Anda di halaman 1dari 10

UJI KELARUTAN BIOMOLEKUL LIPID

Ulfa Fitriana, G011 18 1097


Universitas Hasanuddin
Makassar

Abstrak
Lipid didefenisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang
diekstrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau
pelarut non polar. Lipid dalam makanan manusia yang utama adalah triasilgliserol,
sterol, dan membran fosfolipid yang berasal dari hewan dan tumbuhan sehingga
pengujian biomolekul ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelarutan lipid pada
pelarut tertentu. Bahan dan alat yang digunakan yaitu minyak kelapa, alkohol,
Na2Co3, kloroform, aquades, empat tabung reaksi, dan pipet tetes. Hasil yang
didapatkan dari pengujian ini yaitu dari keempat larutan hanya satu yang dapat
terlarut, yaitu minyak kelapa dengan kloroform. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
minyak kelapa dan kloroform sama-sama memiliki sifat nonpolar sehingga dapat
terlarut dengan baik.
Kata Kunci : Larutan, Lipid, Minyak Kelapa, Non Polar, Polar.

Abstract
Lipids are defined as water-insoluble compounds extracted from living
organisms using solvents with weak polarity or non-polar solvents. The main lipids in
human food are triacylglycerol, sterols, and phospholipid membranes originating
from animals and plants so that testing of these biomolecules aims to determine the
level of lipid solubility in certain solvents. The materials and tools used are coconut
oil, alcohol, Na2Co3, chloroform, aquades, four test tubes, and drop pipettes. The
results obtained from this test are that of only four solutions that can be dissolved,
namely coconut oil with chloroform. This can happen because coconut oil and
chloroform both have nonpolar properties so they can dissolve well.
Keywords: Solution, Lipid, Coconut Oil, Non Polar, Polar.
Pendahuluan
Lipid didefenisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstrak
dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut
non polar. Definisi ini berdasarkan atas sifak fisik, berlawanan dengan definisi
protein, karbohidrat, maupun asam nukleat yang berdasarkan atas struktur kimianya.
Istilah lipid mencakup berbagai macam kelompok senyawa yang berbeda-beda
strukturnya, hal ini sesuai dengan pendapat (Ngili Y, 2013).
Lipid dalam makanan manusia yang utama adalah triasilgliserol, sterol, dan
membran fosfolipid yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Proses metabolisme lipid
membentuk dan mendegradasi simpanan lipid dan memproduksi karakteristik struktur
dan fungsi lipid dalam jaringan tertentu. Sebagai contoh, evolusi sistem syaraf yang
sangat terorganisir tergantung pada seleksi alam, enzim-enzim tertentu untuk
berproses dalam mensintesis dan mendegradasi (perputaran) lipid didalam otak dan
sistem syaraf pusat, (Ngili Y,2013).
Kegunaan lipid sebagai pelindung seluler karena lipid merupakan bagian integral
dari membrane sel dan lipid sebagai pelindung aseluler karena lipid merupakan
pelindung organisme dalam bentuk jaringan yang integument sifat asam lemak
ditentukan oleh rantai hidrikarbonnya. Ada asam rantai lurus dan rantai bercabang
yang dapat ditemukan di alam dan lingkungan sekitar dalam bentuk siklis baik yang
jenuh maupun tidak jenuh (Susanti et al.2011).
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian
lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol.
Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan
minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan
lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan
organ berkloroplas lain (Gill dalam Permana 2016).
Lemak/minyak merupakan asam karboksilat/asam alkanoat jenuh alifatis
(tidak terdapat ikatan rangkap C=C dalam rantai alkilnya, dan rantai lurus) dengan
gugus utama –COOH dalam bentuk ester/gliserida yaitu sesuatu jenis asam lemak
atau beberapa jenis asam lemak dengan gliserol suku tinggi. Lemak dan minyak
merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan
protein. Satu gram minyak atau lemak dapat menghasilkan 9 Kkal sedangkan
karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 Kkal/ gram. Minyak atau lemak,
khususnya minyak nabati, mengandung asam-asam lemak esensial seperti asam
linoleat, lenoleat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah
akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan
pelarut bagi vitamin-vitamin A, D, E, dan K (Hart, dalam Permana, 2016).
Dengan mengkonsumsi bahan makanan nabati akan tersedia serat yang cukup
bagi tubuh. Komposisi serat yang tersedia (sellulose, hemisellulose, pektin, lignin dll)
dipengaruhi oleh spesies tumbuhan, agian tumbuhan ( daun, akar, atau batang) dan
derajad kematangan tumbuhan tersebut, (Tala, 2009)
Sifat-sifat lipid dapat diketahui dengan cara melakukan berbagai uji kualitatif,
seperti kelarutan lipid, uji akrolein, ketengikan, ketidakjenuhan, serta uji keberadaan
kolesterol menggunakan uji Salkwoski dan Liebermann-Burchard, (Carlita A,2013).
Berdasarkan praktikum yang dilakukan dapat diketahui bahwa hubungan uji
biomolekul lipid dengan pertanian sangat erat dimana uji lipid sangat dibutuhkan
dalam proses metabolisme yang terjadi pada tanaman maupun hewan hingga
menghasilkan produk-produk pertanian yang sesuai dengan kebutuhan manusia.
Caranya dengan mengetahui tingkat kelarutan lipid pada pelarut tertentu, serta
mengetahui penyebabnya.
Tujuan
Tujuan dari praktikum uji kelarutan biomolekul lipid adalah untuk mengetahui
tingkat kelarutan lipid pada pelarut tertentu.
Metode
Praktikum uji kelarutan biomolekul lipid dilaksanakan pada Rabu, 20 Februari
2018 Pukul 14:50-16:30 WITA di Laboratorium Fisiologi dan Nutrisi Tanaman,
Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Alat dan bahan yang digunakan adalah pipet tetes, tabung reaksi, pipet ukur,
minyak kelapa, alkohol 96%, kloroform, aquades, dan larutan Na2Co3 0,5%.
Langkah kerja dari praktikum uji kelarutan biomolekul lipid adalah sebagai
berikut :
1. Menyiapkan 4 tabung reaksi yang bersih dan kering. Kemudian berturut-turut
diisi dengan air suling, alkohol 96%, kloroform, dan larutan Na2Co3 0,5%
sebanyak 1 ml.
2. Menambahkan 2 tetes minyak kelapa pada setiap tabung.
3. Menghomogenkan larutan, kemudian dibiarkan beberapa saat.
4. Mengamati kelarutan yang terjadi.
5. Mencatat kelarutan kedalam tabel pengamatan.
Dari sumber lain didapatkan metode dengan menguji kelarutannya pula, tapi
dengan cara yang berbeda yaitu, sebanyak 2 ml, pelarut dimasukkan kedalam tabung
reaksi, kemudian ditambahkan sedikit bahan percobaan. Setelah itu, isi tabung
dikocok kuat-kuat dan diamati kelarutannya. Pelarut yang digunakan ialah air, eter,
kloroform, alkohol panas, alkohol dingin, alkali, dan asam encer. Adapun bahan
percobaan yang digunakan ialah minyak kelapa, lemak hewan, mentega, margarin,
gliserol, dan asam stearat. Uji yang menggunakan alkohol panas, dilakukan
pemanasan pada suhu 1000 C selama tiga menit, (Carlita A, 2013)

Hasil dan Pembahasan


Lipid atau lemak secara umum adalah kelompok zat atau senyawa organik yang
jika disentuh dengan ujung-ujung jari akan terasa lengket berlemak. Berbeda dengan
karbohidrat dan protein, lipid mempunyai sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam
pelarut organik nonpolar seperti eter, kloroform, aseton, dan benzene. Berdasarkan
sifat demikian, lipid dapat diperoleh dengan cara ekstraksi dari jaringan hewan atau
tumbuhan/tanaman dengan menggunakan eter atau pelarut nonpolar lainnya
Berdasarkan uraian tersebut, maka didapatkan hasil praktikum sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil Uji Kelarutan Lipid Pada Beberapa Pelarut Tertentu
Hasil Pengamatan (+/-)
No. Zat Pelarut Larut Tidak Larut Terbentuk Emulsi

1. Aquades - + -
2. Alkohol 96% - + -
3. Kloroform + - -
4. Na2Co3 - + -
Sumber : Data Primer, 2019

Bahan Pengamatan Keterangan


Minyak kelapa + Berbau dan berasap
Lemak hewan + Berbau dan berasap
Gliserol + Berbau dan berasap
Asam stearat + Berbau dan berasap
Pati - Tidak berbau dan tidak
Berasap
Sumber : Carlita A, 2013
Keterangan :
+ Mengandung gliserol
- Tidak mengandung gliserol

Tabel 4. Hasil Uji Akrolein

Minyak kelapa yang di homogenkan dengan aquades dalam praktikum ini tidak
terlarut dan tidak pula terbentuk emulsi, dimana minyak kelapa dan aquades saling
memisah dan terbentuk 2 lapisan didalam larutan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan
aquades merupakan larutan polar sedangkan minyak kelapa adalah larutan nonpolar.
Pada larutan kedua yaitu, minyak kelapa dengan alkohol didapatkan hasil bahwa
minyak dengan alkohol tidak terlarut dan tidak pula membentuk emulsi, sedangkan
minyak kelapa dan alkohol dikenal dengan sama-sama larutan nonpolar yang
seharusnya dapat terlarut, hal ini dapat terjadi dimungkinkan karena pada saat
memasukkan cairan alkohol kedalam tabung reaksi telah terkontaminasi dengan udara
yang ada disekitarnya sehingga menghasilkan alkohol tidak dapat terlarut dengan
minyak.
Pada larutan ketiga yaitu, minyak kelapa dengan kloroform didapatkan hasil
bahwa kloroform dengan minyak kelapa dapat terlarut, hal ini dikarenakan minyak
kelapa yang bersifat nonpolar bertemu dengan kloroform yang sama-sama memiliki
sifat yang nonpolar pula sehingga dari kedua cairan ini dapat terlarut dengan baik.
Sedangkan untuk larutan keempat yaitu, Na2Co3 dengan minyak kelapa
didapatkan larutan yang tidak dapat terlarut dan tidak pula membentuk emulsi, tapi
memunculkan gelembung-gelembung kecil diatas permukaan larutannya. Hal ini
dapat terjadi juga karena pada saat memasukkan larutan kedalam tabung reaksi telah
terkontaminasi dengan udara yang berada disekitarnya.
Prinsip percobaan uji akrolein adalah terbentuknya aldehid akrilat atau akrolein
sebagai hasil dehidrasi dari gliserol dalam bentuk bebas atau yang terdapat pada
lemak dan minyak (Bintang 2010 dalam Carlita A, 2013). Uji akrolein digunakan
untuk menguji kebeadaan gliserin atau lemak. Fungsi dari penambahan KHSO 4
adalah sebagai pedehidrasi yang akan menarik air, sehingga gliserol akan terdehidrasi
dalam bentuk aldehid tidak jenuh (akrolein). Pemanasan yang dilakukan berfungsi
untuk mempercepat pendehidrasian gliserol. Bau menyengat seperti ban terbakar
timbul karena gliserolnya terdehidrasi membentuk akrolein yang ditandai dengan
terbentuknya asap putih (Ketaren 2008 dalam Carlita A, 2013). Berdasarkan data
tersebut, gliserol menjadi kontrol positif dan pati merupakan kontrol negatif. Gliserol
memiliki bau akrolein yang menyengat karena senyawa gliserol terdehidrasi
membentuk akrolein. Minyak kelapa dan lemak hewan, dan asam stearat
menghasilkan bau akrolein. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga jenis lipid tersebut
memiliki gliserol. Pati menghasilkan reaksi negatif karena tidak mengandung
gliserol.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, pengujian kelarutan
minyak dengan aquades itu tidak larut, alkohol 96% dengan minyak tidak larut,
Na2Co3 dengan minyak tidak larut sedangkan, kloroform dengan minyak itu terlarut.
Hal ini disebabkan karena minyak merupakan larutan non polar dimana ketika
bertemu dengan kloroform yang termasuk larutan non polar juga, makan larutan
keduanyan akan terlarut bersama.

Ucapan Terima Kasih


Dengan terselesaikannya artikel ilmiah ini, penulis mengucapkan terimakasih
kepada Allah SWT atas limpahan karunia dan hidayahnya serta Kedua orang tua
penulis yang senang tiasa selalu mendoakan dan asisten pembimbing atas bimbingan,
arahan dan koreksi selama penyusunan dan penulisan artikel ilmiah. Serta kepada
asisten lab yang telah membantu menerangkan prosedur dengan sabar. Dan Teman-
teman sekelompok saya atas kerja samanya dalam menyelesaikan praktikum ini dan
penulisan artikel ilmiah.

Daftar Pustaka
Carlita, A. 2013. LIPID. Departemen Biokimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Jurnal Biokimia, 1: 3-14.

Ngili Y. 2013. Biokimia Dasar. Rekayasa Sains. Bandung

Permana, H. 2016. Tugas Biokimia Uji Kelarutan Lipid. Jurusan Biologi Faklutas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Padang. Jurnal
Biologi, 3: 2-3.

Susanti. et all. 2011. Kelarutan Lipid Serta Pengaruh Emulgator Terhadap Kelarutan
Lipid. Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta. Jurnal Biokimia
Praktikum ke-3, Desember 2011

Tala, Z. 2009. Faktor Makanan Dan Pengaruhnya Terhadap Profil Lipid.


Departemen Ilmu Gizi. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.
USU Repository. Medan..

Lampiran
Gambar 7. tabung berisikan Gambar 8. larutan yang telah
aquades,Na2Co3, di homogenkan.
alkohol dan kloroform.

Anda mungkin juga menyukai