Anda di halaman 1dari 8

TUGAS GI DISORDER IN GERIATRIC

SISTEM SIKLUS HIDUP

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas dalam Blok Siklus Hidup Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar

Oleh:

Andi Rara Pramei (70600116043)

Indra Sari (70600116026)

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019
DIVERTIKULAR DISEASE (3A)

1. Definisi
Devertikuler Disease adalah suatu kondisi dimana terjadi herniasi pada
bagian mukosa/submukosa di dinding usus biasanya terjadi pada usus besar
seperti colon. atau Divertuler dapat diartikan sebagai divertikulum yang
merupakan suatu kantong kecil dengan bagian leher yang menyempit di dinding
usus dan apabila terdapat banyak divertikulum disebut divertikula.
Herniasi yang terjadi dari mukosa dan submukosa dan ditutupi oleh
lapisan serosa yang tipis disebut pseudodivertikular atau false divertikular:
yang biasanya bersifat acquired (didapat setelah lahir). Dan apabila terjadi
herniasi pada semua dinding colon maka disebut true disease yang biasanya
bersifat kongenital.
Adapun beberapa istilah terkait dengan divertikuler disease yaitu:
- Divertikulosis: ditemukan satu atau lebih divertikel pada dinding usus
- Divertikula: Bila dicolon. temukan banyak divertikel
- Predivertikular: terjadi herniasi mukosa atau submukosa pada sebagian
dinding colon.
- Divertikulitis: perforasi dari divertikulum yang diikuti oleh infeksi dan
inflamasi yang menyebar ke dinding colon.1,2

2. Epidemiologi
Prevalensi DD menurut umur: bahwa semakin tua usia seseorang,
semakin tinggi pula kejadian DD, dan sedangkan pada usia ≤ 40 tahun ke bawah
jarang ditemukan. Prevalensi DD pada laki-laki obesitas usia ≤ 40 tahun
ditemukan 2-5%, usia 60 tahun 30%.usia diatas 70 tahun 50% dan di atas 80
tahun menjadi 80%.
Menurut jenis kelamin, DD pada usia < 50 tahun lebih banyak
ditemukan pada laki-laki di bandingkan dengan perempuan, usia 50-70 tahun
perempuan sedikit lenih banyak dari laki-laki dan usia > 70 tahun sering terjadi
pada perempuan dibandingkan laki-laki. Di Amerika Serikan DD merupan
penyakit dengan posisi ke-6 penyakit gastrointestinal mengharuskan seseorang
datang ke rumah sakit.3,2
3. Etiologi dan Patogenesis2

Menurut painter dan Burkitt, penyebab terjadinya Penyakit Divertikular


adalah kurangnya serat dan rendahnya residu makanan yang dikomsumsi
karena diolah di pabrik, seperti gandum, biji-bijian, komsumsi gula, tepung,
daging dan makanan kaleng yang banyak sehingga menyebabkan perebuhan
milieu anterior dalam kolon. Pendapat ini diperkuat oleh penelitian-penelitian
selanjutnya dimana terbukti bahwa kurangnya serat dalam makanan merupakan
faktor utama terjadinya PD sehingga disebut penyakit defisiensi berat.

Komsumsi makanan yang berserat tinggi, terutama serat tidak larut


(selulosa) yang terkandung dalam biji-bijian, sayur-sayuran, dan buah-buahan,
akan berpengaruh pada pembentukan feses yang lebih padat dan besar sehingga
dapat memperpendek waktu transit feses dalam kolon dan mengurangi tekanan
intraluminal yang mencegah terjadinya divertikel. Disamping itu, serat penting
dalam fungsi fermentasi bakteri dalam kolon dan merupakan substrat utama
dalam produksi asam lemak rantai pendek yang berpengaruh pada pengadaan
energi yang dibutuhkan mukosa kolon, menghasilkan atau mempengaruhi
pertumbuhan mukosa dengan cara meningkatkan pertumbuhan mukosa dengan
cara meningkatkan aliran darah.

Pada mereka yang mengkomsumsi kurang serat akan menyebabkan


penurunan massa feses menjadi kecil-kecil dank eras, waktu transit kolon yang
lebih lambat sehingga absorbs air lebih banyak dan output yang menurun
menyebabkan tekanan dalam kolon meningkat untuk mendorong massa feses
keluar mengakibatkan segmentasi kolon yang berlebihan. Segmentasi kolon
yang berlebihan akibat kontraksi otot sirkuler dinding kolon untuk mendorong
isi lumen dan menahan passase dari material dalam kolon merupakan salah satu
penyebab terjadinya penyakit divertikuler. Pada segmentasi meningkat akan
terjadi oklusi pada kedua ujung segmen sehingga tekanan intraluminal
meningkat secara berlebihan dan terjadi hernia mukosa atau submukosa dan
terbentuk divertikel.

Hal lain yang berpengaruh pada kejadian divertikel adalah faktor usia
dimana pada usia lanjut terjadi penurunan tekanan mekanik dinding kolon
sebagai akibat perubahan struktur kolagen dinding usus. Beberapa faktor
lingkungan yang diduga berpengaruh pada kejadian divertikel adalah komsumsi
daging (red meat) berlebihan dan makanan tinggi lemak. Merokok, minum kopi
atau berkafein dan alcohol tidak terbukti berpengaruh pada kejadian divertikel,
namun merokok dan penggunaan obat antiinflamasi non-steroid (asetaminofen)
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi.

Diet rendah serat menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan


intralumen kolon sehingga menyebabkan herniasi mukosa melewati lapisan
dinding otot kolon yang menebal dan memendek selain itu kelemahan otot
dinding kolon adalah penyebab lain terjadinya devertikular disease yaitu
divertikulosis dimana arteri yang membawa nutrisi menembus submukkosa dan
mukosa. Biasanya pada usia tua karena proses penuaan yang dapat melemahkan
dinding kolon. Tanda dan gejala yang sering ditemukan pada kelainan kolon
adalah dyspepsia, hematokezia, anemia, benjolan, dan obstruksi karena radang
dan keganasan Pada divertikulosis 80% penderita tidak bergejala
(asimptomatik). Keluhan lain yang bias didapat adalah nyeri, obstipasi, dan
diare oleh karena adanya gangguan motilitas dari sigmoid. Distribusi divertikel
kolon antara lain: kolon sigmoid 95%, hanya sigmoid 65%, dekat sigmoid
(sigmoid normal) 4% dan seluruh kolon 7%.
4. Manifestasi klinis
Penyakit divertikular pada umumnya tidak memberikan gejala klinik
70-75%. Apabila timbul diverticulitis (15-25%) dengan komplikasi yang akan
menimbulkan nyeri perut pada kuadran kiri bawah, demam dan leukositosis
yang merupakan gejala penting walaupun tidak spesifik. Yang terakhir
mungkin lebih rumit dengan perforasi dan perdarahan (1-2% dari kasus).
Beberapa pasien mungkin memiliki disuria dan frekuensi, yang disebabkan
oleh peradangan vesica urinaria. Pada lansia, gejala di atas mungkin tidak
jelas.2,4
Pemeriksaan Fisisk:
Ditemukan nyeri palpasii pada perut kiri, bila ditemukan nyeri rebound
yang jelas pada palpasi, merupakan tanda adanya iritasi-inflamasi peritoneal
akibat terjadinya mikroperforasi atau makroperforasi dengan peritonitis
generalisata. Kemungkinan teraba adanya massa bila proses inflamaasi menjadi
plegmon atau abses. Perdarahan pada divertikel paling sering berupa
perdarahan yang masif pada 30-50% kasus, sedangkan perdarahan yang ringan
terjadi pada 30% kasus dan sekitar 15% pasien akan mengalami perdarahan
sekali semur hidup. Perdarahan biasanya terjadi secara tiba-tiba terutama pada
divertikel yang berlokasi pada kolon sebelah kanan tanpa disertai adanya gejala
nyeri abdomen dan berhenti spontan.
Herniasi pada mukosa/submukosa yang hanya diibatasi oleh lapisan
mukosa yan tipis dengan vasa recta ang menembus dinding colon, dapat
mengalami inflamasi kronik, ruptur dan perdarahan. Obstruksi total pada DD
jarang ditemukan, hanya sekitar 10% dari obstruksi total, dan sulit dibedakan
dengan obstruksi akibat neoplasma atau inflamsi kronik.
Terjadi fibrosis dan fistel dengan yang berkomplikasi.Adapun
klasifikasi stadium klinik divertikulitis akut menurut Hinchey yaitu:

Stadium I: Peridivertikuler plegmon dengan mikroabses


Stadium II: Perikolik atau pelvik mikroabses

Stdium III: Peritonitis generalisata purulenta

Stadium IV: Peritonitis Feculen generalisataa dengan feses.2

5. Penatalaksanaan2,5
Tujuan terapi pada penyakit divertikular adalah perbaikan gejala dan
pencegahan serangan berulang pada penyakit divertikular tanpa gejala, dan
pencegahan komplikasi penyakit seperti: sebagai diverticulitis. Sampai
sekarang beberapa terapi telah diajukan, termasuk: diet tinggi serat dan atau
suplemen serat; spasmolitik; probiotik; antibiotik, dan mesalazine. Rifaximin,
spektrum luas, antibiotik yang diserap dengan buruk, dan baru-baru ini,
mesalazine, tampaknya berasal dari beberapa keuntungan dalam memperoleh
bantuan gejala tanpa komplikasi penyakit divertikular, dan dalam mengurangi
kejadian komplikasi utama dari penyakit ini. Pada diverticulitis akut dilakukan
upaya mengurangi intake oral, pemberian cairan atau elektrolit intravena,
pemeberian antibiotik spektrum luas. Diharapkan cara tersebut dapat mengatasi
inflamasi akut diverticulitis. Diberikan pula obat anti kolinergik dan anti
spasmodic digunakan untuk mengurangi nyeri pada PD tetapi hasilnya tidak
menentu sehingga tidak dianjurkan sebagai salah satu terapi.
Daftar pustaka

1. Developed by the ECI June 2015 and revised April 2016 — also available
online at www.ecinsw.com.au
2. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M, Setiati S. Penyakit
Divertikular. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I edisi V. Jakarta: Interna
Publishing; 2009.
3. Ubaldi Enzo,dkk.2019.Overview On The Management Of DivertikularDisease
BY Italian General Practitioners.Digestive dan Liver Disease, Elsevier, Jurnal
Homepage: www.elsivier.com/locate/dld.
4. Chien-Kuo, Liu. dkk. Colonic Diverticulitis In The Elderly. Division of
Colorectal Surgery, Department of Surgery, and 2Department of Radiology,
Mackay Memorial Hospital, Taipei, Taiwan. International Journal of
Gerontology. Vol 3 No 1. 2015
5. Giuseppe, Comparato. dkk. Diverticular disease in the elderly. Chair of
Gastroenterology, University of Parma, Parma. Department of Geriatrics, Casa
Sollievo della Sofferenza, Istituto di Ricovero e Cura a Carattere Scientifico,
San Giovanni Rotondo ,and Gastroenterology and Endoscopy Unit, Azienda
Ospedaliera, Parma , Italy. 2014
Pembagian Tugas

Andi Rara Pramei : Patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan

Indra sari : Definisi, epidemiologi, manifestasi klinis

Anda mungkin juga menyukai