29. Mengejan dikontraindikasikan
pada saat
defekasi 16. Anjurkan pasien / 16. Melihat adanya
30. Muntah keluarga untuk perubahan
55
mencatat warna,
Faktor yang volume, frekuensi,
berhubungan dan konsistensi
1. Kelemahan tinja
otot abdomen
2. Rata-rata 17. Ajarkan pasien / 17. Mendukung
aktivitas fisik keluarga adanya
harian kurang bagaimana untuk perubahan pada
dari yang menjaga buku pasien
dianjurkan harian makanan
menurut
gender dan 18. Anjurkan pasien / 18. Membantu
usia keluarga untuk diet mengembalikan
3. Konfusi tinggi serat fungsi usus
4. Penurunan
motilitas 19. Anjurkan pasien / 19. Untuk
traktus keluarga pada mempermudah
5. Gastrointestin penggunaan yang melunakan
al tepat dari obat feses
6. Dehidrasi pencahar
7. Depresi
8. Perubahan 20. Anjurkan pasien / 20. Membantu
kebiasaan keluarga pada mengembalikan
makan hubungan asupan fungsi usus
9. Ganggaun diet, olahraga dan
emosi cairan sembelit /
10. Kebiasaan impaksi
menakan
dorongan 21. Menyarankan 21. Merencanakan
defekasi pasien untuk tindakan
11. Kebiasaan berkonsultasi selanjutnya
makan buruk dengan dokter jika
12. Higiene oral sembelit atau
tidak adekuat implikasi terus ada
13. Kebiasaan
tilleting tidak 22. Menginformasikan 22. Memberi
adekuat pasien prosedur pengetahuan
14. Asupan serat penghapusan dasar
kurang manual dari tinja,
15. Asupan cairan jika perlu
kurang
16. Kebiaaan 23. Ajarkan pasien atau 23. Mendeteksi dini
defekasi tidak keluarga tentang untuk
teratur proses pencernaan konstipasi
17. Penyalahguna yang normal
an laktasif
18. Obesitas 24. Ajarkan pasien / 24. Memberi
19. Perubahan keluarga tentang pengetahuan
lingkungan kerangka waktu dasar tentang
baru untuk resolusi pengahan
sembelit
Kondisi terkait
1. Ketidakseimb
angan
elektrolit
56
2. Hemoroid
3. Penyakit
hirshprung
4. Ketidakadeku
atan gigi
geligi
5. Gram besi
6. Gangguan
neurologis
7. Obstruksi
usus pasca-
bedah
8. Kehamilan
9. Pembesaran
protat
10. Abses rektal
11. Fisura anal
rektal
12. Striktur anal
rektal
13. Prolaps rektal
14. Ulkus rektal
15. Rektokel
16. Tumor
Sumber : (Nurarif dan Kusuma, 2015, Doenges 2014)
Tabel 2.10
Syok management
1. Monitor tekanan 1. Mengidentifika
nadi si dan
efektifitas serta
kebutuhan
terapi
Tabel 2.11
Resiko Perdarahan
Bleeding
Reduction:wound / luka
1. Gunakan ice pack 1. Untuk
pada are mengurangi
perdarahan pengeluaran
perdarahan
3. Tinggikan 3. Membantu
ekstremitas yang aliran darah
perdarahan mengalir lambat
Bleeding reduction :
gastrointestinal
1. Observasi adanya 1. Kehilangan atau
darah dalam sekresi penggantian
60
Tabel 2.12
Defisiensi Pengetahuan