Anda di halaman 1dari 2

ASAL-USUL DESA BLIMBINGSARI

Blimbingsari adalah desa yang berada di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana,


Provinsi Bali, Indonesia. Blimbingsari dikenal sebagai desa yang mayoritas penduduknya
Kristen diseluruh Kabupaten. Keberadaan Desa Blimbingsari berawal pada tahun 1939, dulunya
merupakan hutan yang lebat yang disebut Alas Angker, banyak binatang buasnya. Disebutnya
Desa Blimbingsari karena ada banyak pohon belimbing yang tidak berbuah, tapi hanya
berbunga saja.

Berawal pada suatu ketika 30 orang dari beberapa Desa di Kabupaten Badung datang
untuk menyelidiki tanah, dan telah mendapat persetujuan atau izin dari pemerintah. Mereka
ini ialah pekak dari Luh Wartini yaitu I Made Sela, I Nyoman Regig, dan Mas Renggo yang diutus
oleh Gusti Bagus Wastra Utama. Tanah yang mereka selidiki adalah sebuah kawasan hutan
blantara yang tertutup dengan beraneka ragam satwa termasuk juga banyaknya satwa liar,
namun mereka menganggap bahwa tanah yang mereka selidiki adalah merupakan tanah yang
baik.

Dan pada akhirnya pada tanggal 30 November 1939 mulailah hutan tersebut dibuka,
dengan berangkatnya 30 orang kepala keluarga. Mereka ini adalah pionir-pionir desa yang
berbekalkan Moto Ora Et Labora mereka rela meninggalkan keluarga mereka , dan dengan suka
cita yang besar mereka membuka lahan untuk dijadikan suatu desa yang siap untuk didiami
atau ditempati.

Dari timur mereka merabas dan membentuk jalan berupa salib, dalam pembuatan jalan
tersebut mereka mengalami kesulitan Karena harus merabas hutan yang begitu lebat. Dan
mulai membangun rumah, pekarangan, kebun, membuat jalan desa, dan juga membuat gereja.
Gereja Kristen Protestan diblimbingsari dibangun pada tahun 1946, Gereja tersebut dibangun
dengan gaya arsitektur Eropa. Namun pada tahun 1971, gereja rusak akibat gempa bumi.
Kemudian gereja tersebut dibangun ulang dengan arsitektur Bali untuk tempat beribadah bagi
masyarakat yang tinggal didesa tersebut.

Selesainya dibangunnya jalan , rumah, gereja, dan sebagainya, kurang lebih 5 bulan
merabas hutan maka kawasan tersebut sudah dianggap siap untuk didiami atau dihuni.
Kemudian disusul oleh kaum timur yang berbeda, 30 orang transmigran tersebut juga
membawa anak istrinya untuk tinggal didesa blimbingsari tersebut. Ada beberapa banjar untuk
memisahkan daerah tersebut yang disebut dengan enjungan.
Desa blimbingsari letaknya adalah membujur ke barat yang sebagian adalah merupakan
daratan rendah dan sebagian lagi merupakan daerah daratan tinggi berupa pegunungan dan
perbukitan disebelah utara.

Adapun batas-batas desa blimbingsari adalah sebelah selatan ada Desa Melaya yaitu
adalah bagian daerah pangkung tanah, sebelah utara merupakan kawasan hutan jati, disebelah
timur adalah Desa Ekasari dan disebelah barat adalah hutan jati tetapi sekarang menjadi dusun
Ambyarsari. Nuansa bali sangat kental di Desa Blimbingsari ini, adanya dua buah bangunan
Gereja dengan ornamen ukiran-ukiran disetiap sudut Gereja sangat mencirikan Budaya Bali.
Setiap hari raya khususnya Natal dan Paskah masyarakat disini sangat antusias sekali memasang
penjor, sebagaimana yang dilakukan masyarakat hindu pada saat hari raya galungan. Bahkan
jika tidak memasang penjor hari raya terkesan kurang semarak dan kurang meriah. Tidak itu
saja pada saat mengadakan pembaktian ke Gereja,umat kristiani datang dengan menggunakan
pakaian adat Bali seperti kamben, kebaya, udeng, dan sebagainya.

Pemberian nama desa Blimbingsari diilhami dengan banyaknya ditemukan pohon


belimbing yang tidak berbuah tapi hanya berbunga saja. Maka disebutlah Desa Blimbingsari.
Dari tahun ke tahun, kini Desa Blimbingsari semakin berkembang sebagai desa wisata, hal ini
karena penduduknya yang mayoritas Kristen dengan lingkungan yang bersih, rapi, indah,
menjadi hal yang unik dan menarik bagi para wisatawan untuk menikmati keindahan desa
tersebut. Penduduk di desa blimbingari semakin bertambah dari tahun ke tahun, dengan
bertambahnya pendududknya semakin banyak pula mendirikan sebuah gereja. Peduduknya
yang ramah, baik dengan lingkungan yang asri, yang membuat desa blimbingsari tentram dan
damai.

Anda mungkin juga menyukai