Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui

pembangunan kesehatan adalah terwujudnya Bangsa dan Negara yang ditandai dengan

perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau layanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang tinggi di wilayah

Indonesia.

Guna untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal berbagai

upaya yang dilakukan baik yang berhubungan langsung dengan pelayanan masyarakat

maupun berhubungan dengan profesionalisme petugas kesehatan. Pembangunan

kesehatan yang sedang digalangkan saat ini di dukung oleh semua sektor dalam

masyarakat sehingga pembangunan bangsa indonesia tidak terjadi kesenjangan yang

dapat menimbulkan persoalan-persoalan baru dalam masyarakat.

Tujuan utama semua usaha kesehatan masyarakat, baik dari bidang promotif,

preventif, kuratif, dan rehabilitatif ialah agar setiap masyarakat dapat mencapai derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya baik jasmani, rohani, maupun sosialnya, serta

diharapakan berumur panjang. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan syarat

yakni harus ada pengertian, bantuan, dan partisipasi dari masyarakat secara teratur dan

terus menerus.

Dalam mewujudkan Indonesia Sehat 2015, Departemen Kesehatan menetapkan

empat misi pembangunan kesehatan, yaitu menggerakkan pembangunan nasional

berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat,

memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan

melibatkan masyarakat beserta lingkungannya. Diharapkan misi tersebut dapat

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 1


dilaksanakan secara efektif dan efisien, maka pembangunan kesehatan menggunakan

strategi desentralisasi, paradigma sehat, profesionalisme dan menjamin pemeliharaan

kesehatan.

Upaya-upaya tersebut diharapkan lebih meningkatkan kesehatan bangsa yang

bersifat proaktif dalam jangka panjang maupun mendorong masyarakat untuk bersifat

mandiri dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang lebih tinggi akan

pentingnya yang bersifat promotif dan preventif. Oleh karena itu, perencanaan

pembangunan kesehatan perlu adanya informasi mengenai masalah kesehatan utama

yang ada di masyarakat. Untuk itu, perlu diketahui bagaimana pemahaman mereka

terhadap masalah-masalah yang ada agar tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan apa

yang diharapkan.

Upaya yang dilakukan untuk merealisasikan hal ini ditempuh melalui pembinaan

profesional dalam bidang promotif dan preventif yang mengarah pada pemahaman

permasalahan-permasalahan kesehatan masyarakat, untuk selanjutnya dapat dilakukan

pengembangan program/intervensi menuju perubahan pola pikir dan perilaku masyarakat

yang diinginkan. Salah satu bentuk konkrit upaya tersebut dangan melakukan Praktek

Kerja nyata.

Untuk terwujudnya paradigma sehat sebagai paradigma pembangunan kesehatan

yang baru, perkembangannya juga diperlukan tenaga kesehtan yang profesional, yang

dapat menghadapi berbagai tantangan globalisasi dan tuntutan masyarakat. Salah satu

upaya untuk mecapai hal tersebut adalah dengan diadakannya kegiatan Kuliah Kerja

Nyata (KKN) angkatan IX Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mandala Waluya (STIKES-

MW) Kendari. KKN STIKES-MW merupakan suatu proses belajar dalam bentuk

kegiatan profesional terhadap program pembangunan yang berwawasan kesehatan sesuai

dengan paradigma sehat di puskesmas dengan cara berpartisipasi dalam menggerakkan

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 2


seluruh komponen secara proporsional dalam suatu kerja nyata dalam masyarakat dari

mahasiswa. Selain itu dengan kegiatan KKN, maka mahasiswa diajarkan untuk dapat

bersosialisasi dengan masyarakat dan bersinggungan langsung dengan masyarakat. KKN

dapat melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang berkompetensi, yang dapat diandalkan

dalam berbagai masalah-masalah, khususnya masalah kesehatan.

Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara

memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk hidup di tengah masyarakat di

luar kampus, dan secara langsung mengidentifikasi serta menangani masalah-masalah

pembangunan yang dihadapi.

KKN dilaksanakan dalam masyarakat di luar kampus dengan maksud

meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat akan ilmu pengetahuan, teknologgi, serta seni untuk melaksanakan

pembangunan yang semakin meningkat serta meningkatkan persepsi mahasiswa tentang

relevansi anatara materi kurikulum kampus dengan realita pembangunan dalam

masyarakat melaksanakan program pembangunan berwawasan kesehatan yang sesuai

dengan paradigma sehat di puskesmas atau institusi kesehatan lainnya dengan cara

partisipasi aktif dalam menggerakan seluruh komponen partnership secara proporsional,

dalam suatu tindakan nyata sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat.

KKN merupakan salah satu bentuk pengintegrasian Tri Dharma Perguruan Tinggi

yaitu antara pengabdian pada masyarakat dengan pendidikan dengan penelitian yang

dilaksanakan oleh mahasiswa secara interdispliner dalam bidang kesehatan dibawah

bimbingan Satgas Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Pemerintah Daerah dalam jangka

waktu tertentu (4 minggu).

Bidang garapan dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) mencakup semua aspek yang

terkait dengan profesi kesehatan yaitu :

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 3


1. Aspek keterampilan teknis, misalnya monitoring dan evaluasi program yang atau

sedang berjalan dan analisa data..

2. Aspek penelitian dan pengembangan sesuai dengan kebutuhan instansi lokasi Kuliah

Kerja Nyata (KKN).

3. Aspek perencanaan, manajemen dan organisasi maslah kesehatan di lokasi Kuliah

Kerja Nyata (KKN).

KKN dilaksanakan dalam masyarakat di luar kampus dengan maksud

meningkatkan relevansi pendidikan tinggi dengan perkembangan dan kebutuhan

masyarakat akan ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni untuk melaksanakan

pembangunan pembangunan yang semakin meningkat serta meningkatkan persepsi

mahasiswa tentang relevansi antara materi kurikulum kampus dengan realita

pembangunan dalam masyarakat.

Dengan demikian, maka inti dari pelaksanaan KKN ini adalah pemberdayaan

masyarakat, guna menggugah partisipasi serta kemandirian masyarakat, dengan

mempertimbangkan segala keterbatasan sumber daya berupa waktu, tenaga, pikiran yang

dimiliki. Mahasiswa berperan sebagai motivator serta penggerak masyarakat guna

menuju perubahan ke arah yang lebih baik, dalam meningkatkan derajat kesehatannya.

Dinamika pembangunan kesehatan membutuhkan dukungan dan tekad yang

sungguh-sungguh dari segenap komponen bangsa untuk bersama-sama menyatukan visi

dan langkah dalam mencapainya, termasuk lembaga-lembaga pendidikan. STIKES-MW

sebagai bagian dari institusi pendidikan melalui dua profesi kesehatan yaitu Fakultas

Ilmu Keperawatan dan Fakultas Kesehatan Masyarakat melakukan kegiatan KKN

sebagai partisipasi konkrit dalam pembangunan kesehatan.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 4


B. Tujuan

Beberapa tujuan diadakan kegiatan KKN dapat dikemukakan sebagai berikut :

a. Tujuan Umum

Secara umum kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini bertujuan untuk

memberikan pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan pengalaman

kerja profesi pembangunan. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa

dan bertambah luasnya wawasan mahasiswa. Selain itu KKN bertujuan untuk

memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan serdiri

dan mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat.

b. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus yang akan dicapai mahasiswa dalam KKN ini adalah

sebagai berikut:

1. Mahasiswa mampu melakukan pengumpulan data kesehatan dan aspek yang

berkaitan melalui survey dan pengukuran.

2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah kesehatan berdasarkan hasil survey.

3. Mahasiswa mampu menyusun alternatif pemecahan masalah berdasarkan teori

keilmuan.

4. Mahasiswa mampu menyusun rencana kerja bersama masyarakat dengan

mengoptimalkan sumber daya alam lokal yang tersedia.

5. Mahasiswa mampu melaksanakan kegiatan perbaikan dan pembangunan sarana

kesehatan bersama masyarakat.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 5


C. Manfaat

1. Mengetahui berbagai masalah kesehatan yang di hadapi masyarakat setempat dan

bagaimana masalah pemecahannya.

2. Mengetahui bagaimana menghadapi masyarakat yang berbeda-beda status sosial,

tingkat ekonomi serta mengetahui tradisi dan kebiasaan masyarakat setempat.

3. Membina kerja sama dan kekompakan antar anggota kelompok.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 6


BAB II

DATA DASAR HASIL KEGIATAN KKN

A. Keadaan Geografis Lokasi KKN

A. Keadaan Geografi

Desa Lamotau merupakan salah satu dari 31 desa di Wilayah Kecamatan Kolono

yang terletak 2 km kearah timur dari ibu kota Kecamatan Kolono. Desa Lamotau

mempunyai luas 34,97 km2.

Adapun batas-batas wilayah desa adalah sebagai berikut :

- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Ulusena Jaya

- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Awunio

- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Mondoe Jaya

- Sebelah timur berbatasan dengan Kawasan Reboisasi/HTI

Desa Lamotau terbagi menjadi 3 (Tiga) Dusun, Yaitu :

a. Dusun I terdiri dari 51 KK

b. Dusun II terdiri dari 43 KK

c. Dusun III terdiri dari 45 KK

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 7


B. Sarana dan Prasarana

Adapun sarana pendidikan dan sosial yang ada di desa Lamotau dapat di lihat

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 1.

Distribusi Sarana Dan Prasarana di Desa Lamotau

Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2016

No Jenis Sarana Jumlah

A. Sarana Pendidikan
SD 1

B. Sarana Ibadah
Masjid 1

C. Sarana Kesehatan
Posyandu 1
Polindes 1

D. Sarana Olah Raga


Lapangan Volli 1

Sumber : Data Primer, 2016

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk dan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk di Desa Lamotau Kec. Kolono Kab. Konawe Selatan

berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan pada bulan Februari/Maret 2016 adalah

menemukan Jumlah KK sebanyak 139 KK atau 492 jiwa. Dengan dengan rincian

sebagai berikut :

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 8


Tabel 2.

Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jumlah KK Di Desa Lamotau Kec.

Kolono Tahun 2016

TOTAL
Jumlah
NO Dusun Jumlah KK

Laki – Laki Perempuan n %


1 Dusun Osena 51 104 88 192 39
2 Dusun Uenato 43 97 60 157 32
3 Dusun Lambomulu 45 84 59 143 29
Jumlah 139 285 207 492 100
Sumber : Data Primer2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk desa

Lamotau berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 285 jiwa sedangkan yang berjenis

kelamin perempuan sebesar 207 jiwa dari 492 jiwa.

2. Agama

Ditinjau dari segi agama yang dianut, masyarakat Desa Lamotau sebagian

besar beragama islam.

Tabel. 3.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama Di Desa Lamotau

Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2016

No Agama Jumlah Persentase (%)


1 Islam 492 100
2 Kristen protestan 0 0
3 Kristen katolik 0 0
4 Hindu 0 0
5 Budha 0 0
Jumlah 429 100%
Sumber : Data Primer, 2016

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 9


Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas masyarakat desa

Lamotau beragama Islam sebanyak 492 jiwa (100%).

C. Tingkat Pendidikan

Tabel. 4.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Di Desa Lamotau

Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan

Tahun 2016

Tingkat Jumlah Penduduk


No
Pendidikan N %

1 Belum Sekolah 57 12

3 SD 128 26

4 SLTP 143 29

5 SLTA 141 28

6 PT 23 5

Jumlah 492 100

Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan

masyarakat yang tertinggi yaitu tamat SLTP sebanyak 143 jiwa (29%),

sedangkan yang terendah yaitu PT sebanyak 23 jiwa (5%).

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 10


D. Pekerjaan

Tabel. 5.

Distribusi Penduduk (KK) Berdasarkan Jenis Pekerjaan Di Desa Lamotau

Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

Jumlah KK
No Jenis Pekerjaan
N %

1 PNS/TNI/POLRI 4 3

2 Wiraswasta 40 29

3 Petani 94 68

4 Nelayan 1 0

Lain-lain

5 (Pedagang, 0 0

Tambak,dll)

Total 139 100

Sumber : Data Primer, 2016

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa sebagian besar kepala keluarga

di Desa Lamotau bekerja sebagai petani dengan jumlah KK 94 (68%),

wiraswasta sebanyak 40 (29%), PNS sebanyak 4 KK (3%), dan Nelayan

sebanyak 1 KK (0%).

C. Status Kesehatan

1. Ketenagaan Puskesmas

Adapun tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kolono dapat di lihat

pada tabel sebagai berikut :

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 11


Tabel. 6.

Distribusi Tenaga Kesehatan Wilayah Kerja Puskesmas Kolono

Desa Lamotau Kecamatan Kolono Kab. Konawe Selatan

Tahun 2016

No Jenis Tenaga Jumlah

1 Dokter umum 1

2 Dokter Gigi 1

3 S1 Kesmas 1

4 S1 keperawatan 4

5 Bidan 15

6 Tenaga gizi 2

7 SMA Sederajat 3

Jumlah 27

Sumber data sekunder, 2016

2. Data Penyakit Puskesmas

Berdasarkan Data Primer Puskesmas Kolono Tahun 2016 diperoleh data

sebagai berikut :

Tabel. 7.

Distribusi Data Sepuluh Penyakit Terbesar di wilayah kerja Puskesmas

Kolono Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2016

No Penyakit n (%)

1 Penyakit Saluran Nafas Bagian Atas 564 17

2 Tukak Lambung 559 16

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 12


3 Penyaki-Penyakit Lain, Keadaan Yang Lain 414 12

4 Peny. Tekanan Darah Tinggi 389 11

5 Diare 332 10

6 Demam Rematik & Peny. Jantung Rematik 324 9

7 Peny. Kulit Lain Karena Jamur 308 9

8 Peny. Kulit Dan Jaringan Bawah Kulit 248 7

9 Influensa 217 6

10 Penyakit Pulva Dan Peripikal 104 3

JUMLAH 3459 100

Sumber data sekunder, 2016

D. Data Hasil Survei Data Dasar

1. Data Keluarga

Tabel 8.

Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Desa Lamotau

Puskesmas Kolono tahun 2016

Jumlah Anggota
N %
Keluarga
Bayi 4 1

Balita 46 9

Remaja 143 29

Dewasa 278 57

Lansia 21 4

TOTAL 492 100

Sumber data primer, 2016

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 13


Berdasarkan data tabel 8 diatas menunjukan bahwa di Desa Lamotau

jumlah anggota keluarga pada dewasa sebanyak 278 orang (57%) dan pada

remaja berjumlah 143 orang (29%) dan pada lansia sebanyak 21 orang (4%) dan

pada balita sebanyak 46 orang (29%) sedangakan pada bayi berjumlah 4 0rang

(1%).

2. Kesehatan Lingkungan

1) Sarana Air Bersih

Tabel 09. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Sarana Air Bersih yang

Digunakan di desa Lamotau Tahun 2016

SAB yang Digunakan TOTAL

Jumlah Sumur Sumur


No. Dusun
KK Gali Kali bor PDAM/dll

n % n % n % n % n %

1 Osena 51 18 95 0 0 0 0 33 27 51 37

2 Uenato 43 0 0 0 0 0 0 43 36 43 31

3 Lambomulu 45 1 5 0 0 0 0 44 37 45 32

Jumlah 139 19 100 0 100 0 100 120 100 139 100

Sumber data primer, 2016

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa sarana air bersih yang

digunakan oleh pendudukk Desa Lamotau adalah bersumber dari PDAM atau

Ledeng sebanyak 120 KK, dan sumur gali sebanyak 19 KK.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 14


2) Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL)

Tabel 10. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan SPAL Desa Lamotau

Tahun 2016

jumlah SPAL TOTAL


no Dusun
KK MS % TMS % n %

1 Osena 51 23 34 28 39 51 37

2 Uenato 43 16 24 27 37 43 31

3 Lambomulu 45 28 42 17 24 45 32

Jumlah 139 67 100 72 100 139 100

Sumber data primer, 2016

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa yang menggunakan SPAL yang memenuhi

syarat sebanyak 67 KK (48,20%) dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 72 KK

(51,79%) .

3) Tempat Pembuangan Sampah

Tabel 11. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan TPS di desa Lamotau Tahun

2016

jumlah TPS total


no Dusun
KK MS % TMS % n %

1 Osena 51 21 35 30 38 51 37

2 Uenato 43 18 30 25 32 43 31

3 Lambomulu 45 21 35 24 30 45 32

Jumlah 139 60 100 79 100 139 100

Sumber data primer, 2016

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 15


Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa yang menggunakan TPS yang

memenuhi syarat sebanyak 60 KK (43,16%) dan yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 79 KK(56,83%).

4) Tempat Pembuangan Jamban Keluarga

Tabel 12. Distribusi Kepala Keluarga Berdasarkan Jamban Keluarga Desa

Lamotau Tahun 2016.

jumlah jamban keluarga Total


No dusun
KK MS % TMS % N %

1 Osena 51 38 36 13 38 51 37

2 Uenato 43 34 33 9 27 43 31

3 Lambomulu 45 33 31 12 35 45 32

Jumlah 139 105 100 34 100 139 100

Sumber data primer, 2016

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa yang menggunakan Jamban keluarga yang

memenuhi syarat sebanyak 105 KK (76%) dan yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 34 KK (24%).

E. Data Kesehatan Perawatan Komunitas

a. Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Pemeriksaan Kehamilan di Desa Lamotau


Pemeriksaan Kehamilan
Jumlah Tenaga
No . Dusun
Kehamilan Kesehatan Non Nakes
n % n %
1 Osena 0 0 0 0 0
2 Uenato 4 4 50 0 0
3 Lambomulu 4 4 50 0 0
Jumlah 8 8 100 0 0
Sumber: Data Primer 2016

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 16


Berdasarkan data diatas menggambarkan bahwa kesadaran ibu hamil untuk

memeriksakan kehamilannya sudah baik karena 100% ibu hamil memeriksakan

kehamilannya pada tenaga kesehatan (Nakes).

Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Pertolongan Persalinan di Desa


Lamotau
Penolong Persalinan
Jumlah
No. Dusun
Persalinan Tenaga Kesehatan Non Nakes
N % n %
1 Osena 0 0 0 0 0
2 Uenato 0 0 0 0 0
3 Lambomulu 9 9 100 0 0
Jumlah 9 9 100 0 0
Sumber: Data Primer 2016
Berdasarkan data diatas menggambarkan bahwa di Desa Tanah Lamotau

kesadaran ibu untuk memperoleh pertolongan pada saat persalinana sudah baik karena

100% ibu memeriksakan kehamilannya pada tenaga kesehatan (Nakes).

Tabel 15. Distribusi Responden yang Menjadi Akseptor KB dan Alat Kontrasepsi

yang Digunakan di Desa Lamotau

Akseptor KB Alkon yang di pakai Total


No. Dusun Akseptor % Tidak % Suntik Implant AKDR Pil N %
KB
1 Osena 12 21 39 47 0 10 0 2 12 21
2 Uenato 20 36 23 28 0 18 0 2 20 36
3 Lambomulu 24 43 21 25 0 20 0 4 24 43
Jumlah 56 100 83 100 0 48 0 8 56 100
Sumber: Data Primer 2015

Berdasarkan data diatas menggambarkan bahwa yang menjadi akseptor KB

sebanyak 56 responden (40%) sedangkan yang belum menjadi akseptor KB sebanyak

83 responden (60%). Alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah implant

sebanyak 48 responden, dan yang terendah atau yang paling sedikit digunakan adalah

pil sebanyak 8 responden.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 17


b. Angka Kesakitan Berdasarkan Jenis Penyakit

1) Jenis Penyakit Menular

Tabel 16. Distribusi Angka Kesakitan Penyakit Menular Langsung di Desa

Lamotau Tahun 2016

P2ML N %

Kusta 0 0,0
Tbc 0 0,0
Ispa 13 87
Diare 2 13
Sipilis/go 0 0,0
JUMLAH 15 100
Sumber data primer, 2016

Berdasarkan data diatas menggambarkan bahwa yang menderita

penyakit ISPA sebanyak 13 kk (87%) sedangkan diare sebanyak 2 kk (13%).

2) Jenis Penyakit Tidak Menular

Tabel 17. Distribusi Angka kesakitan Penyakit Tidak Menular di Desa

Lamotau Tahun 2016

PTM N %

Diabetes 0 0

Jantung 1 8

Kecelakaan 0 0
Kehamilan 0 0
Hipertensi 6 46
Rematik 6 46
Jumlah 13 100
Sumber data primer, 2016

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 18


Berdasarkan data diatas menggambarkan bahwa yang menderita

penyakit Hipertensi sebanyak 6 (46%), Rematik sebanyak 6 (46%) dan

Jantung sebanyak 1 (8%).

c). Data Kesehatan Keperawatan Komunitas

1. Gangguan Jiwa

Tabel 18. Distribusi Penduduk Berdasarkan Gangguan Jiwa di Desa

Lamotau Tahun 2016

Gangguan Jiwa N %

Ada 1 0

Tidak Ada 491 100

JUMLAH 492 100

Sumber data primer, 2016

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa yang menderita gangguan

jiwa sebanyak 1dan yang tidakmenderita sebanyak 491 (100%).

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 19


BAB III

PRIORITAS MASALAH DAN KEGIATAN INTERVENSI

A. Prioritas Masalah

Setelah mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan yang terdapat di Desa

Lamotau kecamatan Kolono, selanjutnya dilakukan pembahasan bersama dangan

pemerintah Desa, dan tokoh masyarakat yang dilaksanakan pada tanggal 24 Februari

2016. Berdasarkan beberapa pertimbangan antara lain ketersediaan sumber daya dalam

hal ini : biaya dan materi, tenaga dan kemampuan, serta keterbatasan waktu dalam

pelaksanaan KKN, maka perlu menetapkan masalah-masalah yang menjadi prioritas.

Untuk menentukan prioritas masalah di gunakan metode CARL. Penentuan prioritas

masalah merupakan proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan

menggunakana metode tertentu untuk menentukan urutan masalah dari yang paling

penting sampai yang kurang penting. Penentuan prioritas ini adalah langkah yang sangat

penting dalam menentukan proses perencanaan kegiatan karena keterbatasannya sumber

daya, misalnya biaya, waktu dan tenaga.

Kegiatan ini umumnya dilakukan berdasarkan pada pemikiran yang rasional dan

perhitungan kuantitatif tetapi juga merupakan bagian yang paling intuitif dalam proses

perencanaan dimana sangat dibutuhkan kebijaksanaan (wisdom) dan pemilihan yang tepat

(judgment) terhadap situasi yang dihadapi.

Untuk memudahkan penentuan proritas masalah di Desa Lamotau dilakukan dengan

tehnik metode CARL, dimana dilakukan bersama dengan pemerintah setempat serta

aparatnya. Metode CARL dilakukan dengan menetapkan skor atau kriteria tertentu yang

meliputi Capability (kemampuan), Accesbility (kemudahan), Readines (kesiapan), dan

Laverge (daya ungkit).

Data Umum Desa Lamotau

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 20


A. Data Demografi

1. Jumlah KK = 139 KK

2. Jumlah Jiwa = 492 Orang

a. Laki-laki = 285 Orang

b. Perempuan = 207 Orang

B. Data Ketersediaan Air Bersih

1. Sumur Gali = 19 KK

2. PMA/Ledeng = 120 KK

C. Data Kepemilikan SPAL

1. Jumlah rumah yang memiliki SPAL = 139 Rumah

a. SPAL yang memenuhi syarat = 67 Rumah

b. SPAL yang tidak memenuhi syarat = 72 Rumah

D. Data Kepemilikan Jamban

1. Jumlah rumah yang memiliki jamban yang memenuhi syarat =105

Rumah

2. Jumlah rumah yang memiliki jamban yang tidak memenuhi syarat =34

Rumah

E. Data Kepemilikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS)

1. Jumlah rumah yang memiliki TPS yang memenuhi syarat =60

Rumah

2. Jumlah rumah yang memiliki TPS yang tidak memenuhi syarat =79

Rumah

Berdasarkan masalah yang di temukan maka di tentukan skor atau kriteria sebagai

berikut :

Nilai 1 : Tidak menjadi masalah

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 21


Nilai 2 : Cukup menjadi masalah

Nilai 3 : Sangat menjadi masalah

Nilai 4 : Mutlak menjadi masalah

Metode ini melihat bagaimana kemampuan (capability) masyarakat untuk melakukan

suatu kegiatan, apakah kegiatan tersebut dirasakan mudah untuk dilakukan oleh

masyarakat atau tidak (accesability), apakah masyarakat siap untuk melakukan kegitan

tersebut (readines), serta bagaimana daya ungkit dari kegiatan tersebut (laverage).

Setelah nilai skor di tentukan maka di lakukan pemberian scoring pada masing-

masing masalah yang ada. Adapun hasil pemberian scoring tersebut dapat di lihat dalam

tabel berikut:

Tabel 19. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dengan Metode CARL di Desa
Lamotau 2016

No Masalah Skor Hasil Rankin


C A R L C×A×R× g
L
1 Kurangnya ketersediaan 3 4 3 2 72 II
pembuangan sampah
2 Kurangnya kegiatan 3 3 2 1 18 III
keperawatan komunitas
3 Kurangnya kepemilikan JAGA 3 1 1 1 3 V

4 Kurangnya penyediaan air 1 1 1 1 1 VI


bersih
5 Kurangnya kepemilikan SPAL 3 4 4 3 144 I

6 Kurangnya Pengetahuan 2 2 2 2 16 IV
masyarakat tentang penyakit
menular dan penyakit tidak
menular

Berdasarkan hasil pemberian skor pada masalah-masalah tersebut maka urutan

prioritas masalah berdasarkan rangking adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya kepemilikan SPAL

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 22


2. Kurangnya kegiatan kesehatan komunitas

3. Kurangnya ketersediaan pembuangan sampah

4. Kurangnya kepemilikan JAGA

5. Kurangnya penyediaan air bersih

6. Kurangnya penyediaan air bersih

B. Intervensi

1. Intervensi Non Fisik

a. Penyuluhan PHBS

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta

didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil

pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan

kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat.

Mengingat pentingnya penerapan PHBS, maka kami melakukan penyuluhan

PHBS kepada siswa-siswi sekolah dasar, untuk menanamkan sikap dan perilaku

yang sehat secara aktif dan mandiri.

Ada beberapa indikator yang dipakai sebagai ukuran untuk menilai PHBS di

sekolah yaitu :

1. Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.

2. Kebersihan gigi dan mulut

Kegiatan penyuluhan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Februari 2016

Pukul 09.00 WITA yang bertempat di Sekolah Dasar Negeri 20 Kolono. Kegiatan

ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya ber Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat. Peserta penyuluhan ini adalah siswa kelas I-VI sebanyak 72

orang. Metode penyuluhan ini berupa metode ceramah dan menggunakan alat bantu

leaflet untuk memudahkan proses penyuluhan.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 23


b. Penyuluhan Gizi Seimbang

Gizi Seimbang yaitu makan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan

zat pengatur yang dikonsumsi dalam satu hari sesuai dengan kecukupan tubuhnya.

Keadaan ini tercermin dalam derajat kesehatan, tumbuh kembang serta

produktivitasnya yang optimal. Gizi yang seimbang dibutuhkan oleh tubuh, terlebih

pada balita yang masih dalam masa pertumbuhan. Dimasa tumbuh kembang balita

yang berlangsung secara cepat dibutuhkan makanan dengan kualitas dan kuantitas

yang tepat dan seimbang.

Olehnya itu kami melakukan penyuluhan mengenai gizi seimbang Kegiatan ini

dilaksanakan bersamaan dengan pada hari Seelasa, 01 Maret 2016 Pukul 10.00

WITA yang bertempat di Balai desa. Penanggungjawab kegiatan ini adalah Andi

Shenny Muriani.

Tujuan kami mengadakan penyuluhan yaitu memberikan pengetahuan dan

pemahaman pada ibu agar dapat memberikan asupan gizi yang seimbang bagi

kelurganya. Peserta penyuluhan ini adalah Masyarakat Desa Lamotau sebanyak 30

orang. Metode dalam intervensi non fisik yaitu penyuluhan dan metode ceramah

dengan menggunakan alat bantu leaflet untuk memudahkan proses penyuluhan.

c. Penyuluhan KIA dan Manfaat Keluarga Berencana

Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi

dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA

masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait

kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan merupakan sistem tolong-menolong,

yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal penggunaan alat tranportasi

atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan, pendonor darah,

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 24


pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula

pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah

keterampilan para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak.

Keluarga Berencana adalah salah satu usaha mencapai kesejahteraan dengan

jalan memberikan nasehat perkawinan dan penjarangan kehamilan dengan pemberian

alat kontrasepsi.

Tujuan dari keluarga berencana adalah mencegah kehamilan Karena alasan

pribadi, menjarangkan kehamilan dan membatasai jumlah anak. Sedangkan sasaran

KB adalah: 1. Ibu yang menderita penyakit menahun, 2. Usia ibu yang menderita

penyakit menahun, 3. Pasangan usia subur dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun, 4.

Riwayat persalinan yang buruk dan 5. Keguguran berulang kali

Manfaat KB Bagi Ibu :

1. Perbaikan kesehatan

2. Peningkatan kesehatan

3. Waktu yang cukup untuk mengasuh anak

4. Waktu yang cukup untuk istirahat

5. Menikmati waktu luang

6. Dapat melakukan kegiatan lain

Manfaat KB Bagi anak :

1. Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat

2. Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup

3. Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik

Kegiatan intervensi non fisik lainnya yang kami lakukan yaitu penyuluhan

tentang KIA dan manfaat keluarga berencana. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari

Selasa, 01 Maret 2016 Pukul 10.00 WITA yang bertempat di Balai Desa Lamotau.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 25


Pelaksana kegiatan yaitu seluruh peserta KKN dan penanggungjawabnya adalah

Nurpati Tujuan kami mengadakan penyuluhanya itu untuk Memberikan pengetahuan

dan pemahaman pada masyarakat tentang pentingnya menerapkan Keluarga

Berencana Penyuluhan ini dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat dan warga Desa

Lamotau. Metode dalam intervensi non fisik yaitu penyuluhan dan metode ceramah

menggunakan leaflet untuk memudahkan proses penyuluhan.

d. Penyuluhan Imunisasi

Imunisasi adalah suatu proses untuk meningkatkan system kekebalan tubuh

dengan cara memasukan vaksin, yakni virus atau bakteri yang sudah dilemahkan,

dibunuh, atau bagian-bagian dari bakteri ( virus) tersebut telah dimodivikasi.

Jenis-jenis imunisasi

1) BCG : vaksin BCG ( bacillus calmette Guerin ) dapat diberikan sejak lahir.

Imunisasi ini bertujuan untuk memberikan kekebalan penyakit tuberculosis.

Apabila vaksin bcg akan diberikan pada bayi diatas usia 3 bulan, ada baiknya

dilakukan dulu uji tuberculin. Bcg boleh diberikan apabila hasil tuberculin

negative

2) HEPATITIS B : vaksin hepatitis b yang pertama harus diberikan dalam waktu

12 jam setelah bayi lahir, kemudia dilanjutkan pada umur 1 bulandan 3 hingga 6

bulan. Jarak antara 2 imunisasi hepatitisbminimal 4 minggu. Imunisasi ini untuk

mencegah penyakit hepatitis b.

3) POLIO : imunisasi polio diberikan untuk mencegah polio mielitis yang

menyebabkan kelumpuhan.

4) DPT : vaksin dpt adalah vaksin kombinasi untuk mencegah penyakit

difteri,pertusis, dan tetanus. Ketiga penyakit ini sangat mudah menyerang bayi

dan anak. Imunisasi dpt diberikan padabayi umur lebih dari 6 minggu. Vaksin dpt

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 26


dapat diberikan secara dipoltan atau bersamaan dengan vaksin hepatitis b. ulangan

dpt diberikan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Usia 12 tahun mendapat vaksin TT (

tetanus ) melalui program bulan imunisasi ank sekolah ( BIAS)

5) CAMPAK : vaksin campak-1 diberikan pada usia 9 bulan, lalu campak-2

di berikan pada usia 6 tahun melalui program bias.

Penyuluhan imunisasi ini akan dilaksanakan pada tanggal 01 Maret 2016 pukul 10.00

WITA yang bertempat di Balai Desa Lamotau. Pelaksana kegiatan ini adalah seluruh

peserta KKN dan Penanggung Jawabnya adalah Fitriya. Kegiatan ini bertujuan untuk

memberikan pemahan atau pengetahuan kepada seluruh masyarakat Desa lamotau

Khususnya bagi para ibu tentang pentingnya imunisasi terutama pada anak bayi dan balita

agar bisa terhindar dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Metode

dala penyuluhan ini dengan menggunakan metode ceramah dan menggunaka alat bantu

leaflet.

2. Intervensi Fisik

a. Pembuatan Sarana Pembuangan Air Limbah (SPAL) percontohan

Sanitasi lingkungan tidak hanya memperhatikan kebutuhan sehari-hari yang kita

pakai, tetapi harus pula diperhatikan hal-hal dalam kehidupan yang tidak lagi

dimanfaatkan, yang merupakan sisa dari hasil buangan rumah tangga yaitu limbah cair.

Sanitasi lingkungan sangatlah penting untuk memelihara derajat kesehatan dengan

baik. Orang menjadi jatuh sakit perlu diperhatikan dan ditelusuri awal dari timbulnya

penyakit tersebut. Maka perlu suatu usaha sanitasi dalam perilaku kehidupan manusia.

Jadi, usaha sanitasi bertujuan untuk menurunkan jumlah bibit penyakit yang terdapat

dalam lingkungan fisik manusia, sedemikian rupa sehingga derajat kesehatan manusia

dapat terpelihara dengan sempurna.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 27


Berdasarkan hasil survey dengan menggunakan instrument kusioner KKN,

ditemukan bahwa minimnya kepemilikan SPAL di Desa Lamotau, selain itu beberapa

Kepala Keluarga diantaranya memiliki SPAL yang tidak memenuhi syarat kesehatan,

olehnya itu, kami membuat SPAL percontohan dengan tujuan agar masyarakat mau

dan mampu membuat SPAL seperti yang kami buat di rumah kediaman masing-

masing.

Yang dimaksud dengan air limbah (sewage) adalah hasil ekskresi manusia, air

kotor dari dapur, kamar mandi dari WC, termasuk pula air kotor dari permukaan tanah

dan air hujan.

Salah satu aspek sanitasi lingkungan adalah terkait keberadaan SPAL. SPAL yang

memenuhi syarat kesehatan bertujuan untuk mencegah pengotoran sumber air rumah

tangga dan menghindari pengotoran tanah permukaan. Dengan adanya sarana SPAL

yang tidak mmenuhi syarat, akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan dapat

mempengaruhi kesehatan masyarakat yang ada di sekitarnya. Sehingga selokan

tersebut perlu dibersihkan agar tidak terjadi genangan air yang dapat menimbulkan bau

yang tidak sedap.

Intinya, maksud pengaturan pembuangan air limbah adalah:

1) Untuk mencegah pengotoran sumber air rumah tangga

2) Menjaga makanan kita misalnya : sayuran yang dicuci dengan air permukaan

3) Perlindungan terhadap ikan yang hidup dalam kolam dan kali

4) Menghindari pengotoran tanah permukaan

5) Perlindungan air untuk ternak

6) Menghilangkan tempat berkembang biaknya bibit-bibit penyakit

7) Menghilangkan adanya bau-bauan dan pemandangan yang tidak sedap.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 28


Oleh karena itu, manajemen pengelolaan limbah cair rumah tangga perlu mendapat

perhatian serius khususnya oleh masyarakat itu sendiri. Sedemikian pentingnya

SPAL, maka masyarakat dianjurkan untuk memiliki SPAL yang memenuhi syarat.

Berdasarkan tabel hasil pendataan, menunjukkan bahwa jumlah responden menurut

ketersediaan SPAL, dimana persebaran observasi SPAL nya yang memenuhi syarat

hanya 48,20% dan yang tidak memenuhi syarat mencapai 51,79%.

Pembuatan SPAL percontohan dilaksanakan di dusun kediaman Bapak Kepala

Desa pada tanggal 26 Februari 2016. sumber dana dalam pembuatan saringan ini

berasal dari kampus.

Adapun bahan-bahan untuk membuat saluran pembuangan air limba yaitu:

1. Pipa paralon 3 inci = 1 buah

2. Solatib = 1buah

3. Pipa L = 1 buah

4. Lem pipa = 1 buah

1. Cangkul/pacul

2. Skup

3. Cincin sumur = 2 buah

4. Linggis

5. Pasir kasar

6. Batu Kerikil

Waktu / Lokasi Intervensi Fisik

Intervensi Fisik ini di laksanakan pada hari Jumat tanggal 26 Februari 2016

pukul 09.00 WITA sampai selesai bertempat di Dusun I (Kediaman Kepala Desa

Lamotau).

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 29


Langkah kerja/ prosedur kerja

1. Gali tanah selebar 1-1,5 m, dalam 1-1,5 m atau lebih, tergantung kebutuhan.

2. Gali tanah selebar dan sedalam 10-15 cm atau lebih, bertujuan untuk tempat

masuknya pipa saluran.

3. Lubangi cincin resapan dengan diameter 10-15 cm di bagian samping atas cincin,

bertujuan untuk tempat masuk pipa saluran.

4. Lubangi cincin dengan diameter 1-3 cm sebanyak-sebanyaknya disetiap dinding

cincin, bertujuan rembesan.

5. Pasangkan saringan diujung pipa saluran untuk menghindarkan kotoran masuk ke

dalam cincin resapan.

6. Untuk menghindari bau yang tidak sedap, cincin resapan perlu dilengkapi dengan

saluran pembuangan gas.

7. Isikan pasir kasar dan kerikil dilubang luar cincin resapan, bertujuan untuk

menyerap dan menyaring air rembesan.

b. Membuat Tempat Pembuangan Sampah ( TPS )

Proses Pengelolaan Sampah

a. Penampungan Sampah

1. Setiap sampah harus ditampung pada tempat sampah

2. Sampah yang dapat membusuk dan berbau agar dimasukkan ke dalam

kantong yang kedap air dan diikat.

3. Tempat sampah yang dipakai harus dibuat dari bahan yang kedap air,

mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, dan mudah diisi dan

dikosongkan serta mudah dibersihkan untuk menampung sampah basah

4. Tempat sampah berupa bak beton permanen

5. Menampung sampah di tempat sampah maksimal 3 hari.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 30


Alat dan Bahan untuk membuat TPS percontohan yaitu:

1. Cat
2. Drum 2 buah
3. Kuas
4. Pilox
Waktu / Lokasi Intervensi Fisik

Intervensi Fisik ini di laksanakan pada hari Senin 28 Februari 2016 di kediaman

Rumah Bapak Kepala Desa Lamotau.

Langkah kerja/ prosedur kerja

1. Drum di potong di bagi menjadi dua bagian

2. Lubangi bagian bawah drum agar air tidak tertampung

3. Membuat pegangan dan dudukan drum

4. Kemudian drum di cat dan di pilox.

c. Melakukan Kegiatan Kesehatan Perawatan Komunitas

1. Pemeriksaan Tekanan Darah

a. Pengertian Tekanan Darah

Tekanan darah adalah tekanan darah pada arteri saat itu dipompa ke

seluruh tubuh oleh jantung .

b. Cara Mengukur Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah biasanya diukur dengan membungkus manset karet tekanan

di sekitar lengan atas anda .

c. Ukuran Tekanan Darah

- Tekanan darah rendah – di bawah 90/60

- Tekanan darah normal – umumnya antara 90/60 dan 120/ 80

- Normal tekanan darah tinggi – sama dengan atau lebih dari 140/ 90

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 31


- Tekanan darah yyang sangat tinggi – sama dengan atau lebih dari 180/

110.

Cara mengelola tekanan darah tinggi dan menurunkan resiko penyakit jantung

meliputi:

- Mengurangi kelebihan berat badan anda .

- Jadilah aktif secara fisik

- Batasi asupan alkohol anda

- Berhenti merokok

- Kurangi asupan garam / sodium anda

- Meningkatkan asupan kalium anda dengan makan berbagai buah-buahan.

2. Pemeriksaan Gula Darah

Pengertian Gula Darah GDS, GDP, Gulah Darah Sewaktu

a. Gula darah puasa adalah kadar gula yang diukur setelah melakukan puasa

selama kurang lebih 10 sd 1 jam . kadar gula darah puasa normal biasanya di

kisaran 80 sd 120 mg/dl

b. Gula darah 2 jam pp, tes ini sama dengan gula darah puasa , hanya saja

setelah puasa dua jam sebelum tes pasien dianjurkan untuk makan dulu dan

kemudian baru dilakukan pemeriksaan .

c. Gula darah sewaktu, pemeriksaan ini palinsg sering dilakukan dengan cara

pasien datang langsung di tes . cara ini begitu penting ketika digunakan untuk

mengetahui penurunan kadar gula darah dalam waktu yang cepat namun

kurang bisa mengetahui gambaran pengendalian diabetes untuk jangka

panjang .

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 32


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Program intervensi masalah kesehatan yang telah dilakukan selama

pelaksanaan KKN IX pada tanggal 15 Februari hingga 15 Maret 2016 di desa

Lamotau Kecamatan Kolono Kabupaten Konawe Selatan adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan saluran pembuangan air limba (SPAL) percontohan 1 unit

2. Pembuatan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) percontohan 3 unit

3. Pemeriksaan Tekanan darah, Gula Darah di Balai Desa Lamotau

4. Penyuluhan tentang PHBS di SD 20 Kolono

5. Penyuluhan tentang gizi seimbang, imunisasi, dan KIA/KB

B. Saran

Berdasarkan masalah-masalah kesehatan yang kami dapatkan selama KKN IX

ini, maka dapat di rekomendasikan beberapa hal sebagai berikut :

a. Masyarakat sedapat mungkin menjaga kebersihan diri sendiri, keluarga dan

lingkungan sekitarnya agar terhindar dari berbagai macam ancaman penyakit yang

bisa muncul akibat lingkungan yang tidak sehat. Tindakan ini dapat dilakukan

dengan cara menjaga sumber air bersih, tidak membuang tinja sembarang tempat,

membuang sampah tempat yang telah ada/ membakar/ mengubur agar tidak menjadi

sarang nyamuk serta tidak membiarkan air limbah tergenang.

b. Diharapkan adanya penambahan volume intervensi fisik percontohan dan

masyarakat bisa menerapkan kegiatan yang telah dilakukan seperti pembuatan SPAL

dan TPS.

c. Perlunya dilakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat secara rutin dan

berkesinambungan sehingga mengubah perilaku masyarakat dan memberikan

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 33


pengetahuan tentang kesehatan sehingga masalah-masalah kesehatan yang terjadi

dapat diminimalisir.

d. Disarankan Kepada masyarakat agar senantiasa tetap menjalankan program –

program yang telah di laksanakan oleh mahasiswa KKN dalam hal ini progran

interfensi fisik percontohan guna dapat membantu masyarakat dalam mengatasi

masalah-masalah kesehatan .

e. Diharapkan pula adanya peranan pemerintah sebagai pengambil kebijakan untuk

membantu masyarakat dengan program-program yang dapat meningkatkan derajat

kesehatannya.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 34


DAFTAR PUSTAKA

dr Rena Winasis, 2013. Cara Mencegah Penyakit Hipertensi.

Entjang, Indan. 2000. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Citra Aditya Bakti. Bandung.

Http://Www.Midwifeipeah.Blogspot.Com/2009/11/Pms-Penyakit-Menular-Seksual.Html

Iqbal .M, Wahid. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat: Teori dan Aplikasi. PT. Salemba

Medika : Jakarta.

Mulia, M. Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.

STIKES Mandala Waluya. 2016. Pedoman Laporan KKN Mahasiswa.

KKN ANGKATAN KE-IX DESA LAMOTAU Page 35

Anda mungkin juga menyukai