Anda di halaman 1dari 2

11/4/2019 Peran Guru di Era Revolusi 4.

Peran Guru di Era Revolusi 4.0


26 November 2018 15:38 WIB Dibaca 1203 kali

Peringatan Hari Guru Nasional (HGN) pada 25 November tahun ini bertepatan dengan usaha keras
seluruh elemen bangsa dalam mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan. Keniscayaan
peningkatan kualitas di sektor paling strategis ini adalah dalam rangka merebut peluang menjadi
bangsa terdepan di tengah persaingan global. Pendidikan semakin menjadi faktor penentu manakala
era revolusi industri 4.0 menawarkan banyak peluang untuk itu, ditambah bonus demogra
Indonesia di tahun-tahun mendatang yang harus dimanfaatkan secara optimal. 

Era revolusi industri 4.0 juga mengubah cara pandang tentang pendidikan. Perubahan yang
dilakukan tidak hanya sekadar cara mengajar, tetapi jauh yang lebih esensial, yakni perubahan cara
pandang terhadap konsep pendidikan itu sendiri. Inovasi disruptif tidak hanya mesti dilakukan di
sektor ekonomi dan teknologi, namun sejatinya juga mendesak diterapkan di lapangan pendidikan.
Perubahan cara pandang dan penerapan inovasi disruptif tentunya dilakukan di garda terdepan oleh
ujung tombak sektor pendidikan, yaitu guru dan dosen sebagai pendidik.

Inovasi disruptif adalah istilah yang sudah diIndonesiakan dari istilah disruptive innovation, dan
merupakan roh utama dari revolusi industri 4.0. Tokoh kunci yang mencetuskan konsep ini adalah
Clayton M Christensen, yang menulis artikel bertajuk ‘Disruptive Technologies: Catching the Wave”,
yang dimuat di jurnal Harvard Business Review (1995). Era revolusi industri 4.0 merupakan
tantangan berat bagi pendidikan di negara mana pun di dunia saat ini. Mengutip Jack Ma dalam
pertemuan tahunan World Economic Forum 2018, pendidikan adalah tantangan terbesar abad ini.
Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, 30 tahun mendatang kita akan
mengalami kesulitan besar. Pendidikan dan pembelajaran yang sarat dengan muatan pengetahuan
dengan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan akan menghasilkan anak didik yang
tidak mampu berkompetisi dengan mesin. Dominasi pengetahuan dalam pembelajaran harus diubah
agar kelak anak-anak muda Indonesia mampu mengungguli kecerdasan mesin sekaligus bijak
menggunakan mesin untuk kemaslahatan publik.

Menyikapi hal itu, tentu variabel kualitas pendidik (baca: Guru) merupakan faktor terpenting.
Kompetensi guru harus diproyeksikan untuk mampu menjawab tantangan termutakhir yang
bermuara pada penyiapan generasi terdidik yang siap bersaing dan terjun langsung di era revolusi
industri 4.0. Era revolusi 4.0 disadari telah mengubah konsep pekerjaan, struktur pekerjaan, dan
kompetensi yang dibutuhkan dunia pekerjaan. Sebuah survei perusahaan perekrutan internasional,
Robert Walters, bertajuk Salary Survey 2018 menyebutkan, fokus pada transformasi bisnis ke
platform digital telah memicu permintaan profesional sumber daya manusia (SDM) yang memiliki
kompetensi yang jauh berbeda dari sebelumnya.

Beranjak dari tataran tersebut, pendidikan setidaknya harus mampu menyiapkan anak didiknya
menghadapi tiga hal: a) menyiapkan anak untuk bisa bekerja yang pekerjaannya saat ini belum ada;
b) menyiapkan anak untuk bisa menyelesaikan masalah yang masalahnya saat ini belum muncul,
dan c) menyiapkan anak untuk bisa menggunakan teknologi yang sekarang teknologinya belum
ditemukan. Sungguh sebuah pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi dunia pendidikan.

Bicara mengenai apa yang seharusnya dibenahi dari peran guru menyongsong tantangan tersebut,
setidaknya terdapat lima kuali kasi dan kompetensi guru yang dibutuhkan di era 4.0. Pertama,
Educational competence, kompetensi mendidik/pembelajaran berbasis internet of thing
sebagai basic skill. Kedua, Competence for technological commercialization, punya kompetensi
membawa siswa memiliki sikap  entrepreneurship  (kewirausahaan) berbasis teknologi dan hasil
karya inovasi siswa. Ketiga, Competence in globalization, dunia tanpa sekat, tidak gagap terhadap
berbagai budaya, kompetensi hybrid dan keunggulan memecahkan masalah (problem solver
competence).

https://padek.co/koran/padangekspres.co.id/cetak/berita/117764/Peran_Guru_di_Era_Revolusi_4.0 1/2
11/4/2019 Peran Guru di Era Revolusi 4.0

Berikutnya, keempat, Competence in future strategies, dunia mudah berubah dan berjalan cepat,
sehingga punya kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan berikut
strateginya. Kelima, Conselor competence, mengingat ke depan masalah anak bukan pada kesulitan
memahami materi ajar, tapi lebih terkait masalah psikologis, stres akibat tekanan keadaan yang
makin kompleks dan berat, dibutuhkan guru yang mampu berperan sebagai konselor/psikolog.
Sekali lagi, Memperbaiki pendidikan dan pembelajaran pendidikan dasar dan menengah, tidak bisa
tidak harus melalui perbaikan kualitas guru. Performa guru era revolusi industri 4.0 adalah guru
yang melek dengan digital economy, arti cial intelligence, big data, robotic, tanpa
mengesampingkan pentingnya tugas mulia penumbuhan budi pekerti luhur bagi anak didik. Melalui
guru, dunia pendidikan mesti mengkonstruksi kreativitas, pemikiran kritis, kerja sama, penguasaan
teknologi informasi dan komunikasi serta kemampuan literasi digital. Guru dituntut menguasi
kompetensi kognitif, kompetensi sosial-behavioral, dan kompetensi teknikal. Kompetensi kognitif
mencakup kemampuan literasi dan numerasi, serta kemampuan berpikir tingkat tinggi. Kompetensi
sosial-behavioral, mencakup keterampilan sosial emosional, keterbukaan, ketekunan, emosi yang
stabil, kemampuan mengatur diri, keberanian memutuskan dan keterampilan interpersonal.
Kompetensi teknikal yang merupakan keterampilan teknis yang sesuai bidang pekerjaan yang
digeluti, dan ini terkait dengan pendidikan vokasi.

Dapat disimpulkan, peran guru di era Digital justru semakin kompleks dan saling melengkapi
dengan perkembangan zaman, serta lompatan kecerdasan generasi milenial yang mereka hadapi di
kelas sebagai peserta didik. Tantangan ini merupakan peluang berharga untuk menstimulus
munculnya guru era digital yang cerdas dan melek teknologi terkini. 

Menyiasati hal itu, guru era digital tidak saja sebagai sumber pengetahuan belaka, tidak boleh hanya
berhenti sebagai agen dari transfer of knowledge, namun juga sebagai agen transfer of value, di
mana nilai-nilai karakter serta moral dapat ditularkan dan diinternalisasikan kepada diri peserta
didik. Mari kita tunggu semakin hadirnya para guru di era digital yang mengemban berbagai peran,
yaitu agen perubahan, pembaharuan pengetahuan, konsultan pembelajaran, fasilitator,
pembimbing, otivator, dan evaluator yang mumpuni. Selamat Hari Guru Nasional 2018. (*)   

Editor : Elsy Maisany


Sumber Berita : Ganefri - Rektor Universitas Negeri Padang

https://padek.co/koran/padangekspres.co.id/cetak/berita/117764/Peran_Guru_di_Era_Revolusi_4.0 2/2

Anda mungkin juga menyukai