BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ibu paska Seksio Sesarea adalah ibu yang melahirkan janin dengan
minggu.
9
Anatomi
Bagian abdomen
1. Kulit
(hipodermis/subkutis).
a. Lapisan Epidermis
2016).
b. Lapisan Dermis
c. Lapisan Hipodermis
2. Otot Abdomen
lebar dan panjang. Otot ini merupakan otot vertikal utama pada
Laksono, 2016).
Fisiologi
mengenai cara insisi yaitu insisi abdomen, insisi uterus, cara pelahiran
1. Insisi Abdomen
berikut:
1) Kulit
2) Jaringan subkutan
5) M.oblikus internus
6) Fasia transversalis
7) Jaringan pretoneum
8) Peritoneum
Anik, 2014).
berikut:
1) Insisi Vertikal
janin.
13
panjang sisi.
14
Gambar 2.1
Inisi Vertikal dan Insisi Transversal
Gambar 2.2
Seksio Sesarea Klasik
c. Komplikasi pre-eklamsi
f. Bayi besar
g. Plasenta previa
16
a. Gawat janin
c. Primigravida tua
f. Kehamilan kembar
Sesarea.
17
8. Persetujuan ditandatangani
2. Pemantauan EKG
4. Elektrolit
5. Hemoglobin / Hematokrit
6. Golongan darah
7. Urinalisis
(Tucker & Susan Martin 1998 dalam Nurarif & Kusuma, 2015).
19
hitungan awal merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk
Masa nifas yaitu masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
untuk terus di pantau karna ini adalah masa pembersihan rahim sama
1. Uterus
Ummu Kultsum,2012)
2. Lokia
Lokia adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina selama masa nifas. Lokia terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :
adalah beberapa jenis lokia yang terdapat pada wanita pada masa
nifas:
21
persalinan.
yang lebih pucat dari lokia rubra. Lokia ini berbetuk serum dan
4) Lokia alba adalah lokia yang terakhir. Dimulai dari hari ke-14
cairan putih berbentuk krim serta terdiri atas leukosit dan sel-
sel desidua.
3. Endometrium
kasar akibat pelepasan desidua, dan selaput janin. Setelah tiga hari
4. Serviks
5. Vagina
6. Payudara (mamae)
fisiologis.
7. Sistem pencernaan
untuk gigi pada kehamilan dan masa nifas, di mana pada masa ini
8. Sisitem Perkemihan
9. Sistem Muskuloskeletal
a. Oksitosin
b. Prolaktin
Suhu badan
Satu hari (24 jam ) postpartum suhu badan akan naik sedikit
Nadi
Tekanan darah
masa postpartum.
26
Pernafasan
1. Taking in period
Terjadi pada 1-2 hari setelah persalinan, ibu masih pasif dan
meningkat.
3. Letting go period
Dialami setelah ibu dan bayi tiba dirumah. Ibu mulai secara
dirinya.
sehingga respon setiap orang tidak sama saat merasakan nyeri. Nyeri
tingkatan nyeri yang dialaminya (Potter & Perry, 2006 dalam jurnal
Nurhayati, 2015).
28
1. Nyeri Akut
2. Nyeri Kronis
periode waktu lama (6 bulan atau lebih). Sering kali, nyeri kronis
proses, yaitu :
1. Transduksi
kerusakan jaringan.
2. Transmisi
cortex srebral.
3. Modulasi
4. Persepsi
diantaranya adalah :
reseptor
asam laktat
1. Pendekatan Farmakologi
pernafasan.
a. Distraksi
b. Terapi Musik
(LeMone, 2016).
seperti tertindih, perih, tertusuk dan lain – lain dimana tiap – tiap
yang dirasakan
36
perawat dapat meminta klien untuk melacak daerah nyeri dari titik
yang paling nyeri, kemungkinan hal ini akan sulit apabila nyeri
makna dari istilah – istilah ini berbeda bagi perawat dan klien
antara nyeri ringan, sedang dan berat. Hal ini juga dapat
angka 4.
Gambar 2.3
Skala nyeri
Gambar 2.4
Gambar 2.5
Skala Deskriptif Verbal
yang sangat).
Gambar 2.6
2.3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
a. Keluhan Utama
1) Riwayat Genekologi
a) Riwayat Menstruasi
b) Riwayat Perkawinan
2) Riwayat Obstetri
1) Pola Nutrisi
2) Pola Eliminasi
et all, 2013).
4) Pola Aktivitas
Anik, 2015).
f. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2015).
45
2) Tanda-tanda Vital
2011).
3) Antropometri
all, 2013).
a) Kepala
(Doenges, 2001).
b) Wajah
c) Mata
d) Telingga
e) Hidung
f) Leher
g) Dada
h) Abdomen
j) Genetalia
- Atas
- Bawah
5) Analisa Data
bahwa diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada ibu post partum
nutrisi postpartum.
9. Konstipasi.
napas (mucus dalam jumlah berlebihan), jalan nafas alergik (respon obat
anastesi)
Tabel 2.1
9. Berikan 9. Meningkatkan
bronkodilator bila ventilasi dan
perlu pengeluaran sekresi
Tabel 2.2
Nyeri Akut
Tabel 2.3
Tabel 2.4
mengisap
payudara
terus menerus
Faktor yang
berhubungan
1. Deficit
pengetahuan
2. Anomly bayi
3. Bayi
menerima
makanan
tambahan
dengan puting
buatan
4. Diskontinuitas
pemberian
ASI
Tabel 2.5
8. Menerapkan 8. Untuk
kateterisasi mengurangi
intermiten, sesuai spastisitas
kandung kemih
dan gejala
perkemihan dan
terkait yaitu
frekuensi,
urgensi,
inkontinensia
dan nokturia.
9. Merujuk ke 9. Spesialis
spesialis kontinensia
kontinensia, sesuai membantu
membuat
rencana asuhan
individual
untuk
memenuhi
kebutuhan
spesifik klien
dengan
menggunakan
62
teknik dan
produk
kontinensia
terbaru.
Tabel 2.6
tidur beristirahat
pasangan dengan baik
tidur
2. Kendala
lingkungan 8. Monitor/catat 8. Mengetahui dan
3. Kurang kebutuhan tidur menoleransi
privasi pasien setiap hari kebutuhan dan
4. Pola tidur dan jam. kesiapan tidur
tidak
menyehatkan
Kondisi terkait
1. Imobilisasi
Tabel 2.7
Resiko Infeksi
Tabel 2.8
9. Memantau 9. Melihat
integritas kulit perubahan
pasien keadaan fisik
klien
9. Konstipasi
Tabel 2.9
Konstipasi
angan
elektrolit
2. Hemoroid
3. Penyakit
hirshprung
4. Ketidakadeku
atan gigi
geligi
5. Gram besi
6. Gangguan
neurologis
7. Obstruksi
usus pasca-
bedah
8. Kehamilan
9. Pembesaran
protat
10. Abses rektal
11. Fisura anal
rektal
12. Striktur anal
rektal
13. Prolaps rektal
14. Ulkus rektal
15. Rektokel
16. Tumor
Sumber : (Nurarif dan Kusuma, 2015, Doenges 2014)
Tabel 2.10
n 6. Kalium serum
dbn 4. Monitor input dan 4. Mengetahui
Kondisi terkait 7. Klorida serum output kasar
1. Hipotensi dbn kehilangan
2. Hipovolemia 8. Kalsium serum cairan/darah
3. Hipoksemia dbn
4. Hipoksia 9. Magnesium 5. Monitor tanda awal 5. Mengetahui
5. Infeksi serum dbn syok informasi tanda
6. Sepsis 10. PH darah serum dari syok
7. Sindrom dbn
respons Hidrasi 6. Tempatkan pasien 6. Mengurangi
inflamasi 1. Indicator : pada posisi supine, pengeluaran
sistemik 2. Mata cekung kaki elevasi untuk berlehihan
(systemic tidak ditemukan peningkatan
inflamatory 3. Demam tidak preload dengan
response ditemukan tepat
syndrome) 4. TD dbn
5. Hematokrit DBN 7. Berikan cairan IV 7. Mengganti dan
dan atau oral yang mempertahanka
tepat n volume
sirkulasi dan
perfusi
Syok management
1. Monitor tekanan 1. Mengidentifika
nadi si dan
efektifitas serta
kebutuhan
terapi
perdarahan
Tabel 2.11
Resiko Perdarahan
l
5. Ganggan
fungsi hati Bleeding reduction
6. Kuagulapati 1. Identifikasi 1. Mengetahui
inheren penyebab penyebab
7. Komplikasi perdarahan pendarahan
pascapartum
8. Komplikasi
kehamilan 2. Monitor trend 2. Mengetahui
9. Trauma tekanan darah dan keadaan
Program parameter tekanan darah
pengobatan hemodinamik
(CVP, pulmonary
capillary / artery
wedge pressure
Bleeding
Reduction:wound / luka
1. Gunakan ice pack 1. Untuk
pada are mengurangi
perdarahan pengeluaran
perdarahan
3. Tinggikan 3. Membantu
ekstremitas yang aliran darah
perdarahan mengalir lambat
Bleeding reduction :
gastrointestinal
75
Tabel 2.12
Defisiensi Pengetahuan
2.4.3 Implmentasi
2.4.4. Evaluasi