Terbit ke 01
Nomor Revisi 00
PANDUAN
MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT PENAWAR MEDIKA
TAHUN 2109
1
PEDOMAN MANAJEMEN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
dr.
Novasiska
Disiapkan Ketua pokja 01-10-2018
Indriyani
Hutajulu
Dr.
Sabasdin
Diperiksa Direktur 01-10-2018
Harahap,
Sp.B., FICS
dr. Sabasdin
Disetujui Harahap, Direktur 01-10-2018
Sp.B.,FICS,
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
DEFINISI
Risiko adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat timbul dari proses kegiatan saat
sekarang atau kejadian dimasa datang.
Resiko di Rumah Sakit terdiri dari:
a. Risiko klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian
pelayanan pasien yang bermutu tinggi,aman dan efektif.
b. Risiko nonklinis/ corporate risk adalah semua issu yang dapat berdampak
terhadap tercapainya tugas pokok dan kewajiban hukum dari rumah sakit sebagai
korporasi.
Manajemen risiko merupakan suatu budaya, proses, dan struktur yang diarahkan untuk
menyadari oportunitas potensial dan mengelola dampak-dampak negatif yang tidak
diharapkan (adverse effects).
Manajemen risiko RS menurut The Joint Commission On Acreditation Of Healthcare
Organizations adalah aktivitas klinik dan administratif yang dilakukan oleh RS untuk
melakukan identifikasi, evaluasi dan pengurangan risiko terjadinya cedera atau kerugian
pada pasien, pengunjung dan institusi RS.
Manajemen risiko di RS Penawar Medika adalah upaya-upaya yang dilakukan RS
dirancang untuk mencegah cedera pada pasien atau meminimalkan kehilangan finansial.
Manajemen risiko dilakukan dengan mengenali kelemahan dalam sistem dan memperbaiki
kelemahan tersebut (dilakukan dengan menerapkan no blame culture)
Manajemen risiko di RS Penawar Medika bertujuan:
a. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS Penawar Medika
b. Meningkatkan akuntabilitas.
c. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD).
d. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
yang tidak diharapkan.
e. Meminimalisir risiko yang mungkin terjadi dimasa mendatang. Dengan adanya antisipasi
risiko, apabila terjadi insiden sudah terdapat alternatif penyelesaiannya.
f. Melindungi pasien, karyawan, pengunjung dan pemangku kepentingan lainnya
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Risiko yang diatur melalui panduan ini adalah seluruh risiko di RS Penawar Medika.
Risiko selalu melekat pada setiap proses pengobatan pasien dan menyatu pada semua
aspek pelayanan kesehatan termasuk pengobatan, perawatan, pengembangan proyek dan
layanan, pembeli obat dan produk kesehatan, dll.
Risiko yang dapat dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis
adalah risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang
dialami pasien selama di RS. Sementara risiko non klinis ada yang berupa risiko bagi
organisasi maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung
dengan komunikasi, produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko
yang dapat mempengaruhi pencapaian organisasi. Risiko finansial adalah risiko yang
dapat mengganggu kontrol finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang
harusnya dapat menyediakan pencatatan akuntansi yang baik.
Risiko di lingkup rumah sakit dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Risiko yang terkait dengan perawatan pasien, antara lain:
a. Terkait langsung dengan asuhan pasien
b. Kerahasiaan (Confidentiality)
c. Informasi kepada pasien tentang risiko
d. Nondiskriminasi
e. Pasien terkait dengan penelitian
f. Kepulangan pasien
2. Risiko yang terkait dengan tenaga medis, antara lain:
a. Kredensial
b. Kompetensi dan prosedur baku
c. Tenaga kesehatan yang terlatih
3. Risiko yang terkait dengan karyawan atau K3, antara lain:
a. Risiko keselamatan kerja
b. Risiko kesehatan kerja
4. Risiko yang berhubungan dengan properti, antara lain:
a. Kebakaran, gempa, banjir
b. Berkas catatan / catatan elektronik
5
c. Penanganan barang-barang berharga
d. Asuransi
5. Risiko keuangan, antara lain:
a. Bad Debt
b. Meningkatnya suku bunga
c. Krisis keuangan global (Global Financial ” tsunami”)
6. Risiko lain, antara lain:
a. Manajemen bahan berbahaya (Hazardous material management):limbah kimia,
radio aktif, infeksius
b. Peraturan & perundangan (Legal & regulatory risks)
c. Risiko reputasi
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya risiko yaitu:
Faktor Komponen yang berperan
Organisasi dan Manajemen Sumber dan keterbatasan keuangan
Struktur organisasi
Standar dan tujuan kebijakan
Safety culture
Lingkungan pekerjaan Kualifikasi staf dan tingkat keahlian
Beban kerja dan pola shift
Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alkes
Dukungan administratif dan manajerial
Tim Komunikasi verbal
Komunikasi tulisan
Supervisi dan pemanduan
Struktur tim
Individu dan staf Kemampuan dan ketrampilan
Motivasi
Kesehatan mental dan fisik
Penugasan Desain penugasan dan kejelasan struktur penugasan
Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada
Ketersediaan dan akurasi hasil tes
Karakteristik pasien Kondisi ( Keparahan dan kegawatan)
Bahasa dan komunikasi
Faktor sosial dan personal
6
BAB III
TATALAKSANA
7
b) Risiko dilakukan evaluasi dan terapi berdasarkan kriteria:
Tabel 1. Kriteria Risiko
Skor risiko Kriteria Tindak lanjut
> 400 Sangat tinggi Hentikan kegiatan yang menimbulkan risiko tersebut dan
laporkan segera ke direksi dan komite PMKP
200 – 400 Tinggi Laporkan risiko segera kepada direksi melalui komite
PMKP
70-199 Substansial Lakukan perbaikan segera tanpa melibatkan direksi.
20-70 Menengah Tindakan perbaikan dijadwalkan kemudian dan kegiatan
dilakukan sesuai prosedur yang ada.
< 20 Rendah Risiko dapat diterima.
3) Identifikasi risiko
a. Suatu proses untuk menentukan apa, dimana, frekuensi, kenapa, akibat dan
mekanisme kontrol risiko yang terjadi.
b. Identifikasi risiko dilakukan secara proaktif dengan melakukan brainstroming, dan
secara reaktif dengan laporan data insiden.
c. Hasil identifikasi risiko dituangkan dalam Tabel 3.
Tabel 2. Laporan Insiden
Nama Dimana Kapan Dampak Proses Akar Tindak lanjut
Insiden terjadi masalah
Tn John Ranap 3 Juli Meninggal Terpeleset Staf belum Sosialisasi dan
jatuh di 2013 lantai licin dilatih pelatihan asesmen
kamar pencegahan jatuh dan upaya
mandi jatuh universal fall
precaution
8
Penjelasan tabel
a. Nama risiko: Merupakan insiden yang berpeluang terjadi yang menimbulkan
dampak buruk bagi pencapaian tujuan RS.
b. Lokasi: Merupakan tempat risiko ada.
c. Frekuensi: Suatu pengukuran jumlah kejadian dalam satu satuan waktu.
i. Ideal diambil dari data sekunder berupa laporan insiden yang pernah
terjadi atau data dari institusi lain. Jika tidak ada, dapat diambil
berdasarkan pendapat ahli atau asumsi.
ii. Tuliskan dari mana sumber data (data sekunder/pendapat ahli/ asumsi).
d. Dampak: Penerima risiko dan akibat yang ditimbulkan dari risiko yang ada.
e. Kontrol: Merupakan mekanisme pencegahan yang telah ada sehingga insiden
tidak terjadi.
4) Analisa risiko
a. Merupakan proses untuk menentukan tingkat risiko yang ada. Analisa ini
dituangkan dalam bentuk skor risiko yang didapatkan dari perkalian peluang,
frekuensi, dan dampak yang terjadi.
Tingkat risiko (skor risiko) = frekuensi (F) x Dampak (D)
b. Untuk menentukan tingkat peluang dan tingkat dampak digunakan kriteria
berikut:
Tabel 4. Kriteria Frekuensi (F)
Nilai Keterangan
10 Continue / Terus-menerus; terjadi beberapa kali dalam sehari.
6 Frequent / Sering; terjadi harian / minimal sekali dalam sehari
3 Occasional / Kadang-kadang; terjadi seminggu sekali
2 Infrequent / Tidak sering; terjadi sekali antara seminggu sampai sebulan
1 Rare / Jarang; beberapa kali dalam setahun
0,5 Very rare / Sangat jarang; terjadi sekali dalam setahun
0 No exposure / Tidak terpapar;tidak pernah terjadi
Tabel 5. Kriteria Dampak (D)
Nilai Keterangan
100 Catastrophe / Malapetaka/ Keuangan ekstrem
Banyak kematian
Kerugian sangat besar / berhenti total
Kerugian keuangan > 10 Milyar
40 Disaster / Bencana/ Keuangan sangat berat
Beberapa kematian
9
Kerugian besar / sebagian proses berhenti
Menyebabkan penyakit yang bersifat komunitas/endemik pada karyawan atau
pasien
Menyebabkan terhambatnya pelayanan hingga lebih dari 1 hari
Kerugian keuangan > 5 M – 10M
15 Very serious / Sangat serius/ Keuangan berat
Menyebabkan satu kematian, kerugian cukup besar
Memperberat atau menambah penyakit pada beberapa pasien atau karyawan
Menyebabkan penyakit yang bersifat permanen atau kronis (HIV, Hepatitis,
keganasan, Tuli, gangguanfungsi organ menetap).
Menyebabkan terhambatnya pelayanan lebih dari 30 menit hingga 1 hari
Kerugian keuangan 1 – 5 Milyar
7 Serious / Serius/ Keuangan sedang
Menyebabkan cidera serius seperti cacat atau kehilangan anggota tubuh
permanen
Menyebabkan penyakit yang memerlukan perawatan medis lebih dari 7 hari dan
dapat disembuhkan
Menyebabkan terhambatnya pelayanan kurang dari 30 menit.
Kerugian keuangan 500 jt – 1 Milyar
3 Casualty treatment / Perawatan medis/ Keuangan ringan
Menyebabkan cidera/penyakit yang memerlukan perawatan medis atau tidak
dapat masuk bekerja hingga 7 hari.
Kerugian keuangan 50 juta – 500 juta
1 First aid treatment / P3K/ Keuangan sangat ringan
Cidera tidak serius / minor seperti lecet, luka kecil dan hanya perlu penanganan
P3K
Kerugian keuangan s/d 50 juta
Dampak = (Besarnya -
Mitigasi)
10
5) Evaluasi risiko
a. Bandingkan tingkat risiko (skor risiko) dengan kriteria yang telah ditetapkan (lihat
Tabel 1). Namun tetap pikirkan keseimbangan antara keuntungan dengan dampak
buruk yang dapat terjadi.
b. Tuangkan proses analisa risiko dan evaluasi risiko dalam bentuk tabulasi seperti
contoh di bawah ini:
Tabel 6. Evaluasi Risiko
Nama Risiko P A SR Kriteria
Jatuh 3 15 90 Substansial
6) Terapi risiko
Merupakan tindakan atau keputusan yang dilakukan terhadap risiko yang ada.
Pilihan dapat berupa:
1. Menerima risiko: tidak melakukan terapi perbaikan terhadap risiko
tersebut, namun terus dilakukan monitoring.
2. Eliminasi risiko: risiko dihilangkan dengan menghilangkan sumber
risiko yang ada.
3. Kontrol risiko: melakukan usaha perbaikan untuk menurunkan
frekuensi dan dampak dari risiko.
4. Transfer risiko: memindahkan risiko kepada pihak lain (misalnya
asuransi) dengan menerima risiko dalam bentuk lain, biasanya
keuangan. Contoh: asuransi gedung terhadap kebakaran dengan
membayar premi secara berkala sehingga jika terjadi kebakaran,
kerugian materiil yang ditanggung oleh pemilik, berkurang.
Di rumah sakit Penawar Medika, sebagai pemandu, digunakan kriteria di tabel
1 (tabel kriteria risiko) untuk mengambil keputusan terhadap risiko apakah akan
diterima, atau dilakukan perbaikan. Jika dilakukan perbaikan, oleh unit kerja sendiri
atau oleh tim PMKP sebagai penanggungjawab. Tindakan perbaikan dapat berupa
eliminasi, kontrol, atau transfer risiko.
11
Libatkan keluarga an & medis jatuh
dalam upaya
pencegahan jatuh
melalui proses edukaso
terus menerus
12
3.3 Alur pelaporan data risiko
Direksi
Komite PMKP
Manajemen risiko RS
HFMEA RS
Unit kerja
Manajemen risiko unit
HFMEA Unit
13
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Setiap unit kerja membuat laporan kegiatan manajemen risiko di unit masing-masing.
2. Komite PMKP memberikan laporan kegiatan manajemen risiko di tingkat rumah sakit
kepada direktur.
14