Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT

TUGAS KELOMPOK IV

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Pelayanan

Kesehatan Gigi dan Mulut (Dental Health Management Services)

Dosen Pengampu : Dr. dr. Rasipin, M.Kes

Oleh :

Ireine Norma Dajoh : P1337425318006

Francisca Fatima de Sena : P1337425381009

Kurnia Erma Puri : P133742531014

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KESEHATAN

PROGRAM STUDI TERAPIS GIGI DAN MULUT

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Manajemen
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut”. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut (Dental Health
Management Services).
Penulis menyadari bahwa selama penulisan makalah ini penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada dosen yang telah memberikan materi mata kuliah Manajemen Pelayanan
Kesehatan Gigi dan Mulut. Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih
memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi maupun sistematika dan teknik
penulisnnya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya semoga makalah ini bisa
memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.

Semarang, Februari 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka mencapai status kesehatan masyarakat yang optimal,


sistem kesehatan nasional menggaris bawahi bahwa pemberian pelayanan
kesehatan perlu dilaksanakan dalam konteks pembangunan kesehatan secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, antara lain kondisi
kehidupan sehari-hari, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi
kewenangan, keamanan, sumber daya, kesadaran masyarakat, serta
kemampuan tenaga kesehatan dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.

Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut adalah suatu layanan


kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan pada suatu kelompok tertentu atau
individu daam kurun waktu yang dilaksanakan secara terencana, terarah dan
berkesinambungan untuk mencapai taraf kesehatan gigi dan mulut yang
optimal (Depkes RI 2000). Tenaga kesehatan gigi dan mulut merupakan salah
satu unsur penting dalam pelaksanaan upaya kesehatan untuk dapat
menyelenggarakan pelayanan yang professional.

Kesehatan merupakan hak setiap warga negara. Untuk itu pemerntah


melakukan pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Guna mewujudkan
derajat kesehatan bagi masyarakat, diselenggrakan upaya kesehatan dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan promotif, pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh. Salah satu
upaya kesehatan dalam pencegahan penyakit tidak menular adalah uapaya
kesehatan gigi dan mulut. Upaya kesehatan gigi dan mulut ini bertujuan untuk
menurunkan insidensi dan prevalensi penyakit gigi dan mulut shingga tidak
menjadi masalah kesehatan masyarakat dan tercapainya kesehatan yang
optimal.

Penyakit mulut yang paling umum diderita anak-anak adalah gingivitis


dan karies gigi sebesar 60-90% (Petersen, 2013). Usia 8-10 tahun merupakan
kelompok usa yang kritis terhadap terjadinya karies gigi dan mempunyai sifat
khusus yaitu transisi pergantian gigi susu ke gigi permanen. Karies gigi
meningkat dan bertambah dari waktu ke waktu. Jika tidak diberi tindakan akan
berefek pada kualitias hidup anak, seperti kemauan untuk makan dan
kemampuan mengunyah makanan. Anak yang mempunyai kesehatan mulut
yang rendah 12 kali lebih terbatas aktivitasnya dari pada mereka yang tidak
memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut. Karies merupakan penyebab
utama luka pada mulut dan hilangnya gigi (Siby, 2013).

Departemen Kesehatan telah memprogramkan upaya promotif dan


preventif anak usia sekolah melalui Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS).
UKGS adalah bagian integral dari Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang
melaksanakan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara terencana, pada para
siswa Sekolah Dasar (SD) dalam suatu kurun waktu tertentu, diselenggarakan
secara berkesinambungan melaului paket UKS. Upaya promotif dan preventif
paling efektif dilakukan dengan sasaran anak sekolah dasar, karena perawatan
kesehatan gigi harus dilakukan sejak dini dan dilakukan secara kontinu agar
menjadi suatu kebiasaan (Depkes RI, 2000). Termasuk didalam program
UKGS adalah pelaksanaan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yaitu meliputi
Dental Health Education dan pemeriksaan gigi dan mulut dengan melibatkan
guru sebagai kader UKGS. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan guru
sebagai kader kesehatan sehingga program UKGS dapat berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut, penulis


telah melakukan pemeriksaan terhadap Siswa sekolah SD Banyumanik kota
Semarang. Dimana ditemukan masalah kesehatan gigi dan mulut berupa masih
tingginya angka karies gigi, kebersihan gigi dan mulu masih kurang dan
kurangnya cakupan kegiatan UKGS di sekolah tersebut
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang dapat
disimpulkan adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana identifikasi masalah ( isu terkini terkait kesehatan gigi
dan mulut )?
2. Bagaimana manjemen dan surveilens ?
3. Bagaimana kebijakan publik ?
4. Bagaimana merancang atau mengembangkan program promotif
dan preventif ?
5. Bagaimana tahap-tahap pelaksanaan kegiatan program promotif
dan preventif ?
C. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui identifikasi masalah ( isu terkini terkait
kesehatan gigi dan mulut )
2. Untuk mengatahui manajemen dan surveilens.
3. Untuk mengetahui kebijakan publik.
4. Untuk mengetahui rancangan dan pengembangan program
promotif dan preventif
5. Untuk mengetahui tahap-tahap pelaksanaan kegiatan program
promotif dan preventif

BAB II
PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah (contoh kasus)
Berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut pada
Siswa Sekolah Dasar di SD Banyumanik Kota Semarang, maka
didapatkan hasil yaitu :
a. Hasil analisa data didapatkan bahwa :
a) OHI-S Kriteria Buruk 60 %
b) Angka Karies 65 %
c) Cakupan UKGS 30%
b. Identifikasi Masalah :
a) Angka karies masih sangat tinggi
b) Kebersihan gigi dan mulut masih buruk
c) Cakupan UKGS masih rendah
c. Prioritas masalah menggunakan USG
Metode USG merupakan salah satu cara menetapkan
urutan prioritas masalah dengan metode teknik scoring. Proses
untuk metode USG dilaksanakan dengan memperhatikan urgensi
dari masalah, keseriusan masalah yang dihadapi, serta
kemungkinan bekembangnya masalah tersebut semakin besar.
Pada pengguna matrik USG untuk menentukan suatu
masalah yang prioritas, terdapat tiga factor yang perlu diperhatikan.
Ketiga faktor tersebut adalah :
1. Urgency
Seberapa mendesak masalah tersebut harus dibahas
dikaitkandengan waktu yang tersedia serta seberapa keras
tekanan waktu tersebutuntuk memecahkan masalah yang
menyebabkan masalah tadi.

2. Seriousness
Seberapa serius masalah tersebut perlu dibahas dikaitkan
denganakibat yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yangmenimbulkan masalah tersebut atau akibat yang
menimbulkan masalah-masalah lain kalau masalah penyebab
masalah tidak dipecahkan. Perludimengerti bahwa dalam
keadaan yang sama, suatu masalah yang dapatmenimbulkan
masalah lain adalah lebih serius bila dibandingkan dengansuatu
masalah lain yang berdiri sendiri.
3. Growth
Seberapa kemungkinan-kemungkinannya masalah
tersebut menjadi berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab masalah akan semakin memburuk kalau semakin
dibiarkan.

PRIORITAS USG
NO TOTAL RANGKING
U S G
MASALAH
1. Karies 3 4 4 11 III
2. OHI-S 4 4 4 12 II
3. UKGS 5 4 4 13 I

Ket :
1 = Sangat Tidak Penting
2 = Tidak Penting
3 = Penting
4 = Sangat Penting
5 = Sangat Sangat Penting

d. Prioritas Masalah adalah kegiatan UKGS


Langkah – langkah membuat prioritas masalah :
a) Mulailah dengan satu masalah dulu diselesaikan dan urutkan da
ri U(Urgen), S (Serious) dan G (Growth).
b) Tentukan range untuk setiap kriteria baik U, S, G sesuai
kesepakatan. Bisa dibuat rentang (1-5).
c) Tentukan suara terbanyak dari peserta diskusi untuk mengisi
tiap kolom
d) Tambahkan hasil tiap-tiap kolom (U, S, G) dan hasilnya
tuliskan pada hasil total
e) Lanjutkan pada masalah kedua dan seterusnya
e. Alternatif pemecahan masalah
Alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan adalah
melakukan kegiatan promotif dan preventif melalui pelatihan guru
sebagai kader kesehatan
B. Manajemen dan Surveilens
Manajemen adalah mengelolah semua input dalam semua input
yang ada dalam surveilens untuk informasi dan rekomendasi kesehatan.
Informasi dan rekomendasi yang dihasilkan akan digunakan sebagai dasar
intervensi dalam meningkatkan derajat kesehatan. Proses manajemen
dalam surveilens yang akan dilaksanakan pada kegiatan program promotif
dan preventif adalah :
a. Planning and evaluating
Perencanaan dan evaluasi merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu program. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini
adalah :
a) Menentukan tempat dan sasaran pelatihan.
Dimana tempat pelaksanaannya adalah SD Banyumanik
sedangkan sasarannya adalah guru SD Banyumanik

b) Menentukan waktu pelaksanaan


Waktu pelaksanaan direncanakan pada bulan Februari 2018
c) Menentukan pihak yang akan hadir dalam kegiatan
Yang akan diundang dalam kegiatan ini adalah Dinas
Kesehatan, Kepala Puskesmas, Kepala Sekolah, Guru dan
orang tua murid
d) Menentukan materi dan metode pelaksanaan pelatihan kader.
Dimana materi yang akan diberikan adalah tentang kesehatan
gigi dan mulut dengan metode simulasi
e) Evaluasi yang akan dilakukan adalah pada saat setelah kegiatan
selesai dan enam bulan setelah kegiatan ini dilaksanakan
b. Organizing, Staffing, directing and cotrolling.
Manajemen merencanakan sumber daya manusia yang akan
melaksanakan kegiatan pelaksanaan pelatihan kader adalah :
a) Pembina adalah Kepala Puskesmas
b) Penanggung jawab kegiatan adalah Dokter Gigi
c) Pelaksana kegiatan adalah Terapis Gigi dan Mulut
d) Guru UKS
c. Budgeting
Manajemen diperlukan untuk mengatur pendanaan agar kegiatan
yang dilaksanakan dapat berjalan dengan baik. Adapun rencana
anggaran yang akan diperlukan adalah
Modul penyuluhan + ATK = Rp.300.000
1. Konsumsi @Rp 25.000 x 25 = Rp 625.000
2. Transport kader @Rp 25.000 X 25 = Rp 625.000
3. OD Set: - kaca mulut @ Rp.25.000 x 25 = Rp 625.000
- Senter kecil @25.000 x 25 = Rp 625.000
4. Humas = Rp 50.000
5. MMT 45m @Rp 20.000/ m = Rp 90.000
6. Lain-lain = Rp 500.000+
Total = Rp 3.440.000

C. Kebijakan Publik
Pemerintah Indonesia melalui kementerian Kesehatan
Republik Indonesia telah menggalakan program UKGS yang
bertujuan untuk memelihara, meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut seluruh perserta didik disekolah binaan. Dengan
memberikan pelayanan dalam bentuk promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif.
Kegiatan-kegiatan pelaksanaan program usaha kesehatan gigi sekolah
(UKGS) dapat melalui:
1. Kegiatan promotif yaitu untuk meningkatkan kesehatan gigi dan
mulut melalui promosi kesehatan gigi dan mulut. Kegiatan ini
dapat berupa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, sikat gigi
masal, pelatihan kader kesehatan/guru dengan menggunakan
metode edukasi kesehatan. Dengan tujuan agar anak sekolah
mampu memelihara kesehatan gigi dan mulut secara mandiri.
2. Kegiatan preventif yaitu untuk memberikan perlindungan khusus
pada gigi melalui perawatan gigi dengan tindakan pembersihan
karang gigi, fissure sealent dan topical aplikasi fluor. Dengan
tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut anak
sekolah.
D. Merancang Atau Mengembangkan Program Promotif Dan Preventif
Upaya promotif dan preventif yang dilaksanakan di UKGS lebih
mengarah pada upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut dengan
pendekatan promosi kesehatan gigi dan mulut.
Pencapaian pendidikan kesehatan yang berorientasi terhadap
kegiatan praktek dapat disiasati dengan metode simulasi (story telling, role
playing). Kesempatan anak mencoba secara terpimpin dan mandiri dapat
dicapai dengan metode ini. Hal ini akan membuat anak lebih memiliki
makna terhadap proses pendidikan kesehatan cara menggosok gigi yang
diberikan, sehingga mereka lebih mengingat proses yang telah diajarkan.
Media pembelajaran diperlukan agar kegiatan pembelajaran lebih
efektif saat melakukan pendidikan kesehatan. Kombinasi dari metode
dan media pendidikan kesehatan dapat dijadikan sebuah paket
pendidikan kesehatan. Paket dalam pendidikan kesehatan diharapkan
satu metode dengan metode yang lain dapat saling melengkapi dan
mengatasi kekurangan antar metode.
Agar anak mampu menggosok gigi dengan baik dan benar, maka
guru perlu mengajarkan pendidikan kesehatan tentang menggosok gigi,
pendekatan yang diterapkan oleh guru adalah dengan latihan. Dilakukan
dengan cara memperagakan cara menggosok gigi yang baik dan benar
sehingga anak lebih cepat memahami dan termotivasi untuk
melaksanakannya.
Upaya peningkatan kemandirian menggosok gigi pada anak
prasekolah dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti: Dental
Education Models. Metode latihan menggosok gigi merupakan cara
yang baik dalam mengajarkan kemandirian anak menggosok gigi.
Upaya Promotif dan preventif yang akan dilaksanakan adalah
Pelatihan Kader Kesehatan Gigi dan Mulut. Dimana Terapis Gigi dan
Mulut memberikan pelatihan kepada Guru sebagai kader. Dengan
Model Dental Education Models.

F. Tahap – Tahap Pelaksanaan kegiatan program promotif dan preventif

1. Persiapan
a. Pendekatan lintas sektor dilakukan pada hari Selasa tanggal 05
Februari 2019 melalui advokasi ke kepala Sekolah SDN
Banyumanik Kota Semarang, Dinas Pendidikan, Kepala
Puskesmas Banyumanik
b. Alat dan Bahan
 Modul
 Buku Cerita
 Kuisioner
 Alat diagnostik sederhana
 Phantom
 Sikat gigi
 Senter
 Laptop
 LCD

c. Persiapan Peserta
Identifikasi kader kesehatan.dilakukan pada tanggal 07 Februari
2019 dan pelaksanaan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 14
Februari 2019 yang dihadiri oleh 10 peserta pelatihan.

d. Persiapan Tempat
Pelatihan UKGS berlansung pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 14 Februari 2019
Waktu : 08.00 - Selesai
Tempat : Aula SDN Banyumanik
2. Perencanaan
Hari,
No Materi Waktu Pelaksana
Tanggal
1 Jumat, 01 Perencanaan 12.00- selesai TIM
Februari
2019
Sabtu -
Senin 02 - Pembuatan Modul
2 12.00- selesai TIM
04 Februari dan Media
2019

Selasa, 05
4 Advokasi dan TIM
Februari
Perijinan ke Kepala 09.00- selesai
2019
Sekolah

TIM
Rabu,
Persiapan alat dan
5 06 Februari 10.00- selesai
tempat
2019

Pelaksanaan dan
evaluasi
1. Registrasi peserta 08.00-09.00 TIM
2. Pembukaan dan 09.00-09.30 Kepala
Kamis,
sambutan Puskesmas,
6 14 Februari
Kepala
2019
Sekolah

3. Pre test 09.30-10.00


4. Pemberian Materi 10.00-10.15 TIM
10.15-11.00
11.00- selesai

6. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan pelatihan kader kesehatan UKGS
dilaksanakan mulai tanggal 14 Februari 2019
Melaksanakan pelatihan Guru dengan metode Dental Education
Models. Ada empat paket yang akan dilakukan pada Dental
Education Models yaitu :

a. Pelatihan Guru
Sebelum pelatihan Guru dilakukan pengukuran pengetahuan,
sikap dan keterampilan berupa pengisian lembar kuisioner
b. Simulasi Dental Education Models.
Dua hal yang akan dilakukan yaitu Story Telling and Role
Playing. Diamana guru membaca Story Telling kemudian
melakukan Role Playing.
c. Praktek menggosok gigi
Kegiatan ini dilakukan oleh guru kepada siswa. Sebelum itu
dilakuakan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut.
d. Evaluasi
Adanya peningkatan terhadap pengetahuan, sikap,
keterampilan dan status kebersihan gigi dan mulut.
7. Pembinaan
Bersama dengan pihak penentu kebijakan membentuk
tim untuk melakukan pembinaan kepada kader kesehatan yang
telah mendapat pelatihan dan pihak sekolah. Membentuk tim
pembina ke dinas kesehatan kota Semarang. dan selanjutnya
membentuk tim pembina puskesmas Banyumanik. Dinas
Kesehatan kota Semarang mampu melakukan pembinaan ke
Puskesmas secara terpadu dan berkesinambungan. Sehingga
kegiatan program UKGS ini bisa berjalan secara
berkesinambungan dan kegiatan ini dapat berjalan dengan optimal
8. Penilaian
Melakukan penilaian karena setiap hasil kegiatan harus
ada penilaian sebagai bentuk pertanggung jawaban pelaksanaan
suatu kegiatan terhadap publik. Kegiatan penilaian dilakukan pada
akhir kegiatan. Kegiatan yang akan dilakukan adalah :
a. Melakukan penilaian terhadap penyelenggaraan kegiatan dan
hasil yang dicapai pada pelatihan kader dengan cara antara lain
memberikan pre test dan post test dan lembar kuisioner tentang
pelaksanaa kegiatan yang telah dilaksanakan
b. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai
dengan pencapaian serta masalah dan hambatan yang
ditemukan untuk rencana tahun berikutnya
9. Pengembangan
Dengan adanya pelatihan kader kesehatan dimana guru
sebagai pelaksana diharapkan guru akan menjadi perpanjangan
tangan petugas kesehatan sehingga petugas kesehatan tidak perlu
lagi datang lagi ke sekolah setiap hari untuk melakukan edukasi
kesehatan gigi dan mulut.
Dental Health Education dapat dikembangkan sebagai
pegangan guru dalam memberikan edukasi kepada siswa sehingga
dapat meningkatkan penegetahuan, sikap dan keterampilan siswa
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulutnya. dan meningkatkan
peran guru sebagai kader kesehatan. Sehingga derajat kesehatan
gigi dan mulut siswa dapat mengalami peningkatan dari
sebelumnya. Dalam melakukan kegiatan ini guru hanya akan
menggunakan modul Dental Health Education dan mengikuti
setiap tahapan yang terdapat dalam modul tersebut
E. Evaluasi Program
Evaluasi atau kegiatan penilaian merupakan bagian yang penting
dari proses manajemen dan didasarkan pada sistem informasi manajemen.
Evaluasi dilaksanakan karena adanya dorongan atau keinginan untuk
mengukur pencapaian hasil kerja atau kegiatan pelaksanaan program
terhadap tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi akan memberikan umpan
balik (feed back) terhadap program atau pelaksanaan suatu kegiatan. Tanpa
adanya evaluasi, sulit untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan yang
sudah direncanakan oleh suatu program telah tercapai atau belum.
Setelah program pelatihan guru dilaksanakan maka perlu dilakukan
evaluasi dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan program yang telah
dilakukan dengan cara, setiap 6 bulan sekali terapis gigi dan mulut akan
pergi ke sekolah untuk melakukan pemeriksaan kebersihan gigi dan mulut
siswa dan melakukan kegiatan sikat gigi bersama untuk mengetahui
apakah ada peningkatan derajat kesehatan gigi dan mulut siswa SD
Banyumanik. Selain itu evaluasi perlu dilakukan karena untuk
memberikan masukan bagi penentu kebijakan yang berkaitan dengan
tindak lanjut dari kegiatan tersebut serta modifikasi atau perbaikan yang
apa akan dilakukan dan untuk melakukan pembinaan dan motivasi.

BAB III
Kesimpulan
1. Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan mulut perlu untuk dilakukan
melalui program UKGS.
2. Kegiatan pelatihan guru sebagai kader kesehatan dengan menggunakan
Dental Health Education Models diharapkan dapat meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut anak sekolah.
3. Agar supaya kegiatan dapat berhasil dengan baik maka perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi.
4. Kerjasama dengan penentu kebijakan akan menentukan keberhasilan dari
program UKGS

Daftar Pustaka

Betrix Rifana , dkk (2015) , Evaluasi Program Kesehatan Masyarakat. Negeri


Malang
Dewanti. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi
dengan Perilaku Perawatan Gigi pada Anak Usia Sekolah di SDN
Pondok Cina 4 Depok. Fakultas Ilmu Keperawatan Program Sarjana
Reguler Universitas Indonesia.

Desi Sandra Sari dkk. Peran Guru Dalam Keberhasilan Program UKGS.
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Dwi Rohma Lestari, Sofwan Indarjo (2016) Jurnal Evaluasi Penerapan


Manajemen UKGS Dalam Perilaku Perawatan Gigi dan Mulut Siswa
Sekolah Dasar. Universitas Negeri Semarang. Indonesia

Kadir, Y. (2015). Hubungan Pengetahuan Kesehatan Gigi Anak dengan Status


Karies Gigi Molar Pertama Permanen Murid Kelas III-V SD IT Ar-
Rahman Tamalanrea

Nanik L Pratiwi, Agus S, SK Poewarni (2003). Pengembagan Teknologi Tepat


Guna Diagnostik Sederhana Pelayanan Kesehatan Gigi Dengan Peran
Serta Guru UKGS.Surabaya

Prasada, I. dewa. (2016). Gambaran Perilaku Menggosok Gigi pada Siswa


Kelas Satu dengan Karies Gigi di Wilayah Kerja Puskesmas Rendang
Karangasem Bali

Petersen, P.E. (2013). Promoting Oral Health of Children Trough Schools-


Results From a WHO Global Survey 2012, Community Denta Health
30, October 201, p.204-218

Spiby, J. 2013. Screening for Dental Caries in Children Aged 6 to 9 Year, NSC,
UK National

Widya (2015). Pengawasan, pengendalian, penilaian dalam manajemen


kebidanan https://widya20.wordspress.com

Anda mungkin juga menyukai