BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN (PKM-P)
Diusulkan oleh:
Mei Syfa Nisrina (40040117640047/2017)
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018
PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN
Judul Kegiatan : Mengembangkan Potensi Gerak Kasar Anak
Tunadaksa Ringan Melalui Pendekatan Bermain
Bidang Kegiatan : PKM-P
1. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Mei Syfa Nisrina
b. NIM : 40040117640047
c. Jurusan : S.Tr. Teknologi Rekayasa Kimia Industry
d. Universitas : Universitas Diponegoro
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP :
f. Alamat email : syfa_nisrina@yahoo.com
Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 1 Orang
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti :-
b. Sumber lain :-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 3 bulan
HALAMAN SAMPUL...................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................................................….ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
2.1 Tunadaksa……………………………………………….........................................................8
LAMPIRAN-LAMPIRAN...........................................................................................................
Lampiran 1. Biodata Ketua, dan Dosen Pendamping..............................................……………..
PENDAHULUAN
IBK adalah orang yang memerlukan penyesuaian (adaptation) sebelumdapat bertindak secara
normal. Istilah berkebutuhan khusus (Unique/special need)lebih ditujukan kepada individu yang
mengalami gangguan atau ketidakmampuan baik secara fisik atau mental, dalam tanda kutip ada
juga individu dari kalangannormal yang ingin diperlakukan secara khusus. Dan beberapa literatur
ditemukan beberapa IBK, yaitu kelompok kekacauan berfikir yang terdiri dari
kelainanintelektual/Tunagrahita (Intelektual disoders); kelainan tingkah laku/Tunalaras(Behavior
disability); ketidak mampuan menyerap pelajaran (Pervasipedevelopmental disoders); kesulitan
belajar khusus (Spesific learning disabilities);kelainan penglihatan/Tunanetra (Visual
impairment); ketulian dankebutatulian/Tunarungu (Deafness and deaf blindness); kelumpuhan
syaraf otak (Cerebral Palsy/CP); cedera otak traumatis (Traumatic brain injury); struk
(Stroke);amputasi (Amputations); (dwarfism); les avtres; kelainan pada tulang belakang(Spinal
cord disabilities); tingkat kesehatan rendah (Health impaired student).
Salah satu kategori IBK ialah Tunadaksa. Tunadaksa berasal dari kata“Tuna” yang berarti
rugi atau kurang. Dan “Daksa” yang berarti tubuh. Menurutderajat kecacatan Tunadaksa dapat
digolongkan atas : golongan ringan, golongansedang dan golongan berat. Golongan ringan
adalah mereka yang dapat berjalantanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong
dirinya sendiri dalamkehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak
normallainya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya.
Biasanya IBK Tunadaksa ringan memiliki ketrampilan gerak motorik kasar yang kurang.
Gerak motorik kasar merupakan ketrampilan gerak atau gerakantubuh yang memakai otot-otot
besar sebagai dasar utama gerakanya. Ketrampilanmotorik kasar ini meliputi pola lokomotor
(gerakan yang menyebabkan perpindahan tempat) seperti berjalan, berlari, menendang, naik
turun tangga,meloncat,dsb. Juga ketrampilan menguasai bola seperti melempar, menendang,
danmemantulkan bola. Kurangnya ketrampilan gerak kasar yang tidak berkembangsecara baik
bisa menyebabkan rusaknya perhatian terhadap lingkungan, maka dariitu peningkatan gerak
motorik kasar sangat diperlukan.
Bermain merupakan salah satu pendekatan yang paling mudah diperkenalkan dan
diajarkan kepada anak-anak, karena dalam bermain terkandung beberapa nilai yang dibutuhkan
untuk anak berkebutuhan khusus yaitu edukatif, leadership, team work,dsb. Sehingga bermain
merupakan sebuah pendekatan yangcocok untuk meningkatkan ketrampilan gerak motorik kasar
anak Tunadaksa ringan.Bermain merupakan salah satu strategi pembelajaran yang sesuai untuk
anak.
Bermain adalah segala aktivitas untuk memperoleh rasa senang tanpa memikirkan hasil
akhir, yang harus diperhatikan oleh orangtua dan guru, bermainharuslah suatu aktivitas yang
menyenangkan bagi anak. Tidak boleh ada paksaan pada anak untuk melakukan kegiatan
bermain.Bermain memiliki arti penting bagi anak untuk mengekspresikan,mengeksplorasi dan
menemukan banyak aspek kehidupan diluar dirinya sendiri.
Bermain dapat dijadikan sarana untuk mengembangkan keterampilan dasar fisik dan
dalam waktu yang sama memungkinkan anak untuk belajar kerjasama, berkompetisi,
berkomunikasi, berrelasi, menghargai kesetaraan, dan belajar mengerti arti keberhasilan.
Bermain akan memberikan efek yang besar biladigunakan sebagai alat belajar, namun permainan
yang sekedar dilakukan untuk bermain bukan cara yang efektif untuk membantu siswa belajar,
guru harusmemastikan bahwa permainan yang digunakan dalam mengajar
memberikankesempatan kepada siswa untuk berlatih keterampilan gerak dasar.
Pengembangan keterampilan gerak dasar dirancang untuk mengidentifikasikebutuhan dan
kepentingan anak-anak, melibatkan mereka dalam dalam konteks berbagai pengalaman gerak,
dengan penekanan pada menyenangkan dan belajar melalui bermain.Di atas sudah dijelaskan
bahwa bermain yang bertujuan dapatdigunakan sebagai alat untuk mengembangkan keterampilan
gerak, oleh karenanyaaktivitas yang dilakukan harus aktivitas yang terpilih. Untuk
mengembangkan potensi keterampilan gerak kasar anak tunadaksa, dipilih aktivitas
yangmengandung unsur berjalan, melompat, melempar, menendang, dan rotasi tubuh.Gerakan-
gerakan tadi dilakukan mulai dari gerak yang sederhana menuju kegerakan yang kompleks.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas, maka permasalahan yang muncul adalah
“Bagaimanakah pendekatan bermain dapat meningkatkan potensi gerak kasar anak tuna
daksa?”
1.3 Tujuan Pelaksanaan
Penelitian ini bertujuan meningkatkan potensi gerak kasar anak tuna daksa ringan.
1.3 Luaran Yang Diharapkan
Luaran dari penelitian yang dilakukan adalah artikel ilmiah dan manual bermain untuk
meningkatkan potensi gerak motorik kasar anak tuna daksa ringan.
1.4 Manfaat
Manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Potensi gerak motorik kasar anak tunadaksa ringan meningkat.
2. Memberikan informasi kepada pihak terkait dalam meningkatkan potensi gerak motorik kasar
anak tunadaksa ringan melalui pendekatan bermain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tunadaksa
Anak berkebutuhan khusus (IBK), adalah anak yang memiliki gangguan pada fisik, mental,
tingkah laku atau indrana yang sedemikian rupa sehinggauntuk mengembangkan secara
maksimum kemampuanya membutuhkanPendidikan Luar Biasa (PLB) yang berbentuk program
dan layanan yang berhubungan dengan PLB. Salah satu jenis individu berkbutuhan khusus
adalahtuna daksa.
Tunadakasa berasal dari kata “ Tuna “ yang berarti rugi, kurang dan“daksa“ berartitubuh.
Dalam banyak literatur cacat tubuh atau kerusakan tubuhtidak terlepas dari pembahasan tentang
kesehatan sehingga sering dijumpai judul “Physical and Health Impairments“ (kerusakan atau
gangguan fisik dankesehatan). Hal ini disebabkan karena seringkali terdapat gangguan
kesehatan.Sebagai contoh, otak adalah pusat kontrol seluruh tubuh manusia. Apabila adasesuatu
yang salah pada otak (luka atau infeksi), dapat mengakibatkan sesuatu pada fisik/tubuh, pada
emosi atau terhadap fungsi-fungsi mental, luka yangterjadi pada bagian otak baik sebelum, pada
saat, maupun sesudah kelahiran,menyebabkan retardasi dari mental (tunagrahita).
Pada dasarnya kelainan pada anak tunadaksa dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian
besar, yaitu (a) kelainan pada sistem serebral (CerebralSystem), dan (2) kelainan pada sistem
otot dan rangka (Musculus SkeletalSystem) Menurut derajat kecacatan, Tunadaksa ringan dalam
cerebal palsytermasuk dalam golongan ringan, yaitu mereka yang dapat berjalan
tanpamenggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalamkehidupan sehari-
hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normallainnya, meskipun cacat tetapi tidak
mengganggu kehidupan dan pendidikannya.
Derajat kecacatan akan mempengaruhi kemampuan penyesuaian diridengan lingkungan,
kecenderungan untuk bersifat pasif. Demikianlah padahalnya dengan tingkah laku anak
tunadaksa sangat dipengaruhi oleh jenis danderajat kecacatannya. Jenis kecacatan itu akan dapat
menimbulkan perubahantingkah laku sebagai kompensasi akan kekurangan atau
kecacatan.Ditinjau dari aspek psikologis, anak tunadaksa cenderung merasa malu,rendah diri dan
sensitif, memisahkan diri dari llingkungan. Disampingkarakteristik tersebut terdapat beberapa
problema penyerta bagi anak tunadaksaantara lain: (1) Kelainan perkembangan/intelektual , (2)
Ganguan pendengaran,(3) Gangguan penglihatan, (4) Gangguan taktik dan kinestetik, (5)
Gangguan pesepsi, (6) Gangguan emosi.
c) Menyepak
Gerakan menyepak mulai bisa dilakukan setelah siswa mampu mempertahankan
keseimbangan tubuhnya dalam posisi berdiri pada satukaki sementara satu kaki lainnya diangkat
dan diayun ke depan.Mekanisme keseimbangan tubuh dalam sikap berdiri sudah baik,
sudahmampu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan bertumpu pada satukaki, dan satu
kaki yang lain melakukan gerakan mengayun menyerupaigerakan menyepak. Gerakan menyepak
bisa dilakukan dengan ayunan kaki.menyepak berupa ayunan ke depan, langsung dari posisi
menapak dengan awalan yang berupa gerak mengayun ke belakang sebelum diayun ke depan.
d) Menangkap
Awal dari usaha untuk menangkap yang dilakukan adalah berupa gerakantangan untuk
menghentikan suatu benda yang mengulir di lantai dan bendayang ada di dekatnya. Siswa yang
bermain-main bola akan berusahamenangkap bola yang menggulir di dekatnya. Apabila aktivitas
seperti itudilakukan berulang-ulang maka kemampuan menangkap akan terbentuk.Dengan
melakukan gerakan menangkap berulang-ulang akan terjadisinkronisasi gerakan tangan dengan
kecepatan bola yang datang ataumengulir di dekatnya. Perkembangan ini menjadikan anak
mampumenangkap.
Menangkap bola menggulir lebih mudah dilakukan dibandingkan denganmenangkap
benda yang melambung. Oleh karena itu, kemampuanmenangkap benda yang dilambungkan
akan berkembang dengan baik sesudah anak mampu menangkap benda yang digulirkan. Dalam
usahamenangkap benda yang dilambungkan, anak hanya menjulurkan tangannyalurus ke depan
dengan telapak tangan terbuka menghempas ke atas. Kemampuan menyesuaikan posisi tubuh
dan tangan dengan posisi di mana benda datang masih belum dimiliki. Oleh karena itu, usaha
menangkap yangdilakukan biasanya gagal.
e) Memantul-mantulkan Bola
Gerakan memantul-mantulkan bola bisa dilakukan anak apabila iamemperoleh
kesempatan bermain-main dengan bola. Gerakan ini terbentuk mula-mula dari gerakan
menjatuhkan bola yang dipegang. Apabila bola itumemantul ke atas maka, ia akan berusaha
menangkapnya. Pada mulanya ia belum berhasil menangkapnya, tetapi dengan melakukan
berulang-ulang iaakan berhasil. Begitu berhasil, ia akan makin senang
mengulanginya.Kemampuan memantul-mantulkan bola berulang kali tanpa menangkap
berkembang sejalan dengan kemampuan mengontrol kekuatan tangan danarah tegaknya bola.
Pada mulanya anak berusaha memantul-mantulkan bolamenggunakan satu tangan.
Penguasaan gerakan memantul-mantulkan bola menggunakan satu tangan berkembang
lebih awal dibanding menggunakan dua tangan. Penggunaandua tangan lebih sukar dibanding
menggunakan satu tangan karena caratersebut membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi antara
tangan kanan dantangan kiri serta masih sulitnya anak mengatur posisi badan. Besarnya
bolayang digunakan ada pengaruhnya terhadap tingkat penguasaan gerakan. Halini berkaitan
dengan ukuran dan kekuatan tangan.
f) Koordinasi Gerakan
Koordinasi gerakan yang dimaksud di sini bukanlah bagian-bagian aksimotorik yang
pengkoordinasiannya dalam suatu gerakan. Tidak mungkin disini akan membahas gerak tentang
koordinasi gerak, di mana gerak yangdilaksanakan hanyalah berupa kegiatan gerak yang
dilakukan denganmemperkaya berbagai macam gerakan yang digabungkan menjadi satu
penggabungan atau pengkoordinasian.Bila membicarakan teknik gerakan, maka dengan
sendirinya sekurang-kurangnya harus membahas tentang koordinasi dasar gerakan yang
terdiridari beberapa komponen, di antaranya adalah berikut ini. (1) Struktur dasar gerakan (2)
Irama gerakan (3) Hubungan gerakan (4) Luas gerakan (5)Kelancaran gerakan (6) Kecepatan
gerakan (7) Ketepatan gerakan (8)Kekonstanan gerakan.
.BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 METODE PELAKSANAAN
Metode Penelitian.
Pendekatan PenelitianMetode penelitian yang digunakan adalah Preexperimental
Design (Thomas dan Nelson: 1990), dengan rancangan One Group Pretest-Post Test Design.
Berikut ini adalah rancangan penelitiannya:
Keterangan:
O1 = Pre Test (tes awal)
T = Treatment (perlakuan)
O2 = Post Test (tes akhir)
3.2 Subjek penelitian
Subjek penelitian yang akan ditingkatkan gerak motorik kasarnya adalah siswa SDLBD
YPAC Sukarata
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui teknik tes dan pengukuran.Instrumen atau
tes yang digunakan adalah Test Of Gross Motor Development-2 (TGMD-2)Untuk memperoleh
data yang diperlukan dalam penelitian ini diadakan tes dan pengukuran yaitu Test of Gross
Motor Development-2
3.4 Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui peningkatan potensi gerak motorik kasar anak tunadaksa,dihitung t-
test; yakni dengan membandingkan hasil pengukuran sebelum dansesudah perlakuan.
BAB IV
Jumlah Total
Kegiatan penelitian akan dilakukan selama tiga bulan dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Heri, Rahyubi.,Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik , Jawa Barat: Nusa
Media, 2012
Landreth Garry L.,2001. Innovations in Play Therapy, New York: Brunner Roudledge
Yudy, Hendrayana. 2007. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif . Criced :University
of Tsukuba