Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang mengenai
bagian dari saluran kemih. Ketika mengenai saluran kemih bawah dinamai
sistitis (infeksi kandung kemih) sederhana, dan ketika mengenai saluran
kemih atas dinamai pielonefritis (infeksi ginjal). Gejala dari saluran kemih
bawah meliputi buang air kecil terasa sakit dan sering buang air kecil atau
desakan untuk buang air kecil (atau keduanya), sementara gejala pielonefritis
meliputi demam dan nyeri panggul di samping gejala ISK bawah. Pada orang
lanjut usia dan anak kecil, gejalanya bisa jadi samar atau tidak spesifik.
Kuman tersering penyebab kedua tipe tersebut adalah Escherichia coli, tetapi
bakteri lain, virus, maupun jamur dapat menjadi penyebab meskipun jarang.
Infeksi saluran kemih lebih sering terjadi pada perempuan
dibandingkan laki-laki, dengan separuh perempuan mengalami setidaknya
satu kali infeksi selama hidupnya. Kekambuhan juga sering terjadi. Faktor
risikonya antara anatomi perempuan, hubungan seksual, dan riwayat
keluarga. Pielonefritis, bila terjadi, biasanya ditemukan setelah infeksi
kandung kemih namun juga dapat diakibatkan oleh infeksi yang ditularkan
melalui darah. Diagnosis pada perempuan muda yang sehat dapat didasarkan
pada gejalanya saja. Pada orang dengan gejala yang samar, diagnosis
mungkin sulit karena bakteri mungkin ditemukan tanpa menyebabkan infeksi.
Pada kasus yang kompleks atau apabila pengobatan gagal, kultur urin
mungkin dapat bermanfaat. Pada orang yang sering mengalami infeksi,
antibiotik dosis rendah dapat dikonsumsi sebagai langkah pencegahan.
Dalam kasus yang tidak kompleks, infeksi saluran kemih mudah
diobati dengan antibiotik jangka pendek, walaupun resistensi terhadap
banyak antibiotik yang digunakan untuk mengobati kondisi ini cenderung
meningkat. Dalam kasus yang kompleks, antibiotik dalam jangka waktu lebih
panjang atau intravena mungkin diperlukan, dan bila gejala belum membaik
dalam dua atau tiga hari, diperlukan pemeriksaan diagnostik lebih lanjut.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 1


Pada perempuan, infeksi saluran kemih adalah infeksi bakteri yang paling
sering ditemukan, yaitu 10% mengalami infeksi saluran kemih setiap tahun.

1.2 Tujuan
1) Untuk mengetahui Anatomi dan fisiologi maupun patofisiologi dari
sistem urogenital
2) Untuk mengetahui kalsifikasi, diagnosis kerja dan diagnosis banding dari
infeksi saluran kemih
3) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang, terapi, komplikasi dan
edukasi mengenai infeksi saluran kemih

1.3 Manfaat
1) Untuk memahami Anatomi dan fisiologi maupun patofisiologi dari sistem
urogenital
2) Untuk memahami kalsifikasi, diagnosis kerja dan diagnosis banding dari
infeksi saluran kemih
3) Untuk memahami pemeriksaan penunjang, terapi, komplikasi dan edukasi
mengenai infeksi saluran kemih

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 2


BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Hari/Tanggal Sesi 1 : Senin, 25 Maret 2019
Hari/Tanggal Sesi 2 : Rabu, 27 Maret 2019
Tutor : dr. Ida Ayu Made Mahayani, S.Ked.
Ketua : Putu Ramenda Garbi
Sekretaris : Komang Kartika Yanti

2.2 Skenario LBM 1


Aduh Nyeri Sekali
Seorang perempuam berusia 29 tahun dating ke klinik dengan keluhan
nyeri panas saat buang air kecil. Pasien merasakan anyang-anyangan, setelah
buang air kecil pasien kembali merasakan ingin buang air kecil. Keluhan
disertai demam dan menggigil. Pasien bekerja sebagai seorang buruh
pabrikyang saat ini bekerja lembur dan sering menahan kencing karena takut
dimarahi atasannya. Dari hasil pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah
90/60 mmHg, suhu 38oC, nadi 106x/menit, respirasi 24x/menit. Nyeri ketok
costovertebra dextra et sinistra (+).
Leukosituria >10 lpb, Bakteriuria (++)

2.3 Pembahasan LBM 1


I. Klarifikasi Istilah
1. Anyang-anyangan disebut juga polakisuria adalah suatu keadaan
meningkatnya frekuensi buang air kecil namun sedikit. (Basuki, 2014)
2. Leukosituria adalah suatu keadaan ditemukannya leukosit dalam urin.
Urine dikatakan mengandung leukosit apabila dalam pemeriksaan
mikroskopik didapatkan > 10 leukosit per mm3 atau terdapat > 5
leukosit per lapang pandang besar (lpb). (Basuki, 2014)
3. Bakteriuria adalah suatu kondisi ditemukannya bakteri atau kuman
dalam urin. Dikatakan bakteriuria jika didapatkan lebih dari 105 cfu

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 3


(colony forming unit) per mL pada pengambilan contoh urine porsi
tengah, sedangkan pada pengambilan contoh urine melalui aspirasi
suprapubik dikatakan bakteriuria bermakna jika didapatkan > 103 cfu
per mL. (Basuki, 2014)
4. Ketok costovertebra adalah suatu pemeriksaan perkusi dengan
memberikan ketokan pada sudut costovertebral (sudut yang dibentuk
oleh costae ke-12 dan vertebrae), untuk mengetahui ada tidaknya nyeri
yang berkaitan dengan kelainan pada ginjal. Pembesaran ginjal karena
hidronefrosis atau tumor ginjal, mungkin terasa nyeri pada perkusi.
(Basuki, 2014)

II. Identifikasi Masalah


1. Penyebab adanya keluhan nyeri, panas saat buang air kecil dan
penyebab anyang-anyangan
2. Apa hubungannya sering menahan kencing dengan gejala yang dialami
(nyeri, panas saat buang air kecil dan demam yang disertai menggigil)
3. Intepretasikan pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan jelaskan pula
mengapa ada nyeri ketok vertebra

III. Brain Storming


1. Apa penyebab adanya keluhan nyeri, panas saat buang air kecil
dan penyebab anyang-anyangan?
Mekanisme anyang anyangan :
Reaksi inflamasi pada buli menyebabkan lapisan membran
membentuk lipatan pada dindingterdalam buli yang dapat berubah
sesuai derajat ketegangan buli yang inflamasi menyebabkandidining
buli memerah, edema, hipertensi jika teriisi urin akan menyebabkan
urin mudah ternagsanguntuk mengeluarkan adanya bakteri.Anyang
anyangen (polakisuria) dapat disebabkan oleh :
1. Infeksi

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 4


Karena adanya bakteri, akan menimbulkan kolonisasi bakteri
yang akan masuk ke buli bulidan merusak lapisan glukosmusinlayer di
mukosa urin, sehingga akan menyebabkankolonisasi dipermukaan
mukosa buli. Kolonisasi bakteri ini akan menembul epitel
danmenyebabkan spasme otot polos vesika urinaria terganggu
sehingga sulit relaksai danmenybabkan spasem terus mennerus,
sehingga urin sedikit sedikit keluar yangmengakibatkan distensi
kandung kemih. Sehingga buli tidak mampu menampung volumeurin
akibatnya polakisuria.
2. Batu yang menyebabkan infeksi
Kristal bahan organik atau anorganiik masih metastabil dalam
urin lama kelamaan kristal mengadakan presipitasi sehingga
memnyebabkan nuklease bakteri agregasi,dan menarik komponen lain
sehingga menempel dikandung kemih dalam bentuk retensikristal
kristal membesar, sehingga menyumbat dan menyebabkan retensi
urin polakisuria.
Dari adanya infeksi, tubuh seseorang akan mengeluarkan
mediator inflamasi yayng dimana mediator inflamasi ini akan
menyebabkan set point suhu tubuh akan meningkat dan akhirnya
menyebabkan deman. Deman atau suhu tubuh yang tingi inilah yang
aka menyebabkan suhu urin di kantong kemih akan meningkat dan
itulah yang menyebabkan urin menjadi panas saat proses miksi.
Selain suhu tubuh meningkat, mediator inflamasi akibat adanya
infeksi akan menyebabkan peningkatan prostaglandin di dalam tubuh
dan akan menyebabkan respon nyeri di tubuh akan meningkat juga.
Jadi kesimpulannya rasa panas saat miksi, rasa nyeri dan anyang-
anyangan itu berawal karena adanya inflamasi yang menyebabkan
keluarnya mediator inflamasi dan menyebabkan hal-hal tersebut.
(Dasar- Dasar Urologi, 2008)

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 5


2. Apa hubungannya sering menahan kencing dengan gejala yang
dialami (nyeri, panas saat buang air kecil dan demam yang
disertai menggigil)
Menahan kencing salah satunya dapat meningkatakan resiko
dari terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) dan diikuti dari faktor gaya
hidup yang kurang bersih seperti saat membersihkan atau menyeka
area kewanitaan dari arah belakang kedepan saat setelah buang air
kecil. Selain itu, uretra organ yang berbentuk selang yang mengangkut
urine dari kandung kemih ke luar tubuh yang terletak dekat dengan
anus memungkinkan bakteri yang ada disekitar anus dapat berpindah
dan masuk ke saluran kemih (uretra) dan menjalar masuk ke kandung
kemih (buli-buli).
Apabila bakteri berkolonisasi memungkinkan bakteri dapat
menyebar lagi secara acenden hingga ke ginjal menyebabkan
peradangan maupun infeksi dan terjadi proses inflamasi karena tubuh
mendeteksi adanya bakteri. Akibat adanya infeksi dan peradangan
menyebabkan terjadinya proses inflamasi yang mengeluarkan zat
kimia histamin dan bradikinin sebagai vasodilator yang kuat kemudian
dihantarkan melalui serabut saraf ke otak sehingga adanya rasa nyeri
yang dirasakan. Selain itu tubuh juga mengeluarkan zat toksin yang
dikenal sebagai pirogen eksogen.
Masuknya bakteri tersebut, tubuh akan berusaha melawan dan
mencegahnya dengan leukosit, makrofag, dan limfosit untuk
memfagosit bakteri dan mengeluarkan zat kimia yang dikenal sebagai
pirogen endogen (khususnya IL-1) berfungsi sebagai anti infeksi.
Pirogen endogen akan merangsang sel-sel endotel hipotalamus untuk
mengeluatkan asam arakidonat dengan bantuan enzim fospolipase A2
dan memacu pengeluaran prostaglandin (PGE2) dengan bantuan
enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin akan
mempengaruhi kerja dari termoregulasi hipotalamus. Sebagai
kompensasinya, hipotalamus akan mengingkatkan titik patokan suhu

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 6


tubuh (di atas suhu normal). Akibatnya terjadilah respon
dingin/menggigil yang bertujuan untuk menghasilkan panas tubuh
yang lebih banyak. Dan terjadilah demam. (Ganong, W. F. 2009).

3. Intepretasikan pemeriksaan fisik, hasil laboratorium dan jelaskan


pula mengapa ada nyeri ketok vertebra
a. Tekanan darah 100/70 mmHg.
Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh mekanisme kerja
Kardiovaskuler dan Respirasi. Apabila tubuh terjadi sepsi maka
pembuluh darah akan melakukan vasodilatasi (efek protaglandin
dari mekanisme demam) untuk mengalirkan darahnya ke daerah
tujuan inflamasi tersebut. Hal ini yang memicu tekanan darah dari
pasien cenderung normal (batas normal) dengan arah menurun
(Harrison, 2015).

b. Suhu 38o C
Karena terjadi inflamasi dan infeksi oleh bakteri yang terjadi pada
pasien, terjadi demam untuk meningkatkan suhu yang lebih tinggi lagi
dengan tujuan bakteri yang ada pada tubuh dapat mati karena
papararan suhu tinggi. Dalam mekanisme inflamasi hal ini disebut
sebagai timbulnya kalor yang dipresepsikan oleh tubuh (Harrison,
2015).

c. Nadi 106 x/m.


Infeksi yang terjadi pada pasien membuat distensi otot-otot pada vesica
urinaria dan bakteri yang berasal dari daerah lain juga dapat menyebar
ke aliran darah dan masuk ke ginjal, kondisi ini dapat muncul bagian
tubuh mengalami infeksi. Karena salah satu menifetasi inflamasi
(infeksi) yaitu Lubor dan membutuhkan aliran darah ke daerah tujuan
(inflamasi harus banyak) untuk memusnahkan bakteri. Disamping di

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 7


daerah perifer juga dijaga agar penyebarannya tidak meluas ke bagian
tubuh yang lain (Harrison, 2015).

d. Respirasi 21 x/m
Tekanan darah akan berbanding lurus dengan mekanisme kerja dari
jantung, jadi untuk mengkompensasi kebutuhan darah yang dialirkan
terus menerus maka oksigen yang dialirkan dalam darah juga akan
meningkat yang dalam hal ini dipresepsikan sebagai terjadinya
Takipneu (naiknya frekuensi pernafasan) (Harrison, 2015).

e. Nyeri Ketok Costovertebra Dextra et Sinistra (+).


Nyeri ketok pada daerah kostovertebra di periksa dengan menekan
atau mengetok (tidak perlu kuat) pada daerah sudut yang terbentuk
oleh kosta terakhir dan vertebra (CVA).
Costo vertebra angle (CVA) adalah sudut yang terbentuk pada
kedua sisi di bagian punggung manusia yang terletak diantara lateral
dari muskulus sakrospinalis (musculus erector spinae) dan dibawah iga
ke 12.Ginjal terletak tepat dibawah area ini, dengan cara perkusi, nyeri
akan diperoleh bilas eseorang mengalami batu ginjal atau inflamasi
ginjal.
Pasien dengan gangguan kapsul ginjal yang distend akan
mengalami rasa sakitkarena kapsul ginjal membentang dan
merangsang saraf aferen yang berasal dari korda spinalis dari T11
sampai L2 dan menginervasi ginjal (Sudoyo, 2009).

f. Pemeriksaan Penunjang :
a) Leukosituria >10 lbp
Leukosituria adalah ditemukannya sel darah putih dalam urin,
Leukosituria merupakan tanda adanya inflamasi dari uroepitelium
yang salah satu penyebabnya adalah infeksi. Leukosituria tanpa
bakteriuria menunjukan adanya kolonisasi kuman tanpa infeksi

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 8


saluran kemih. Urin dikatakan mengandung leukosit atau piuria jika
dengan pemeriksaan mikroskopik didapatkan lebih dari 10 leukosit per
mm3 atau terdapat lebih dari 5 leukosit per lapangan pandang besar
(Price, 2005).
Selain itu pada gambaran ginjal Makroskipik dan
Mikroskopik dengan Potongan Melintang pada pielonefritis akut
ditemukan abses tampak sebagai goresan-goresan abu-abu kekuningan
di bagian piramid dan korteks. Secara mikroskopik tampak
polimorfonuklear (PMN) dalam jumlah banyak di daerah tubulus dan
di dalam interstitium di sekitar tubulus. Yang mana segmen-segmen
tubulus hancur dan leukosit dikeluarkan ke dalam urin dalam bentuk
silinder.

b) Bakteruria (++).
Bakteriuria adalah ditemukannya koloni bakteri dalam urin
yang dalam keadaan normal urin tidak terdapat bakteri. Bakteriuria
ini diasumsikan sebagai indikator yang valid untuk menunjukan
keberadaan koloni bakteri atau infeksi saluran kemih. Bakteriuria
diklasifikasikan menjadi bakteriuria simtomatik dan bakteriuria
asimtomatik. Bakteriuria simtomatik adalah ditemukannya bakteri
dalam urin disertai dengan gejala pada pasien. Bakteriuri
asimtomatik adalah ditemukannya bakteri dalam urin tanpa disertai
gejala pada pasien. Bakteriuria bermakna jika ditemukan lebih dari
105 bakteri dalam biakan urin (Price, 2005).

IV. Rangkuman Permasalahan

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 9


devinisi

epidemiologi

etiologi

Aduh patofisiologi
Tanda & Diagnosis Diagnosis
Nyeri
Gejala Diferensial Definitif faktor
Sekali
resiko
pemeriksaan
fisik
pemeriksaan
penunjang
penatalaksanaan
prognosis

V. Learning Issue
1. Anatomi dan fisiologi traktus urinarius (wanita dan pria)
2. Bagaimana histologi traktus urinarius
3. Jelaskan DD sesuai dengan gejala klinis dan hasil pemeriksaan fisik
pada skenario
4. Identifikasi diagnosis definitif (DX) pada skenario :
a. Dedinisi
b. Epidemiologi
c. Etiologi
d. Patofisiologi
e. Faktor resiko
f. Pemeriksaan penunjang
g. Pemeriksaan fisik serta tatalaksana
h. Prognosis

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 10


VI. Referensi
Traktus urinarius terdiri dari ginjal, ureter, buli-buli (vesika
urinaria), dan uretra. Masing-masing organ tersebut memiliki sistem
persarafan dan vaskularisasi tersendiri dalam menyokong fungsi sistem
urinaria. Salah satu fungsi tractus urinarius adalah proses berkemih.
Apabila ada kelainan dalam salah satu organ sistem tersebut, maka akan
mengganggu proses berkemih. Salah satu kelainan tersebut adalah jika
adanya mikroorganisme yang menginfeksi. (Sobotta, 2016)
Infeksi organ urogenitalia seringkali dijumpai pada masyarakat.
Pada dasarnya infeksi ini dimulai dari infeksi pada saluran kemih (ISK)
yang kemudian menjalar ke organ genitalia bahkan sampai ke ginjal.
Infeksi itu sendiri merupakan reaksi inflamasi sel urotelium yang
melapisi saluran kemih. Patogenesis infeksi saluran kemih terjadi karena
adanya gangguan keseimbangan antara mikroorganisme penyebab infeksi
(uropatogen) sebagai agent dan epitel saluran kemih sebagai host.
Gangguan keseimbangan ini disebabkan oleh karena pertahanan tubuh
dari host yang menurun atau karena virulensi agent yang meningkat.
(Basuki, 2014)
Infeksi saluran kemih terdiri atas infeksi saluran kemih atas
(pielonefritis) dan infeksi saluran kemih bawah (sistisis, urethritis).
Pielonefritis adalah reaksi inflamasi akibat infeksi yang terjadi pada
pielum dan parenkim ginjal. Sistisis adalah reaksi inflamasi pada mukosa
buli-buli atau vesika urinaria yang sering disebabkan oleh infeksi bakteri.
Urethritis adalah reaksi inflamasi pada uretra. (Sukandar, 2017)

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 11


VII. Pembahasan Learning Issue
1. Anatomi dan fisiologi traktus urinarius (wanita dan pria)
 Anatomi Traktus urinarius1

Traktus urinarius suatu sistem dimana terjadinya proses


penyaringan darah (sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang
tidak dipergunakan oleh tubuh) dan menyerap zat-zat yang masih
dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan dari tubuh berupa urin (air
kemih).

Traktus urinarius memiliki fungsi:


1. Keseimbangan transportasi air dan zat terlarut
2. Mensekresi hormon yang membantu mengatur tekanan darah,
erithropoietin dan metabolisme kalsium
3. Menyimpan nutrient
4. Ekskresi zat buangan
5. Mengatur keseimbangan asam basa
6. Membentuk urin

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 12


A. ginjal
Masing-masing ginjal mempunyai panjang kira-kira 12 cm
dan lebar 2,5 cm pada bagian paling tebal. Berat satu ginjal pada
orang dewasa kira-kira 150 gram dan kira-kira sebesar kepalang
tangan. Ginjal terletak retroperitoneal dibagian belakang abdomen.
Ginjal kanan terletak lebih rendah dari ginjal kiri karena ada hepar
disisi kanan. Ginjal berbentuk kacang, dan permukaan medialnya
yang cekung disebut hilus renalis, yaitu tempat masuk dan keluarnya
sejumlah saluran, seperti pembuluh darah, pembuluh getah bening,
saraf, dan ureter.
Ginjal (Ren)

Lapisan-lapisan pembungkus ginjal :

1. Bagian dalam : capsula renalis yang berlanjut dengan lapisan


permukaan ureter.
2. Bagian tengah : capsula adiposa yang merupakan jaringan lemak
untuk melindungi ginjal dari trauma.
3. Bagian luar : Fascia renalis (jaringan ikat) yang membungkus
ginjal dan menghubungkannya dg dinding abdomen posterior.
Jaringan flexibel ini memungkinkan ginjal bergerak dengan lembut
saat diafragma bergerak waktu bernafas, mencegah penyebab infeksi
dari ginjal ke bagian tubuh lainnya.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 13


Anatomi internal ginjal dari dalam keluar, renal pelvis, medulla dan
korteks :
1. Renal pelvis merupakan ruang penampung yang besar yang
menghubungkan medula dengan ureter. Renal pelvis Memiliki
percabangan yaitu kaliks mayor dan kaliks minor. Masing-masing
ginjal memiliki sekitar 2-3 kaliks mayor dan 8-18 kaliks minor
2. Medulla renalis merupakan bagian tengah ginjal, terdiri dari 8-18
piramida. Bagian apeks dari piramida adalah papilla . Piramida
terdiri dari tubulus dan duktus kolektifus dari nefron. Tubulus pada
piramida berperan dalam reabsorpsi zat-zat yang terfiltrasi. Urin
berjalan dari medulla ke kaliks minor, kaliks mayor dan renal pelvis.
Dari renal pelvis urin ke ureter dan masuk kandung kemih. Satu
ginjal memiliki kurang lebih 1 juta nefron.
3. Cortex renalis : paling luar dari ginjal terdiri dari area kortikal dan
area juxtamedullari. Mempunyai kapiler-kapiler menembus medula
melalui piramid membentuk renal kolum. Kolum terdiri dari tubulus
ginjal yang mengalirkan urin ke kalliks minor.
Setiap ginjal terbungkus oleh selaput tipis yang disebut
kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna
cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna
cokelat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi
menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut
papilla renalis. (Syaifuddin, 2006).
Hilum adalah pinggir medial ginjal berbentuk konkaf sebagai
pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan
nervus.. Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang
diproduksi ginjal. Terbagi menjadi dua atau tiga calices renalis
majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga
calices renalis minores.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 14


Struktur halus ginjal terdiri dari banyak nefron yang
merupakan unit fungsional ginjal. Diperkirakan ada 1 juta nefron
dalam setiap ginjal. Nefron terdiri dari : Glomerulus, tubulus
proximal, ansa henle, tubulus distal dan tubulus urinarius
B. Ureter

Terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari


ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya ± 25-30 cm, dengan
penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen
dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis.
Panjang ureter sekitar 25 cm yang menghantar kemih. Ia turun
ke bawah pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum.
Di pelvis menurun ke arah luar dan dalam dan menembus dinding
posterior kandung kemih secara serong (oblik). Cara masuk ke dalam
kandung kemih ini penting karena bila kandung kemih sedang terisi
kemih akan menekan dan menutup ujung distal ureter itu dan
mencegah kembalinya kemih ke dalam ureter.
Lapisan dinding ureter terdiri dari:
1. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan peristaltik
yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.
C. Vesika urinaria
Vesica urinaria terletak di belakang pubis di dalam cavitas
pelvis. Vesica urinaria berbentuk seperti pyramid. Apeks pyramid

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 15


ini, arahnya ke depan dan dari situ, terdapat suatu korda fibrosa,
yaitu urakus yang berjalan ke atas menuju umbilicus menjadi
ligamentum umbilikale media. Basis (permukaan posterior) vesica
urinaria, berbentuk seperti segitiga. Pada pria, vesikula seminalis
terletak dipermukaan posterior luar vesica urinaria dan dipisahkan
oleh
vas deferens. Pada wanita, diantara rectum dan vesica urinaria,
terdapat vagina. Leher vesica urinaria, menyatu dengan prostat pada
pria, dan pada wanita, langsung melekat pada fasia pelvis.

Trigonum Vesicae Lieutaudi terdapat di bagian basis dari


vesica urinaria. Muara kedua ureter dan permulaan uretra berada
pada sudut-sudut trigonum yang berjarak antara sekitar 2cm.
Orifisium uretra internum terletak pada titik terendah vesica urinaria.
Bagian-bagian dari vesica urinaria terdiri dari:

1. Fundus
Yaitu bagian yang menghadap kearah belakang dan bawah,
bagian ini terpisah dari rektum oleh spatium retrovesikale yang
terisi oleh jaringan ikat duktus deferent, vesika seminalis dan
prostat.
2. Korpus
Yaitu bagian antara verteks dan fundus, bagian yang runcing
kearah muka dan berhubungan dengan ligamentum umbilikalis.
Dinding kandung kemih terdiri dari: Lapisan sebelah luar
(Peritonium), tunika muskalaris (lapisan otot), tunika sub
mukosa, lapisan mukosa (lapisan bagian dalam)

Bagian dalam dari vesica urinaria, terdiri dari, trigonum vescicae,


uvula vesicae (merupakan tonjolan orifisium uretra interna), dan
rugae veicae (yang terbentuk jika vesica urinaria kosong). Vesica
urinaria terdiri dari lapisan-lapisan otot. Lapisan otot ini terdiri dari 3
lapisan otot yangmembentuk trabekula yang disebut otot detrusor.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 16


Detrusor menebal di leher kandung kemih membentuk sfingter
vesika.

Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus


hypogastricus inferior yaitu: Serabut-serabut post ganglioner
simpatis glandula para vertebralis L1-2, Serabut-serabut
preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus
& plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria.
Disini terjadisinapsis dengan serabut-serabut post ganglioner,
serabut-serabut sensoris visceral afferent: N. splancnicus menuju
SSP, serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus
hypogastricusmenuju medulla spinalis L1-2. Vesica urinaria,
diperdarahi oleh arteri vesikalis superior dari arteri umbilikalis ,
arteri umbilikalis berasal dari arteri iliaka interna dan arteri vesikalis
inferior dari arteri illiaca

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 17


D. Uretra

Merupakan saluran sempit yang berpangkal pada a yang berfungsi


menyalurkan air kemih keluar. Urethra laki-laki panjangnya sekitar 17,5 cm
dengan penis. Pada laki-laki, urethra dibagi 4 bagian :

1. Urethra pars prostatica


Uretra pars prostatika, merupakan bagian terlebar. Uretra pars
prostatika ini, melintas hampir vertical sepanjang kelenjar prostat
(sekitar 2cm atau lebih). Uretra pars prostatika terdapat pada sepanjang
penis (15-16 cm). bagian uretra ini, melintasi bulbus, korpus dan glans
korpus spongiosum penis. Bagian uretra ini memasuki bulbus pada
permukaan atasnya dan berakhir dekat di bagian bawah apeks glans,
pada orifisium uretra eksternum.
2. Urethra pars membranosa
panjangnya hanya1-2 cm.Uretra pars membranosa ini, berjalan
melintasi diafragma urogenital. Dibelakang bagian uretra ini, pada
masing-masing sisi, terletak kelenjar bulbouretral. Uretra pars
membranosa ini, juga dikelilingi oleh sfingter uretra eksterna.
3. Urethra pars spongiosa

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 18


Uretra pars prostatika terdapat pada sepanjang penis (15-16 cm).
bagian uretra ini, melintasi bulbus, korpus dan glans korpus
spongiosum penis. Bagian uretra ini memasuki bulbus pada permukaan
atasnya dan berakhir dekat di bagian bawah apeks glans, pada
orifisium uretra eksternum. panjangnya hanya1-2 cm.

Uretra pada wanita terletak dibelakang simfisis pubis berjalan


miringsedikit kearah atas,uretra pada wanita berukuran lebih pendek
(3.5 cm) dibanding uretra pada pria. Setelah melewati diafragma
urogenital, uretra akan bermuara pada orifisiumnya di antara klitoris
dan vagina (vagina opening). Terdapat m. spchinter urethrae yang
bersifat volunter di bawah kendali somatis, namun tidak seperti
uretra pria, uretra pada wanita tidak memiliki fungsi reproduktif.
Lapisan uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah
luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan
lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra
di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

uretra pada wanita terdiri dari Tunika muskularis (sebelah


luar), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena – vena, dan

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 19


lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam). Muara uretra pada wanita
terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagina) dan uretra
di sini hanya sebagai saluran ekskresi.

Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna dan eksterna.


Sfingter uretra interna, terletak pada perbatasan vesika urinaria dan
terdiri atas otot polos yang dipersarafi oleh system simpatik,
sehingga saat vesika urinaria penuh, sfingter ini akan terbuka.
Sedangkan sfingter uretra eksterna, terdiri atas otot lurik yang
dipersarafi oleh saraf somatic yang dapat diatur sesuai dengan
keinginan.

 FISIOLOGI

REFLEKS MIKSI

Miksi atau berkemih proses pengosongan kandung kemih, diatur


oleh 2 mekanisme : reflek berkemih dan control volunter. Reflex
miksi terpicu ketika reseptor regang didalam dinding kandungan
kemih teransang .

Kandungan kemih pada orang dewasa dapat menampung hingga


250 sampai 400 ml urin sebelum tegangan didindingnya mulai cukup
meningkat untuk mengaktifkan reseptor regang. Semakin besar
tegangan melebihi ukuran ini, semakin besar tingkat pengaktifan
reseptor. Serat-serat aferan dari reseptor regangan membawa impuls
ke medulla spinalis dan akhirnya, melalui antarneuron, merangsang
saraf parasimpatik untuk kandung kemih dan menghambat neuron
motorik ke sfringter eksternus.

Stimulasi saraf parasimpatis kandung kemih menyebabkan organ


ini berkontraksi. Tidak ada mekanisme khusus yang dibutuhkan
untuk membuka sfringter internus ; perubahan bentuk kandung
kemih selama kontraksi akan secara mekanis menarik terbuka
sfringter internus. Secara bersamaan , sfringter eksternus melemas

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 20


karena neuron-neuron motoriknya dihambat. Kini kedua sfringter
terbuka dan urinnya terdorong melalui uretra olah gaya yang
ditimbulkan oleh konstraksi kandungan kemih.

KONTROL VOLUNTER BERKEMIH

Jika waktu refleks miksi dimulai kurang sesuai untuk berkemih,


maka yang bersangkutan dapat dengan sengaja mencegah
pengosongan kandung kemih dengan mengencangkan sfingter
eksternus dan diafragma pelvis. Impuls eksitatorik volunter dari
korteks serebri mengalahkan sinyal inhibitorik refleks dari reseptor
regang ke neuron-neuron motorik yang terlibat (keseimbangan relatif
PPE dan PPI) sehingga otot-otot ini tetap berkontraksidan tidak ada
urin yang keluar.

Berkemih tidak dapat ditahan selamanya. Karena kandung kemih


terus terisi maka sinyal refleks dari reseptor regang meningkat
seiring waktu. Akhirnya, sinyal inhibitorik refleks ke neuron motorik
sfingter eksternus menjadi sedemikian kuat sehingga tidak dapat lagi
diatasi oleh sinyal eksitatorik volunter sehingga sfingter melemas
dan kandung kemih secara tak terkontrol mengosongkan isinya.

Berkemih juga dapat secara sengaja dimulai, meskipun kandung


kemih tidak teregang, dengan secara sengaja melemaskan sfingter
eksternus dan diafragma pelvis. Turunnya dasar panggul
memungkinkan kandung kemih turun, yang secara simultan menarik
dinding abdomen dan diafragma pernapasan.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 21


terbukanya sfingter uretra internus dan meregangkan dinding
kandung kemih. Pengaktifan reseptor regang yang kemudian terjadi
akan menyebabkan kontraksi kandung kemih melalui refleks
berkemih. Pengosongan kandung kemih secara sengaja dapat dibantu
oleh kontraksi dinding abdomen dan diafragma pernapasan.
Peningkatan tekanan intraabdomen yang ditimbulkannya menekan
kandung kemih kebawah untuk mempermudah pengosongan.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 22


2. Bagaimana histologi traktus urinarius
Sistem urinaria terdiri atas:
- Ginjal
- Ureter
- Kandung kemih
- Uretra

o Ginjal :
Unit fungsional setiap ginjal adalah tubulus uriniferus mikroskopik.
Tubulus ini terdiri atas nefron (nephronum) dan duktus koligens
(ductus coligens) yang menampung curahan dari nefron. Jutaan
nefron terdapat di setiap korteks ginjal. Nefron, selanjutnya terbagi
lagi menjadi dua komponen yaitu korpuskulum ginjal (corpusculum
renale) dan tubulus ginjal (renal tubules).

Terdapat dua jenis nefron yaitu nefron kortikal (nephronum


corticale) yang terletak di korteks ginjal, sedangkan nefron
jukstamedularis (nephronum juxtamedullare) terdapat di dekat
perbatasan korteks dan medulla ginjal. Meskipun semua nefron
berperan dalam pembentukan urin, nefron jukstamedularis membuat
kondisi hipertonik di interstisium medulla ginjal yang menyebabkan
produksi urin yang pekat.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 23


Korpuskulum ginjal merupakan segmen awal setiap nefron
yang terdiri atas kumpulan kapiler yang disebut glomerulus serta
dikelilingi oleh dua lapis sel epitel yang disebut kapsul glomerulus
(capsula glomerularis Bowman). Stratum viseral atau lapisan dalam
(pars internus) kapsul terdiri atas sel epitel khusus bercabang, yaitu
podosit (podocytus) yang berbatasan dan membungkus kapiler
glomerulus. Stratum parietal atau lapisan luar (pars externus) kapsul
glomerulus terdiri atas epitel selapis gepeng. Setiap korpuskulum
ginjal mempunyai polus vaskularis, tempat masuknya arteriol aferen
dan keluarnya arteriol eferen. Filtrat dihasilkan oleh glomerulus yang
merupakan utrafiltrat mirip dengan plasma tetapi tidak mengandung
protein lalu masuk ke spatium kapsular meninggalkan korpuskulum
ginjal di polus urinarius, tempat tubulus kontortus proksimal berasal.

Dua jenis tubulus mengelilingi korpuskulum ginjal. Kedua


tubulus ini adalah tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus
distal. Bagian tubulus ginjal yang berawal dari korpuskulum ginjal
sangat berkelok atau melengkung sehingga disebut tubulus kontortus
proksimal (tubulus proximalis pars convolute).

o Ureter
Secara histologik ureter terdiri atas lapisan mukosa,
muskularis dan adventisia. Lapisan mukosa terdiri atas epitel
transisional yang disokong oleh lamina propria. Epitel transisional
ini terdiri atas 4-5 lapis sel. Sel permukaan bervariasi dalam hal
bentuk mulai dari kuboid (bila kandung kemih kosong atau tidak
teregang) sampai gepeng (bila kandung kemih dalam keadaan
penuh/teregang). Sel-sel permukaan ini mempunyai batas konveks
(cekung) pada lumen dan dapat berinti dua. Sel-sel permukaan ini
dikenal sebagai sel payung. Lamina propria terdiri atas jaringan
fibrosa yang relatif padat dengan banyak serat elastin. Lumen pada
potongan melintang tampak berbentuk bintang yang disebabkan

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 24


adanya lipatan mukosa yang memanjang. Lipatan ini terjadi akibat
longgarnya lapis luar lamina propria, adanya jaringan elastin dan
muskularis. Lipatan ini akan menghilang bila ureter diregangkan.
Lapisan muskularisnya terdiri atas atas serat otot polos
longitudinal disebelah dalam dan sirkular di sebelah luar (berlawan
dengan susunan otot polos di saluran cerna). Lapisan adventisia atau
serosa terdiri atas lapisan jaringan ikat fibroelsatin.
Fungsi ureter adalah meneruskan urin yang diproduksi oleh
ginjal ke dalam kandung kemih. Bila ada batu disaluran ini akan
menggesek lapisan mukosa dan merangsang reseptor saraf sensoris
sehingga akan timbul rasa nyeri yang amat sangat dan menyebabkan
penderita batu ureter akan berguling-gulung, keadaan ini dikenal
sebagai kolik ureter.

o Verica urinaria
Kandung kemih terdiri atas lapisan mukosa, muskularis dan
serosa/adventisia. Mukosanya dilapisi oleh epitel transisional yang
lebih tebal dibandingkan ureter (terdiri atas 6-8 lapis sel) dengan
jaringan ikat longgar yang membentuk lamina propria dibawahnya.
Tunika muskularisnya terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang
tersusun berlapis-lapis yang arahnya tampak tak membentuk aturan
tertentu. Di antara berkas-berkas ini terdapat jaringan ikat longgar.
Tunika adventisianya terdiri atas jaringan fibroelastik. Fungsi
kandung kemih adalah menampung urin yang akan dikeluarkan
kedunia luar melalui uretra.

o Uretra
Panjang uretra pria antara 15-20 cm dan untuk keperluan deskriptif
terbagi atas 3 bagian yaitu :
a) Pars Prostatika, yaitu bagian uretra mulai dari muara uretra pada
kandung kemih hingga bagian yang menembus kelenjar prostat.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 25


Pada bagian ini bermuara 2 saluran yaitu duktus ejakulatorius
dan saluran keluar kelenjar prostat.
b) Pars membranasea yaitu bagian yang berjalan dari puncak prostat
di antara otot rangka pelvis menembus membran perineal dan
berakhir pada bulbus korpus kavernosus uretra.
c) Pars kavernosa atau spongiosa yaitu bagian uretra yang
menembus korpus kavernosum dan bermuara pada glands penis.
Epitel uretra bervariasi dari transisional di uretra pars prostatika,
lalu pada bagian lain berubah menjadi epitel berlapis atau
bertingkat silindris dan akhirnya epitel gepeng berlapis pada
ujung uretra pars kavernosa yang melebar yaitu di fosa
navikularis. Terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus. Di
bawah epitel terdapat lamina propria terdiri atas jaringan ikat
fibro-elastis longgar.
Pada wanita uretra jauh lebih pendek karena hanya 4 cm
panjangnya. Epitelnya bervarias dari transisional di dekat muara
kandung kemih, lalu berlapis silindris atau bertingkat hingga berlapis
gepeng di bagian ujungnya. Muskularisnya terdiri atas 2 lapisan otot
polos tersusun serupa dengan ureter.

3. Jelaskan DD sesuai dengan gejala klinis dan hasil pemeriksaan


fisik pada skenario
ISK bagian atas ISK bagian bawah
Keadaan Batu saluran
Pielonefritis Pielonefritis
pasien Cystitis kemih
akut kronik
Jenis
kelamin : + + + +
wanita
Usia 25
+ + + +
tahun

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 26


Nyeri dan
panas saat + + + +
BAK
Anyang-
+ + + +
anyangan

Demam + + +/- +/-

Menggigil + + +/- +/-

TD 100/70
+/- +/- +/- +/-
mmHg

Suhu 38oC + + + +

Nadi
+/- +/- +/- +/-
106x/menit
RR
+/- +/- +/- +/-
24x/menit
Nyeri ketok
+ + - +/-
costovertebra

-
Leukosituria +
+ +

Bakteriuria
++ ++ ++ +/-
(++)

Keterangan :

++ : beresiko sangat tinggi

+ : beresiko sedang

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 27


+/- : beresiko rendah

- : tidak beresiko

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa dari gejala klinis dan faktor
resiko setiap diagnosis diferensial memiliki kesamaan tetapi ada tang
dapat membedakan antara ISK atas, ISK bawah dan Batu Saluran Kemih.
Jika pada ISK atas maka akan terdapat nyeri pada costo vertebra
sedangkan untuk ISK bagian bawah akan merasakan nyeri pada supra
pubis. Tetapi nyeri costo vertebra ini juga merupakan gejala klinis dari
batu saluran kemih khususnya batu ginjal tetapi yang membedakan batu
ginjal dan ISK atas adalah adanya sensasi nyeri yang hilang timbul jika
pada batu ginjal serta adanya rasa kencing berpasir ini yang menjadi
pembeda. Terkadang pada batu ginjal tidak terdapat adanya bacteriuria
dan leukosituria jika batu yang berada pada ginjal tidak merangsang
adanya reaksi imflamasi pada saluran tersebut.

Kami menduga bahwa wanita pada skenario tersebut menderita


infeksi saluran kemih bagian atas yaitu pielonefritis yang bersifat akut,
karena dari pemeriksaan lab telah ditemukan adanya leukosituria dan
bakteriuria yang disertai dengan neri ketok costovertebra yang
menandakan cirri khas dari penyakit tersebut.

4. Identifikasi diagnosis definitif (DX) pada skenario :


A. Dedinisi
Infeksi saluran kemih (ISK) adalah suatu keadaan dimana kuman
atau mikroba tumbuh dan berkembang biak dalam saluran kemih
dalam jumlah bermakna. ISK merupakan penyakit dengan kondisi
dimana terdapat mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya
sangat banyak dan mampu menimbulkan infeksi pada saluran
kemih.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 28


Klasifikasi Infeksi saluran kemih diklasifikasikan berdasarkan
anatomi, yaitu:
A. Infeksi saluran kemih bawah berdasarkan presentasi klinis
dibagi menjadi 2 yaitu :
1) Perempuan :
- Sistitis adalah infeksi saluran kemih disertai bakteriuria
bermakna dan Sindroma uretra akut
2) laki-laki :
- Sistitis, prostatitis, epidimidis, dan uretritis.
B. Infeksi saluran kemih atas berdasarkan waktunya terbagi
menjadi 2 yaitu :
1) Pielonefritis akut : penyakit infeksi pada ginjal yang
biasanya disebabkan oleh bakteri / virus. Penyakit ini
awalnya bermula pada bakteri yang berasal dari vesika
urinaria yang kemudian mencapai ginjal melalui ureter
(refluks vesikoureter)

2) Pielonefritis kronis : penyakit yang terjadi akibat lanjut


dari infeksi bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak
masa kecil

B. Epidemiologi
Di Indonesia, ISK merupakan penyakit yang relatif sering
pada semua usia mulai dari bayi sampai orang tua. Semakin
bertambahnya usia, insidensi ISK lebih banyak terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki karena uretra wanita lebih
pendek dibandingkan laki-laki (Purnomo, 2014).
Prevalensi pada lanjut usia berkisar antara 15 sampai 60%,
rasio antara wanita dan laki-laki adalah 3 banding 1. Prevalensi
muda sampai dewasa muda wanita kurang dari 5% dan laki-laki
kurang dari 0,1%.

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 29


C. Etiologi
Pielonefritis akut disebabkan karena adanya infeksi di
saluran kemih bagian bawah yang naik ke ginjal melalui ureter.
Bateri-bakteri tersebut adalah Escherechia coli, Proteus,
Klebsiella spp, dan kokus gram positif yaitu : Streptococus
faecalis dan enterococus.

D. Patofisiologi
Infeksi dapat terjadi melalui penyebaran hematogen
(neonatus) atau secara asending (anak-anak). Faktor predisposisi
infeksi adalah fimosis, alir-balik vesikoureter (refluks
vesikoureter), uropati obstruktif, kelainan kongenital buli-buli
atau ginjal, dan diaper rash. Patogenesis infeksi saluran kemih
sangat kompleks, karena tergantung dari banyak faktor seperti
faktor pejamu (host) dan faktor organismenya. Bakteri dalam urin
dapat berasal dari ginjal, pielum, ureter, vesika urinaria atau dari
uretra.
Beberapa faktor predisposisi ISK adalah obstruksi urin,
kelainan struktur, urolitiasis, benda asing, refluks atau konstipasi
yang lama. Pada bayi dan anak anak biasanya bakteri berasal dari
tinjanya sendiri yang menjalar secara asending. Bakteri
uropatogenik yang melekat pada pada sel uroepitelial, dapat
mempengaruhi kontraktilitas otot polos dinding ureter, dan
menyebabkan gangguan peristaltik ureter. Melekatnya bakteri ke
sel uroepitelial, dapat meningkatkan virulensi bakteri tersebut.
Mukosa kandung kemih dilapisi oleh glycoprotein mucin
layer yang berfungsi sebagai anti bakteri. Ketika seseorang
mencoba untuk menahan kencing agar tidak ngompol, dimana
kontraksi otot kandung kemih ditahan sehingga urin tidak keluar.
Hal ini menyebabkan tekanan tinggi, turbulensi aliran urin dan

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 30


atau pengosongan kandung kemih yang tidak tuntas, kemudian
semuanya akan menyebabkan bakteriuria. Dan akhirnya
menyebabkan robeknya lapisan glycoprotein mucin layer
sehingga bakteri dapat melekat, membentuk koloni pada
permukaan mukosa, masuk menembus epitel dan selanjutnya
terjadi peradangan. Bakteri dari kandung kemih dapat naik ke
ureter dan sampai keginjal melalui lapisan tipis cairan (films of
fluid), apalagi bila ada refluks vesikoureter maupun refluks
intrarenal. Bila hanya buli buli yang terinfeksi, dapat
mengakibatkan iritasi dan spasme otot polos vesika urinaria,
akibatnya rasa ingin miksi terus menerus (urgency) atau miksi
berulang kali (frequency), sakit waktu miksi (dysuri). Mukosa
vesika urinaria menjadi edema, meradang dan perdarahan
(hematuria).
Infeksi ginjal dapat terjadi melalui collecting system. Pelvis
dan medula ginjal dapat rusak, baik akibat infeksi maupun oleh
tekanan urin akibat refluks berupa atrofi ginjal. Pada pielonefritis
akut dapat ditemukan fokus infeksi dalam parenkim ginjal, ginjal
dapat membengkak, infiltrasi lekosit polimorfonuklear dalam
jaringan interstitial, akibatnya fungsi ginjal dapat terganggu. Pada
pielonefritis kronik akibat infeksi, adanya produk bakteri atau zat
mediator toksik yang dihasilkan oleh sel yang rusak,
mengakibatkan parut ginjal (renal scarring). (Price, Sylvia
A.2015)

E. Faktor resiko
- Jenis kelamin: Wanita memiliki risiko lebih besar terkena infeksi
ginjal daripada pria. Uretra wanita lebih pendek daripada pria,
sehingga bakteri menempuh jarak yang tidak terlalu jauh dari
luar hingga mencapai kandung kemih

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 31


- Gangguan pada saluran urin : seperti batu ginjal, kelainan
struktur pada sistem urin atau, pada pria, kelenjar prostat yang
besar, dapat meningkatkan risiko Anda terkena infeksi ginjal
- Melemahnya sistem imun : seperti diabetes dan HIV,
meningkatkan risiko infeksi ginjal. Beberapa pengobatan, seperti
obat yang dikonsumsi untuk mencegah penolakan organ
transplantasi, juga memiliki efek yang sama
- Penggunaan kateter urin jangka panjang
- Vesicoureteral reflux : adanya aliran kencing yang mengarah
balik ke ginjal

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologis pada ISK dimaksudkan untuk
mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis yang merupakan
faktor predisposisi ISK. Pemeriksaan ini dapat berupa foto polos
abdomen, pielonegrafi intravena, ultrasonografi, kultur urin yang
terdapat beberapa pemeriksaan lain untuk menentukan telah
terjadinya proses infeksi pada ginjal seperti, leukosituria; leukosit
esterase; dan Interleukin-6 urin dan interleukin-8 (IL-6 urin dan
IL-8). Jumlah Interleukin-6 dan 8 dari serum dan urin berguna
untuk pemeriksaan cepat telah terjadinya pielonefritis akut.
Hal ini sangat menjanjikan terutama pada kasus
pielonefritis dimana kadang manifestasi klinis sering tidak
tampak, oleh karena itu dengan pemeriksaan cepat dan hasil yang
akurat maka pengobatan pielonefritis akut dapat lebih cepat
ditegakkan dan diobati sehingga komplikasi seperti parut ginjal,
yang dapat menyebabkan hipertensi dan insufisiensi renal.

G. Pemeriksaan fisik serta tatalaksana


Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan
untuk memelihara status hidrasi dan terapi antibiotika parenteral

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 32


paling sedikit 48 jam. Indikasi rawat inap pasien pielonefritis
akut antara lain :
- Kegagalan mempertahankan hidrasi atau toleransi terhadap
antimikroba oral
- Pasien sakit berat atau debilitasi
- Terapi antimikroba oral selama rawat jalan mengalami
kegagalan
- Diperlukan invertigasi lanjutan
- Faktor predisposisi untuk ISK tipe berkomplikasi rawat inap
- Komorbiditas seperti kehamilan, diabetes melitus dan usia
lanjut
- The Infection Disease Society of America menganjurkan satu
dari tiga alternatif terapi antibiotika intravena sebagai terapi
awal selama 48-72 jam sebelum diketahui mikroorganisme
penyebabnya
- Flurokuinolon
- Aminoglikosida dengan atau tanpa ampisilin
- Sefalosporin berspektrum luas dengan atau tanpa
aminoglikosida

H. Prognosis
pielonefritis tanpa kelainan anatomi mempunyai prognosis lebih
baik bila dilakukan pengobatan pada fase akut yang adekuat dan

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 33


disertai dengan pengawasan terhadap kemungkinan infeksi yang
berulang. Prognosis jangka panjang pada sebagian besar penderita
dengan kelainan anatomis umumnya kurang memuaskan
meskipun telah diberikan pengobatan yang adekuat dan dilakukan
koreksi bedah. Jadi, dari kasus ini prognosis :
- Que ad vitam : Dubia ad bonam
- Que ad fungsioanam : Dubia ad bonam

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 34


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan diskusi yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa kami menduga perempuan pada skenario tersebut mengalami infeksi
saluran kemih (ISK) atas suspect pielonefritis akut. Dugaan ini kami
simpulkan dari berbagai tanda dan gejala yang terdapat dalam skenario.
Untuk lebih menegakkan diagnosis yang telah kami duga, diperlukan
berbagai pemeriksaan yang lebih komprehensif, meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Hal ini diperlukan agar
perempuan dalam skenario mendapatkan penatalaksanaan yang tepat.
Pada kasus di skenario, penatalaksanaan yang kami ajukan, meliputi
pemberian antibiotik spektrum luas untuk mengatasi infeksi akibat bakteri
yang terjadi dan pemberian antipiretik untuk menurunkan demam. Selain itu,
diperlukan konsumsi air minum dalam jumlah yang banyak untuk
mendukung kesembuhan perempuan dalam skenario. Apabila
penatalaksanaan tersebut dilakukan dengan baik, maka kami menduga
perempuan dalam skenario mengalami prognosis yang baik (dubia ad
bonam).

LBM 1 “Aduh Nyeri Sekali” | 35

Anda mungkin juga menyukai