PENDAHULUAN
1
Dewasa ini berbagai macam bentuk penyimpangan sosial semakin
meningkat dan marak terjadi di masyarakat. Seiring dengan berkembangnya
zaman yang semakin canggih, justru berbagai macam bentuk penyimpanagan
sosial semakin bermunculan dan terjadi. Mulai dari berbagai penyimpangan
kecil seperti tato ataupun tindik, sampai tindakan penyimpangan besar bahkan
bersifat kriminal seperti pembunuhan dan pemerkosaan, seamakin meningkat
akhir-akhir ini. Bukan tidak mungkin globalisasi jaman sekarang ini menjadi
salah satu faktor cukup dominan dalam peningkatan penyimpangan sosial di
masyarakat. Karena pada dasarnya globalisasi itu sendiri identik dengan pasar
bebasa dan kapitalis, dimana batas antar negara /warga negara seakan semu
sehingga berbagi macam bentuk hal apapun dapat dengan mudah dan cepat
tersebar bahkan tersosialisasi, serta bisa dilakukan oleh siapapun, dimanapun,
dan kapanpun itu. Termasuk dalam hal perkembangan penyimpangan sosial.
Salah satu bentuk penyimpangan sosial yang cukup meresahkan dan
mengawatirkan perkembangannya, yakni penyimpangan sosial berupa
kenakalan remaja yang akhir-akhir ini semakin marak terjadi.
Tentunya seiring berkembangnya waktu, bentuk dan jenis kenakalan
remaja semakin beragam dan bervariasi, serta semakin meningkat
implementasinya di masyarakat. Para remaja zaman sekarang semakin berani
untuk bertindak, dan semakin bebas untuk berekspresi, termasuk dalam hal
penyimpangan sosial. Sudah banyak bukti akan perkembangan berbagai
macam bentuk penyimpangan sosial berupa kenakalan remaja ini, mulai dari
pornografi, merokok, pemerkosaan bahkan sampai tindak anarkis premanisme
dan narkoba banyak dilakukan oleh para remaja masa kini. Selain faktor
kurangnya kontrrol sekolah dan keluarga, tak bisa dipungkiri faktor globalisasi
juga berpengaruh dalam perkembangan kenakalan remaja masa kini. Karena
secara langsung maupun tidak langsung globalisasi sudah meliputi proses
kehidupan sosial di masyarakat yang pasti sangat mudah berdampak dan
berpengaruh pada kehidupan sosial remaja itu sendiri. Kenakalan remaja
merupakan salah satu bentuk dinamika sosial, karena biar bagaimanapun hal
2
tersebut akan selalu tetap ada dan terjadi, semua tergantung pada solusi kita
untuk penanganannya.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Sumiati (2009), mendefinisikan kenakalan remaja adalah suatu
perilaku yang dilakukan oleh remaja dengan mengabaikan nilai-nilai sosial
yang berlaku di dalam masyarakat. Kenakalan remaja meliputi semua
perilaku yang menyimpang dari norma-norma dan hukum yang dilakukan
oleh remaja. Perilaku ini dapat merugikan dirinya sendiri dan orang-orang
sekitarnya.
Hurlock (1999), menyatakan kenakalan remaja adalah tindakan
pelanggaran hukum yang dilakukan oleh remaja, dimana tindakan tersebut
dapat membuat seseorang atau remaja yang melakukannya masuk kedalam
penjara.
Gunarsa (2004), mendefinisikan kenakalan remaja itu terjadi pada
remaja yang mempunyai konsep diri lebih negatif dibandingkan dengan
remaja yang tidak bermasalah. Remaja yang dibesarkan dalam keluarga
kurang harmonis dan memiliki kecenderungan yang lebih besar menjadi
remaja yang nakal dibandingkan remaja yang dibesarkan dalam keluarga
harmonis dan memiliki konsep diri yang positif.
1) Segi Psikologis
Pandangan psikoanalisa menyatakan bahwa sumber semua
gangguan psikiatris, termasuk gangguan pada perkembangan anak
menuju dewasa serta proses adaptasinya terhadap tuntutan lingkungan
sekitar ada pada individu itu sendiri.
5
2) Segi Kepribadian
Faktor Pribadi yang kotor yang mengacu kepada orang yang
akhlaknya atau sifat-sifatnya keji (mazmumah) seperti pemarah, tamak,
dengki, pendendam, panas baran, sombong, tidak amanah dan lainnya.
Keadaan ini terjadi kerana individu itu telah dikuasai oleh naluri agresif
dan tidak rasional yang mewakili nafsu kehaiwanan, yang merupakan
hasil daripada pengalaman buruk yang mendendam yang pernah
diterimanya sejak kecil. Pribadi yang kotor mungkin telah bermula sejak
kecil dan kemudian semakin menguat seiring anak itu beranjak remaja
dan menjadi pemicu kenakalan remaja terjadi. Dengan kata lain
kepribadian fitrah (baik) anak telah tertimpa oleh kepribadian kotor
yang semakin menguat.
Faktor Eksternal
Disamping faktor-faktor internal, perilaku delinkuen juga dapat
diakibatkan oleh faktor-faktor yang berada diluar diri remaja, dan justru
faktor-faktor eksternal ini memiliki akibat dan pengaruh yang lebih
berbahaya bagi para remaja dalam hal kenakalan remaja, seperti:
6
1) Faktor Keluarga
Keluarga merupakan wadah pembentukan peribadi anggota
keluarga terutama bagi remaja yang sedang dalam masa peralihan, akan
tetapi apabila pendidikan dalam keluarga itu gagal akan terbentuk
seorang anak yang cenderung berperilaku delinkuen, semisal kondisi
disharmoni keluarga (broken home), overproteksi dari orang tua,
rejected child, dll.
c) Rejected Childs
7
Rejected Childs merupakan sebutan bagi anak-anak yang
ditolak oleh orang tua mereka dan terbuang keberadaannya dari
keluarga asalnya. Baik itu terbuang sewaktu masih kecil, maupun
saat sudah beranjak remaja. Kebanyakan anak-anak terbuang ini,
bermotif sama, yakni tidak dinginkan keberadaannya oleh keluarga
asalnya, sehingga mereka dibuang dan ditolak dari sebuah sistem
sosial bernama keluarga. Bagi rejected childs, keluarga adalah suatu
ironi, dan kemunafikan, tapi juga keinginan dan harapan yang
terdalam. Mereka terlepas dari sistem keluarga dan bertahan untuk
hidup sendiri.
Contohnya seperti :
8
anak-anaknya bergaul bebas (pacaran), membiarkan anak-anaknya
minum-minuman keras, dll.
Contohnya seperti :
Contohnya seperti :
9
terlantar, bahkan sering terjadi guru marah kepada muridnya. Biasanya
guru marah apabila terjadi sesuatu yang menghalangi keinfinannya
tertentu. Dia akan marah, apabila kehormatan direndahkan, baik secara
langsung maupun tisak langsung, atau sumber rejekinya dan
sebangsanya dalam keadaan bahaya, sebagian atau seluruhnya atau lain
dari itu. Selain itu lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan,
semisal: kurikulum yang tidak jelas, guru yang kurang memahami
kejiwaan remaja, guru yang bersikap reject (menolak), sekolah atau guru
yang mendisiplinkan anak didik dengan cara yang kaku dan tanpa
menghiraukan perasaan anak dan sarana sekolah yang kurang memadai
serta suasana sekolahan buruk, juga bisa menjadi pengaruh negatif
perkembangan kenakalan remaja.
10
nilai dan norma yang berlaku telah lapuk atau seakan tinggal nama/
sebagai simbol. Dengan kata lain, sanksi yang ada seolah sudah ‘tidak’
berlaku lagi.
11
c) Trasmisi budaya keluarga kadang – kadang mengalami kesulitan
karena kedua orangtua mempunyai kebudayaan yang berlainan
(orangtua berasal dari suku yang berbeda)
5) Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi, juga menjadi salah satu faktor eksternal yang
dominan dan tidak kalah penting dalam terciptanya kepribadian anak
yang delinquent. Faktor ekonomi yang lemah dan sangat kurang, sangat
berpotensi menimbulkan kenakalan dalam psikologis para remaja.
Mereka para remaja yang berasal dari orang tua yang berekonomi
lemah, kebanyakan terbawa pengaruh teman maupun trend
perkembangan zaman yang semakin beragam.
12
kehidupan, keberadaan kenakalan remaja akan selalu ada kapanpun,
dimanapaun, oleh siapapun di kehidupan sosial manusia di dunia ini.
A. Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang primer dan bersifat
fundamental. Disitulah remaja dibesarkan, memperoleh penemuan-penemuan,
belajar dan berkembang. Bermodalkan pengalaman-pengalaman yang
diperolehnya dalam keluarga inilah bergantung kelangsungan hidupnya. Tidak
hanya remaja yang belajar menghadapi kehidupannya yang “baru” tetapi orang
tua juga perlu banyak belajar menghadapi perubahan-perubahan dan
menemukan cara terbaik untuk menghadapinya.
Orang tua sebaiknya mempersiapkan diri untuk mengenal lebih jauh dalam
membimbing anaknya saat masa remaja :
a) Kenali mereka lebih dekat yaitu informasi mengenai remaja dan perubahan-
perubahan yang terjadi di dalam dirinya.
b) Kenali perubahan fisik pada remaja dan dampaknya terhadap diri anak.
c) Kenali perubahan emosi remaja dan caranya mencari perhatian orang tua
serta reaksi emosinya dalam menghadapi masalah.
d) Menciptakan hubungan komunikasi yang harmonis, nyaman dan penuh
kasih sayang bagi remaja, membentuk kebiasaan-kebiasaan yang positif,
memberlakukan aturan dalam keluarga, menyikapi “kesalahan” anak,
“mengambil hati” anak dan “mencuri perhatian” anak.
e) Adanya motivasi dari keluarga untuk mendapatkan sebanyak mungkin figur
orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik
juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada
tahap mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri
B. Lingkungan Sekolah
a) Sekolah sebagai pusat pendidikan bagi siswa dalam rangka menimba
pengetahuan, keterampilan seni budaya, olahraga serta meningkatkan budi
pekerti yang luhur, untuk ini diperlukan sarana dan prasarana yang
13
memadai serta perlu diciptakan lingkungan yang bersih, sehat, tertib serta
aman agar dapat menunjang keberhasilan PBM karena itu guru perlu dapat
menciptakannya.
b) Sekolah juga wajib memberikan pendidikan agama lanjutan setelah
keluarga, sebagai indikator pengimplementasian nilai-nilai moral dan
agama pada siswa (anak remaja), karena sekolah merupakan tempat kedua
remaja sering dan mudah berinteraksi dengan berbagai hal termasuk yang
buruk.
c) Lingkungan sekolah yang sehat dan dinamis. Guru adalah orangtua siswa
di sekolah karena itu perlu adanya sikap berdialog guru dengan siswa
tentang berbagai hal khusus tentang masalah belajar sehingga keberhasilan
dalam belajar dapat tercapai.
d) Perhatian guru terhadap siswanya diupayakan agar dapat mengetahui
kelemahan siswa dalam banyak aspek terutama dalam proses belajar dan
pergaulan yang sehat sehingga guru menadapat cara yang paling baik
untuk menolong dan mengatasi kesulitan lainnya siswanya.
e) Motivasi belajar siswa timbul dari dirinya sendiri sehingga siswa dapat
belajar dengan tertib, patuh pada peraturan yang ada di sekolah dan tidak
terpengaruh oleh hal – hal yang negative
f) Program sekolah yang terpadu. Diberikan kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler secara terpadu. Melalui kegiatan pramuka, olahraga,
kesenian, karya wisata, pencinta alam dan sebagainya, dapat memberikan
aktivitas yang sehat dan dinamis serta bekal untuk masa depannya.
C. Lingkungan Masyarakat
a) Pengadaan karang taruna, remaja masjid, KNPI atau organisasi pemuda
lainnya oleh masyarakat sebagai wadah aktifitas yang bermanfaat bagi
para remaja, serta dalam organisasi remaja diharapkan remaja dapat
berkomunikasi dengan teman – temannya, membicarakan masalah –
masalah atau kesulitan yang dialaminya dengan dibimbing oleh konsultan
yang ada di dalam organisasi tersebut.
14
b) Bersama remaja warga masyarakat juga aktif dalam melaksanakan bakti
sosial sehingga diperoleh pengalaman praktis yang positif dari kehidupan
bermasyarakat. Hal ini untuk melatih fisik, mental, aktivitas dan
kreativitas remaja sehingga terbentuk pribadi yang militant dan dinamis
sebagai generasi penerus.
c) Masyarakat hendaknya menjadi kontrol sosial terbesar perkembangan para
remaja, dengan mengarahkan remaja kea rah yang baik
D. Pemerintah
a) Dalam hal pendidikan dan ilmu pengetahuan, pemerintah harus turut
serta memberikan penanaman tata nilai dan norma yang baik dan seuai
dengan kehidupan sosial dan beragama Indonesia melalui, pemberian
bidang studi seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan,
Ilmu Budaya Dasar, Pendidikan Pancasila, dll.
b) Dalam hal kehidupan sosial, pemerintah wajib menjadi kontrol sosial
bagi pertumbuhan dan perkembangan generasi muda negaranya, dengan
memberi fasilitas-fasilitas sosial baik berupa, bacaan, tayangan maupun
teknologi yang mendidik dan membentuk pribadi remaja yang baik.
c) Pemerintah perlu mengadakan berbagai penyuluhan kepada para remaja
mengenai hal-hal negative yang dapat merusak masa depan para remaja.
Salah satunya kenakalan remaja.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kenakalan Remaja merupakan suatu bentuk problematika sosial yang
telah ada dan akan selalu ada dalam kehidupan sosial. Tak hanya sekadar
penyimpangan bahkan kenakalan remaja bisa berupa tindak kriminal bila itu
sudah merugikan bahkan membahayakan nyawa orang lain. Dalam kaitannya
dengan era globalisasi sekarang ini, kenakalan remaja telah menjadi efek
langsung yang semakin berkembang implikasinya dalam masyarakat. Pola
hidup budaya barat sebagai salah satu aspek bawaan globalisasi, banyak
memberi implikasi buruk bagi kehidupan para remaja di Indonesia. Berbagai
bentuk kenakalan remaja baru yang belum pernah ada sebelumnya, kini kian
merebak dan menyebar dalam diri remaja. Berbagai paket negatif globalisasi
membawa banyak dampak perubahan bagi perkembangan psikologis dan fisik
remaja di Indonesia.
Kian hari remaja Indonesia semakin tak terkendali mengekspresikan diri
mereka, berbagai hal menyimpang dan kriminil tak segan di lakukan mereka.
Mulai dari narkoba, seks bebas, miras, vandalisme, violenisme, sampai tato dan
tindik kini telah berkembang sebagai bentuk kenakalan remaja dan
problematika sosial baru di masyarakat. Efek negatif globalisasi terhadap
kenakalan remaja yang semakin mengkhawatirkan tersebut, tentunya
membutuhkan solusi berkala untuk meminimalisir bahkan mencegah, dari kita
semua, tak terkecuali remaja itu sendiri sebagai sumber daya manusia negeri
ini dan generasi penerus bangsa ini. Karena kenakalan remaja merupakan suatu
problema sosial yang selauada dan menjadi resiko kehidupan manusia di dunia
ini, kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun
3.2 Saran
Semua pihak yang terkait, khususnya keluarga dan sekolah sebagai dua
lingkungan terdominan remaja, wajib memberi pendidikan dan pengetahuan
16
yang baik berdasar tata nilai, norma, agama, serta hokum yang berlaku di
negarai ini, serta menjadi pembentuk, pembimbing sekaligus pengawas
kepribadian dan pertumbuhan remaja ke arah yang positif terhindar dari efek-
efek negatif, termasuk salah satunya ke dalam kenakalan remaja.
Perkembangan Iptek di era globalisasi sekarang harusnya bisa
dimanfaatkan dengan baik sebagai pembentuk kepribadian generasi cerdas bagi
para remaja sekarang ini. Serta bisa disikapi dengan baik dan bijaka akan
berbagaid dampak negatif dari perkembangan teknologi ini. Sehingga tidak
terlahir kenakalan remaja berupa atau akibat disfungsional teknologi
17