ANGGOTA KELOMPOK 6 :
Ranita Setyani
Erike Vernia
Primardhani
Laras citra
TAHUN 2013/2014
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia untuk
membangun kemakmuran di bumi menuju kebahagian dunia dan akhirat.
Salah satu penunjang kebahagiaan tersebut adalah kesehatan. Agama Islam sangat
mengutamakan kesehatan (lahir dan batin) dan menempatkannya sebagai nikmat hidup kedua
setelah iman, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
“Mohonlah kepada Allah pengampunan, kesehatan (zhahir batin) dan keyakinan di
dunia danakhirat. Sesungguhnya Allah tidak memberikan kepada seseorang setelah
keyakinan (Iman) yang lebih baik daripada kesehatan.” (HR. Ahmad, Tirmidzi dan
Ibnu Majah dan Abu Bakar, shahih sanadnya dari lbnu Abbas Radhiyallahuanh.hadits 2 :
B. RUMUSAN MASALAH
1. Sebutkan dalil-dalil mengenai perintah menjaga kebersihan gigi?
2. Jelaskan tata cara pemeliharaan kesehatan gigi menurut Islam?
3. Jelaskan penggunaan siwak dalam tatanan ilmu kesehatan kontemporer?
C. PEMBAHASAN
Kesehatan gigi sangat berpengaruh terhadap berbagai aspek kehidupan.
Cara untuk menjaga dan memelihara kesehatan gigi adalah dengan
menggosoknya. Gigi yang kita miliki mempunyai fungsi yang sangat banyak,
diantaranya untuk melumatkan makanan dan menjaga penampilan. Orang
yang tidak rajin menggosok gigi akan berakibat giginya tidak sehat. Gigi yang
tidak sehat dapat mengakibatkan penyakit gigi dan bau mulut yang tidak
sedap.hadits 1 :
Dalam hadis yang ketiga ini Rasulullah saw sebenarnya ingin mewajibkan
umat Islam untuk selalu menggosok gigi setiap hendak shalat, karena memang
menjaga kebersihan gigi merupakan hal yang sangat penting.hadits 2 :
Akhirnya datang seorang sahabat menyampaikan sebuah hadits yang didengar dari Rasulullah
saw. Maka mereka kembali ke Madinah, sedangkan penduduk Syam diperintahkan agar tidak
meninggalkan daerahnya sehingga wabah itu benar-benar hilang.
Ajaran Islam memerintahkan agar umatnya senantiasa menjaga kesehatan gigi dan
mulut. Dalam salah satu haditsnya, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda: ''Seandainya
tidak akan merepotkan umatku, maka aku akan perintahkan kepada mereka untuk
membersihkan gigi pada setiap akan shalat.''(HR Bukhari dan Muslim).
Islam memahami bahwa menjaga kesehatan gigi dan mulut akan sangat menentukan
kualitas hidup manusia. Tak heran jika seabad setelah Rasulullah SAW wafat, para dokter
Muslim di era keemasan terdorong untuk turut mengembangkan ilmu kedokteran gigi
(dentistry). Sejatinya, pengobatan gigi telah diterapkan manusia dari peradaban Lembah
Indus bertarikh 7.000 hingga 5.500 SM.
Dalam kitabnya, Al-Gazzar menyatakan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan
untuk mengobati gigi yang busuk adalah membersihkannya. Kemudian, papar dia,
gigi itu diisi dengan gallnut, madu, kemenyan, terbinth yang mengandung damar,
pohon cedar yang mengandung damar, pellitory atau pengasapan dengan akar
colocynthis.
Al-Gazzar pun merekomendasikan senyawa arsenik untuk gigi yang berlubang.
Campuran ini juga mampu mengatasi pembusukan gigi serta mengendurkan dan
meredakan ketegangan syaraf. Dokter Muslim lainnya yang memberi sumbangan
penting bagi ilmu kedokteran gigi adalah Ibnu Sina lewat karyanya yang sangat
fenomenal bertajuk he Canon of Medicine. Menurut Almahdi, Ibnu Sina terpengaruh
oleh Al-Gazzar dalam pengobatan gigi.
Menurut Almahdi, Ar-Razi mencoba merekomendasikan metode yang dikembangkan
Galen - dokter dari peradaban Yunani - dalam melepas gigi rusak dengan cara dibor.
Untuk mengurangi rasa sakit saat gigi dibor, dokter terkemuka di kota Baghdad itu
menganjurkan agar lubang gigi ditetesi minyak.
dan ranting segar tanaman arak (Salvadora persica) yang kebanyakan tumbuh di daerah
Timur Tengah, Asia dan Afrika dan berdiameter mulai dari 0,1 cm sampai 5 cm. Pohon Arak
adalah pohon yang kecil, seperti belukar dengan batang yang bercabang-cabang, diameternya
lebih dari 1 kaki, jika kulitnya dikelupas warnanya agak keputihan dan memiliki banyak
juntaian serat. Akarnya berwarna coklat dan bagian dalamnya berwarna putih, aromanya
seperti seledri dan rasanya agak sedikit pedas. Kaum muslimin menggunakan batang itu
untuk menggosok gigi dan mengurut gusi sebelum wudhu atau shalat.
Sejarah siwak
dipergunakan untuk membersihkan mulut mereka dari sisa-sisa makanan, mulai dari tusuk
gigi, batang kayu, ranting pohon, kain, bulu burung, tulang hewan hingga duri landak.
Diantara peralatan tradisional yang mereka gunakan dalam membersihkan mulut dan gigi
adalah kayu siwak atau chewing stick. Kayu ini walaupun tradisional, merupakan langkah
pertama transisi/peralihan kepada sikat gigi modern dan merupakan alat pembersih mulut
Miswak (Chewing Stick) telah digunakan oleh orang Babilonia semenjak 7000 tahun yang lalu, yang
mana kemudian digunakan pula di zaman kerajaan Yunani dan Romawi, oleh orang-orang Yahudi,
Mesir dan masyarakat kerajaan Islam.
Siwak memiliki nama-nama lain di setiap komunitas, seperti misalnya di Timur Tengah
disebut dengan miswak, siwak atau arak, di Tanzania disebut miswak, dan di Pakistan dan
India disebut dengan datan atau miswak. Penggunaanchewing stick (kayu kunyah) berasal
dari tanaman yang berbeda-beda pada setiap negeri. Di Timur Tengah, sumber utama yang
sering digunakan adalah pohon Arak (Salvadora persica), di Afrika Barat yang digunakan
adalah pohon limun (Citrus aurantifolia) dan pohon jeruk (Citrus sinesis). Akar tanaman
Senna (Cassiva vinea) digunakan oleh orang Amerika berkulit hitam, Laburnum Afrika
(Cassia sieberianba) digunakan di Sierre Leone serta Neem (Azadirachta indica) digunakan
Meskipun siwak sebelumnya telah digunakan dalam berbagai macam kultur dan budaya di seluruh
dunia, namun pengaruh penyebaran agama Islam dan penerapannya untuk membersihkan gigi yang
paling berpengaruh.
Manfaat siwak
Banyak hadits yang meriwayatkan tentang siwak dan anjuran untuk menggunakannya.
Diantaranya hadits berikut ini : Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siwak adalah
pembersih mulut dan sebab ridhanya Rabb”. (HR. Ahmad dan Ibnu Majah). Diriwayatkan
dari Hudzaifah ra., dia berkata, “Nabi Saw selalu menggosok giginya dengan siwak setiap
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersiwak dalam waktu puasa dan tidak, pada waktu
wudhu, ketika akan sholat atau memasuki rumah. Beliau bersiwak dengan kayu (dahan )
Araak. Bila tidur, siwak itu diletakkan di dekat kepalanya, dan jika bangun tidur beliau mulai
bersiwak.
Dalam kitab Ath-Thubbun Nabawi (Medis Nabawi) yang disusun oleh Ibnul Qoyyim
- membersihkan mulut,
- membersihkan gusi,
- mencegah pendarahan
- menguatkan penglihatan
- menyehatkan pencernaan
- menjernihkan suara
- membantu pencernaan makanan
- menggiatkan bacaan
- menahan tidur
- dikagumi malaikat
sallam bersabda:
“Seandai aku tdk memberatkan umatku niscaya aku perintahkan mereka utk bersiwak tiap
kali berwudhu.”
“Apa yg mulai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lakukan apabila beliau masuk rumah?”
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila bangun di waktu malam beliau
Perubahan bau mulut bisa terjadi krn beberapa hal. Di antaranya: krn tdk makan dan minum
krn memakan makanan yg memiliki aroma menusuk/tak sedap diam yg lama/tak membuka
mulut utk berbicara banyak berbicara dan bisa juga krn lapar yg sangat demikian pula bangun
dari tidur.
1. Batang atau cabang siwak dipotong berukuran pensil dengan panjang 15-20 cm. Stick kayu
siwak ini dapat dipersiapkan dari akar, tangkai, ranting, atau batang tanamannya. Stick
dengan ukuran diameter 1 cm dapat digigit dengan mudah dan memberikan tekanan yang
2. Kulit dari stick siwak ini dihilangkan atau dibuang hanya pada bagian ujung stick yang
sebelum digunakan. Selain itu, air tersebut juga dapat digunakan untuk kumur-kumur.
4. Bagian ujung stick siwak yang sudah dihilangkan kulit luarnya digigit-gigit atau dikunyah-
5. Bagian siwak yang sudah seperti berus digosokkan pada gigi, dan bisa juga digunakan
- Antibacterial acids, seperti astringents, abrasive dan detergents yang berfungsi untuk
membunuh bakteri, mencegah infeksi dan menghentikan pendarahan pada gusi. Pada
penggunaan siwak pertama kali, mungkin terasa pedas dan sedikit membakar, karena terdapat
tersebut.
- Kandungan kimia seperti Klorida, Pottasium, Sodium Bicarbonate, Fluoride, Silika, Sulfur,
Vitamin C, Trimethyl amine, Salvadorine, Tannins dan beberapa mineral lainnya yang
berfungsi untuk membersihkan gigi, memutihkan dan menyehatkan gigi dan gusi. Bahan-
- Minyak aroma alami yang memiliki rasa dan bau yang segar, menjadikan mulut menjadi
- Enzim yang mencegah pembentukan plaque yang menyebabkan radang gusi. Plaque juga
- Anti decay agent (Zat anti pembusukan), yang menurunkan jumlah bakteri di mulut dan
mencegah proses pembusukan. Selain itu siwak juga turut merangsang produksi saliva (air
liur) lebih, dimana saliva merupakan organik mulut yang melindungi dan membersihkan
mulut.
Sebuah penelitian terbaru tentang ‘Periodontal Treatment’ (Perawatan gigi secara
periodik/berkala).
III. PENUTUP
KESIMPULAN