Prospect Theory
Teori ini dimunculkan oleh Kahneman dan Tversky (1979), yang dimaksud oleh Teori
Prospek adalah memberikan alternatif berbasis keperilakuan untuk teori keputusan sesuai dengan
keputusan rasionalisme. Implikasi adanya Teori Prospek ini adalah investor yang
mempertimbangkan investasi beresiko “prospek” akan melakukan evaluasian yang terpisah
antara prospek untung dan rugi. Teori ini berbeda dengan teori-teori Keputusan lainnya karena
investor mengevaluasi keputusan dilihat dari sisi efeknya pada kemakmuran total. Kebencian
pada rugi atau selisih minus dari kemakmuran prospek yang akan diperoleh ini menunjukan ada
nya konsep prilaku individu yang tidak suka walau terjadi kerugian sedikitpun. Adanya Efek
disposisi yaitu investor menunjukkan perilaku pengambil risiko dengan respek pada rugi,
investor menahan saham pada perusahaan yang mengalami rugi (loser) dan menjual saham
perusahaan yang mengalami laba (winner). Asumsi yang digunakan dalam teori ini yaitu Loss
Aversion dan Individu “memberi bobot” probabilitas nilai harapan suatu prospek.
Beta
Beta adalah pengukur volatilitas return suatu sekuritas terhadap return pasar. Beta
menggambarkan besarnya perubahan harga suatu saham tertentu dibandingkan dengan
perubahan harga pasar. Beta pasar diestimasi dengan menggunakan return historis sekuritas dan
pasar, misalnya 200 hari untuk return harian. Beta pasar dapat diestimasi dengan CAPM.Beta
merupakan konsep yang penting dalam akuntansi keuangan karena beta merupakan pengukur
risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko pasar. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
pertama kali diperkenalkan oleh Treynor (1961), Sharpe (1964), dan Lintner (1965). Sharpe et.,
al. (2005:405) mengungkapkan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM) merupakan model
penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa ekspektasi return atas sekuritas
tertentu adalah fungsi linear positif dari sensitivitas sekuritas terhadap
perubahan return portofolio pasarnya. Beta merupakan konsep yang penting dalam akuntansi
keuangan karena beta merupakan pengukur risiko sistematis suatu sekuritas terhadap risiko
pasar.
Risiko sistematis adalah risiko yang tidak dapat didiversifikasi melalui portofolio. Risiko
ini menggambarkan faktor ekonomi secara keseluruhan yang mempengaruhi semua sekuritas
yang ada. Apabila fluktuasi return suatu sekuritas mengikuti fluktuasi return pasar, maka beta
sekuritas tersebut bernilai 1. Beta bernilai 1 berarti bahwa risiko sistematis suatu saham sama
dengan risiko pasar.
Beta pasar modal berkembang perlu disesuaikan karena adanya perdagangan tidak
sinkron. Perdagangan tidak sinkron terjadi karena transaksi di pasar jarang terjadi. Beberapa
sekuritas tidak mengalami perdagangan beberapa lama.Jika beta tidak bias, maka beta pasar (atau
rata-rata tertimbang semua beta) adalah 1. Apabila rata-rata tertimbang beta tidak 1, maka
selisihnya menggambarkan bias dalam beta. Koreksi terhadap beta yang bias dapat dilakukan
dengan tidak metode, yaitu metode yang diajukan oleh Scholes dan Williams (1977), Dimson
(1979), dan Fowler dan Rorke (1983).
1. Post-Announcement Drift
Jika laba perusahaan diketahui, kandungan informasi tersebut seharusnya digunakan oleh
investor sesuai dengan teori efisiensi pasar modal. Namun, telah diketahui lama bahwa hal ini
tidak terjadi seperti itu. Bagi perusahaan yang melaporkan berita baik pada laporan kuartalan,
keuntungan abnormalnya cenderung tertunda (drift) hingga pada sekitar 60 hari setelah
pengumuman. Begitu juga bagi perusahaan dengan pengumuman berita buruk, keuntungan
abnormalnya cenderung juga tertunda sekitar 60 hari kemudian. Fenomena ini merupakan suatu
anomali pasar modal efisien yang disebut dengan istilah post-announcement drift. Fenomena
merupakan tantangan serius dan penting dalam pasar modal efisien.
2. Rasio Keuangan
Berdasarkan teori pasar modal efisien, strategi investasi seharusnya didasarkan pada
informasi yang tersedia bagi investor, yaitu informasi tentang rasio keuangan. Rasio keuangan
seharusnya terkait dengan harga sekuritas. Karena itu, harga sekuritas sudah merefleksikan
informasi rasio keuangan. Namun demikian, Ou dan Penman (1989) menemukan bukti bahwa
rasio keuangan tidak segera digunakan oleh investor dan tidak segera terrefleksi dalam harga
sekuritas. Hal ini merupakan suatu anomali pasar modal efisien.
3. Accrual
Teori pasar modal efisien menyatakan bahwa seharusnya pasar bereaksi lebih kuat
terhadap berita baik tentang arus kas aktivitas operasi daripada berita baik tentang accrual. Hal
ini diyakini karena arus kas dari aktivitas operasi lebih mungkin terulang kembali periode yang
akan datang dibandingkan dengan accrual. Akan tetapi, Sloan (1996) menemukan bukti bahwa
pasar bereaksi lebih kuat terhadap accrual daripada terhadap arus kas dari aktivitas operasi.
Temuan ini menambah panjang adanya anomali pasar modal efisien.
Teori Ohlson menjelaskan nilai perusahaan dalam kaitannya dengan variabel akuntansi.
Nilai perusahaan diperoleh dari net assets ditambah/dikurangi dengan nilai sekarang dari
pendapatan abnormal di masa depan (goodwill). Teori Ohlson dibentuk dengan asumsi bahwa
tidak ada arbitrase, dividen tidak relevan, dan semua gain dan loses diperoleh dari net income.
Teori Surplus Ohlson—CST dikemukakan oleh (Feltham & Ohlson (1995) intinya
Namun, ada sejumlah pertanyaan tentang perspektif informasi. Pertama, pasar surat
berharga mungkin tidak sepenuhnya efisien seperti sebelumnya telah percaya, menunjukkan
bahwa investor mungkin perlu bantuan dalam mencari tahu penuh implikasi dari informasi
akuntansi untuk pengembalian masa depan. Kedua, “pangsa pasar”dari 2 sampai 5% untuk laba
bersih tampaknya rendah dan, meskipun dukungan teoritis telah sulit untuk menemukan banyak
reaksi pasar langsung sama sekali untuk akuntansi-laba noninformasi. Selain itu, tanggung jawab
hukum dapat memaksa akuntan untuk meningkatkan penggunaan nilai wajar dalam laporan
keuangan. Tentu saja, karena alasan kehandalan, perspektif pengukuran akan meluas ke satu set
lengkap laporan keuangan secara nilai wajar. Sebagai contoh, Historis Biaya tidak mungkin
dipindahkan sebagai dasar akuntansi utama untuk aset modal.